26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Liga Diminta Berhenti

Skandal Pengaturan Skor di Serie A

Skandal pengaturan skor yang kembali melanda sepakbola Italia, membuat geram Perdana Menteri (PM) Italia Mario Monti. Bahkan, Monti meminta agar kompetisi dihentikan hingga tiga tahun ke depan.

Tujuannya, agar FIGC (PSSI-nya Italia) sebagai induk yang menaungi semua kompetisi di Italia, bisa membersihkan kompetisi dari para mafia yang selama ini dinilai mengangkangi esensi sepakbola. Memang, skandal ini tak langsung menjadi urusan pemerintah Italia, tapi sebagai salah satu ‘penggila bola’, Monti punya hak beraspirasi terhadap aib semacam ini.

“Kompetisi sepakbola harus dihentikan untuk dua hingga tiga tahun! Tapi saran ini bukan berasal dari pemerintah, tapi sebuah permintaan dalam kapasitas pribadi yang masih punya gairah terhadap sepakbola ketika permainan itu masih murni,” cetus Monti, seperti dilansir Sport Illustrated, Rabu (30/5).

Tentu pernyataan itu menuai kecaman dari banyak pihak. Yang paling nyaring mengkritik komentar suksesor Silvio Berlusconi itu adalah Supremo Palermo, Maurizio Zamparini. Dengan ketus, Zamparini menganggap pernyataan Monti itu tak masuk akal sama sekali.

“Pernyataan Monti tak masuk akal! Harusnya dia berpikir sebelum bicara. Sebelum dia bilang bahwa sepakbola harus dibekukan. Dia harusnya memikirkan masalah yang akan timbul dan hancur jika menghentikan kompetisi,” kecam Zamparini.

“Monti tak menyadari bahwa jika liga ditangguhkan, maka negara ini akan lumpuh. Negara menerima pajak dari sepakbola sebesar 900 miliar euro per tahun. Itulah alasan saya kenapa dia harusnya berpikir dulu sebelum mengatakan hal semacam itu,” tandasnya.

Penolakan juga dilontarkan Federasi Sepakbola Italia (FIGC). “Saya setuju bahwa tak ada kompromi bagi mereka yang terbukti melakukan kecurangan. Tapi, menghentikan kompetisi (Liga), ini berarti mempermalukan seluruh elemen sepakbola, menghukum mereka yang mayoritas bekerja dengan jujur. Yang paling utama, ide itu akan membuat ribuan orang kehilangan pekerjaan,” tutur Presiden FIGC Giancarlo Abete dikutip Football-Italia, Rabu (30/5).

“Di samping itu, pesepakbola professional ini tidak menerima satu euro pun dari uang pembayar pajak. Hal ini dibiayai oleh sumber daya swasta dan pendapatan komersial. Justru, mereka membayar 1,1 juta euro m per tahun kepada Pemerintah,” sambungnya.

“Kita semua harus berhati-hati, jangan sampai membuat orang-orang bingung karena isu ini. Sejauh ini, dana 64 juta euro yang diberikan pemerintah kepada Federasi (FIGC), digunakan sepenuhnya untuk sepakbola amatir, pengembangan usia muda, sekolah-sekolah sepakbola, system peradikan olahraga dan wasit yang mana jika di total semuanya ada sekira 700.000 pertandingan dalam satu tahun,” imbuhnya. (net/bbs)

Skandal Pengaturan Skor di Serie A

Skandal pengaturan skor yang kembali melanda sepakbola Italia, membuat geram Perdana Menteri (PM) Italia Mario Monti. Bahkan, Monti meminta agar kompetisi dihentikan hingga tiga tahun ke depan.

Tujuannya, agar FIGC (PSSI-nya Italia) sebagai induk yang menaungi semua kompetisi di Italia, bisa membersihkan kompetisi dari para mafia yang selama ini dinilai mengangkangi esensi sepakbola. Memang, skandal ini tak langsung menjadi urusan pemerintah Italia, tapi sebagai salah satu ‘penggila bola’, Monti punya hak beraspirasi terhadap aib semacam ini.

“Kompetisi sepakbola harus dihentikan untuk dua hingga tiga tahun! Tapi saran ini bukan berasal dari pemerintah, tapi sebuah permintaan dalam kapasitas pribadi yang masih punya gairah terhadap sepakbola ketika permainan itu masih murni,” cetus Monti, seperti dilansir Sport Illustrated, Rabu (30/5).

Tentu pernyataan itu menuai kecaman dari banyak pihak. Yang paling nyaring mengkritik komentar suksesor Silvio Berlusconi itu adalah Supremo Palermo, Maurizio Zamparini. Dengan ketus, Zamparini menganggap pernyataan Monti itu tak masuk akal sama sekali.

“Pernyataan Monti tak masuk akal! Harusnya dia berpikir sebelum bicara. Sebelum dia bilang bahwa sepakbola harus dibekukan. Dia harusnya memikirkan masalah yang akan timbul dan hancur jika menghentikan kompetisi,” kecam Zamparini.

“Monti tak menyadari bahwa jika liga ditangguhkan, maka negara ini akan lumpuh. Negara menerima pajak dari sepakbola sebesar 900 miliar euro per tahun. Itulah alasan saya kenapa dia harusnya berpikir dulu sebelum mengatakan hal semacam itu,” tandasnya.

Penolakan juga dilontarkan Federasi Sepakbola Italia (FIGC). “Saya setuju bahwa tak ada kompromi bagi mereka yang terbukti melakukan kecurangan. Tapi, menghentikan kompetisi (Liga), ini berarti mempermalukan seluruh elemen sepakbola, menghukum mereka yang mayoritas bekerja dengan jujur. Yang paling utama, ide itu akan membuat ribuan orang kehilangan pekerjaan,” tutur Presiden FIGC Giancarlo Abete dikutip Football-Italia, Rabu (30/5).

“Di samping itu, pesepakbola professional ini tidak menerima satu euro pun dari uang pembayar pajak. Hal ini dibiayai oleh sumber daya swasta dan pendapatan komersial. Justru, mereka membayar 1,1 juta euro m per tahun kepada Pemerintah,” sambungnya.

“Kita semua harus berhati-hati, jangan sampai membuat orang-orang bingung karena isu ini. Sejauh ini, dana 64 juta euro yang diberikan pemerintah kepada Federasi (FIGC), digunakan sepenuhnya untuk sepakbola amatir, pengembangan usia muda, sekolah-sekolah sepakbola, system peradikan olahraga dan wasit yang mana jika di total semuanya ada sekira 700.000 pertandingan dalam satu tahun,” imbuhnya. (net/bbs)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/