Tim Horas USU (Universitas Sumatera Utara) akan kembali menjajal kemampuan di Shell Eco Marathon Asia 2013 di Malaysia. Bermodalkan kemampuan penghematan bahan bakar hingga 150 kilometer per liter, 24 mahasiswa Teknik Mesin USU ini memasang target juara satu lomba irit mesin mobil konsep tersebut.
Shell Eco Marathon Asia 2013 yang diadakan di Sirkuit Sepang, Malaysia akan berlangsung 4-7 Juli mendatang. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin akan kembali unjuk kreativitas, bersaing dengan peserta dari berbagai perguruan tinggi dari Indonesia dan peserta dari Negara-negara Asia. Kali ini, Tim Horas mengikuti dua kategori yaitu urban konsep disel dan urban konsep ethanol 100 persen.
Manajer Tim Horas USU, Amma Muliya Romadoni mengatakan, kompetisi ini menantang para pemuda di Asia menghasilkan kendaraan dengan konsumsi bahan bakar paling efesiensi. Ada dua katagori umum yang di perlombakan yaitu prototype dan urban konsep yang terbagi lagi kedalam katagori. “Kita dari Tim Horas USU mengikuti katagori di urban konsep ini,” ucapnya.
Urban konsep dibagi lagi dalam katagorinya elektrik, diesel, ethanol, fame, GTL, hidrogen dan bensin. “Jadi kita mengikuti ethanol dan bensin,” ucapnya.
Saingan terberat Tim Horas di kategori ethanol nantinya Malaysia, Vitnam dan Pakistan. Sedangkan untuk katagori diesel pesaing terberat datang dari Thailand dan Intitut Teknologi Bandung (ITB).
Tim Horas akan mengusung mobil Mesin USU III dan ke 1V. Untuk saat ini riset dan uji coba yang mereka lakukan sudah meningkat keiritan konsumsi bahan bakar dari mobil Mesin USU sebelumnya. “Untuk mobil Mesin USU ke III dan IV sudah mencapai target 150 km per liternya, kita akan mencoba yang lebih irit lagi kedepannya,” ucapanya.
Masih Kurang Rp100 Juta
Jelang perlombaan, masih ada beberapa kurangan pada mobil Mesin Horas III dan IV ini yang harus dirampungkan. Misalkan pada setingan mesin yang belum di rapikan, material mobil yang belum lengkap, dan peralatan pelengkap lainnya. “Untuk kondisi mobil uda 90 persen sudah rampung,” ucapnya.
Selain itu, untuk mengikuti kompetisi ini peserta di wajibkan memenuhi standar perlengkapan seperti fuel tank/belt yang mengabiskan dana Rp2 jutaan. Selain itu mereka harus menlengkapi alat GPS, spidometer dan peralatan lainnya sebagai pendukung mobil ini. “Ada juga faktor nonteknis pada penginapan, transport dan lainnya,” ucapnya.
Tim USU pun masih kekurangan dana untuk keperluan non teknis dan teknis tersebut. “Kita masih kurang sekitar Rp100 jutaan lagi,” ucapnya. Pihaknya masih menanti janji pemerintah provinsi Sumatera Utara (pemprovsu) yang akan memberikan dana kepada mereka. “Kami lagi follow up dari pemerintah (pemprov), tapi sampai sekarang danannya belum ada,” ucapnya.
Amma berharap kompetisi 2013 akan Tim USU mampu meraih posisi pertama, memperbaiki posisi tujuh pada tahun lalu. “Kita optimis memenagkan kejuaraan ini karena kita belajar dari pengalaman,” ucapnya (ban)