LONDON-Jose Mourinho merupakan seorang master intrik dalam sepak bola modern. Ia sangat suka menggoda dengan nada ejekan kepada sesama manajer lainnya.
Manajer Chelsea tersebut, telah memulai perang urat syaraf dengan Manajer Manchester United David Moyes. Kalau dilihat sepintas, Mou hanya usil saja. Namun, jika ditelaah lebih dalam, pria asal Portugal tersebut memiliki maksud tersembunyi.
Ingat, Chelsea akan menghadapi United di Old Trafford pada 26 Agustus mendatang. Itu adalah pertandingan kedua di Liga Premier 2013/2014.
Ingat pula bagaimana pada Kamis (18/7) lalu, Mou mengumumkan ketertarikannya pada striker The Red Devils Wayne Rooney sebagai target utama transfer musim panas ini.
Sehari kemudian, ia mengatakan pada beberapa media Inggris mengenai seorang pemain yang tidak bahagia. Pemain ini, khawatir satu tempatnya di Piala Dunia 2014 akan terancam. Jelas ini adalah pesan tersurat kepada Rooney yang notabene adalah bintang Timnas Inggris.
Dan pada hari ketiga, mantan pelatih Real Madrid tersebut fokus menyerang Moyes. Manajer 50 tahun itu mengisahkan bagaimana Moyes sekarang masuk dalam satu klub terbesar di dunia.
Mou juga membandingkan bagaimana saat pertama membesut Chelsea pada 2004 silam dibandingkan dengan kondisinya sekarang. “Kamu sih mudah, tugas saya lebih berat,” tutur Mou menyindir Moyes, seperti dilansir The Sun.
“Satu di antara hal yang sangat sulit dalam sebuah klub adalah menciptakan budaya kemenangan. Sebuah tempat yang jika masuk melalui pintunya, Anda akan mencium kesuksesan, mencium kepercayaan diri, dan tradisi. Saat Anda tiba, Anda akan berfikir, ini adalah klub besar,” tambah pria yang pernah melatih FC Porto dan Inter Milan itu.
“David (Moyes) sekarang berada dalam klub besar. Dan itu adalah bantuan besar. Setiap orang di sana tahu benar caranya menang. United adalah klub besar dengan tradisi juara yang kuat. Itu penting,” jelasnya.
Mou lalu membuat perbandingan kontras dengan kedatangannya pertama ke Chelsea. Waktu itu fasilitas latihan The Blues tidak mengesankan. Hanya area yang disewa dari sebuah Universitas dekat dengan bandara Heathrow, London. Berbeda dengan tempat pemusatan latihan canggih Chelsea di Cobham Complex sekarang. “Saya berlatih di Harlington dan Chelsea hanya mendapatkan satu piala dalam beberapa musim sebelumnya yakni Piala Malaysia,” ungkap Mou.
“Namun sekarang, klub ini sangat besar. Pengelolaannya sangat bagus. Klub itu butuh manajer yang datang untuk membangun strukturnya. Dan sekarang, jika Anda pergi ke Bangkok, stadionnya berwarna biru,” katanya.
Mou mengingatkan, tekanan sebagai suksesor Sir Alex Ferguson jelas akan mengganggu Moyes. Tidak mudah memang untuk menggantikan manajer yang sudah berada selama 26 tahun di Old Traffford dan memenangkan 38 gelar bagi United. “David jelas orang yang paling bangga di dunia. Ia menggantikan pelatih terbesar dalam sepak bola Inggris. Sekarang terserah kepadanya. Ia sudah bekerja sangat keras bertahun-tahun di Everton, menunggu kesempatan besar. Dan sekaranglah kesempatan besar itu,” ujar Mou.
Mou ikut dalam perdebatan, Moyes yang tak pernah mendapat satupun gelar dalam karir kepelatihannya adalah sebuah kerugian. “Memenangkan trofi di Everton tidak mudah. Ketika ia finish ke peringkat empat atau lima di Everton, itu sudah trofi. Memang tidak ada medalinya,” tegas manajer kelahiran Setubal itu.
Di lain pihak, Mou mengakui pesaing terberatnya di Liga Premier bukanlah United, tapi Manchester City yang punya skuad mentereng. “Namun jika Anda membeli pemain terbaik, masalah selalu akan muncul. Selalu sangat sulit untuk memenangkan gelar. Dan Liga Premier adalah liga yang paling sulit,” tandasnya. (nur/jpnn)