25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Menjadi Looper di Marketing

MARKETING SERIES (90)

Looper sungguh film yang sangat marketing. Anda sudah nonton? Film ini menarik bukan semata-mata karena pemainnya Bruce Willis, tapi ide ceritanya tentang mesin waktu sungguh brilian.

Pada 2074 nanti ada pemacu waktu yang bisa membawa orang ke suatu tempat tiga puluh tahun yang akan datang.

Repotnya, dalam film itu, mesin canggih tersebut hanya dikuasai sejumlah mafia kaya yang mempekerjakan para Looper, istilah bagi para pembunuh bayaran yang tugasnya mengeksekusi orang-orang incaran para mafia.

Looper sanggup memaksa untuk merenung. Saya bahkan berandai jadi Looper yang bisa naik mesin waktu untuk bisa melihat beberapa tahun ke depan. Tidak perlu tiga puluh tahun, tapi tiga tahun ke depan pun sudah sangat cukup. Bisa mengetahui situasi tiga tahun yang akan datang dalam situasi as is. Dengan demikian, si Good Looper bisa melakukan sesuatu yang bersifat to be.

Perubahan teknologi yang begini cepat, lanskap persaingan berkembang sangat cepat pula. Bukan hanya teknologi informasi yang akan memengaruhi sikap dan perilaku manusia, tapi juga teknologi biologi dan material yang akan memicu terjadinya inovasi baru.

Dua komponen utama dalam marketing yang akan langsung terpengaruh adalah customer dan competitor. Dengan memiliki mesin waktu seperti itu, para marketers bisa mengintip situasi pada tahun-tahun mendatang.

Lihat saja ke belakang. Ericsson dihajar Nokia. Lantas, Nokia disikat BlackBerry. Sekarang, BlackBerry harus berjuang mempertahankan hidup melawan iPhone. Sedangkan iPhone harus mati-matian melawan Samsung. Itu semua karena basis persaingan beralih terus dari sekadar kualitas ke desain. Dari desain ke messaging. Dari messaging ke virtual store. Dan sekarang ke apps. Lantas, apa lagi?

Hasrat pelanggan pun terus berubah. Marketer yang tidak punya mesin waktu akan diam saja dan mensyukuri situasi yang ada saat ini. Sedangkan yang punya mesin waktu akan bisa melihat bahwa situasi bisa berubah total kalau pesaing dan pelanggan berubah.

Marketer memang harus selalu visioner, strategic, dan entrepreneurial. Visioner untuk bisa melihat peta persaingan akan datang. Strategic akan menentukan investasi apa yang harus dilakukan. Entrepreneurial adalah kemampuan meneropong dan keberanian mengambil risiko.
Dalam Looper, si tokoh utama berjuang mati-matian untuk menghindari kematiannya sendiri. Di dunia marketing, kita bisa lenyap dari dunia persaingan kalau tak melakukan apa-apa.

Bagaimana pendapat Anda? (*)

MARKETING SERIES (90)

Looper sungguh film yang sangat marketing. Anda sudah nonton? Film ini menarik bukan semata-mata karena pemainnya Bruce Willis, tapi ide ceritanya tentang mesin waktu sungguh brilian.

Pada 2074 nanti ada pemacu waktu yang bisa membawa orang ke suatu tempat tiga puluh tahun yang akan datang.

Repotnya, dalam film itu, mesin canggih tersebut hanya dikuasai sejumlah mafia kaya yang mempekerjakan para Looper, istilah bagi para pembunuh bayaran yang tugasnya mengeksekusi orang-orang incaran para mafia.

Looper sanggup memaksa untuk merenung. Saya bahkan berandai jadi Looper yang bisa naik mesin waktu untuk bisa melihat beberapa tahun ke depan. Tidak perlu tiga puluh tahun, tapi tiga tahun ke depan pun sudah sangat cukup. Bisa mengetahui situasi tiga tahun yang akan datang dalam situasi as is. Dengan demikian, si Good Looper bisa melakukan sesuatu yang bersifat to be.

Perubahan teknologi yang begini cepat, lanskap persaingan berkembang sangat cepat pula. Bukan hanya teknologi informasi yang akan memengaruhi sikap dan perilaku manusia, tapi juga teknologi biologi dan material yang akan memicu terjadinya inovasi baru.

Dua komponen utama dalam marketing yang akan langsung terpengaruh adalah customer dan competitor. Dengan memiliki mesin waktu seperti itu, para marketers bisa mengintip situasi pada tahun-tahun mendatang.

Lihat saja ke belakang. Ericsson dihajar Nokia. Lantas, Nokia disikat BlackBerry. Sekarang, BlackBerry harus berjuang mempertahankan hidup melawan iPhone. Sedangkan iPhone harus mati-matian melawan Samsung. Itu semua karena basis persaingan beralih terus dari sekadar kualitas ke desain. Dari desain ke messaging. Dari messaging ke virtual store. Dan sekarang ke apps. Lantas, apa lagi?

Hasrat pelanggan pun terus berubah. Marketer yang tidak punya mesin waktu akan diam saja dan mensyukuri situasi yang ada saat ini. Sedangkan yang punya mesin waktu akan bisa melihat bahwa situasi bisa berubah total kalau pesaing dan pelanggan berubah.

Marketer memang harus selalu visioner, strategic, dan entrepreneurial. Visioner untuk bisa melihat peta persaingan akan datang. Strategic akan menentukan investasi apa yang harus dilakukan. Entrepreneurial adalah kemampuan meneropong dan keberanian mengambil risiko.
Dalam Looper, si tokoh utama berjuang mati-matian untuk menghindari kematiannya sendiri. Di dunia marketing, kita bisa lenyap dari dunia persaingan kalau tak melakukan apa-apa.

Bagaimana pendapat Anda? (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/