LONDON – Di lapangan hijau, Anton Ferdinand mempunyai tugas mengawal striker lawan. Namun, di luar lapangan defender Queens Park Rangers (QPR) itu justru mendapat kawalan orang. Ya, sejak menjadi korban rasis kapten Chelsea John Terry dalam laga di Loftus Road (23/10/2011), Ferdinand memutuskan untuk menyewa bodyguard.
Ferdinand memang merasa keselamatannya terancam menyusul ancaman pembunuhan yang diterimanya November lalu. Ancaman itu datang dari salah satu penggemar Terry. Tidak hanya bodyguard, adik kandung defender Manchester United Rio Ferdinand itu melengkapi rumahnya dengan tambahan kamera pengintai maupun CCTV yang disebut menyedot bujet hingga 30 ribu pounds (Rp421 juta).
Itu masih belum cukup. Ferdinand juga mendapat pengawalan dari polisi ketika QPR menjamu Chelsea dalam putaran keempat Piala FA malam nanti WIB. Polisi akan mengawal pemain 26 tahun itu dalam perjalanan menuju stadion (Loftus Road) maupun saat meninggalkan stadion.
Ini dilakukan sebagai antisipasi munculnya kemarahan dari fans Chelsea. Gara-gara tuduhan ucapan rasisme kepada Ferdinand, Terry diajukan ke pengadilan atas kasus tindak pidana. Terry yang juga kapten timnas Inggris tersebut akan mulai menjalani persidangan di Pengadilan London Barat pada Rabu pekan depan (1/2).
Itulah sebabnya, menarik ditunggu apakah dalam laga di Loftus Road malam nanti apakah Ferdinand dan Terry bakal berjabat tangan sebelum kickoff. Terlepas apakah kedua pemain bakal berdamai atau tidak, pemilik QPR Tony Fernandes dan Chairman Chelsea Bruce Buck sama-sama mengimbau kepada tim maupun fans masing-masing untuk mengontrol emosi.
“Kami, saya dan chairman Chelsea, telah menyepakati bahwa rasisme dan diskriminasi tidak memiliki tempat dalam sepak bola, khususnya dalam pertandingan antara QPR versus Chelsea,” kata Fernandes di situs resmi klub. (dns/bas/jpnn)