TIMNAS Rusia adalah kekuatan lawas di pentas sepak bola dunia dan belahan bumi Eropa. Itu bisa dibuktikan dengan sederet prestasi yang telah mereka raih. Di pentas sepak bola dunia tim berjuluk Sbornaya itu telah tampil sebanyak 9 kali di ajang World Cup (1958, 1962, 1966, 1970, 1982, 1986, 1990, 1994, 2002). Prestasi terbaik yang mereka torehkan adalah menempati peringkat keempat pada tahun 1966.
Nah, di pentas sepak bola Eropa, tim ini memiliki prestasi yang lebih kinclong. Betapa tidak, lihatlah ketika mereka tampil sebagai juara pada tahun 1960 dan tiga kali tampil sebagai runner up yakni pada tahun 1964, 1972 dan 1988. Prestasi ini mereka raih dalam 10 kali keikutsertaannya.
Lantas, bagaimana kesiapan Rusia menatap gelaran Euro 2012 kali ini?
Tampil sebagai juara grup B babak kualifikasi Euro 2012, Rusia menorehkan hasil 7 kali menang, 2 kali imbang dan sekali kalah. Satu-satunya kekalahan yang dialami Rusia terjadi saat menjamu Slowakia pada 7 Sep 2010. Saat itu Rusia takluk dengan skor 0-1. Namun, beberapa bulan berselang, tepatnya pada 7 Oktober 2011, giliran Rusia yang mempermalukan Slowakia dengan skor 0-1.
Berkat hasil itu nama Dick Advocaat, orang Belanda yang dipercaya menangani timnas Rusia itu pun naik daun, hingga akhirnya klub asal Belanda PSV Eindhoven merekrutnya untuk musim kompetisi mendatang. Artinya, Euro 2012 kali ini akan menjadi ajang terakhir Advocaat bersama timnas Rusia.
“Ketika orang berbicara tentang Piala Eropa, mereka akan membicarakan Belanda, Spanyol dan Jerman. Tapi jika kami memainkan sepakbola kami, maka kami bisa menjadi kuda hitam yang membahayakan bagi tim lain,” bilang Advocaat.
Advocaat boleh saja berkata seperti itu namun faktanya, beberapa hari jelang gelaran Euro 2012 dilaksanakan hujatan kepada Advocaat semakin kencang terkait kebijakannya yang cenderung memainkan pemain memiliki nama besar meski memiliki penampilan yang sedang melorot.
Ini bisa dilihat dari 26 nama pemain yang kini sedang menjalani pemusatan latihan. Salah satu kejutan yang dilakukan Advocaat adalah memanggil Marat Izmailov. Gelandang serang Sporting Lisbon ini sudah memperkuat Rusia 31 kali, namun belum pernah masuk ke dalam tim sejak ditangani pelatih asal Belanda tersebut.
Pemain Dymano Moskwa Vladimir Granat dan kapten Rubin Kazan Roman Sharonov menjadi muka baru di barisan pertahanan. Sedangkan Magomed Ozdoyez untuk kali pertama dipanggil mengikuti pemusatan latihan.
Jadi, dengan semua fakta yang ada, masihkah tersisa harapan bagi Advocaat untuk membawa Rusia tampil sebagai juara Euro seperti yang terjadi pada tahun 1960, atau setidaknya mengantarkan tim itu berlaga hingga partai final seperti capaian tahun 1964, 1972 dan 1988? Sama-sama kita tunggu. (jun/bbs)