24 C
Medan
Saturday, December 7, 2024
spot_img

3C Plus Change!

MARKETING SERIES (30)

Saya dan Kehnichi Ohmae adalah dua orang Asia yang masuk daftar Fifty Gurus who Have Shaped the Future of Marketing yang di-ranking Chartered Institute Of Marketing-United Kingdom 2003. Kehnichi yang disebut Mr Strategist terkenal dengan bukunya Mind of Strategist.

Dalam bukunya yang simple but powerful itu, dia bilang, kalau mau bikin strategi, harus selalu ingat fundamental 3C. Yaitu, customer, competitor, dan company. Apa yang dibutuhkan company? Apa yang dilakukan competitor? Apa kekuatan dan kelemahan company?Strategi harus dibuat berdasar strength dan bisa mengurangi dampak weakness sebuah company. Tapi, juga harus bisa melihat opportunity and threat yang timbul dari kajian terhadap customer dan competitor. Karena itulah, strategi harus disusun berdasar analisis SWOT.

Saya menambahkan C keempat, yaitu change, karena lanskap persaingan selalu berubah, bahkan dengan sangat cepat. Yang diinginkan customer berubah, begitu juga dengan perilaku competitor. Karena itu, tren drivers of change, yaitu science (technology), political (legal), economy (business), social (culture), dan industry (market), harus terus diikuti.

Dengan begitu, company bisa melihat lebih dulu atau punya foresight terhadap threat and opportunities yang akan timbul atas perubahan yang terjadi. Barulah setelah itu dilakukan forecast terhadap perubahan yang terjadi pada customer dan competitor.

Akhirnya, company bisa melihat weakness dan strength-nya sesuai dengan kesiapannya dalam menghadapi perubahan yang ada. Karena itu, menggunakan analisis TOWS ketimbang SWOT adalah sebuah kemungkinan lain.

Kenapa? Sebab, sebuah strategi yang dirancang untuk masa depan harus bisa melihat TO dulu, baru melihat WS kita sendiri. Steve Jobs melihat adanya sebuah ancaman kalau dirinya tetap bertahan hanya dengan desktop atau laptop. Dia juga melihat tren hebat di ponsel pintar dan ritel sebagai suatu peluang pasar.

Dengan kekuatan brand Apple yang sudah berhasil mentransformasi industri musik lewat iPod dan dengan analisis TOWS yang memperhatikan change-competitor-customer-com pany itulah dia lantas tancap gas dengan strategi masa depannya.

Hasilnya? Sebuah transformasi industri baru di bidang ponsel pintar dan ritel. iPhone dan Apple Store sukses berat. Bahkan, dilanjutkan TOWS-2 yang menghasilkan iPad dan iTunes.

Karena itu, setiap memperkenalkan produk barunya, Steve Jobs selalu bisa membius banyak orang. Sebab, dialah Game Changer-nya.

Nilai kapitalisasinya pun sekarang menjadi yang terbesar di sepanjang sejarah perusahaan publik Amerika. Pekan ini, iPhone 5 meluncur di pasaran. Akankah kesuksesan Apple berlanjut? Orang masih menunggu apakah Tim Cook, CEO Apple sekarang, mampu menjadi Game Changer menggantikan mendiang Steve Jobs.

Bagaimana pendapat Anda? (*)

MARKETING SERIES (30)

Saya dan Kehnichi Ohmae adalah dua orang Asia yang masuk daftar Fifty Gurus who Have Shaped the Future of Marketing yang di-ranking Chartered Institute Of Marketing-United Kingdom 2003. Kehnichi yang disebut Mr Strategist terkenal dengan bukunya Mind of Strategist.

Dalam bukunya yang simple but powerful itu, dia bilang, kalau mau bikin strategi, harus selalu ingat fundamental 3C. Yaitu, customer, competitor, dan company. Apa yang dibutuhkan company? Apa yang dilakukan competitor? Apa kekuatan dan kelemahan company?Strategi harus dibuat berdasar strength dan bisa mengurangi dampak weakness sebuah company. Tapi, juga harus bisa melihat opportunity and threat yang timbul dari kajian terhadap customer dan competitor. Karena itulah, strategi harus disusun berdasar analisis SWOT.

Saya menambahkan C keempat, yaitu change, karena lanskap persaingan selalu berubah, bahkan dengan sangat cepat. Yang diinginkan customer berubah, begitu juga dengan perilaku competitor. Karena itu, tren drivers of change, yaitu science (technology), political (legal), economy (business), social (culture), dan industry (market), harus terus diikuti.

Dengan begitu, company bisa melihat lebih dulu atau punya foresight terhadap threat and opportunities yang akan timbul atas perubahan yang terjadi. Barulah setelah itu dilakukan forecast terhadap perubahan yang terjadi pada customer dan competitor.

Akhirnya, company bisa melihat weakness dan strength-nya sesuai dengan kesiapannya dalam menghadapi perubahan yang ada. Karena itu, menggunakan analisis TOWS ketimbang SWOT adalah sebuah kemungkinan lain.

Kenapa? Sebab, sebuah strategi yang dirancang untuk masa depan harus bisa melihat TO dulu, baru melihat WS kita sendiri. Steve Jobs melihat adanya sebuah ancaman kalau dirinya tetap bertahan hanya dengan desktop atau laptop. Dia juga melihat tren hebat di ponsel pintar dan ritel sebagai suatu peluang pasar.

Dengan kekuatan brand Apple yang sudah berhasil mentransformasi industri musik lewat iPod dan dengan analisis TOWS yang memperhatikan change-competitor-customer-com pany itulah dia lantas tancap gas dengan strategi masa depannya.

Hasilnya? Sebuah transformasi industri baru di bidang ponsel pintar dan ritel. iPhone dan Apple Store sukses berat. Bahkan, dilanjutkan TOWS-2 yang menghasilkan iPad dan iTunes.

Karena itu, setiap memperkenalkan produk barunya, Steve Jobs selalu bisa membius banyak orang. Sebab, dialah Game Changer-nya.

Nilai kapitalisasinya pun sekarang menjadi yang terbesar di sepanjang sejarah perusahaan publik Amerika. Pekan ini, iPhone 5 meluncur di pasaran. Akankah kesuksesan Apple berlanjut? Orang masih menunggu apakah Tim Cook, CEO Apple sekarang, mampu menjadi Game Changer menggantikan mendiang Steve Jobs.

Bagaimana pendapat Anda? (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/