BANGKOK- Angka empat, sepertinya, memberi filosofi penting bagi Jose Mourinho musim ini. Empat tak hanya durasi kontrak yang diteken Mourinho setelah memutuskan balik ke Chelsea awal bulan lalu. Tapi, musim ini sekaligus dianggap sebagai musim kempat pelatih 50 tahun itu setelah tiga musim di periode pertamanya bersama Chelsea (2004-2007).
Empat sekaligus ajang yang akan dijalani Mourinho bersama Chelsea musim ini, Premier League, Piala Liga, Piala FA, dan Liga Champions. Dengan pede (percaya diri) pelatih berjuluk The Special One tersebut membidik sapu bersih juara.
Mourinho beralasan, tak ada satu pun dari empat ajang itu yang diprioritaskan oleh The Blues – sebutan Chelsea – musim ini. Dengan kata lain, baik Premier League maupun Liga Champions bakal sama pentingnya dengan Piala FA maupun Piala Liga sekalipun.
“Kami ingin bermain di setiap ajang dengan mentalitas yang sama. Yang paling penting bagi kami adalah menghadapi pertandingan berikutnya. Jika pertandingan berikutnya adalah di Liga Champions, maka kami akan bermain habis-habisan di Liga Champions,” tutur Mourinho sebagaimana dikutip Sky Sports.
“Begitu pula dengan piala domestik karena kami tahu arti dari piala di Inggris, khususnya Piala FA,” imbuh eks pelatih Real Madrid dan Inter Milan tersebut.
Dalam periode pertamanya bersama Chelsea, Mourinho mengoleksi dua trofi liga, dua titel Piala Liga, serta masing-masing sekali Piala FA dan Community Shield. Karena pernah memenangi semua trofi domestik di Inggris, Mourinho memiliki modal bagus melakukannya lagi.
Tantangan terbesar Mourinho praktis hanya di Liga Champions. Dia gagal melakukannya bersama Chelsea karena prestasi terbaiknya hanya dua kali semifinalis. Bersama Real lebih sial lagi karena klub berjuluk Los Merengues tersebut tiga kali beruntun kandas di empat besar.
Keberhasilan Chelsea memenangi Liga Champions 2012 di bawah kepelatihan Roberto di Matteo dan berlanjut dengan titel Europa League tahun ini bersama Rafael Benitez tak pelak memberi tekanan lebih besar bagi Mourinho.
“Di ajang Eropa (Liga Champions), kita memiliki lebih banyak pesaing dan itu memberi kesulitan lebih besar untuk memenanginya. Tapi, kami ingin berada di puncak sukses. Kami akan berjuang keras untuk meraihnya,” jelas pelatih yang telah mengoleksi dua gelar Liga Champions dan sekali trofi Piala UEFA (nama sebelum Europa League).
“Saya tidak suka kalah dan para pemain dalam skuad kami juga tidak suka kalah. Dengan mentalitas dan etos kerja yang dimiliki tim ini, saya percaya kami bisa meraih hasil,” jelasnya lagi.
Gelandang senior Chelsea Frank Lampard meyakini tuah Mourinho. Lampard adalah satu dari pemain Chelsea dari periode pertama Mourinho yang masih bertahan selain John Terry, Petr Cech, Ashley Cole, Michael Essien, dan John Obi Mikel.
“Jose lebih hidup sekarang. Dia lebih baik lagi dengan pengalaman dan kesuksesan setelah meninggalkan Chelsea. Dia sangat berpengaruh bagi klub kami sebelumnya. Karena, saat kembali dia dengan mudah merangkul semua orang. Dia seperti sosok yang tidak pernah pergi dari Chelsea,” tutur pemain 35 tahun itu seperti dilansir The Telegraph.
“Jose adalah pelatih ambisius yang pernah melatih saya selama ini dan itu sangat klop dengan saya yang juga memiliki ambisi besar,” sahut winger Chelsea Eden Hazard kepada The Sun. (dns/bas/jpnn)
FOUT-INHO
BANGKOK- Angka empat, sepertinya, memberi filosofi penting bagi Jose Mourinho musim ini. Empat tak hanya durasi kontrak yang diteken Mourinho setelah memutuskan balik ke Chelsea awal bulan lalu. Tapi, musim ini sekaligus dianggap sebagai musim kempat pelatih 50 tahun itu setelah tiga musim di periode pertamanya bersama Chelsea (2004-2007).
Empat sekaligus ajang yang akan dijalani Mourinho bersama Chelsea musim ini, Premier League, Piala Liga, Piala FA, dan Liga Champions. Dengan pede (percaya diri) pelatih berjuluk The Special One tersebut membidik sapu bersih juara.
Mourinho beralasan, tak ada satu pun dari empat ajang itu yang diprioritaskan oleh The Blues – sebutan Chelsea – musim ini. Dengan kata lain, baik Premier League maupun Liga Champions bakal sama pentingnya dengan Piala FA maupun Piala Liga sekalipun.
“Kami ingin bermain di setiap ajang dengan mentalitas yang sama. Yang paling penting bagi kami adalah menghadapi pertandingan berikutnya. Jika pertandingan berikutnya adalah di Liga Champions, maka kami akan bermain habis-habisan di Liga Champions,” tutur Mourinho sebagaimana dikutip Sky Sports.
“Begitu pula dengan piala domestik karena kami tahu arti dari piala di Inggris, khususnya Piala FA,” imbuh eks pelatih Real Madrid dan Inter Milan tersebut.
Dalam periode pertamanya bersama Chelsea, Mourinho mengoleksi dua trofi liga, dua titel Piala Liga, serta masing-masing sekali Piala FA dan Community Shield. Karena pernah memenangi semua trofi domestik di Inggris, Mourinho memiliki modal bagus melakukannya lagi.
Tantangan terbesar Mourinho praktis hanya di Liga Champions. Dia gagal melakukannya bersama Chelsea karena prestasi terbaiknya hanya dua kali semifinalis. Bersama Real lebih sial lagi karena klub berjuluk Los Merengues tersebut tiga kali beruntun kandas di empat besar.
Keberhasilan Chelsea memenangi Liga Champions 2012 di bawah kepelatihan Roberto di Matteo dan berlanjut dengan titel Europa League tahun ini bersama Rafael Benitez tak pelak memberi tekanan lebih besar bagi Mourinho.
“Di ajang Eropa (Liga Champions), kita memiliki lebih banyak pesaing dan itu memberi kesulitan lebih besar untuk memenanginya. Tapi, kami ingin berada di puncak sukses. Kami akan berjuang keras untuk meraihnya,” jelas pelatih yang telah mengoleksi dua gelar Liga Champions dan sekali trofi Piala UEFA (nama sebelum Europa League).
“Saya tidak suka kalah dan para pemain dalam skuad kami juga tidak suka kalah. Dengan mentalitas dan etos kerja yang dimiliki tim ini, saya percaya kami bisa meraih hasil,” jelasnya lagi.
Gelandang senior Chelsea Frank Lampard meyakini tuah Mourinho. Lampard adalah satu dari pemain Chelsea dari periode pertama Mourinho yang masih bertahan selain John Terry, Petr Cech, Ashley Cole, Michael Essien, dan John Obi Mikel.
“Jose lebih hidup sekarang. Dia lebih baik lagi dengan pengalaman dan kesuksesan setelah meninggalkan Chelsea. Dia sangat berpengaruh bagi klub kami sebelumnya. Karena, saat kembali dia dengan mudah merangkul semua orang. Dia seperti sosok yang tidak pernah pergi dari Chelsea,” tutur pemain 35 tahun itu seperti dilansir The Telegraph.
“Jose adalah pelatih ambisius yang pernah melatih saya selama ini dan itu sangat klop dengan saya yang juga memiliki ambisi besar,” sahut winger Chelsea Eden Hazard kepada The Sun. (dns/bas/jpnn)