SURABAYA-Banyak keanehan yang terjadi dalam perhelatan Kongres tahunan PSSI di Hotel Sangri-La, Surabaya, kemarin (17/6). Selain rapat tertinggi otoritas sepak bola Indonesia ini berlangsung singkat, pun juga pengantian sekretaris jenderal (Sekjend) PSSI Hadiyandra ke Joko Driyono yang terkesan mendadak.
Memang, kongres tahunan yang dihadiri oleh 100 voters tersebut hanya berlangsung selama kurang lebih lima jam. Ya, setelah dibuka pada pukul 09.00 oleh Djohar Arifin Husin ketua PSSI, kongres langsung berakhir dan ditutup oleh Soekarwo, Gubernur Jatim pada pukul 14.30 Wib. Padahal, sesuai rencana awal, Kongres ini dijawalkan berlangsung mulai 16-18 Juni.
“Mungkin sudah ada mufakat sebelum musyarah,” sindir Soekarwo terkait kongres yang berlangsung sangat cepat tersebut.
Apa yang dikatakan oleh Pakde Karwo ini ada benarnya juga. Sebab, tidak ada musyawarah sepanjang kongres, melainkan hanya pemaparan konsep secara sepihak dari para elit PSSI dan kemudian disepakati oleh peserta.
Djohar sendiri mengatakan bahwa jalannya kongres tersebut sudah sesuai dengan rencana awal. Itu tidak lain karena semua keputusan penting terkait masa depan sepak bola Indonesia sudah dilakukan dalam pertemuan ini, termasuk pergantian sekjen yang terkesan mendadak itu.
“Tidak ada yang mendadak, Pak Hadiyandra memang sudah membicarakan niatnya untuk mundur dari posisi Sekjen ini kepada saya. Dengan alasan beliau mau kosentrasi untuk menyelesaikan gelar profesornya,” kata pria pengganti Nurdin Halid dari ketua PSSI ini.
Kepada semua voters, Hadiyandra memang menyampaikan niatnya untuk mundur dari posisi Sekjen yang diembanya sejak awal Maret lalu itu. Alasan utama dia mundur yakni karena kesibukannya menyelesaikan disertasi S-3 yang saat ini dia tempuh di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
“Saya bersyukur bisa mengantarkan federasi sepak bola Indonesia sampai ke Kongres kali ini. Saya berharap generasi pengurus PSSI yang baru ini akan semakin jaya,” ungkapnya lantas disetujui oleh anggota kongres diberikan tanggung jawab baru sebagai ketuas task force pembentukan Asosiasi PSSI di tingkat Provinsi.
Meski begitu, di area kongres telah beredar luas informasi bila Hadiyandra memang akan dicopot dari jabatannya tersebut. Namun, agar tidak terlihat terjadi perpecahan di internal PSSI, Hadiyandra didesak untuk menyatakan sendiri pemunduran dirinya dalam kongres tahunan PSSI ini.
“Kami juga khawatir konsep ini juga akan digunakan untuk menggeser Djohar dari ketua PSSI,” kata salah satu peserta asal Kepulauan Riau yang enggan namanya dikorankan ini.
Selain itu, keputusan lain yang dilakukan oleh PSSI adalah memberhentikan lima anggota Exco PSSI, yakni Tuty Dau, Mawardi Nurdin, Widodo Santoso, Bob Hippy, Sihar Sitorus serta satu wakil ketua umum PSSI, Farid Rahman.
Pemberhantian tersebut terkait dengan sikap mereka yang meninggalkan Kongres Luar Biasa PSSI, 17 Maret 2013 dinilai membahayakan posisi PSSI di mata FIFA dan AFC.
Dengan diberhentikannya enam exco tersebut, akan dibentuk pula komite Komite Pemilihan dengan anggota yang telah diputuskan oleh Exco PSSI, yakni, Dhimam Abror, Agus Santoso, Dwi Irianto, Maurice Tuguis, H. Hidayat, Ferdinand Hindiarto. (dik/nap/jpnn)
Ada Mufakat Sebelum Musyawarah Berlangsung
SURABAYA-Banyak keanehan yang terjadi dalam perhelatan Kongres tahunan PSSI di Hotel Sangri-La, Surabaya, kemarin (17/6). Selain rapat tertinggi otoritas sepak bola Indonesia ini berlangsung singkat, pun juga pengantian sekretaris jenderal (Sekjend) PSSI Hadiyandra ke Joko Driyono yang terkesan mendadak.
Memang, kongres tahunan yang dihadiri oleh 100 voters tersebut hanya berlangsung selama kurang lebih lima jam. Ya, setelah dibuka pada pukul 09.00 oleh Djohar Arifin Husin ketua PSSI, kongres langsung berakhir dan ditutup oleh Soekarwo, Gubernur Jatim pada pukul 14.30 Wib. Padahal, sesuai rencana awal, Kongres ini dijawalkan berlangsung mulai 16-18 Juni.
“Mungkin sudah ada mufakat sebelum musyarah,” sindir Soekarwo terkait kongres yang berlangsung sangat cepat tersebut.
Apa yang dikatakan oleh Pakde Karwo ini ada benarnya juga. Sebab, tidak ada musyawarah sepanjang kongres, melainkan hanya pemaparan konsep secara sepihak dari para elit PSSI dan kemudian disepakati oleh peserta.
Djohar sendiri mengatakan bahwa jalannya kongres tersebut sudah sesuai dengan rencana awal. Itu tidak lain karena semua keputusan penting terkait masa depan sepak bola Indonesia sudah dilakukan dalam pertemuan ini, termasuk pergantian sekjen yang terkesan mendadak itu.
“Tidak ada yang mendadak, Pak Hadiyandra memang sudah membicarakan niatnya untuk mundur dari posisi Sekjen ini kepada saya. Dengan alasan beliau mau kosentrasi untuk menyelesaikan gelar profesornya,” kata pria pengganti Nurdin Halid dari ketua PSSI ini.
Kepada semua voters, Hadiyandra memang menyampaikan niatnya untuk mundur dari posisi Sekjen yang diembanya sejak awal Maret lalu itu. Alasan utama dia mundur yakni karena kesibukannya menyelesaikan disertasi S-3 yang saat ini dia tempuh di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
“Saya bersyukur bisa mengantarkan federasi sepak bola Indonesia sampai ke Kongres kali ini. Saya berharap generasi pengurus PSSI yang baru ini akan semakin jaya,” ungkapnya lantas disetujui oleh anggota kongres diberikan tanggung jawab baru sebagai ketuas task force pembentukan Asosiasi PSSI di tingkat Provinsi.
Meski begitu, di area kongres telah beredar luas informasi bila Hadiyandra memang akan dicopot dari jabatannya tersebut. Namun, agar tidak terlihat terjadi perpecahan di internal PSSI, Hadiyandra didesak untuk menyatakan sendiri pemunduran dirinya dalam kongres tahunan PSSI ini.
“Kami juga khawatir konsep ini juga akan digunakan untuk menggeser Djohar dari ketua PSSI,” kata salah satu peserta asal Kepulauan Riau yang enggan namanya dikorankan ini.
Selain itu, keputusan lain yang dilakukan oleh PSSI adalah memberhentikan lima anggota Exco PSSI, yakni Tuty Dau, Mawardi Nurdin, Widodo Santoso, Bob Hippy, Sihar Sitorus serta satu wakil ketua umum PSSI, Farid Rahman.
Pemberhantian tersebut terkait dengan sikap mereka yang meninggalkan Kongres Luar Biasa PSSI, 17 Maret 2013 dinilai membahayakan posisi PSSI di mata FIFA dan AFC.
Dengan diberhentikannya enam exco tersebut, akan dibentuk pula komite Komite Pemilihan dengan anggota yang telah diputuskan oleh Exco PSSI, yakni, Dhimam Abror, Agus Santoso, Dwi Irianto, Maurice Tuguis, H. Hidayat, Ferdinand Hindiarto. (dik/nap/jpnn)