26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Menanti Suksesi The Citizen

MANCHESTER – Sejak era Premier League pada musim 1992-1993, hanya empat tim yang menghiasi daftar juara. Yakni, Manchester United, Arsenal, Chelsea, dan Blackburn Rovers. United dominan dengan 12 gelar, Arsenal dan Chelsea berbagi tiga gelar, sedangkan Blackburn menjadi ‘cameo’ pada musim 1994-1995.

Nah, musim ini, Manchester City berambisi menambah daftar juara. Hingga laga ke-18 atau hampir separo perjalanan kompetisi, City menempati puncak klasemen sekalipun hanya unggul selisih gol dari United. Kedua tim sama-sama mengoleksi 45 angka, tapi The Citizens -sebutan City- surplus 38 gol, sedangkan Setan Merah -julukan United – surplus 33 gol.

Rivalitas duo Manchester seakan menenggelamkan pesaing lainnya. Chelsea dan Arsenal sudah tertinggal dua digit angka, sedangkan Tottenham Hotspur yang kini menguntit persis di belakang duo Manchester belum memiliki mentalitas juara.

Rivalitas duo Manchester dalam perebutan juara pernah terjadi pada musim 1967-1968 atau ketika level teratas kompetisi di Inggris masih bernama Divisi Satu. Hasilnya, City finis sebagai juara dengan selisih dua angka (58-56) dari 42 laga yang dimainkan sepanjang musim.  Itu sekaligus gelar liga terakhir The Citizens.

Yang menarik, ada beberapa kesamaan dengan situasi sekarang. Kala itu, City hanya underdog mengingat United berstatus juara bertahan liga dan tengah di puncak kejayaan di era kepelatihan Sir Matt Busby. United juga meraih gelar Eropa (Liga Champions) pertamanya di musim itu.

“Saya memiliki feeling bagus apabila musim ini adalah musim kami,” koar kapten City Vincent Kompany kepada Sky Sports.

Kompany menilai capaian City saat ini telah menumbuhkan gairah dalam tim untuk berburu gelar. “Kami telah memiliki sebuah spirit yang sangat bagus dan itu adalah sesuatu yang kebanyakan orang tidak mengira ada dalam tim kami,” imbuhnya.

Demi gelar liga pertama setelah 1968, pejabat teras City sudah meminta pelatih Roberto Mancini agar lebih fokus. Dengan kata lain, sekalipun City masih eksis di ajang lainnya seperti Piala FA, Piala Carling dan Europa League, Premier League adalah prioritas utama.

Jika meniliki jadwal di putaran kedua, agenda City relatif ringan. Itu mengingat mereka telah bermain away melawan klub-klub raksasa sekaligus penghuni papan atas. City praktis hanya tinggal bermain di kandang Arsenal (7/4).
“Kami sudah bermain di Tottenham. Kami juga bermain away lawan United, Chelsea, dan Liverpool. Itu bukan berarti bermain kandang akan mudah, tapi kami memiliki keuntungan dengan kondisi itu,” kata Mancini di situs resmi klub.
Bandingkan dengan agenda United di putaran kedua. Selain away ke Arsenal (22/1), Setan Merah masih harus bertandang ke Chelsea (3/2) dan Tottenham (3/3). Belum lagi melakoni derby Manchester di Stadion Etihad pada 28 April mendatang.

“City adalah favorit, tapi saya tidak percaya mereka sudah memiliki mental juara. Liga sulit ditebak dalam beberapa tahun terakhir,” urai bintang veteran United Ryan Giggs. (dns/jpnn)

MANCHESTER – Sejak era Premier League pada musim 1992-1993, hanya empat tim yang menghiasi daftar juara. Yakni, Manchester United, Arsenal, Chelsea, dan Blackburn Rovers. United dominan dengan 12 gelar, Arsenal dan Chelsea berbagi tiga gelar, sedangkan Blackburn menjadi ‘cameo’ pada musim 1994-1995.

Nah, musim ini, Manchester City berambisi menambah daftar juara. Hingga laga ke-18 atau hampir separo perjalanan kompetisi, City menempati puncak klasemen sekalipun hanya unggul selisih gol dari United. Kedua tim sama-sama mengoleksi 45 angka, tapi The Citizens -sebutan City- surplus 38 gol, sedangkan Setan Merah -julukan United – surplus 33 gol.

Rivalitas duo Manchester seakan menenggelamkan pesaing lainnya. Chelsea dan Arsenal sudah tertinggal dua digit angka, sedangkan Tottenham Hotspur yang kini menguntit persis di belakang duo Manchester belum memiliki mentalitas juara.

Rivalitas duo Manchester dalam perebutan juara pernah terjadi pada musim 1967-1968 atau ketika level teratas kompetisi di Inggris masih bernama Divisi Satu. Hasilnya, City finis sebagai juara dengan selisih dua angka (58-56) dari 42 laga yang dimainkan sepanjang musim.  Itu sekaligus gelar liga terakhir The Citizens.

Yang menarik, ada beberapa kesamaan dengan situasi sekarang. Kala itu, City hanya underdog mengingat United berstatus juara bertahan liga dan tengah di puncak kejayaan di era kepelatihan Sir Matt Busby. United juga meraih gelar Eropa (Liga Champions) pertamanya di musim itu.

“Saya memiliki feeling bagus apabila musim ini adalah musim kami,” koar kapten City Vincent Kompany kepada Sky Sports.

Kompany menilai capaian City saat ini telah menumbuhkan gairah dalam tim untuk berburu gelar. “Kami telah memiliki sebuah spirit yang sangat bagus dan itu adalah sesuatu yang kebanyakan orang tidak mengira ada dalam tim kami,” imbuhnya.

Demi gelar liga pertama setelah 1968, pejabat teras City sudah meminta pelatih Roberto Mancini agar lebih fokus. Dengan kata lain, sekalipun City masih eksis di ajang lainnya seperti Piala FA, Piala Carling dan Europa League, Premier League adalah prioritas utama.

Jika meniliki jadwal di putaran kedua, agenda City relatif ringan. Itu mengingat mereka telah bermain away melawan klub-klub raksasa sekaligus penghuni papan atas. City praktis hanya tinggal bermain di kandang Arsenal (7/4).
“Kami sudah bermain di Tottenham. Kami juga bermain away lawan United, Chelsea, dan Liverpool. Itu bukan berarti bermain kandang akan mudah, tapi kami memiliki keuntungan dengan kondisi itu,” kata Mancini di situs resmi klub.
Bandingkan dengan agenda United di putaran kedua. Selain away ke Arsenal (22/1), Setan Merah masih harus bertandang ke Chelsea (3/2) dan Tottenham (3/3). Belum lagi melakoni derby Manchester di Stadion Etihad pada 28 April mendatang.

“City adalah favorit, tapi saya tidak percaya mereka sudah memiliki mental juara. Liga sulit ditebak dalam beberapa tahun terakhir,” urai bintang veteran United Ryan Giggs. (dns/jpnn)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/