30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Something Stupid Sir?

Sunderland VS Manchester United

SUNDERLAND- Mungkin kakek 70 tahun ini sudah menyerah memburu gelar. Maka itu, dia hanya berharap pesaing utamanya: Manchester City membuat kebodohan di partai akhir kontra QPR.

Jika itu terjadi, ya kebodohan yang dimaksud Sir Alex Ferguson itu berupa kekalahan, atau minimal seri sajalah, maka kans Manchester United merengkuh gelar ke-20 jadi terbuka. Itupun masih dengan syarat mesti menang di Stadiun of Light, markas Sunderland.
“Kami hanya bisa melakukan yang terbaik dan mencoba memenangkan pertandingan. Dan kami berharap sesuatu yang bodoh terjadi dengan City,” kata Ferguson seperti dilansir dari Soccerway kemarin.

Setelah menjalani 25 musim bersama United, perburuan gelar musim ini mungkin yang paling menyita perhatian mantan pelatih Aberdeen itu. Ketika dia sudah tahu tetangganya semakin kaya dengan sokongan dana milyuner Qatar, Fergie sempat melabel Manchester City sebagai tetangganya yang gaduh.
Dan benar saja, mereka benar-benar gaduh ketika sukses mempermalukan Mancunian-sebutan fans United, di seluruh dunia ketika menang 1-6 di Old Trafford. Lalu di pertemuan kedua musim ini awal Mei lalu, City menang lagi. Laga itu harusnya bisa minimal berakhir imbang, agar United tetap memimpin klasemen. Namun gol tunggal Kompany dengan meyakinkan mengkudeta posisi United.

Poin sih sama-sama 86. Tapi musim ini City bagus dalam membuat gol banyak ke gawang awaln. Ujungnya, dia sukses mengkudeta United dengan keunggulan selisih gol. Petaka, karena pada laga terakhir di akhir musim, kedua tim masih sama-sama punya poin sama.

Lalu, Fergie juga tak lupa menyemangati QPR. Kebetulan pelatihnya, Mark Hughes adalah eks United. Hubungan keduanya masih bagus. Mungkin saja keduanya telfon-telfonan untuk berbagi trik mengalahkan City di Etihad Stadium. Tapi itu tak pernah terungkap oleh media. Yang terungkap bahwa Fergie memanasi dengan pengalamannya zaman dulu kala. 1983, ketika dia masih membesut Aberdeen, klub di Skotlandia tempat dia dilahirkan.
Aberdeen waktu itu sukses bikin dunia tercengang karena mampu mengandaskan Real Madrid di final Winner Cup. Bagai liliput melawan raksasa, nyatanya Aberdeen bisa menang lewat tambahan waktu.

“Padahal waktu tim kami dihuni pemain muda yang pemain paling senior baru berusia 27 tahun. QPR harus bisa menjadi Aberdeen dalam konteks saat itu. Itu tantangan bagi mereka,” suntik Fergie mengompori.

Well, daripada mengurusi laga orang lain, mending mengulas utak atik strategi melawan Sunderland. Ya kalaupun QPR dapat keajaiban dan bisa menahan imbang City, sementara United kandas hasilnya sama saja. “Kalau kami gagal juara tahun ini, banyak yang bilang bahwa era United sudah tamat. Saya rasa itu tak akan terjadi. Kami tak akan mati, karena masih banyak bakat di sini,” timpal Patrice Evra, kapten tim di situs resmi klub.

Bagi Sunderland, target finish di posisi 10 bisa saja terjadi andai mereka menang dari United. Kini mereka di peringkat 11 dengan 45 angka.
“Jelas akan mengecewakan jika kehilangan posisi 10 besar, karena kami ingin berbuat lebih baik musim ini,” kata kiper Sunderland, Simon Mignolet di Sunderland Echo. (*)

Sunderland VS Manchester United

SUNDERLAND- Mungkin kakek 70 tahun ini sudah menyerah memburu gelar. Maka itu, dia hanya berharap pesaing utamanya: Manchester City membuat kebodohan di partai akhir kontra QPR.

Jika itu terjadi, ya kebodohan yang dimaksud Sir Alex Ferguson itu berupa kekalahan, atau minimal seri sajalah, maka kans Manchester United merengkuh gelar ke-20 jadi terbuka. Itupun masih dengan syarat mesti menang di Stadiun of Light, markas Sunderland.
“Kami hanya bisa melakukan yang terbaik dan mencoba memenangkan pertandingan. Dan kami berharap sesuatu yang bodoh terjadi dengan City,” kata Ferguson seperti dilansir dari Soccerway kemarin.

Setelah menjalani 25 musim bersama United, perburuan gelar musim ini mungkin yang paling menyita perhatian mantan pelatih Aberdeen itu. Ketika dia sudah tahu tetangganya semakin kaya dengan sokongan dana milyuner Qatar, Fergie sempat melabel Manchester City sebagai tetangganya yang gaduh.
Dan benar saja, mereka benar-benar gaduh ketika sukses mempermalukan Mancunian-sebutan fans United, di seluruh dunia ketika menang 1-6 di Old Trafford. Lalu di pertemuan kedua musim ini awal Mei lalu, City menang lagi. Laga itu harusnya bisa minimal berakhir imbang, agar United tetap memimpin klasemen. Namun gol tunggal Kompany dengan meyakinkan mengkudeta posisi United.

Poin sih sama-sama 86. Tapi musim ini City bagus dalam membuat gol banyak ke gawang awaln. Ujungnya, dia sukses mengkudeta United dengan keunggulan selisih gol. Petaka, karena pada laga terakhir di akhir musim, kedua tim masih sama-sama punya poin sama.

Lalu, Fergie juga tak lupa menyemangati QPR. Kebetulan pelatihnya, Mark Hughes adalah eks United. Hubungan keduanya masih bagus. Mungkin saja keduanya telfon-telfonan untuk berbagi trik mengalahkan City di Etihad Stadium. Tapi itu tak pernah terungkap oleh media. Yang terungkap bahwa Fergie memanasi dengan pengalamannya zaman dulu kala. 1983, ketika dia masih membesut Aberdeen, klub di Skotlandia tempat dia dilahirkan.
Aberdeen waktu itu sukses bikin dunia tercengang karena mampu mengandaskan Real Madrid di final Winner Cup. Bagai liliput melawan raksasa, nyatanya Aberdeen bisa menang lewat tambahan waktu.

“Padahal waktu tim kami dihuni pemain muda yang pemain paling senior baru berusia 27 tahun. QPR harus bisa menjadi Aberdeen dalam konteks saat itu. Itu tantangan bagi mereka,” suntik Fergie mengompori.

Well, daripada mengurusi laga orang lain, mending mengulas utak atik strategi melawan Sunderland. Ya kalaupun QPR dapat keajaiban dan bisa menahan imbang City, sementara United kandas hasilnya sama saja. “Kalau kami gagal juara tahun ini, banyak yang bilang bahwa era United sudah tamat. Saya rasa itu tak akan terjadi. Kami tak akan mati, karena masih banyak bakat di sini,” timpal Patrice Evra, kapten tim di situs resmi klub.

Bagi Sunderland, target finish di posisi 10 bisa saja terjadi andai mereka menang dari United. Kini mereka di peringkat 11 dengan 45 angka.
“Jelas akan mengecewakan jika kehilangan posisi 10 besar, karena kami ingin berbuat lebih baik musim ini,” kata kiper Sunderland, Simon Mignolet di Sunderland Echo. (*)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/