PRAHA-Pelatih Italia Cesare Prandelli memberi indikasi akan memberi wejangan kepada Mario Balotelli agar lebih bijak melampiaskan kekesalan, terutama ketika menggunakan media sosial.
Balotelli mendapat kartu merah usai diganjar dua kartu kuning ketika Italia bermain imbang 0-0 melawan Republik Ceko dalam lanjutan laga kualifikasi Piala Dunia, Sabtu (8/6) lalu.
Pemain asal klub AC Milan itu kemudian dilaporkan melampiaskan rasa frustrasinya dengan menendang dan memukul dinding terowongan dari arah lapangan menuju ruang ganti.
Tak sampai situ saja. Setelah itu Balotelli mencurahkan kekesalannya di akun Twitter, yang baru ia buat pada pertengahan bulan Mei lalu. “Tulis apapun yang kalian inginkan tapi di Piala Konfederasi silakan menyemangati negara lain. Aku katakan itu dari hatiku (Dan lihat ulang pertandingannya. Seluruhnya),” tulis Balotelli.
Komentar bernada kesal itu kemudian seperti ingin diluruskan oleh Balotelli melalui kicauan lain di akun Twitter-nya. “Selamat pagi. Kemarin reaksiku tidaklah tepat, aku minta maaf. Maaf… Ke timku. Aku masih harus belajar lebih banyak lagi,” katanya lagi.
Prandelli mengaku gembira Balotelli sudah minta maaf. Namun, Prandelli menegaskan ia akan bicara dengan penyerang berusia 22 tahun itu tentang cara melampiaskan rasa kesal. “Menggunakan Twitter? Dalam beberapa hari lagi kami akan membicarakan hal itu. Jujur saja saya lebih suka tulisan kedua,” kata Prandelli kepada ANSA yang dikutip ESPN.
Menurut Prandelli, sosok Balotelli kini sedang jadi perhatian. Maka ia pun dituntut untuk bisa memperlihatkan perilaku lebih baik lagi. “Ia harus memahami bahwa ia akan selalu jadi sasaran provokasi, seperti seluruh pemain hebat. Ia memang akan merusak rencana lawan, tapi sebaliknya ia akan selalu diprovokasi,” tambahnya.
“Ia adalah seorang pemain penting kami, tapi ia juga harus memiliki sikap dari seorang pemain tim. Di media, ia tidak sama seperti pemain lainnya. Kami punya pemenang seperti Gianluigi Buffon dan Andrea Pirlo, tapi ia mendapat perhatian lebih,” ujar Prandelli. “Pemain muda siap mengasosiasikan diri mereka dengannya, terlepas dari warna kulitnya. Faktanya adalah mereka menilainya sebagai simbol baru Italia yang sudah meruntuhkan batasan ras,” tandas Prandelli. (bbs/jpnn)
Mario Balotelli Meminta Maaf
PRAHA-Pelatih Italia Cesare Prandelli memberi indikasi akan memberi wejangan kepada Mario Balotelli agar lebih bijak melampiaskan kekesalan, terutama ketika menggunakan media sosial.
Balotelli mendapat kartu merah usai diganjar dua kartu kuning ketika Italia bermain imbang 0-0 melawan Republik Ceko dalam lanjutan laga kualifikasi Piala Dunia, Sabtu (8/6) lalu.
Pemain asal klub AC Milan itu kemudian dilaporkan melampiaskan rasa frustrasinya dengan menendang dan memukul dinding terowongan dari arah lapangan menuju ruang ganti.
Tak sampai situ saja. Setelah itu Balotelli mencurahkan kekesalannya di akun Twitter, yang baru ia buat pada pertengahan bulan Mei lalu. “Tulis apapun yang kalian inginkan tapi di Piala Konfederasi silakan menyemangati negara lain. Aku katakan itu dari hatiku (Dan lihat ulang pertandingannya. Seluruhnya),” tulis Balotelli.
Komentar bernada kesal itu kemudian seperti ingin diluruskan oleh Balotelli melalui kicauan lain di akun Twitter-nya. “Selamat pagi. Kemarin reaksiku tidaklah tepat, aku minta maaf. Maaf… Ke timku. Aku masih harus belajar lebih banyak lagi,” katanya lagi.
Prandelli mengaku gembira Balotelli sudah minta maaf. Namun, Prandelli menegaskan ia akan bicara dengan penyerang berusia 22 tahun itu tentang cara melampiaskan rasa kesal. “Menggunakan Twitter? Dalam beberapa hari lagi kami akan membicarakan hal itu. Jujur saja saya lebih suka tulisan kedua,” kata Prandelli kepada ANSA yang dikutip ESPN.
Menurut Prandelli, sosok Balotelli kini sedang jadi perhatian. Maka ia pun dituntut untuk bisa memperlihatkan perilaku lebih baik lagi. “Ia harus memahami bahwa ia akan selalu jadi sasaran provokasi, seperti seluruh pemain hebat. Ia memang akan merusak rencana lawan, tapi sebaliknya ia akan selalu diprovokasi,” tambahnya.
“Ia adalah seorang pemain penting kami, tapi ia juga harus memiliki sikap dari seorang pemain tim. Di media, ia tidak sama seperti pemain lainnya. Kami punya pemenang seperti Gianluigi Buffon dan Andrea Pirlo, tapi ia mendapat perhatian lebih,” ujar Prandelli. “Pemain muda siap mengasosiasikan diri mereka dengannya, terlepas dari warna kulitnya. Faktanya adalah mereka menilainya sebagai simbol baru Italia yang sudah meruntuhkan batasan ras,” tandas Prandelli. (bbs/jpnn)