25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Lille Jawara Ligue 1

PARIS – Berakhir sudah perburuan juara Ligue musim ini. Lille akhirnya memastikan sebagai championnat setelah menahan imbang Paris Saint-Gemain (PSG) 2-2 di Parc de Princes kemarin dini hari WIB (15/5). Itu adalah gelar ketiga Lille di Ligue 1 setelah 1946 dan 1954.

Satu poin sudah cukup bagi Lille mengunci gelar dengan kompetisi masih menyisakan satu laga. Hingga journee ke-37, Lille unggul enam angka (73-67) dari pesaingnya sekaligus juara bertahan, Olympique Marseille. Marseille gagal memaksakan persaingan di journee pemungkas karena juga bermain draw 2-2 saat menjamu Valenciennes.
Lille datang ke Stade de France dengan hanya butuh satu angka untuk mengunci gelar. Les Dogues “ sebutan Lille “ sudah menunjukkan tanda-tanda bakal meraihnya setelah mencetak gol cepat lima menit setelah kickoff via Ludovic Obraniak.

PSG baru merespons di akhir babak pertama. Gol Guillaume Hoarau membuat kedudukan 1-1. Namun, tim tamu kembali memimpin pada menit ke-59 berkat gol bomber andalannya, Moussa Sow. Itu gol ke-22 Sow sekaligus membuatnya unggul satu gol dari striker Lens Kevin Gameiro di puncak daftar top scorer.

Sayang, kemenangan Lille buyar setelah Mathieu Bodmer memaksakan skor 2-2 menjadi skor akhir lewat golnya di menit ke-73. “Para pemain sudah bekerja keras sepanjang musim dan mereka mendapatkan banyak kebanggaan. Ini adalah kemenangan untuk seluruh skuad,” ungkap entraineur Lille Rudi Garcia seusai laga kepada AFP.
“Saya yakin ketika pemain saya bertemu 15 atau 20 tahun mendatang, mereka akan mengingat musim ini sebagai memori yang luar biasa,” tambahnya.

Lille memang sarat prestasi musim ini. Sebelum Ligue 1, Lille meraih Coupe de France alias Piala Prancis pekan lalu (14/5) setelah mengalahkan PSG 1-0.  Prestasi double winners Lille musim ini berarti mengulang prestasi 1946. Lille pun langsung merayakan gelar Ligue 1 dengan arak-arakan bersama fans mereka di Place de la Republique, Paris, seusai laga.

Garcia pun mengatakan, double winners Lille musim ini layak disandingkan dalam sejarah besar sepak bola Prancis. “Ada beberapa referensi tim yang meraih double winners yang mengingatkan saya dengan Lille musim ini. Bordeaux di bawah kepelatihan Aime Jacquet (1987), Marseille-nya Jean-Pierre Papin (1989), dan Auxerre di bawah asuhan Guy Roux (1996),” papar pelatih yang menangani Lille selama dua tahun terakhir itu.
Pelatih Marseille Didier Deschamps pun dengan sportif memberikan selamat kepada Lille. “Lille merupakan tim paling konsisten musim ini. Selamat untuk Rudi Garcia dan stafnya. Satu kata untuk mereka : bravo,” ungkapnya kepada Canal Plus.  (dns/jpnn)

PARIS – Berakhir sudah perburuan juara Ligue musim ini. Lille akhirnya memastikan sebagai championnat setelah menahan imbang Paris Saint-Gemain (PSG) 2-2 di Parc de Princes kemarin dini hari WIB (15/5). Itu adalah gelar ketiga Lille di Ligue 1 setelah 1946 dan 1954.

Satu poin sudah cukup bagi Lille mengunci gelar dengan kompetisi masih menyisakan satu laga. Hingga journee ke-37, Lille unggul enam angka (73-67) dari pesaingnya sekaligus juara bertahan, Olympique Marseille. Marseille gagal memaksakan persaingan di journee pemungkas karena juga bermain draw 2-2 saat menjamu Valenciennes.
Lille datang ke Stade de France dengan hanya butuh satu angka untuk mengunci gelar. Les Dogues “ sebutan Lille “ sudah menunjukkan tanda-tanda bakal meraihnya setelah mencetak gol cepat lima menit setelah kickoff via Ludovic Obraniak.

PSG baru merespons di akhir babak pertama. Gol Guillaume Hoarau membuat kedudukan 1-1. Namun, tim tamu kembali memimpin pada menit ke-59 berkat gol bomber andalannya, Moussa Sow. Itu gol ke-22 Sow sekaligus membuatnya unggul satu gol dari striker Lens Kevin Gameiro di puncak daftar top scorer.

Sayang, kemenangan Lille buyar setelah Mathieu Bodmer memaksakan skor 2-2 menjadi skor akhir lewat golnya di menit ke-73. “Para pemain sudah bekerja keras sepanjang musim dan mereka mendapatkan banyak kebanggaan. Ini adalah kemenangan untuk seluruh skuad,” ungkap entraineur Lille Rudi Garcia seusai laga kepada AFP.
“Saya yakin ketika pemain saya bertemu 15 atau 20 tahun mendatang, mereka akan mengingat musim ini sebagai memori yang luar biasa,” tambahnya.

Lille memang sarat prestasi musim ini. Sebelum Ligue 1, Lille meraih Coupe de France alias Piala Prancis pekan lalu (14/5) setelah mengalahkan PSG 1-0.  Prestasi double winners Lille musim ini berarti mengulang prestasi 1946. Lille pun langsung merayakan gelar Ligue 1 dengan arak-arakan bersama fans mereka di Place de la Republique, Paris, seusai laga.

Garcia pun mengatakan, double winners Lille musim ini layak disandingkan dalam sejarah besar sepak bola Prancis. “Ada beberapa referensi tim yang meraih double winners yang mengingatkan saya dengan Lille musim ini. Bordeaux di bawah kepelatihan Aime Jacquet (1987), Marseille-nya Jean-Pierre Papin (1989), dan Auxerre di bawah asuhan Guy Roux (1996),” papar pelatih yang menangani Lille selama dua tahun terakhir itu.
Pelatih Marseille Didier Deschamps pun dengan sportif memberikan selamat kepada Lille. “Lille merupakan tim paling konsisten musim ini. Selamat untuk Rudi Garcia dan stafnya. Satu kata untuk mereka : bravo,” ungkapnya kepada Canal Plus.  (dns/jpnn)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

Terpopuler

Artikel Terbaru

/