30.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

AA Milik Siapa

DINI hari nanti dua raksasa asal Inggris dan Portugal akan saling jajal di Amsterdam ArenA (AA) untuk membuktikan siapa yang terbaik di antara keduanya di pentas Europa League, musim ini.

Tak pelak, baik The Blues (julukan Chelsea) ataupun Benfiquistas (julukan Benfica), laga dini hari nanti wajib dimenangkan. Selain sebagai ajang pemulihan nama besar pascatersingkir dari pentas Liga Champions, di sisi lain juga berguna untuk menambah koleksi trofi kedua tim.

Jika hitung-hitungannya trofi di tingkat Eropa, The Blues terlihat lebih baik dibanding Benfiquistas. Sejauh ini tim asal Kota London itu telah mengumpulkan empat trofi, yakni Liga Champions (2012), Cup Winners’ Cup (1971, 1998) dan Piala Super Eropa (1998). Sementara Benfica, praktis hanya memiliki dua trofi Piala Champions (sekarang Liga Champions) usai mengalahkan Barcelona (1961) dan Real Madrid (1962).

“Kami akan menjadi tim pertama yang berturut-turut menjuarai Liga Champions dan Europa League. Itu akan menjadi pencapaian yang luar biasa. Saya yakin pemain mampu melakukannya. Mereka terlihat antusias menatap pertandingan ini ,” tandas Rafael Benitez, pelatih Chelsea.

Pelatih berdarah Spanyol iu pantas bergairah menatap pertandingan final Europa League karena ingin menebus kegagalan di tiga partai final musim ini , seperti Community Shield, Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub. Di tiga penampilan tersebut The Blues batal mengangkat trofi setelah dikalahkan Manchester City (2-3), Atletico Madrid 1-4 dan Corinthians (0-1).

Namun begitu Benitez mengatakan bahwa target untuk mengangkat trofi bukan pekerjaan yang mudah, meski Benfica telah dua kali ditaklukkan pada  babak perempatfinal Liga Champions musim lalu (Lihat Grafis Head to Head).

Sayangnya, dini hari nanti Chelsea akan tampil tanpa kapten tim John Terry dan Eden Hazard yang mengalai cedera saat menghadapi Aston Villa di pentas Premier League.

“Kami masih menunggu perkembangan terbaru kedua pemain ini. Kami sangat membutuhkan pengalaman John (Terry) untuk partai final ini serta kontribusi (Eden) Hazard. Sungguh sebuah kerugian jika keduanya terpaksa absen karena cedera,” sesal Benitez.

Terpisah, pelatih Benfica Jorge Jesus mengatakan bahwa dirinya berharap Amsterdam ArenA memberi berkah kepada timnya. Betapa tidak, sejauh ini Benfica telah tiga kali bertanding di sana.

Yang pertama pada tahun 1962, saat mengalahkan Real Madrid dengan skor 5-3 pada partai final Piala Champions.

Yang kedua saat mengalahkan Ajax (3-1) pada babak perempatfinal Piala Eropa tahun 1969, selanjutnya ketika kalah 0-1 atas Ajax pada semifinal Piala Champions tahun 1972. Sementara bagi Chelsea, ini adalah kali pertama mereka bertanding di Amsterdam ArenA di kompetisi resmi Eropa. “Tim ini punya banyak kenangan di sana. Saya yakin pemain akan termotivasi jika mereka mengetahui bahwa tim ini memiliki prestasi yang bagus jika tampil di sana,” tandas Jorge Jesus.

Sayangnya, penampilan apik Benfiquistas di Amsterdam ArenA itu tidak diimbangi dengan torehan prestasi mereka yang terlihat buram setiap menghadapi tim asal Inggris.

Lihatlah, dari 31 kali menghadapi tim asal Inggris di kompetisi antar-klub Eropa, Benfiquistas kalah 16 kali, dan hanya menang 10 kali, dengan 5 pertandingan lainnya berakir imbang.

“Ini adalah situasi yang sangat bagus. Sungguh hebat bisa memberikan kebahagiaan kepada fans kami. Tetapi kami belum memenangi apapun. Peluangnya 50-50. Tak ada favorit di final. Kedua tim sama-sama pantas berla di sana,” tandas Jorge Jesus lagi.
Nah, dengan semua fakta tersebut siapakah yang menjadi unggulan Anda pada pertandingan nanti. Apakah Chelsea yang berambisi menambah trofi kelimanya di pentas Eropa, atau justru Benfica yang memenangi trofi pertamanya di ajang Europa League (dahulu Piala UEFA), setelah sebelumnya sukses memenangi dua trofi Liga Champions? (*)

DINI hari nanti dua raksasa asal Inggris dan Portugal akan saling jajal di Amsterdam ArenA (AA) untuk membuktikan siapa yang terbaik di antara keduanya di pentas Europa League, musim ini.

Tak pelak, baik The Blues (julukan Chelsea) ataupun Benfiquistas (julukan Benfica), laga dini hari nanti wajib dimenangkan. Selain sebagai ajang pemulihan nama besar pascatersingkir dari pentas Liga Champions, di sisi lain juga berguna untuk menambah koleksi trofi kedua tim.

Jika hitung-hitungannya trofi di tingkat Eropa, The Blues terlihat lebih baik dibanding Benfiquistas. Sejauh ini tim asal Kota London itu telah mengumpulkan empat trofi, yakni Liga Champions (2012), Cup Winners’ Cup (1971, 1998) dan Piala Super Eropa (1998). Sementara Benfica, praktis hanya memiliki dua trofi Piala Champions (sekarang Liga Champions) usai mengalahkan Barcelona (1961) dan Real Madrid (1962).

“Kami akan menjadi tim pertama yang berturut-turut menjuarai Liga Champions dan Europa League. Itu akan menjadi pencapaian yang luar biasa. Saya yakin pemain mampu melakukannya. Mereka terlihat antusias menatap pertandingan ini ,” tandas Rafael Benitez, pelatih Chelsea.

Pelatih berdarah Spanyol iu pantas bergairah menatap pertandingan final Europa League karena ingin menebus kegagalan di tiga partai final musim ini , seperti Community Shield, Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub. Di tiga penampilan tersebut The Blues batal mengangkat trofi setelah dikalahkan Manchester City (2-3), Atletico Madrid 1-4 dan Corinthians (0-1).

Namun begitu Benitez mengatakan bahwa target untuk mengangkat trofi bukan pekerjaan yang mudah, meski Benfica telah dua kali ditaklukkan pada  babak perempatfinal Liga Champions musim lalu (Lihat Grafis Head to Head).

Sayangnya, dini hari nanti Chelsea akan tampil tanpa kapten tim John Terry dan Eden Hazard yang mengalai cedera saat menghadapi Aston Villa di pentas Premier League.

“Kami masih menunggu perkembangan terbaru kedua pemain ini. Kami sangat membutuhkan pengalaman John (Terry) untuk partai final ini serta kontribusi (Eden) Hazard. Sungguh sebuah kerugian jika keduanya terpaksa absen karena cedera,” sesal Benitez.

Terpisah, pelatih Benfica Jorge Jesus mengatakan bahwa dirinya berharap Amsterdam ArenA memberi berkah kepada timnya. Betapa tidak, sejauh ini Benfica telah tiga kali bertanding di sana.

Yang pertama pada tahun 1962, saat mengalahkan Real Madrid dengan skor 5-3 pada partai final Piala Champions.

Yang kedua saat mengalahkan Ajax (3-1) pada babak perempatfinal Piala Eropa tahun 1969, selanjutnya ketika kalah 0-1 atas Ajax pada semifinal Piala Champions tahun 1972. Sementara bagi Chelsea, ini adalah kali pertama mereka bertanding di Amsterdam ArenA di kompetisi resmi Eropa. “Tim ini punya banyak kenangan di sana. Saya yakin pemain akan termotivasi jika mereka mengetahui bahwa tim ini memiliki prestasi yang bagus jika tampil di sana,” tandas Jorge Jesus.

Sayangnya, penampilan apik Benfiquistas di Amsterdam ArenA itu tidak diimbangi dengan torehan prestasi mereka yang terlihat buram setiap menghadapi tim asal Inggris.

Lihatlah, dari 31 kali menghadapi tim asal Inggris di kompetisi antar-klub Eropa, Benfiquistas kalah 16 kali, dan hanya menang 10 kali, dengan 5 pertandingan lainnya berakir imbang.

“Ini adalah situasi yang sangat bagus. Sungguh hebat bisa memberikan kebahagiaan kepada fans kami. Tetapi kami belum memenangi apapun. Peluangnya 50-50. Tak ada favorit di final. Kedua tim sama-sama pantas berla di sana,” tandas Jorge Jesus lagi.
Nah, dengan semua fakta tersebut siapakah yang menjadi unggulan Anda pada pertandingan nanti. Apakah Chelsea yang berambisi menambah trofi kelimanya di pentas Eropa, atau justru Benfica yang memenangi trofi pertamanya di ajang Europa League (dahulu Piala UEFA), setelah sebelumnya sukses memenangi dua trofi Liga Champions? (*)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

Terpopuler

Artikel Terbaru

/