32 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Bermodal Drogba-Sneijder

PELATIH Galatasaray Fatih Terim mengaku senang menjalani babak 16 besar Liga Champions menghadapi Schalke 04 di Turk Telekom Arena, Istanbul, dini hari nanti. Penyebabnya, apalagi kalau bukan modal trofi Liga Champions yang pernah dimiliki Didier Drogba dan Weshley Sneijder.
Ya, Fatih Terim menyadari bahwa untuk dapat memenangi trofi Liga Champions dibutuhkan pemain berpengalaman sekelas Didier Drogba dan Weshley Sneijder.

Didier Drigba, striker asal Pantai Gading pernah meraih trofi Liga Champions saat membantu mantan timnya Chelsea membekap Bayern Munchen musim lalu. Sementara gelandang energik asal Belanda Weshley Sneijder sukses mengantarkan Inter Milan meraih trofi Liga Champions pada tahun 2010.
“Kedua pemain ini mampu beradaptasi dengan cepat. Kami senang memiliki kesempatan untuk merekrut dua pemain hebat itu,” bilang Fatih Terim, pelatih Galatasaray.

Artinya, dengan merekrut dua pemain sarat pengalaman tadi Terim berhasrat membawa Galatasaray menjadi klub Turki pertama yang mampu meraih trofi Liga Champions, setelah sebelumnya tim ini hanya mampu menjadi juara UEFA Cup (sekarang Europa League) pada tahun 2000, usai menang adu tendangan penalti atas Arsenal dengan skor 4-1.

Lantas, bagaimana prestasi Galatasaray di ajang liga Champions? Sejauh ini prestasi terbaik klub yang berdiri pada 1 Oktober 1905 itu hanya menjadi semifinalis tahun 1989, serta menjadi perempatfinalis tahun 1963, 1970, 1994 dan 2001.

“Saya pikir fans menginginkan hal yang lebih baik dari apa yang telah diraih tim ini sebelumnya. Jadi, semua pemain harus memiliki komitmen yang kuat sehingga klub ini mencapai target yang telah diapungkan,” bilang Terim.

Di tempat terpisah, pelatih Schalke 04 Jens Keller mengatakan ingin menjadikan laga menghadapi Galatasaray sebagai momentum kebangkitan, setelah tim ini tak pernah menang pada empat pertandingan terakhir.

Hannover 96 adalah tim terakhir yang menjadi korban keganasan Schalke 04. Pada pertandingan yang berlangsung 19 Januari lalu, Schalke 04 menang dengan skor 5-4. Setelah kemenangan itu Schalke 04 hanya mampu meraih hasil dua kali imbang dan dua kali kalah.

“Kami sudah sampai di sini (babak 16 besar). Kami ingin terus melaju hingga ke partai final. Karenanya, saya akan memainkan seluruh pemain terbaik yang dimiliki tim ini. Gelandang asal Brasil Michel Bastos yang disimpan saat kami bermain imbang 2-2 menghadapi Mainz, saya pikir siap diturunkan dan memberi kontribusi besar terhadap tim,” bilang Jens Keller.

Memang, banyak yang memprediksi jika nasib Jens Keller akan ditentukan hasil akhir menghadapi Galatasaray, meski manajer umum Schalke Horst Heldt telah menjamin posisi Keller bakal aman hingga akhir musim nanti.

“Saya tak mempedulikan itu (kemungkinan dipecat). Bagi saya, pertandingan melawan Galatasaray wajib dimenangkan. Untuk itulah kami berada di sana (markas Galatasaray),” tuntas Keller. (ije)

PELATIH Galatasaray Fatih Terim mengaku senang menjalani babak 16 besar Liga Champions menghadapi Schalke 04 di Turk Telekom Arena, Istanbul, dini hari nanti. Penyebabnya, apalagi kalau bukan modal trofi Liga Champions yang pernah dimiliki Didier Drogba dan Weshley Sneijder.
Ya, Fatih Terim menyadari bahwa untuk dapat memenangi trofi Liga Champions dibutuhkan pemain berpengalaman sekelas Didier Drogba dan Weshley Sneijder.

Didier Drigba, striker asal Pantai Gading pernah meraih trofi Liga Champions saat membantu mantan timnya Chelsea membekap Bayern Munchen musim lalu. Sementara gelandang energik asal Belanda Weshley Sneijder sukses mengantarkan Inter Milan meraih trofi Liga Champions pada tahun 2010.
“Kedua pemain ini mampu beradaptasi dengan cepat. Kami senang memiliki kesempatan untuk merekrut dua pemain hebat itu,” bilang Fatih Terim, pelatih Galatasaray.

Artinya, dengan merekrut dua pemain sarat pengalaman tadi Terim berhasrat membawa Galatasaray menjadi klub Turki pertama yang mampu meraih trofi Liga Champions, setelah sebelumnya tim ini hanya mampu menjadi juara UEFA Cup (sekarang Europa League) pada tahun 2000, usai menang adu tendangan penalti atas Arsenal dengan skor 4-1.

Lantas, bagaimana prestasi Galatasaray di ajang liga Champions? Sejauh ini prestasi terbaik klub yang berdiri pada 1 Oktober 1905 itu hanya menjadi semifinalis tahun 1989, serta menjadi perempatfinalis tahun 1963, 1970, 1994 dan 2001.

“Saya pikir fans menginginkan hal yang lebih baik dari apa yang telah diraih tim ini sebelumnya. Jadi, semua pemain harus memiliki komitmen yang kuat sehingga klub ini mencapai target yang telah diapungkan,” bilang Terim.

Di tempat terpisah, pelatih Schalke 04 Jens Keller mengatakan ingin menjadikan laga menghadapi Galatasaray sebagai momentum kebangkitan, setelah tim ini tak pernah menang pada empat pertandingan terakhir.

Hannover 96 adalah tim terakhir yang menjadi korban keganasan Schalke 04. Pada pertandingan yang berlangsung 19 Januari lalu, Schalke 04 menang dengan skor 5-4. Setelah kemenangan itu Schalke 04 hanya mampu meraih hasil dua kali imbang dan dua kali kalah.

“Kami sudah sampai di sini (babak 16 besar). Kami ingin terus melaju hingga ke partai final. Karenanya, saya akan memainkan seluruh pemain terbaik yang dimiliki tim ini. Gelandang asal Brasil Michel Bastos yang disimpan saat kami bermain imbang 2-2 menghadapi Mainz, saya pikir siap diturunkan dan memberi kontribusi besar terhadap tim,” bilang Jens Keller.

Memang, banyak yang memprediksi jika nasib Jens Keller akan ditentukan hasil akhir menghadapi Galatasaray, meski manajer umum Schalke Horst Heldt telah menjamin posisi Keller bakal aman hingga akhir musim nanti.

“Saya tak mempedulikan itu (kemungkinan dipecat). Bagi saya, pertandingan melawan Galatasaray wajib dimenangkan. Untuk itulah kami berada di sana (markas Galatasaray),” tuntas Keller. (ije)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

Terpopuler

Artikel Terbaru

/