Liverpool vs Man United
Laga belum berlangsung di Stadion Anfield, tapi luka lama antara manajer Liverpool Kenny ‘King’ Dalglish dengan manajer gaek Manchester United Sir Alex ‘Fergie’ Ferguson kembali memanas. Ya, sama-sama berasal dari Skotlandia, sama-sama pula menjadi figur penting di klub masing-masingn
Tak pelak, Dalglish dan Fergie layak untuk jadi rival (data persaingan lihat grafis) yang siap saling bunuh.
Namun, anggapan tersebut tidak membuat King Kenny tergoda. Dia tetap berusaha tenang. “Head to head (melawan Fergie)? Saya tak tahu berapa skornya dan itu tak penting bagi saya. Saya tak punya kontes individu dengan Fergie. Yang bermain di sini adalah klub,” ujarnya seperti dilansir ESPN Star.
Liverpool punya prestasi lumayan ketika melawan United, dengan meraih tiga kali menang saat laga digelar di Anfield. King Kenny buru-buru berkomentar bahwa raihan itu kurang banyak berpengaruh dalam pertandingan Sabtu pekan ini. Yang jelas, katanya, United bakal bersua dengan perlawanan sengit. “Kami tidak akan menyia-nyiakan laga pada Sabtu ini. Kami paham bahwa lawan juga bakal berharap seperti itu. Tidak ada seorang pun yang mau menyerah dengan mudah dalam laga 90 menit. Ini yang terjadi di seluruh pertandingan di Premier League,” katanya.
Terlepas dari itu, sosok King Kenny di Liverpool cukup unik. Pasalnya, tidak seperti Fergie yang telah 25 tahun meltih United, Dalglish malah sempat diragukan manajemen The Reds. Pemilik Liverpool, John W Henry, mengaku meragukan Kenny saat ditunjuk sebagai pelatih The Reds.
Penunjukkan Kenny malah disebut pengusaha asal Amerika Serikat itu sebagai sebuah perjudian.
Liverpool berpindah kepemilikan pada Oktober 2010 lalu. Dan tiga bulan kemudian, atau tepatnya Januari 2011, Kenny dipanggil pulang untuk menggantikan manajer sebelumnya Roy Hodgson.
Pada periode itulah Henry mengaku ragu dengan keputusan manajemen menunjuk Kenny. Keragu-raguan terhadap legenda hidup Liverpool itu lebih terkait dengan panjangnya periode istirahat sang manajer. Kenny tercatat ‘meninggalkan’ sepak bola selama 11 tahun, setelah kali terakhir membesut Celtic di tahun 2010.
“Kenny jelas berkarisma dan dicintai fans. Saya tidak yakin saat kami datang dan Kenny harus kembali sebagai manajer. Saya ingin kami (Liverpool) bekerja dengan manajer yang kami tunjuk,” sahut Henry di Guardian.
Namun penunjukkan Kenny diakui Henry bukan keputusan yang salah. Persetujuan fans dan manajemen klub serta peningkatan penampilan menjadikan Kenny sebagai perjudian namun penuh perhitungan. “Tapi fans lebih tahu dibanding saya. Saya butuh waktu untuk itu,” tambahnya. (bbs/jpnn)