penarol vs santos
ONTEVIDEO – Copa Libertadores 2011 memasuki partai final. Jagoan Uruguay Penarol dan Santos dari Brazil akan memperebutkan predikat tim terbaik Amerika Latin. Leg pertama dimainkan di kandang Penarol, Estadio Centenario, pagi ini WIB (16/6). Sedangkan leg kedua dihelat di Sao Paulo pekan depan (22/6).
Bentrok Penarol versus Santos seolah membangkitkan memori di awal-awal perhelatan Copa Libertadores. Itu karena kedua tim merupakan juara empat edisi awal. Penarol memenangi dua edisi perdana (1960-1961), sedangkan Santos berjaya di dua edisi setelah itu (1962-1963).
Yang menjadi catatan penting, sukses Santos pada 1962 dicapai setelah mengandaskan perlawanan Penarol lewat perjuangan sengit. Kedua tim saling mengalahkan di kandang lawan sehingga untuk menentukan pemenang harus dilakukan laga di tempat netral.
Santos akhirnya menang 3-0 dalam laga di Estadio Monumental, Buenos Aires. Namun, setelah sukses itu, Peixe- sebutan Santos – tidak pernah lagi meraih juara. Beda dengan Penarol yang menambah tiga gelar. Koleksi lima gelar Penarol hanya kalah dari dua klub Argentina, masing-masing Independiente (7 gelar) dan Boca Juniors (6 gelar).
“Senang rasanya kembali ke final,” ungkap Diego Aguirre, pelatih Penarol, kepada Fox Sports.
Sebagai catatan, kali terakhir Penarol berlaga di edisi puncak adalah pada 1987 dan menuntaskannya sebagai juara. Dan, sukses kala itu diraih dengan Aguirre tercatat sebagai penggawa Penarol. “Kami adalah raksasa tidur. Kami memiliki pelatih juara dan bermain di kandang sendiri. Jadi, tidak ada alasan bagi kami tidak menyelesaikan leg pertama dengan hasil positif,” ungkap striker Penarol Alejandro Martinuccio.
Selain faktor yang disebutkan Martinuccio, ada alasan lain Penarol lebih di atas angin dibandingkan Santos. Yakni dari komposisi pemain yang bisa ditampilkan. Jika tuan rumah bisa tampil full team, Santos kehilangan beberapa pemain pilarnya, Playmaker Paulo Henrique Ganso absen karena cedera otot betis kanan. Pemain yang digadang sebagai pengganti Kaka di timnas Brazil itu direncanakan baru turun di leg kedua. Tim tamu juga tidak bisa memainkan defender sekaligus kapten tim Edu Dracena karena skors.
Meski kehilangan Ganso dan Edu, Santos masih memiliki senjata lain. Pelatih Santos Muricy Ramalho, sepertinya, bakal mengandalkan kolaborasi dua penggawa timnas Brazil lainnya, Neymar dan Blumer Elano, untuk setidaknya mencuri gol di Centenario. “Gol di kandang lawan sangat penting. Apalagi ini pertandingan final,” jelas Ramalho kepada Associated Press.
Selain target mencuri gol, Ramalho berharap agar timnya tidak kecolongan gol di leg pertama. Sebagai pengganti Edu, Ramalho telah memilih Bruno Rodrigo. (dns/jpnn)