30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dominasi The Dragons

Porto vs Sporting Braga

DUBLIN-Trofi Europa League musim ini sudah pasti terbang ke Portugal. Itu seiring bertemunya FC Porto versus Sporting Braga dalam final di Stadion Aviva (Dublin Arena) dini hari nanti. Siapa yang akan keluar sebagai pemenang?

Jika menilik perimbangan sejarah dan rekor pertemuan, Porto sangat difavoritkan. Porto pernah menjuarai Piala UEFA (nama sebelum Europa League) pada 2003. The Dragons (julukan Porto) juga dua kali memenangkan Liga Champions.

Bandingkan dengan Braga yang prestasi terbaiknya di kancah Eropa adalah memenangi Piala Intertoto tiga tahun lalu. Piala Intertoto menjadi semacam ajang kualifikasi tidak resmi ke Piala UEFA dan Braga adalah pemenang edisi terakhir.

Porto juga sangat superior dari Braga di dalam negeri. Porto telah mengoleksi 25 gelar Liga Primeira (liga utama Portugal) termasuk musim ini, sedangkan Braga paling banter hanya finis runner-up musim lalu. Porto juga menyapu bersih kemenangan dari dua kali pertemuan di liga musim ini.

Karena itu, muncul kekhawatiran apabila final Europa League tidak akan berlangsung seru. Namun, pelatih Braga Domingos Paciencia mengatakan apabila pertemuan dengan Porto di Eropa akan beda dengan domestik. Braga dan Porto memang belum pernah bentrok di luar Portugal. “Porto selalu menjadi tim tangguh dan mereka memang lebih difavoritkan. Tapi, ini final dan hanya akan ada satu laga,” ungkap Paciencia.

Paciencia semakin termotivasi menang di final karena dia adalah mantan striker Porto periode 1987 sampai 1997 itu. “Faktor mental dan motivasi tak kalah penting dan itu bisa membuat Anda meraih sesuatu yang sebelumnya dianggap mustahil,” jelasnya.

Sukses Braga menembus final juga patut diperhitungkan. Sebab, dalam perjalanannya, klub berjuluk The Arsenalistas itu mampu menyingkirkan Liverpool, Dynamo Kiev, serta Benfica.

Juga jangan dilupakan kemenangan atas Glasgow Celtic, Sevilla, dan Arsenal di Liga Champions. Braga terjun ke Europa League musim ini mulai fase knockout atau babak 32 besar sebagai limpahan tim yang gagal dari fase grup Liga Champions.

“Kami membuktikan bisa mengalahkan siapapun. Kami sudah sampai final dan kami tidak akan menyia-nyiakan kesempatan meraih gelar terbesar dalam sejarah Braga,” koar Vandinho, gelandang bertahan Braga, di A Bola.
Pelatih Porto Andre Villas-Boas pun tidak memandang sebelah mata Braga. Boas menilai status underdog akan membuat Braga bisa bermain lepas. “Braga adalah tim berkualitas dan punya spirit pemenang. Kami memaNg percaya diri, tapi apapun bisa terjadi,” terangnya kepada AFP.

Seperti halnya Paciencia, Boas punya motivasi tak kalah besar untuk memenangi final. Jika memenangi Europa League, Boas akan mengikuti jejak mantan mentornya, Jose Mourinho, dengan memenangi treble winners di musim pertama di Porto.

Boas sudah mempersembahkan trofi Liga Primeira dan Taca de Portugal (Piala Portugal) musim ini. Tidak hanya itu, Boas berpeluang menjadi pelatih termuda yang memenangi gelar Eropa. Dia akan berusia 33 tahun 213 hari saat final.

Jika Boas masih menunggu hasil final untuk rekor dirinya, striker andalan Porto Radamel Falcao sudah mencatat rekor seiring torehan 16 gol. Jumlah itu dua gol lebih banyak dibandingkan gol Juegen Klinsmann bersama Bayern Munchen 15 tahun lalu. Berhubung pemain Braga dengan koleksi gol terbanyak hanya Alan, itu pun 2 gol, Falcao hanya menunggu waktu ditahbiskan sebagai topskor. (dns/jpnn)

Porto vs Sporting Braga

DUBLIN-Trofi Europa League musim ini sudah pasti terbang ke Portugal. Itu seiring bertemunya FC Porto versus Sporting Braga dalam final di Stadion Aviva (Dublin Arena) dini hari nanti. Siapa yang akan keluar sebagai pemenang?

Jika menilik perimbangan sejarah dan rekor pertemuan, Porto sangat difavoritkan. Porto pernah menjuarai Piala UEFA (nama sebelum Europa League) pada 2003. The Dragons (julukan Porto) juga dua kali memenangkan Liga Champions.

Bandingkan dengan Braga yang prestasi terbaiknya di kancah Eropa adalah memenangi Piala Intertoto tiga tahun lalu. Piala Intertoto menjadi semacam ajang kualifikasi tidak resmi ke Piala UEFA dan Braga adalah pemenang edisi terakhir.

Porto juga sangat superior dari Braga di dalam negeri. Porto telah mengoleksi 25 gelar Liga Primeira (liga utama Portugal) termasuk musim ini, sedangkan Braga paling banter hanya finis runner-up musim lalu. Porto juga menyapu bersih kemenangan dari dua kali pertemuan di liga musim ini.

Karena itu, muncul kekhawatiran apabila final Europa League tidak akan berlangsung seru. Namun, pelatih Braga Domingos Paciencia mengatakan apabila pertemuan dengan Porto di Eropa akan beda dengan domestik. Braga dan Porto memang belum pernah bentrok di luar Portugal. “Porto selalu menjadi tim tangguh dan mereka memang lebih difavoritkan. Tapi, ini final dan hanya akan ada satu laga,” ungkap Paciencia.

Paciencia semakin termotivasi menang di final karena dia adalah mantan striker Porto periode 1987 sampai 1997 itu. “Faktor mental dan motivasi tak kalah penting dan itu bisa membuat Anda meraih sesuatu yang sebelumnya dianggap mustahil,” jelasnya.

Sukses Braga menembus final juga patut diperhitungkan. Sebab, dalam perjalanannya, klub berjuluk The Arsenalistas itu mampu menyingkirkan Liverpool, Dynamo Kiev, serta Benfica.

Juga jangan dilupakan kemenangan atas Glasgow Celtic, Sevilla, dan Arsenal di Liga Champions. Braga terjun ke Europa League musim ini mulai fase knockout atau babak 32 besar sebagai limpahan tim yang gagal dari fase grup Liga Champions.

“Kami membuktikan bisa mengalahkan siapapun. Kami sudah sampai final dan kami tidak akan menyia-nyiakan kesempatan meraih gelar terbesar dalam sejarah Braga,” koar Vandinho, gelandang bertahan Braga, di A Bola.
Pelatih Porto Andre Villas-Boas pun tidak memandang sebelah mata Braga. Boas menilai status underdog akan membuat Braga bisa bermain lepas. “Braga adalah tim berkualitas dan punya spirit pemenang. Kami memaNg percaya diri, tapi apapun bisa terjadi,” terangnya kepada AFP.

Seperti halnya Paciencia, Boas punya motivasi tak kalah besar untuk memenangi final. Jika memenangi Europa League, Boas akan mengikuti jejak mantan mentornya, Jose Mourinho, dengan memenangi treble winners di musim pertama di Porto.

Boas sudah mempersembahkan trofi Liga Primeira dan Taca de Portugal (Piala Portugal) musim ini. Tidak hanya itu, Boas berpeluang menjadi pelatih termuda yang memenangi gelar Eropa. Dia akan berusia 33 tahun 213 hari saat final.

Jika Boas masih menunggu hasil final untuk rekor dirinya, striker andalan Porto Radamel Falcao sudah mencatat rekor seiring torehan 16 gol. Jumlah itu dua gol lebih banyak dibandingkan gol Juegen Klinsmann bersama Bayern Munchen 15 tahun lalu. Berhubung pemain Braga dengan koleksi gol terbanyak hanya Alan, itu pun 2 gol, Falcao hanya menunggu waktu ditahbiskan sebagai topskor. (dns/jpnn)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/