GELANDANG Paul Pogba semakin menegaskan dirinya sebagai salah satu gelandang muda bertalenta tinggi. Ia dianugerahi gelar pemain terbaik setelah memimpin tim nasional Prancis menjuarai Piala Dunia U-20.
Musim lalu Pogba tampil 27 kali di Seri A, mencetak lima gol dan empat kali menjadi man of the match. Statistiknya menurut situs whoscored cukup menonjol. Pogba melakukan rata-rata 2,1 tembakan, 2,5 tekel, 1,3 intercept, dan 1,8 clearance per pertandingan. Ratingnya adalah 7,38 dan masih lebih baik dari Claudio Marchisio yang mencatatkan angka 7,33.
Turnamen Piala Dunia U-20 menjadi ajang penegasan bakat sang kapten tim U-20 Prancis itu. Meski hanya mencetak satu gol, namun ketenangannya di lapangan tengah membuat Prancis selalu berhasil lolos dari tekanan lawan. Terutama di laga final melawan Uruguay yang membuat lini tengah terlihat sempit bagi tim musuh.
Uruguay lolos ke final dengan status tim yang paling sedikit kebobolan, hanya tiga gol dari enam pertandingan, bahkan di waktu normal laga puncak pun mereka tak kebobolan. Pogba-lah yang menjadi poros Prancis untuk mencari jalan keluar dari tekanan Uruguay, sekaligus menjadi penghalang pertama atas serangan-serangan mereka.
Situs FIFA menyebutnya,”Pemimpin yang tak diragukan.” Ia dinilai punya atribut menonjol, mulai dari fisik yang mengintimidasi, tekel tanpa kenal takut, tak pernah lelah berlari, mampu membaca pertandingan dan bisa mengatur tempo permainan.
Lebih lanjut lagi, federasi sepakbola dunia itu menganggap kehadiran Pogba sebagai kunci dari moral tim Prancis. Eksekusinya penaltinya membuktikan hal ini. Sebagai penendang pertama, ia sukses menyarangkan bola ke gawang dengan dingin dan disebut situs bleacherreport mengandung unsur arogansi sekaligus kualitas. Eksekusi inilah yang mengawali jalan juara tim muda Prancis dan meraih gelar pertama Piala Dunia U-20. (bbs/jpnn)