Inter Milan v CFR Cluj
Babak 32 besar Europa League segera digelar dini hari nanti. Satu pertandingan yang bakal menyita perhatian tentu saja saat wakil Italia Inter Milan menjamu CFFR Cluj di Stadion Guiseppe Meazza.
Jika dilihat sepintas lalu Inter Milan memang terlihat lebih hebat dibanding CFR Cluj. Betapa tidak, hingga ini Inter Milan telah memenangi 18 trofi Serie A, tiga trofi Liga Champions, serta tiga trofi Europa League (dahulu UEAF Cup).
Catatan prestasi di atas terasa sangat kontras jika dibanding pencapaian CFR Cluj yang hanya mengumpulkan tiga trofi kompetisi domestik (2008, 2010 dan 2012) serta satu Piala Intertoto (2005).
Pun demikian, pelatih Inter Milan Andrea Stramaccioni tetap meminta anak asuhnya untuk tampil all out guna mengamankan kemenangan atas wakil dari Rumania itu. Hasil imbang, apalagi kalah akan menjadi aib bagi Nerazzurri (julukan Inter Milan) di hadapan Internisti (sebutan untuk fans Inter Milan).
Pasalnya, sebelum ini Inter Milan telah delapan kami menjamu tim asal Rumania. Dari pertemuan itu La Benneamata (sebutan lain Inter Milan) tak sekalipun mengalami kekalahan. Tim ini meraih hasil 6 kali menang dan 2 kali berbagi angka imbang.
Secara keseluruhan dari 16 kali menghadapi wakil Rumania, Inter Milan memperoleh hasil 10 kali menang, 3 kali imbang dan 3 kali kalah. Terakhir kali Benneamata takluk atas wakil Rumania adalah saat menghadapi FC Sportul Studentesc Bucuresti yang berlangsung September 1984. Kala itu Benneamata takluk dengan skor 0-1.
“Itu (kekalahan, Red) tak boleh terjadi lagi. Saya harap kekalahan atas Hajduk Split adalah yang terakhir di ajang Europa League,” bilang Stramaccioni.
Memang, musim ini prestasi Benneamata tak terlalu bagus setiap kali menjamu lawan di Giuseppe Meazza. Ini bisa dilihat dari sekali kekalahan atas Hajduk Split (0-2) serta tiga kali bermain imbang, masing-masing atas Vaslui (2-2), Rubin Kazan (2-2) dan Nefci PFK (2-2).
“Itu akan menjadi pertandingan yang sulit untuk kami. Cluj adalah sebuah tim yang sangat bagus. Kami telah mempelajari permainan mereka akhir-akhir ini, dan kami tengah mencari kelemahan mereka. Kami ingin memenangi Liga Eropa, jadi kami harus siap,” kata Stramaccioni.
Stramaccioni tak asal ngomong. Buktinya, meski cuaca di Kota Milan sedang tak bersahabat disebabkan turunnya salju, namun kemarin (13/2) seluruh pemain tetap digenjot.
Bahkan pemain senior yang baru pulih dari cedera seperti Dejan Stankovic juga terlihat mengikuti sesi latihan dengan serius. “”Mimpi buruk itu telah berakhir (cedera). Sekarang saya berharap kembali bugar sehingga dapat membantu tim. Saya ingin berterima kasih kepada fans atas sambutan yang mereka berikan,” kata Dejan Stankovic yang kembali melakoni pertandingan pertamanya sejak 2 Mei 2012.
“Kami punya target yang harus kami capai, sehingga kami tak boleh berhenti (meraih kemenangan). Memang, semakin lama semakin banyak pertandingan yang harus dilakoni. Kami pasti letih, tapi kami tidak boleh berhenti sampai kemenangan (gelar) diraih,” tambah Stankovic.
Di tempat terpisah pelatih CFR Cluj Ioan Andone mengatakan bahwa dirinya tak takut meski harus melakoni laga di Giuseppe Meazza. Ini bisa dimaklumi sebab pada pertandingan terakhir fase grup H di Liga Champions, CFR Cluj mampu mempermalukan Manchester United dengan skor 1-0 di old Trafford.
Ya, di fase grup H Liga Champions, CFR Cluj menempati pseringkat ketiga dengan poin 10, sama dengan poin yang dikumpulkan tim berperingkat kedua Galatasaray. Hanya saja tim berjuluk The Railwaymen itu kalah head to head atas atas wakil dari Galatasaray.
Saat melakukan pertandingan away ke Ali Sami Yen, yang menjadi markas Galatasaray, CFR Cluj mampu menahan imbang tuan rumah dengan skor 1-1.
api ketika menjadi tuan rumah, CFR Cluj justru menyerah dengan skor 1-3.
“Berlaga di pentas Liga Champions memberi kami pelajaran. Di sana kami benyak menghadapi tim-tim hebat. Itu membuat kami tak ragu ke Giuseppe Meazza,” tandas Ioan Andone. (*)