Muchti Yuda Pratama
“Hidup buruh, hidup buruh.”
Itulah yel-yel yang sering kita dengar ketika para buruh mengadakan aksi tuntutan unjuk rasa pada pemerintah, apalagi menjelang Hari Buruh Internasional yang diperingati pada tanggal 1 Mei. Peringatan yang biasa dikenal dengan sebutan May Day merupakan puncak peringatan hak-hak buruh di seluruh belahan dunia. Pada hari tersebut, banyak unjuk rasa dan berbagai bentuk peringatan lain yang dilakukan oleh para buruh maupun aktivis pembela hak-hak buruh.
Menjelang Hari Buruh Internasional tersebut, bangsa Indonesia dikagetkan dengan meninggalnya tiga TKI di Malaysia akibat ditembak oleh Polisi Diraja Malaysia dan yang paling menyakitkan adalah organ tubuh TKI tersebut diambil untuk tranplantasi. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintahan sekarang telah gagal dalam memberikan perlindungan bagi kaum buruh Indonesia terutama Menakertrans, yang sibuk melakukan rencana perlindungan jika sudah jatuh korban dan belum mempunyai program yang jelas untuk melindungi TKI yang bekerja di luar negeri.
Ketua Umum Komite Pimpinan Pusat FSP BUMN Bersatu, Arief Poyuono mengungkapkan bahwa setiap tahun kaum buruh di seluruh Indonesia merayakan Hari Buruh International dan berbagai tuntutan yang disuarakan kaum buruh kepada pemerintahan SBY tidaklah pernah berubah, yaitu di antaranya perlindungan kepada TKI luar negeri, menjadikan Hari Buruh sebagai hari libur Nasional serta penghapusan sistem kerja kontrak dan menolak upah kerja murah serta Privatisasi BUMN.
Tetapi sampai sekarang tidak ada satupun tuntutan yang didengarkan oleh pemerintah. Ini menunjukkan bahwa SBY telah mengingkari janji ketika dalam kampanye Pemilihan Presiden 2004 dan juga 2009 akan mensejahterakan kaum buruh. Tetapi bukan jadi halangan dan membuat bosan kaum buruh untuk terus menyuarakan tuntutan ketidakadilan yang selama ini menjadi tuntutan kaum buruh.
Arief juga menekankan bahwa pemerintahan SBY melalui menteri tenaga kerja dan transmigrasi hanya melakukan tindakan yang biasa saja dalam menghadapi tuntutan buruh menjelang Hari Buruh Internasional, yaitu mengumpulkan pimpinan buruh bersama institusi kepolisian dengan meniupkan janji pada kaum buruh. Sudah sepantasnya kaum buruh untuk ke depan dan jangan lagi mau berkompromi yang nyatanya tidak pernah berpihak pada kesejahteraan kaum buruh.
Menyikapi keadaan situasi nasional tentang nasib buruh ke depan, maka ada beberapa tuntutan yang disampaikan FSP BUMN Bersatu kepada pemerintahan sekarang dan mudah-mudahan dapat didengar dan dilakukan sebagai berikut :
- Memecat Menakertrans yang sudah gagal melindungi TKI di luar negeri terkait banyak kasus TKI yang dipancung, disiksa, dibunuh dan diperkosa.
- Untuk mencari sumber pendanaan APBN untuk mensusbsidi harga BBM agar tidak terjadi kenaikan, mendesak pemerintah SBY-Boediono segera menaikkan besarnya royalti sektor pertambangan dan pengenaan pajak karbon yang harus didapatkan oleh pemerintah setara dengan royalti yang didapat negara lainnya.
- Pemerintah harus memberikan sarana bantuan kredit murah untuk rumah buruh serta biaya kesehatan yang murah bagi kaum buruh akibat upah buruh murah yang diterapkan pemerintah SBY.
- Mendorong Jamsostek untuk membangun lebih banyak lagi rumah susun sederhana sewa (rusunawa) murah di lokasi pusat industri yang banyak buruhnya.
- Selamatkan industri nasional dari kebangkrutan, berantas pungutan liar dan korupsi yang meyebabkan terhambatnya kesejahteraan buruh.
- Menolak privatisasi BUMN dan menolak BUMN dijadikan tempat untuk korupsi berjamaah oleh parpol dan elit politik.
- Lengkapi TKI luar negeri dengan alat komunikasi berupa handphone seperti yang dijanjikan SBY ketika ada TKI yang disiksa di Arab Saudi.
- Hentikan pengiriman TKI unskill ke luar negeri selama tidak ada perlindungan yang jelas dari negara dan negara tempat TKI luar negeri bekerja.
- Pemerintah harus menerbitkan Undang-Undang perlindungan bagi kaum petani dan nelayan agar kesejahteraan mereka terlindungi.
- Mencabut sistem kerja kontrak dan tolak upah buruh murah.
Harapan Menakertrans RI
Di samping itu, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Drs. Muhaimin Iskandar, M.Si meminta kepada serikat buruh untuk memperingati Hari Buruh Internasional pada tanggal 1 Mei 2012 ini dengan kegiatan bakti sosial. Karena pada tahun ini, pemerintah telah merealisasikan sejumlah program untuk meningkatkan kesejahteraan para buruh. Pemerintah telah mendirikan rumah susun sejahtera sewa untuk 5.600 buruh. Beliau mengatakan bahwa hal tersebut adalah contoh serius meningkatkan kesejahteraan kaum buruh.
Selain itu, pemerintah juga akan menyediakan bantuan transportasi untuk buruh dari rumah di basis industri ke lokasi kerja dan pemerintah juga akan membangun tiga rumah sakit buruh. Ini semua merupakan hadiah peringatan Hari Buruh pada 1 Mei 2012.
Untuk kesemuanya itu, beliau meminta para buruh untuk memperingati Hari Buruh Internasional dengan cara yang berbeda, yaitu memperingati Hari Buruh dengan damai, melaksanakan kegiatan bakti sosial dan aktivitas lain yang lebih tenang.
Penutup
Para buruh di berbagai belahan dunia serentak untuk memperingati May Day dengan berbagai tuntutan yang menjadi tugas pemerintah. Menggeloranya May Day bisa menjadi media evaluasi bagi sistem perburuhan dan atau ketenagakerjaan khususnya di Indonesia sekaligus menjadi masukan positif bagi perbaikan di bidang tenaga kerja Indonesia.
Sebaliknya, May Day bisa menjadi dilema yang dihadapi negara dalam perubahan-perubahan yang lebih baik. Akankah negara tercinta mampu untuk terus berdiri dengan kokohnya atau malah menjadi semakin rapuh karena digerogoti oleh kepentingan politik semata? Pemerintahlah yang akan menjawabnya dengan tegas dan fasih. Untukmu para buruh, selamat Hari Buruh Internasional!
* Muchti Yuda Pratama ,
Dosen STIKes Medistra Lubuk Pakam