Udinese vs Arsenal
UDINE- Awan mendung mulai menepi dari Arsenal. Itu seiring sukses Arsenal lolos ke fase grup Liga Champions kemarin. Raihan itu menjadi hiburan setelah start buruk di Premier League plus kehilangan dua pemain pilarnya, Cesc Fabregas ke Barcelona dan Samir Nasri (Manchester City).
The Gunners -sebutan Arsenal- lolos setelah menyapu bersih wakil Italia Udinese. Setelah unggul 1-0 di Emirates (16/8), The Gunners kembali menang 2-1 di Stadio Friuli. Dengan menang agregat 3-1, finalis Liga Champions 2006 itu menembus fase grup untuk kali ke-14 beruntun.
Udinese sebenarnya membuka peluang lolos dengan mencetak gol lebih dulu di babak pertama. Gol striker andalan Udinese Antonio Di Natale pada menit ke-39 membuat agregat 1-1 dan itu berarti tuan rumah hanya butuh satu gol lagi untuk lolos.
Tapi, di babak kedua, Arsenal menunjukkan kepada Udinese apabila mereka lebih matang di Eropa. Arsenal mampu mencetak gol balasan melalui Robin van Persie pada menit ke-55. Gol RVP (sebutan akrab Van Persie) merusak mental pemain Udinese karena klub berjuluk Zebrette itu kembali dituntut mencetak dua gol sebagai syarat lolos. Imbasnya, kendati mendapat penalti empat menit setelah gol RVP, Udinese tidak mampu memaksimalkannya. Eksekusi Di Natale, yang notabene capocannoniere atau pencetak gol terbanyak Serie A dua musim terakhir, ditepis kiper Arsenal Wojciech Szczesny. Penalti diberikan setelah Thomas Vermaelen handball.
Di saat pemain Udinese tengah down, Arsenal mencetak gol kemenangannya pada menit ke-69 melalui Theo Walcott. Gol tunggal kemenangan Arsenal di pertemuan pertama juga dicetak Walcott. “Saya benar-benar lega”. Demikian kalimat pertama dari pelatih Arsenal Arsene Wenger seusai laga sebagaimana dilansir ITV.
“Kami merespons dengan baik setelah tertinggal lebih dulu. Ini hasil yang penting setelah muncul banyak keraguan dalam klub kami. Jika kami sampai gagal, itu akan berdampak sangat buruk bagi perjalanan kami musim ini,” imbuh Wenger.
Dalam laga kemarin, Wenger mendampingi timnya di tepi lapangan. Wenger seharusnya mulai menjalani skors dua laga dari UEFA (Asosiasi Sepak Bola Eropa) gara-gara nekat berkomunikasi dengan asistennya dari tribun penonton sekalipun tengah menjalani skors pula di leg pertama. Tapi, UEFA mengabulkan permohonan Arsenal agar menunda skors terhadap pelatih berjuluk The Professor itu. Hasilnya tidak sia-sia karena keberadaan Wenger di dekat anak asuhnya cukup signifikan. Kubu Udinese pun secara sportif mengakui keunggulan Arsenal.”Kami harus menerima kenyataan bahwa kami kalah dari tim yang lebih baik,” ujar allenatore Udinese Francesco Guidolin. (dns/jpnn)