Jerman vs Belanda
Jerman dan Belanda dapat dibilang memiliki rivalitas klasik di dunia sepakbola. Maka partai persahabatan Jerman kontra Belanda bukanlah benar-benar duel yang bersahabat. Jerman akan menjamu Belanda di Stadion Imtech Arena, Rabu (16/11) dinihari WIB. Labelnya memang partai friendly saja, tetapi laga ini niscaya tetap sarat emosi dan gengsi.
Ditilik dari aspek sejarah non-sepakbola, ada nuansa dendam pasca Perang Dunia II di laga tersebut. Dendam lain, terkait sepakbola, juga terpelihara sejak tahun 1974.
Ketika itu Belanda selaku favorit juara dengan Total Football di bawah komando Johan Cruijff takluk 1-2 dari Jerman Barat yang dipimpin Der Kaizer, Franz Beckenbauer.
Laga persahabatan di kota Hamburg dinihari nanti akan menjadi pertemuan yang ke-37 di antara keduanya. Dari pertemuan itu Jerman unggul 13 kali dan Belanda menang 10 kali. Hasil seri mewarnai 14 partai lain.
Mark Van Bommel, kapten Belanda, menyebut partai itu bukan sekadar pertandingan uji coba atau persahabatan belaka. “Pertandingan persahabatan tak eksis lagi, tidak melawan Jerman,” seru Van Bommel kepada De Telegraf.
“Ini adalah pertandingan spesial dengan melibatkan banyak emosi. Aku benar-benar menantikan pertandingan ini,” tambah gelandang asal AC Milan itu.
Senada dengan van Bommel, di tempat terpisah manajer tim nasional Jerman Oliver Bierhoff menyerukan kepada pasukannya bahwa pertandingan menghadapi skuad Jerman adalah pertandingan yang serius.
Karenanya, Bierhoof mengingatkan sang pelatih Joachim Low untuk tidak bereksperimen.
Himbauan Bierhoof ini terkait dengan kebijakan Low yang melakukan eksperimen saat Jerman belakoni laga ujicoba melawan Ukraina, akhir pekan lalu. Hasilnya, Jerman hampir kalah, ketika sempat tertinggal 1-3. Beruntung, Jerman terhindar dari malu, saat Der Panzer berhasil bangkit dan akhirnya menyamakan kedudukan, 3-3.
“Duel ini bukan uji coba melawan tim lemah, atau ketika kami melakukan percobaan melawan Ukraina. Duel ini merupakan laga yang serius,” bilang Bierhoff.
“Meski tak menentukan apa-apa, tapi tetap saya kami ingin mengirim sinyal bahwa Jerman bisa mengalahkan tim besar seperti Belanda,” tandas Bierhoff .
Menghadapi De Oranje, dinihari nanti memang laga yang spesial. Sejarah kedua negara, dari segi politik, perang di masa lalu sampai segala sesuatu yang berurusan dengan lapangan hijau, selalu menarik untuk diikuti.
“Tentu saja kami ingin menang. Kami ingin memenangkan laga kandang terakhir kami di tahun ini. Kebahagiaan kami akan berlipat ganda, jika kami bisa memenangi laga kandang ini melawan Belanda,” ungkap Bierhoff.
Mantan punggawa timnas Jerman ini juga yakin, duel klasik di antaranya akan menyajikan duel yang atraktif dan emosional. Karenanya, Bierhoff mengaku senang, setelah tahu tiket Imtech Arena sudah sold out, untuk laga kontra Belanda ini.
“Memang saya harapkan, publik Hamburg akan memberi dukungan penuh,” bilangnya.
“Belanda adalah tim yang bisa memberi kontribusi pertandingan yang atraktif. Kualitas keduanya akan menggiring suporter ke pertandingan yang menghibur,” pungkasnya. (net/jpnn)