27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Raksasa Berebut Pasar Otomotif

Tak lama lagi, Indonesia akan menjadi medan peperangan raksasa otomotif dunia. Ini terkait rencana ekspansi jagoan-jagoan otomotif Amerika Serikat (AS) dan Eropa, untuk menggoyang dominasi pabrikan asal Jepang di Indonesia.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Muhamad Chatib Basri mengatakan, tumbuhnya kelas menengah di Indonesia menggelembungkan potensi pasar otomotif, terutama mobil. Karena itu, pabrikan asal AS dan Eropa yang sebelumnya memandang sebelah mata, kini mulai ekspansi ke pasar Indonesia. “Saya lihat mereka tidak main-main (masuk ke Indonesia),” ujarnya di Kantor BKPM, Jakarta Senin (22/4).

Chatib menyebut, pabrikan asal AS General Motors (GM) yang selama ini menjadi kompetitor utama Toyota di tingkat global, kini sudah ancang-ancang untuk ekspansi besar-besaran di Indonesia. “Mei nanti GM akan launching di Jakarta dan bahkan CEO (chief executive officer) nya akan langsung datang dari Amerika ke sini. Artinya, mereka sangat serius,” katanya.

Satu lagi pemain yang siap meramaikan pasar otomotif Indonesia adalah Volkswagen (VW). Produsen otomotif terbesar di Jerman ini disebut-sebut bakal membangun fasilitas produksi di Indonesia dengan investasi awal USD 140 juta atau sekitar Rp1,3 triliun.

Chatib mengakui, para petinggi VW pekan lalu sudah berada di Jakarta. Namun, dia belum bersedia memberikan keterangan detil terkait rencana investasi. “Yang jelas, mereka kesini bukan hanya untuk melihat macetnya Jakarta atau liburan ke Bali, tapi untuk mendalami besarnya potensi pasar di sini,” terangnya.

Ditemui usai serah terima jabatan menteri keuangan di Kantor Kementerian Keuangan, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengakui jika pihaknya sudah mengetahui rencana investasi VW di Indonesia. “Merek mereka sudah sangat populer di Indonesia, ini tentu menguntungkan,” ujarnya.
Saat ini, VW sudah memiliki fasilitas produksi mobil di Tiongkok yang kapasitasnya bahkan lebih besar dibanding beberapa pabrik milik pabrikan asal Jepang. Karena itu, rencana masuknya VW ke Indonesia menjadi angin segar untuk industri otomotif di tanah air. “Saya kira, sekarang semua pemain otomotif akan melirik Indonesia,” katanya.

Chatib menambahkan, saat ini manajemen VW terus memperdalam kalkulasi investasi, termasuk menanyakan fasilitas insentif pajak dan perizinan. “Yang menggembirakan, VW melihat kita dengan konteks Asia. Artinya, kemungkinan Indonesia tidak hanya akan jadi basis produksi mobil untuk pasar domestik, tapi juga ekspor,” ujarnya.

Data pada Kementerian Perindustrian menyebut, sebenarnya VW pernah berencana membangun basis produksi mobil di Indonesia pada 2002, namun urung dilanjutkan karena masih kecilnya pasar otomotif. Kini, setelah pasar otomotif Indonesia menembus 1 juta unit per tahun, pabrikan pun berebut masuk Indonesia.

Apalagi, penetrasi industri otomotif di Indonesia masih terbuka lebar. Sebagai gambaran, kepemilikan mobil per 1.000 penduduk di Indonesia baru sebanyak 35 unit. Artinya, jauh di bawah Thailand yang mencapai 53 unit, Tiongkok 55 unit, Singapura 113 unit, Malaysia 276 unit, dan Korea Selatan 380 unit. Indonesia hanya unggul atas India yang sebanyak 17 unit dan Filipina 10 unit. (owi/jpnn)

Tak lama lagi, Indonesia akan menjadi medan peperangan raksasa otomotif dunia. Ini terkait rencana ekspansi jagoan-jagoan otomotif Amerika Serikat (AS) dan Eropa, untuk menggoyang dominasi pabrikan asal Jepang di Indonesia.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Muhamad Chatib Basri mengatakan, tumbuhnya kelas menengah di Indonesia menggelembungkan potensi pasar otomotif, terutama mobil. Karena itu, pabrikan asal AS dan Eropa yang sebelumnya memandang sebelah mata, kini mulai ekspansi ke pasar Indonesia. “Saya lihat mereka tidak main-main (masuk ke Indonesia),” ujarnya di Kantor BKPM, Jakarta Senin (22/4).

Chatib menyebut, pabrikan asal AS General Motors (GM) yang selama ini menjadi kompetitor utama Toyota di tingkat global, kini sudah ancang-ancang untuk ekspansi besar-besaran di Indonesia. “Mei nanti GM akan launching di Jakarta dan bahkan CEO (chief executive officer) nya akan langsung datang dari Amerika ke sini. Artinya, mereka sangat serius,” katanya.

Satu lagi pemain yang siap meramaikan pasar otomotif Indonesia adalah Volkswagen (VW). Produsen otomotif terbesar di Jerman ini disebut-sebut bakal membangun fasilitas produksi di Indonesia dengan investasi awal USD 140 juta atau sekitar Rp1,3 triliun.

Chatib mengakui, para petinggi VW pekan lalu sudah berada di Jakarta. Namun, dia belum bersedia memberikan keterangan detil terkait rencana investasi. “Yang jelas, mereka kesini bukan hanya untuk melihat macetnya Jakarta atau liburan ke Bali, tapi untuk mendalami besarnya potensi pasar di sini,” terangnya.

Ditemui usai serah terima jabatan menteri keuangan di Kantor Kementerian Keuangan, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengakui jika pihaknya sudah mengetahui rencana investasi VW di Indonesia. “Merek mereka sudah sangat populer di Indonesia, ini tentu menguntungkan,” ujarnya.
Saat ini, VW sudah memiliki fasilitas produksi mobil di Tiongkok yang kapasitasnya bahkan lebih besar dibanding beberapa pabrik milik pabrikan asal Jepang. Karena itu, rencana masuknya VW ke Indonesia menjadi angin segar untuk industri otomotif di tanah air. “Saya kira, sekarang semua pemain otomotif akan melirik Indonesia,” katanya.

Chatib menambahkan, saat ini manajemen VW terus memperdalam kalkulasi investasi, termasuk menanyakan fasilitas insentif pajak dan perizinan. “Yang menggembirakan, VW melihat kita dengan konteks Asia. Artinya, kemungkinan Indonesia tidak hanya akan jadi basis produksi mobil untuk pasar domestik, tapi juga ekspor,” ujarnya.

Data pada Kementerian Perindustrian menyebut, sebenarnya VW pernah berencana membangun basis produksi mobil di Indonesia pada 2002, namun urung dilanjutkan karena masih kecilnya pasar otomotif. Kini, setelah pasar otomotif Indonesia menembus 1 juta unit per tahun, pabrikan pun berebut masuk Indonesia.

Apalagi, penetrasi industri otomotif di Indonesia masih terbuka lebar. Sebagai gambaran, kepemilikan mobil per 1.000 penduduk di Indonesia baru sebanyak 35 unit. Artinya, jauh di bawah Thailand yang mencapai 53 unit, Tiongkok 55 unit, Singapura 113 unit, Malaysia 276 unit, dan Korea Selatan 380 unit. Indonesia hanya unggul atas India yang sebanyak 17 unit dan Filipina 10 unit. (owi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/