BARCELONA- Real Madrid memastikan diri lolos ke final Copa del Rey untuk ke-37 kalinya. Itu diperoleh setelah tim berjuluk Los Merengues itu mempermalukan tuan rumah Barcelona pada leg kedua babak semifinal dengan skor 3-1 (agregat 4-2) Pada pertandingan yang berlangsung di Camp Nou, Rabu (27/2) dinihari WIB.
Memang, pada saat menghadapi Barcelona, tim tamu Real Madrid lebih banyak bertahan. Tapi, serangan balik cepat khas Madrid sudah lebih dari cukup untuk membuat Barca terluka dan kalah. Ini sesuai dengan prediksi harian Sumut Pos terbitan Selasa (26/2) berjudul Jejak 21 April.
Lihatlah, Barca tampil dominan dengan unggul penguasaan bola hingga 65 persen dan cukup sukses mengurung Madrid. Tak hanya itu, tim besutan Tito Vilanova itu membuat 16 tembakan, namun hanya tiga yang tepat sasaran.
Sementara itu, Madrid tercatat melepaskan 14 tembakan dan delapan di antaranya mengarah ke gawang. Mereka juga melancarkan tiga serangan balik dalam pertandingan ini.
Hanya saja dengan dua pemain berkarakter pelari cepat seperti Cristiano Ronaldo dan Angel Di Maria membuat counter attack yang dimiliki tim besutan Jose Mourinho menjadi senjata ampuh bagi untuk melumpuhkan doiminasi tuan rumah.
Satu serangan balik Madrid berujung penalti di menit ke-13 setelah Ronaldo dijatuhkan Gerard Pique. Ronaldo sendiri yang jadi algojo tendangan 12 pas dan menjalankan tugasnya tanpa cacat.
Di babak kedua, counter attack Madrid kembali membuahkan hasil. Akselerasi Di Maria tak mampu dihentikan bek Barca dan dia dengan bebas melepaskan tembakan. Meski bola sempat dihalau Jose Pinto, Ronaldo sukses memaksimalkan bola rebound. Madrid unggul 2-0.
Di sisa waktu, Madrid makin menjauh lewat sundulan Raphael Varane, sementara Barca cuma mencetak satu gol hiburan melalui Jordi Alba. Madrid pun menang 3-1.
“Saya berharap ini bisa menjadi titik balik untuk tim kami, karena ini (Camp Nou) adalah tempat yang sangat menyulitkan,” ujar Casillas yang menggantikan Jose Mourinho saat temu pers usai pertandingan.
“Sekarang, kami ingin untuk memainkan bagian penting di Liga Champions, dan di liga juga. Kami akan pergi ke Manchester dengan rencana yang sama, ke stadion yang kami sukai. Kami harus mengulangi penampilan ini di Old Trafford,” serunya.
Di tempat terpisah, asisten pelatih Barcelona Jordi Roura yang menggantikan Tito Vilanova yang sedang mengalami perawatan karena sakit mengatakan bahwa tak ada yang salah dengan strategi yang diterapkan.
Pun demikina, dua kekalahan, masing-masing atas AC Milan (0-2) dan Real Madrid (1-3) tak pelak membuatnya berfikir melakukan seidkit perubahan.
“Ketika Anda kalah, jelas Anda berpikir untuk mengubah beberapa hal. Jadi, kami berencana untuk bermain dengan cara berbeda ketika menghadapi Milan nanti,” ujar Roura seperti dilansir Reuters.
Roura juga menegaskan, tak ada alasan untuk mengkritik permainan anak-anak buahnya sendiri. “Kami harus tetap optimistis dan kami akan bangkit,” tegasnya.
Sementara itu, Cesc Fabregas dan Jordi Aba mengatakan, timnya telah melakukan strategi yang tepat. Namun, permainan bertahan dengan pressing yang ketat plus counter attack yang mematikan membuat timnya menelan pil pahit di hadapan Azulgranas (julukan supporter Barcelona).
“Madrid melukai kami lewat serangan balik dan itulah keahlian mereka. Skor 0-2 melumpuhkan kami,” bilang Cesc Fabregas, di situs resmi klub.
Dengan hasil ini, partai final yang berlangsung 18 Mei mendatang, Los Merengues akan menghadapi pemenang antara Atletico Madrid kontra Sevilla. (bbs/jpnn)