26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Geser City

Manchester United vs QPR

Jatuh sudah korban di ajang Premier League. Adalah Roberto Di Matteo, pelatih berdarah Italia yang sudah sebelas bulan membesut The Blues dan sukses mempersembahkan trofi Liga Champions, Rabu (20/11) lalu menjadi pelatih pertama yang resmi di pecat, menyusul kekalahan 0-3 atas Juventus di pentas Champions League.

Memang, dalam beberapa pekan terakhir The Blues (julukan Chelsea) tampil mengecewakan. Terakhir kali tim ini kalah di ajang Pemier League adalah saat bertandang ke markas West Bromwich Albion. Pada pertandingan  itu Fernando Torres dkk menyerah 1-2.

Dipecatnya Di Matteo ternyata mempengaruhi sikap beberapa owner klub, yang selama ini ngotot mempertahankan pelatihnya. Artinya, pemecatan Di Matteo tak ubahnya virus yang kapan saja bisa mewabah di pentas Premier League.
Tak percaya, lihatlah owner QPR Tony Fernandes yang sebelumnya begitu ngotot mempertahankan Mark Hughes, kini justru mulai mendengar permintaan fans untuk memecat Hughes.
“Mereka begitu setia mendukung tim ini. Mereka pantas mendapatkan yang terbaik, karena mereka telah melakukan yang terbaik.,” tandas Tony Fernandes.

Sangat wajar jika Fernandes berbalik arah. Pasalnya, co owner Amit Bhatia pun telah berulang kali menegaskan bahwa dirinya bakal meninggalkan QPR jika klub tersebut terdegradasi musim depan.
Tak sekadar  ngomong, Fernandes pun membuktikan ucapannya untuk mengikuti desakan fans. Kemarin (23/11) Fernandes secara resmi memecat Mark Hughes dan menggantinya dengan Mark Bowen dan Eddie Niedzwiecki.
Artinya, saat QPR bertandang ke Stadion  Old Traffrod, malam ini, Hughes yang pernah menjadi idola Old Trafford (1988-1995) takkan berada di pinggir lapangan.

Terlepas dari siapapun yang mendampingi QPR malam ini, yang pasti, kemenangan nampaknya masih akan menjauh dari tim asal Kota London itu. Betapa tidak, dari 21 pertemuan yang telah terjadi di Old Traffrod, tuan rumah memenanginya sebanyak 17 kali dan hanya sekali kalah, itu pun terjadi pada tahun 1992. Artinya, kemenangan 4-1 yang diraih QPR merupakan kemenangan terakhir, yang tak pernah terulang lagi pada sepuluh tahun setelahnya.
Parahnya, sang tuan rumah Manchester United, meski pada dua pertandingan terakhir kalah 0-1, masing-masing atas Norwich City (Premier League) dan Galatasaray (Champions League), namun hasrat untuk kembali meraih kemenangan terasa sangat kental. Apa pasal?

Jika pada pertandingan malam ini The Red Devils mengalahkan QPR, maka tim besutan Sir Alex Ferguson yang saat ini memiliki poin 27 kembali ke puncak klasemen, karena rivalnya Manchester City dengan poin 28, baru akan bertanding besok di Stamford Bridge menghadapi tuan rumah Chelsea.

“Ini harus kami menfaatkan sebaik mungkin. Mereka (Manchester City) memiliki rekor yang jelek setiap kali berhadapan dengan Chelsea. Jadi, jika mereka kalah lagi atas Chelsea, maka kami akan unggul dua poin atas mereka dan berhak di puncak klasemen,” urai Sir Alex Ferguson, pelatih Manchester United.

Pada musim kompetisi lalu United dua kali mengalahkan QPR. Pada pertemuan pertama tuan rumah QPR takluk dengan skor 2-0.
Skor yang sama juga mengakhiri pertandingandi Old Trafford, empat bulan berselang.“Sesungguhnya mereka tim yang kuat. Mereka memiliki banyak pemain berbakat. Jadi,  tak ada tim yang boleh diremehkan di pentas Premier League,” tandas Sir Alex Ferguson.

Pertanyaannya, jika United telah bertekad meraih kemenangan atas tamunya, akankah QPR mampu mencuri kemenangan seperti yang terjadi pada tahun 1992? (*)

Manchester United vs QPR

Jatuh sudah korban di ajang Premier League. Adalah Roberto Di Matteo, pelatih berdarah Italia yang sudah sebelas bulan membesut The Blues dan sukses mempersembahkan trofi Liga Champions, Rabu (20/11) lalu menjadi pelatih pertama yang resmi di pecat, menyusul kekalahan 0-3 atas Juventus di pentas Champions League.

Memang, dalam beberapa pekan terakhir The Blues (julukan Chelsea) tampil mengecewakan. Terakhir kali tim ini kalah di ajang Pemier League adalah saat bertandang ke markas West Bromwich Albion. Pada pertandingan  itu Fernando Torres dkk menyerah 1-2.

Dipecatnya Di Matteo ternyata mempengaruhi sikap beberapa owner klub, yang selama ini ngotot mempertahankan pelatihnya. Artinya, pemecatan Di Matteo tak ubahnya virus yang kapan saja bisa mewabah di pentas Premier League.
Tak percaya, lihatlah owner QPR Tony Fernandes yang sebelumnya begitu ngotot mempertahankan Mark Hughes, kini justru mulai mendengar permintaan fans untuk memecat Hughes.
“Mereka begitu setia mendukung tim ini. Mereka pantas mendapatkan yang terbaik, karena mereka telah melakukan yang terbaik.,” tandas Tony Fernandes.

Sangat wajar jika Fernandes berbalik arah. Pasalnya, co owner Amit Bhatia pun telah berulang kali menegaskan bahwa dirinya bakal meninggalkan QPR jika klub tersebut terdegradasi musim depan.
Tak sekadar  ngomong, Fernandes pun membuktikan ucapannya untuk mengikuti desakan fans. Kemarin (23/11) Fernandes secara resmi memecat Mark Hughes dan menggantinya dengan Mark Bowen dan Eddie Niedzwiecki.
Artinya, saat QPR bertandang ke Stadion  Old Traffrod, malam ini, Hughes yang pernah menjadi idola Old Trafford (1988-1995) takkan berada di pinggir lapangan.

Terlepas dari siapapun yang mendampingi QPR malam ini, yang pasti, kemenangan nampaknya masih akan menjauh dari tim asal Kota London itu. Betapa tidak, dari 21 pertemuan yang telah terjadi di Old Traffrod, tuan rumah memenanginya sebanyak 17 kali dan hanya sekali kalah, itu pun terjadi pada tahun 1992. Artinya, kemenangan 4-1 yang diraih QPR merupakan kemenangan terakhir, yang tak pernah terulang lagi pada sepuluh tahun setelahnya.
Parahnya, sang tuan rumah Manchester United, meski pada dua pertandingan terakhir kalah 0-1, masing-masing atas Norwich City (Premier League) dan Galatasaray (Champions League), namun hasrat untuk kembali meraih kemenangan terasa sangat kental. Apa pasal?

Jika pada pertandingan malam ini The Red Devils mengalahkan QPR, maka tim besutan Sir Alex Ferguson yang saat ini memiliki poin 27 kembali ke puncak klasemen, karena rivalnya Manchester City dengan poin 28, baru akan bertanding besok di Stamford Bridge menghadapi tuan rumah Chelsea.

“Ini harus kami menfaatkan sebaik mungkin. Mereka (Manchester City) memiliki rekor yang jelek setiap kali berhadapan dengan Chelsea. Jadi, jika mereka kalah lagi atas Chelsea, maka kami akan unggul dua poin atas mereka dan berhak di puncak klasemen,” urai Sir Alex Ferguson, pelatih Manchester United.

Pada musim kompetisi lalu United dua kali mengalahkan QPR. Pada pertemuan pertama tuan rumah QPR takluk dengan skor 2-0.
Skor yang sama juga mengakhiri pertandingandi Old Trafford, empat bulan berselang.“Sesungguhnya mereka tim yang kuat. Mereka memiliki banyak pemain berbakat. Jadi,  tak ada tim yang boleh diremehkan di pentas Premier League,” tandas Sir Alex Ferguson.

Pertanyaannya, jika United telah bertekad meraih kemenangan atas tamunya, akankah QPR mampu mencuri kemenangan seperti yang terjadi pada tahun 1992? (*)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/