26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Anarki Usai Degradasi

River Plate vs Belgrano

BUENOS AIRES – Kejutan besar mewarnai pentas sepak bola Argentina. Klub tersukses Argentina, River Plate, terdegradasi dari kompetisi level teratas (Primera Division) kali pertama sejak berdiri 110 tahun lalu. River memenangi 33 kali Primera Division, dengan raihan terakhir di Clausura 2008.

Los Millionarios – sebutan River – harus turun kasta ke Primera B Nacional setelah hanya bermain seri 1-1 Belgrano dalam leg kedua playoff promosi/degradasi di Estadion Monumental kemarin WIB (27/6). Seiring kalah 0-2 dalam pertemuan pertama di kandang Belgrano (22/6), River kalah agregat 1-3.

River harus melakoni playoff meskipun finis keempat di Apertura dan kesembilan di Clausura musim 2010-2011. Itu mengingat penentuan degradasi Primera Division mempergunakan poin rata-rata dari tiga musim terakhir. Hasilnya, River finis di peringkat ke-17 dari 20 tim sehingga harus menghadapi Belgrano yang musim lalu finis peringkat keempat Primera B. Selain River, Quilmes dan Huracan lebih dulu terdegradasi.

River sebenarnya membuka asa lolos dari jerat degradasi ketika Mariano Pavone mencetak gol cepat pada menit kelima kemarin. Namun, setelah itu, tuan rumah kesulitan mencetak gol kedua. River bahkan berada dalam tekanan ketika Belgrano mencetak gol balasan melalui Guillermo Fare pada menit ke-61.

River membuang kesempatan kembali memimpin delapan menit kemudian setelah eksekusi penalti Pavone digagalkan kiper Belgrano Juan Carlos Olave. Penalti diberikan wasit Sergio Pezzotta setelah striker River Leandro Caruso dilanggar di kotak terlarang.

Kegagalan penalti itu pun makin meletupkan emosi pendukung tuan rumah, khususnya fans garis keras River yang bernama Barrabrava. Beberapa menit setelah itu, Barrabrava mulai berulah dengan melakukan lemparan ke arah lapangan. Seiring situasi yang tidak kondusif, wasit dipaksa meniup peluit panjang pada menit ke-89.
Pemain dari kedua tim lalu meninggalkan lapangan dengan pengawalan petugas keamanan dan polisi karena lemparan makin membabi buta. Pemain kedua tim baru bisa meninggalkan stadion tiga jam setelah laga bubaran atau satu jam setelah sekitar 3 ribu fans Belgrano dievakuasi keluar komplek stadion.

Polisi yang menurunkan 2.200 personel dipaksa bekerja ekstrakeras untuk mencegah aksi anarki penonton. Water cannon dan tembakan gas air mata harus dilakukan untuk menghalau massa keluar stadion. Namun, di luar stadion, penonton malah makin beringas setelah melempari polisi dengan batu dan benda-benda keras.

Toko maupun bangunan di luar stadion pun menutup pintu dan jendela masing-masing karena khawatir menjadi korban lemparan batu maupun benda-benda keras. Efek dari bentrok itu, 68 orang dikabarkan cedera, termasuk dua polisi yang cedera kepala sangat serius.

“Polisi menahan 50 orang yang dianggap sebagai biang keonaran. Kami juga menerima laporan 15 kendaraan korban aksi anarki massa,” demikian keterangan Kepolisian Buenos Aires seperti dilansir Associated Press.
Kerusuhan imbas terdegradasinya River mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak, salah satunya jaksa wilayah Gustavo Galante. Dikatakan Galante, River sebenarnya sudah disarankan untuk menggelar laga tanpa penonton saat menjamu Belgrano mengacu potensi timbulnya kerusuhan.

Apalagi fans River sudah berbuat ulah di kandang Belgrano. Yakni, ketika mereka memasuki lapangan 20 menit setelah kickoff sehingga laga sempat terhenti cukup lama. “Kejadian ini sangat memalukan karena negeri kami tengah bersiap menjadi tuan rumah Copa America,” tutur Galante kepada stasiun televisi America.
“Kami juga tengah menyelidiki beredaran tiket tambahan karena estimasi kami penonton di stadion mencapai 60 ribu, sedangkan kuota tiket yang diizinkan adalah 40 ribu,” imbuhnya. (dns/jpnn)

River Plate vs Belgrano

BUENOS AIRES – Kejutan besar mewarnai pentas sepak bola Argentina. Klub tersukses Argentina, River Plate, terdegradasi dari kompetisi level teratas (Primera Division) kali pertama sejak berdiri 110 tahun lalu. River memenangi 33 kali Primera Division, dengan raihan terakhir di Clausura 2008.

Los Millionarios – sebutan River – harus turun kasta ke Primera B Nacional setelah hanya bermain seri 1-1 Belgrano dalam leg kedua playoff promosi/degradasi di Estadion Monumental kemarin WIB (27/6). Seiring kalah 0-2 dalam pertemuan pertama di kandang Belgrano (22/6), River kalah agregat 1-3.

River harus melakoni playoff meskipun finis keempat di Apertura dan kesembilan di Clausura musim 2010-2011. Itu mengingat penentuan degradasi Primera Division mempergunakan poin rata-rata dari tiga musim terakhir. Hasilnya, River finis di peringkat ke-17 dari 20 tim sehingga harus menghadapi Belgrano yang musim lalu finis peringkat keempat Primera B. Selain River, Quilmes dan Huracan lebih dulu terdegradasi.

River sebenarnya membuka asa lolos dari jerat degradasi ketika Mariano Pavone mencetak gol cepat pada menit kelima kemarin. Namun, setelah itu, tuan rumah kesulitan mencetak gol kedua. River bahkan berada dalam tekanan ketika Belgrano mencetak gol balasan melalui Guillermo Fare pada menit ke-61.

River membuang kesempatan kembali memimpin delapan menit kemudian setelah eksekusi penalti Pavone digagalkan kiper Belgrano Juan Carlos Olave. Penalti diberikan wasit Sergio Pezzotta setelah striker River Leandro Caruso dilanggar di kotak terlarang.

Kegagalan penalti itu pun makin meletupkan emosi pendukung tuan rumah, khususnya fans garis keras River yang bernama Barrabrava. Beberapa menit setelah itu, Barrabrava mulai berulah dengan melakukan lemparan ke arah lapangan. Seiring situasi yang tidak kondusif, wasit dipaksa meniup peluit panjang pada menit ke-89.
Pemain dari kedua tim lalu meninggalkan lapangan dengan pengawalan petugas keamanan dan polisi karena lemparan makin membabi buta. Pemain kedua tim baru bisa meninggalkan stadion tiga jam setelah laga bubaran atau satu jam setelah sekitar 3 ribu fans Belgrano dievakuasi keluar komplek stadion.

Polisi yang menurunkan 2.200 personel dipaksa bekerja ekstrakeras untuk mencegah aksi anarki penonton. Water cannon dan tembakan gas air mata harus dilakukan untuk menghalau massa keluar stadion. Namun, di luar stadion, penonton malah makin beringas setelah melempari polisi dengan batu dan benda-benda keras.

Toko maupun bangunan di luar stadion pun menutup pintu dan jendela masing-masing karena khawatir menjadi korban lemparan batu maupun benda-benda keras. Efek dari bentrok itu, 68 orang dikabarkan cedera, termasuk dua polisi yang cedera kepala sangat serius.

“Polisi menahan 50 orang yang dianggap sebagai biang keonaran. Kami juga menerima laporan 15 kendaraan korban aksi anarki massa,” demikian keterangan Kepolisian Buenos Aires seperti dilansir Associated Press.
Kerusuhan imbas terdegradasinya River mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak, salah satunya jaksa wilayah Gustavo Galante. Dikatakan Galante, River sebenarnya sudah disarankan untuk menggelar laga tanpa penonton saat menjamu Belgrano mengacu potensi timbulnya kerusuhan.

Apalagi fans River sudah berbuat ulah di kandang Belgrano. Yakni, ketika mereka memasuki lapangan 20 menit setelah kickoff sehingga laga sempat terhenti cukup lama. “Kejadian ini sangat memalukan karena negeri kami tengah bersiap menjadi tuan rumah Copa America,” tutur Galante kepada stasiun televisi America.
“Kami juga tengah menyelidiki beredaran tiket tambahan karena estimasi kami penonton di stadion mencapai 60 ribu, sedangkan kuota tiket yang diizinkan adalah 40 ribu,” imbuhnya. (dns/jpnn)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

Terpopuler

Artikel Terbaru

/