25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Gaya Kuno

Eks striker andalan Timnas Inggris yang kini jadi komantator, Gary Lineker tak segan mengkritik penampilan Inggris saat hanya bermain imbang 1-1 kontra  Republik Irlandia dini hari  kemarin WIB.
Eks striker andalan Timnas Inggris yang kini jadi komantator, Gary Lineker tak segan mengkritik penampilan Inggris saat hanya bermain imbang 1-1 kontra
Republik Irlandia dini hari
kemarin WIB.

Gary bahkan menyebut gaya main Inggris kuno alias ketinggalan zaman.  Pada laga yang dihelat di Wembley itu Inggris tertinggal lebih dulu lewat gol tandukan berkelas Shane Long di menit ke-13. Barulah sepuluh menit kemudian Frank Lampard menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
Inggris unggul dalam penguasaan bola dan lebih banyak mencatat shots on target dalam pertandingan tersebut. Namun, sejumlah peluang mereka digagalkan oleh kiper Republik Irlandia, David Forde.
“Saya tidak suka dengan sistem permainan Inggris,” ujarnya seperti dilansir Guardian. “Mereka sangat mudah dibaca. Brasil pasti bakal menghancurkan kita, jika kita bermain seperti ini. Begitu mudah diprediksi dan kuno,” koarnya.
Lineker juga menyebut bahwa Inggris sudah mundur ke zaman kegelapan, di mana mereka masih bermain dengan dua garis dengan empat pemain sejajar.
“Ini bukan saatnya bermain dengan satu garis sejajar. Ini sudah saatnya bermain dengan koordinasi antar-lini. Kedalaman bisa memberikan fleksibilitas, passing bisa memberikan alternatif, dan juga kreativitas,” paparnya seolah menggurui.
Roy Hodgson lantas membantah. Menurutnya, dia memainkan formasi 4-2-3-1 persis seperti yang diterapkan oleh Borussia Dortmund. Hodgson pun merasa puas dengan performa tim besutannya.
“Saya yangat senang dengan penampilan (Inggris) di babak kedua. Kami cukup mendominasi dan memiliki peluang untuk memenangi pertandingan, tapi juga harus memberikan pujian atas performa gemilang kiper Republik Irlandia,” ucap Hodgson seperti dilansir BBC. ”Saya tak bisa mengeluhkan apapun atas hasil yang kami raih hari ini. Mereka mencetak satu gol yang bagus tapi itu tampak seperti satu-satunya peluang yang mereka dapatkan,” imbuhnya.
Frank Lampard sang penyelamat, pun tak begitu senang dengan hasil tersebut. “Kami cukup dominan dan punya cukup peluang untuk memenangi pertandingan,” ujar Lampard seperti dikutip Sky Sports.
“Aku tidak mengeluhkan cara kami bermain, aku hanya kecewa ini berakhir imbang dan bukan kemenangan,” lanjut gelandang Chelsea itu.
Sedangkan pelatih Irlandia, Giovanni Trapattoni yang akrab disapa Mr Trap menyebut Inggris sebagai salah sa tu tim terbaik di dunia. Oleh karenanya, dia yakin beruji coba dengan mereka adalah sesuatu yang positif. “Saya melihat tim saya, ada tiga atau empat pemain masih muda. Mereka butuh pengalaman,” ujar Trapattoni di Sky Sports.
“Hanya melawan tim terbaik dan menghadapi pemain-pemain hebat mereka bisa berkembang,” lanjut kakek 74 tahun itu.
Banyak pemain yang diturunkan Trapattoni berlaga di Premier League. Beberapa di antaranya, seperti James McCarthy dan Seamus Coleman, bahkan masih berusia di bawah 25 tahun.
“Saya senang atas apa yang saya lihat: James McCarthy, Seamus Coleman. Sementara Shane Long jelas jadi penampil terbaik di lapangan,” katanya. (bbs/jpnn)

Eks striker andalan Timnas Inggris yang kini jadi komantator, Gary Lineker tak segan mengkritik penampilan Inggris saat hanya bermain imbang 1-1 kontra  Republik Irlandia dini hari  kemarin WIB.
Eks striker andalan Timnas Inggris yang kini jadi komantator, Gary Lineker tak segan mengkritik penampilan Inggris saat hanya bermain imbang 1-1 kontra
Republik Irlandia dini hari
kemarin WIB.

Gary bahkan menyebut gaya main Inggris kuno alias ketinggalan zaman.  Pada laga yang dihelat di Wembley itu Inggris tertinggal lebih dulu lewat gol tandukan berkelas Shane Long di menit ke-13. Barulah sepuluh menit kemudian Frank Lampard menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
Inggris unggul dalam penguasaan bola dan lebih banyak mencatat shots on target dalam pertandingan tersebut. Namun, sejumlah peluang mereka digagalkan oleh kiper Republik Irlandia, David Forde.
“Saya tidak suka dengan sistem permainan Inggris,” ujarnya seperti dilansir Guardian. “Mereka sangat mudah dibaca. Brasil pasti bakal menghancurkan kita, jika kita bermain seperti ini. Begitu mudah diprediksi dan kuno,” koarnya.
Lineker juga menyebut bahwa Inggris sudah mundur ke zaman kegelapan, di mana mereka masih bermain dengan dua garis dengan empat pemain sejajar.
“Ini bukan saatnya bermain dengan satu garis sejajar. Ini sudah saatnya bermain dengan koordinasi antar-lini. Kedalaman bisa memberikan fleksibilitas, passing bisa memberikan alternatif, dan juga kreativitas,” paparnya seolah menggurui.
Roy Hodgson lantas membantah. Menurutnya, dia memainkan formasi 4-2-3-1 persis seperti yang diterapkan oleh Borussia Dortmund. Hodgson pun merasa puas dengan performa tim besutannya.
“Saya yangat senang dengan penampilan (Inggris) di babak kedua. Kami cukup mendominasi dan memiliki peluang untuk memenangi pertandingan, tapi juga harus memberikan pujian atas performa gemilang kiper Republik Irlandia,” ucap Hodgson seperti dilansir BBC. ”Saya tak bisa mengeluhkan apapun atas hasil yang kami raih hari ini. Mereka mencetak satu gol yang bagus tapi itu tampak seperti satu-satunya peluang yang mereka dapatkan,” imbuhnya.
Frank Lampard sang penyelamat, pun tak begitu senang dengan hasil tersebut. “Kami cukup dominan dan punya cukup peluang untuk memenangi pertandingan,” ujar Lampard seperti dikutip Sky Sports.
“Aku tidak mengeluhkan cara kami bermain, aku hanya kecewa ini berakhir imbang dan bukan kemenangan,” lanjut gelandang Chelsea itu.
Sedangkan pelatih Irlandia, Giovanni Trapattoni yang akrab disapa Mr Trap menyebut Inggris sebagai salah sa tu tim terbaik di dunia. Oleh karenanya, dia yakin beruji coba dengan mereka adalah sesuatu yang positif. “Saya melihat tim saya, ada tiga atau empat pemain masih muda. Mereka butuh pengalaman,” ujar Trapattoni di Sky Sports.
“Hanya melawan tim terbaik dan menghadapi pemain-pemain hebat mereka bisa berkembang,” lanjut kakek 74 tahun itu.
Banyak pemain yang diturunkan Trapattoni berlaga di Premier League. Beberapa di antaranya, seperti James McCarthy dan Seamus Coleman, bahkan masih berusia di bawah 25 tahun.
“Saya senang atas apa yang saya lihat: James McCarthy, Seamus Coleman. Sementara Shane Long jelas jadi penampil terbaik di lapangan,” katanya. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

Terpopuler

Artikel Terbaru

/