25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Gaya Samba

(4)Brasil Vs Ekuador(2)

CORDOBA – Tim-tim unggulan masih eksis di Copa America 2011. Setelah Argentina dan Uruguay, giliran Brasil lolos ke fase perempat final. Tim Samba -sebutan Brasil- bahkan mampu finis sebagai juara grup B sekalipun posisinya sempat terjepit.

Capaian itu menyusul kemenangan 4-2 atas Ekuador di Estadio Mario Alberto Kempes kemarin (14/7). Itu adalah kemenangan pertama Brasil setelah seri di dua laga awal. Brasil memiliki poin sama (5 poin) dengan Venezuela yang ditahan 3-3 Paraguay di laga lain kemarin. Tapi, Samba berhak menempati peringkat lebih baik karena unggul agregat gol.

Di perempat final, Brasil akan bertemu Paraguay. Kedua tim bermain seri 2-2 di fase grup 9 Juli lalu. Lolosnya Paraguay karena terbantu aturan turnamen yang meloloskan dua tim terbaik peringkat ketiga. Selain Paraguay, Peru dari grup C lolos dengan kuota itu.

“Kami akan menghadapi Paraguay dengan persiapan yang sama seperti saat pertemuan sebelumnya. Itu karena tidak ada waktu banyak bagi kami melakukan pemulihan,” ungkap pelatih Brasil Mano Menezes kepada Sambafoot.
“Tapi, kami optimitis memetik hasil berbeda karena kami tidak punya pilihan lain selain menang,” imbuhnya.

Menezes optimistis juga mengacu performa gemilang Brasil kemarin. Lucio cs mampu menampilkan gaya permainan Samba sesungguhnya. Pergantian posisi bek kanan dari Dani Alves ke Maicon juga lebih efektif. Tusukan dan umpan-umpan Maicon membuat Brasil memiliki peluang lebih banyak. “Hari ini (kemarin, Red) adalah penampilan terbaik kami di turnamen,” ujar Menezes.

Dari empat gol Brasil, Alexandre Pato dan Neymar berbagi di daftar scoresheet. Gol-gol Pato dicetak melalui sundulan pada menit ke-28 dan bola skrimit pada menit ke-60. Sedangkan gol Neymar lahir di menit ke-48 memanfaatkan umpan Paulo Henrique Ganson dan ke-71, kali ini dari umpan Maicon.
“Kami bermain dengan keyakinan menang karena kami mengibaratkannya sebagai final. Model pertandingan seperti itulah yang kami butuhkan,” kata Pato kepada Associated Press.

“Semua orang menginginkan Brasil selalu memainkan pertandingan bagus, tapi itu terkadang sulit karena semua tim ingin mengalahkan kami. Sekarang, saatnya kembali bekerja karena Copa America baru saja dimulai,” sambung striker AC Milan itu.

Di pihak lain, striker Ekuador Felipe Caicedo kecewa karena dua golnya (37’ dan 58’) tidak mampu menghindarkan kekalahan timnya. Yang mungkin menghibur Caicedo mungkin karena dirinya adalah satu-satunya pencetak gol Ekuador di Copa America 2011.

“Kami meninggalkan turnamen dengan sebuah luka. Kami menemukan karaketer kami setelah dua kali menyamakan skor, tapi kami kehilangan fokus setelah itu. Kami terlalu banyak memberikan ruang kepada Brasil,” tutur striker yang bulan lalu dikontrak permanen Levante setelah tidak berkembang selama tiga tahun di Manchester City itu.

“Kami sangat frustrasi kebobolan banyak gol, apalagi sebagian besar lebih karena kesalahan kami,” sahut pelatih Ekuador Reinaldo Rueda yang posisinya terancam dipecat setelah turnamen.
Seiring kandas di fase grup, berarti capaian Ekuador selalu sama dalam lima edisi terakhir Copa America. Prestasi terbaik La Tri -sebutan Ekuador- adalah semifinalis edisi 1959 dan 1993. (dns/jpnn)

(4)Brasil Vs Ekuador(2)

CORDOBA – Tim-tim unggulan masih eksis di Copa America 2011. Setelah Argentina dan Uruguay, giliran Brasil lolos ke fase perempat final. Tim Samba -sebutan Brasil- bahkan mampu finis sebagai juara grup B sekalipun posisinya sempat terjepit.

Capaian itu menyusul kemenangan 4-2 atas Ekuador di Estadio Mario Alberto Kempes kemarin (14/7). Itu adalah kemenangan pertama Brasil setelah seri di dua laga awal. Brasil memiliki poin sama (5 poin) dengan Venezuela yang ditahan 3-3 Paraguay di laga lain kemarin. Tapi, Samba berhak menempati peringkat lebih baik karena unggul agregat gol.

Di perempat final, Brasil akan bertemu Paraguay. Kedua tim bermain seri 2-2 di fase grup 9 Juli lalu. Lolosnya Paraguay karena terbantu aturan turnamen yang meloloskan dua tim terbaik peringkat ketiga. Selain Paraguay, Peru dari grup C lolos dengan kuota itu.

“Kami akan menghadapi Paraguay dengan persiapan yang sama seperti saat pertemuan sebelumnya. Itu karena tidak ada waktu banyak bagi kami melakukan pemulihan,” ungkap pelatih Brasil Mano Menezes kepada Sambafoot.
“Tapi, kami optimitis memetik hasil berbeda karena kami tidak punya pilihan lain selain menang,” imbuhnya.

Menezes optimistis juga mengacu performa gemilang Brasil kemarin. Lucio cs mampu menampilkan gaya permainan Samba sesungguhnya. Pergantian posisi bek kanan dari Dani Alves ke Maicon juga lebih efektif. Tusukan dan umpan-umpan Maicon membuat Brasil memiliki peluang lebih banyak. “Hari ini (kemarin, Red) adalah penampilan terbaik kami di turnamen,” ujar Menezes.

Dari empat gol Brasil, Alexandre Pato dan Neymar berbagi di daftar scoresheet. Gol-gol Pato dicetak melalui sundulan pada menit ke-28 dan bola skrimit pada menit ke-60. Sedangkan gol Neymar lahir di menit ke-48 memanfaatkan umpan Paulo Henrique Ganson dan ke-71, kali ini dari umpan Maicon.
“Kami bermain dengan keyakinan menang karena kami mengibaratkannya sebagai final. Model pertandingan seperti itulah yang kami butuhkan,” kata Pato kepada Associated Press.

“Semua orang menginginkan Brasil selalu memainkan pertandingan bagus, tapi itu terkadang sulit karena semua tim ingin mengalahkan kami. Sekarang, saatnya kembali bekerja karena Copa America baru saja dimulai,” sambung striker AC Milan itu.

Di pihak lain, striker Ekuador Felipe Caicedo kecewa karena dua golnya (37’ dan 58’) tidak mampu menghindarkan kekalahan timnya. Yang mungkin menghibur Caicedo mungkin karena dirinya adalah satu-satunya pencetak gol Ekuador di Copa America 2011.

“Kami meninggalkan turnamen dengan sebuah luka. Kami menemukan karaketer kami setelah dua kali menyamakan skor, tapi kami kehilangan fokus setelah itu. Kami terlalu banyak memberikan ruang kepada Brasil,” tutur striker yang bulan lalu dikontrak permanen Levante setelah tidak berkembang selama tiga tahun di Manchester City itu.

“Kami sangat frustrasi kebobolan banyak gol, apalagi sebagian besar lebih karena kesalahan kami,” sahut pelatih Ekuador Reinaldo Rueda yang posisinya terancam dipecat setelah turnamen.
Seiring kandas di fase grup, berarti capaian Ekuador selalu sama dalam lima edisi terakhir Copa America. Prestasi terbaik La Tri -sebutan Ekuador- adalah semifinalis edisi 1959 dan 1993. (dns/jpnn)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/