25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

The Boys Butuh Keajaiban

0 Celtic v Juventus 3

GLASGOW – Tampil menekan, Celtic akhirnya harus takluk 0-3 dari Juventus pada, akibat cerobohnya lini belakang. Pelatih The Bhoys, Neil Lennon mengakui lini belakangnya lengah sehingga kebobolan pada menit-menit awal dan akhir pertandingan.

Lewat permainan efektif, Bianconeri sukses tiga kali membobol gawang Fraser Forster lewat kaki Alessandro Matri di babak pertama dan Claudio Marchisio serta Mirko Vucinic di babak kedua.

Pada menit ketiga, Efe Ambrose salah mengantisipasi bola sehingga gawang Celtic dibobol Alessandro Matri. Dan, pada menit 83, lagi-lagi, kesalahan lini belakang harus dibayar mahal dengan terciptanya gol ketiga bagi Juve.

“Hasil akhir ini sangat menguntungkan Juventus. Selama 70 menit, kami tampil lebih baik, tapi Anda tak boleh kemasukan gol akibat kecerobohan. Sekarang, kami membutuhkan keajaiban. Itu adalah realitas yang menyakitkan di Liga Champions,” ujar Lennon.

Tak optimalnya penampilan Ambrose sangat berperan bagi kekalahan Celtic. Lennon sendiri mengaku berjudi dengan memainkan pemain asal Nigeria tersebut. Pasalnya, Ambrose baru mendarat di Glasgow pada pagi hari, setelah membela timnya di ajang Piala Afrika 2013.

“Kami berjudi memainkan Ambrose, dan dia melakukan kesalahan pada gol pertama, dan menyia-nyiakan peluang bagus untuk menyamakan kedudukan. Mengenai gol kedua dan ketiga, kami selesai,” ujar Lennon, yang pernah membawa Celtic meraih lima gelar juara Liga Primer Skotlandia saat masih menjadi pemain.

Tak hanya itu, Lennon juga mengaku heran karena kerap terjadi perselisihan saat timnya akan melakukan tendangan penjuru -terutama adanya gangguan dari Stephan Lichtsteiner. Dia bahkan meyakini, timnya pantas mendapatkan dua penalti dari insiden tersebut.

“Saya ingin bertanya kepada wasit, apakah pertandingan di Spanyol dan Italia berbeda? Saat para pemain saya bergerak di kotak penalti (dan selalu mendapat gangguan), itu (harusnya) adalah pelanggaran. Kami melawan Juventus 12 tahun lalu, dan saat itu, Chris Sutton mendapat penalti untuk hal yang sama,” pungkasnya.

Di tempat terpisah pelatih Juventus Antonio Conte mengungkapkan bahwa pihaknya mampu meredam setiap tekanan Celtic selain berupaya menurunkan tempo permainan sembari memanfaatkan secara jeli peluang untuk mencetak gol.

“Di babak pertama, saya mengatakan kepada anak-anak bahwa kita akan berada dalam bahaya apabila bermain terlalu dalam. Jadi, Arturo (Vidal) dan Marchisio memegang peranan penting dalam memancing keluar bek mereka. Hal ini sudah kami lakukan di sesi latihan,” bilang Conte.

“Saya pikir, mereka terkejut dengan permainan kami, karena mereka berpikir bisa mendapatkan hal yang lebih karena bermain di kandang. Tapi, kami bermain sangat baik dalam bertahan maupun saat menyerang,” tandasnya.

Dalam kesempatan ini, Conte menyebut atmosfer di Stadion merupakan salah satu masalah buat anak asuhnya. Ya, Celtic Park memang terus membahana sepanjang pertandingan, terutama dukungan yang diberikan fans Celtic.

“Tidak mudah bermain dengan atmosfer seperti ini. Saya bahkan sampai tidak bisa berkomunikasi dengan pemain karena terlalu bising. Setiap mereka mendapat sepak pojok, saya merasa seisi stadion turun ke lapangan. Pemain pantas mendapat pujian karena berhasil mengatasi atmosfer pertandingan dan meraih hasil mengesankan di Glasgow,” pungkas Conte.

Dengan kemenangan ini, Juve berpeluang besar lolos ke babak perempatfinal. Pasalnya, pada leg kedua di Juventus Stadium, 7 Maret mendatang, Si Nyonya Tua hanya butuh hasil imbang atau kalah dengan selisih tidak lebih dari tiga gol. (bbs/jpnn)

0 Celtic v Juventus 3

GLASGOW – Tampil menekan, Celtic akhirnya harus takluk 0-3 dari Juventus pada, akibat cerobohnya lini belakang. Pelatih The Bhoys, Neil Lennon mengakui lini belakangnya lengah sehingga kebobolan pada menit-menit awal dan akhir pertandingan.

Lewat permainan efektif, Bianconeri sukses tiga kali membobol gawang Fraser Forster lewat kaki Alessandro Matri di babak pertama dan Claudio Marchisio serta Mirko Vucinic di babak kedua.

Pada menit ketiga, Efe Ambrose salah mengantisipasi bola sehingga gawang Celtic dibobol Alessandro Matri. Dan, pada menit 83, lagi-lagi, kesalahan lini belakang harus dibayar mahal dengan terciptanya gol ketiga bagi Juve.

“Hasil akhir ini sangat menguntungkan Juventus. Selama 70 menit, kami tampil lebih baik, tapi Anda tak boleh kemasukan gol akibat kecerobohan. Sekarang, kami membutuhkan keajaiban. Itu adalah realitas yang menyakitkan di Liga Champions,” ujar Lennon.

Tak optimalnya penampilan Ambrose sangat berperan bagi kekalahan Celtic. Lennon sendiri mengaku berjudi dengan memainkan pemain asal Nigeria tersebut. Pasalnya, Ambrose baru mendarat di Glasgow pada pagi hari, setelah membela timnya di ajang Piala Afrika 2013.

“Kami berjudi memainkan Ambrose, dan dia melakukan kesalahan pada gol pertama, dan menyia-nyiakan peluang bagus untuk menyamakan kedudukan. Mengenai gol kedua dan ketiga, kami selesai,” ujar Lennon, yang pernah membawa Celtic meraih lima gelar juara Liga Primer Skotlandia saat masih menjadi pemain.

Tak hanya itu, Lennon juga mengaku heran karena kerap terjadi perselisihan saat timnya akan melakukan tendangan penjuru -terutama adanya gangguan dari Stephan Lichtsteiner. Dia bahkan meyakini, timnya pantas mendapatkan dua penalti dari insiden tersebut.

“Saya ingin bertanya kepada wasit, apakah pertandingan di Spanyol dan Italia berbeda? Saat para pemain saya bergerak di kotak penalti (dan selalu mendapat gangguan), itu (harusnya) adalah pelanggaran. Kami melawan Juventus 12 tahun lalu, dan saat itu, Chris Sutton mendapat penalti untuk hal yang sama,” pungkasnya.

Di tempat terpisah pelatih Juventus Antonio Conte mengungkapkan bahwa pihaknya mampu meredam setiap tekanan Celtic selain berupaya menurunkan tempo permainan sembari memanfaatkan secara jeli peluang untuk mencetak gol.

“Di babak pertama, saya mengatakan kepada anak-anak bahwa kita akan berada dalam bahaya apabila bermain terlalu dalam. Jadi, Arturo (Vidal) dan Marchisio memegang peranan penting dalam memancing keluar bek mereka. Hal ini sudah kami lakukan di sesi latihan,” bilang Conte.

“Saya pikir, mereka terkejut dengan permainan kami, karena mereka berpikir bisa mendapatkan hal yang lebih karena bermain di kandang. Tapi, kami bermain sangat baik dalam bertahan maupun saat menyerang,” tandasnya.

Dalam kesempatan ini, Conte menyebut atmosfer di Stadion merupakan salah satu masalah buat anak asuhnya. Ya, Celtic Park memang terus membahana sepanjang pertandingan, terutama dukungan yang diberikan fans Celtic.

“Tidak mudah bermain dengan atmosfer seperti ini. Saya bahkan sampai tidak bisa berkomunikasi dengan pemain karena terlalu bising. Setiap mereka mendapat sepak pojok, saya merasa seisi stadion turun ke lapangan. Pemain pantas mendapat pujian karena berhasil mengatasi atmosfer pertandingan dan meraih hasil mengesankan di Glasgow,” pungkas Conte.

Dengan kemenangan ini, Juve berpeluang besar lolos ke babak perempatfinal. Pasalnya, pada leg kedua di Juventus Stadium, 7 Maret mendatang, Si Nyonya Tua hanya butuh hasil imbang atau kalah dengan selisih tidak lebih dari tiga gol. (bbs/jpnn)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/