25 C
Medan
Wednesday, December 24, 2025
Home Blog Page 14027

Waspadai Ketergantungan Obat–obatan Kimia

Penyakit Asma  adalah suatu penyakit kronik  yang menyerang saluran pernafasan (bronchiale) pada paru, dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas. Penyakit Asma paling banyak menyerang kaum wanita.  Pada penderita asma, saluran pernapasannya memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti polusi udara (asap, debu, zat kimia), serbuk sari, udara dingin, makanan, hewan berbulu, tekanan jiwa, bau/aroma menyengat (misalnya parfum) dan olahraga.

Adapun tanda dan gejala penyakit asma diantaranya,  pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat mengeluarkan nafas (exhalation).  Kemudian, adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale).  Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin. Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit.

Langkah tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah menjauhi faktor-faktor penyebab yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri. Setiap penderita umumnya memiliki ciri khas tersendiri terhadap hal-hal yang menjadi pemicu serangan asmanya.

Penanganan dan pemberian obat-obatan kepada penderita asma adalah sebagai tindakan mengatasi serangan yang timbul yang mana disesuaikan dengan tingkat keparahan dari tanda dan gejala itu sendiri.  Asma  dapat  sembuhkan dengan pengobatan pola hidup yang sehat. Salah satu bentuk pengobatan yang dapat dipilih adalah dengan pemakaian obat dari bahan alami seperti yang ditawarkan di klinik Tramedical.

Klinik  yang berada di jalan  Gaperta Ujung, Kompleks Graha Gaperta Mas  Kelurahan  Tanjung Gusta  Medan ini, menggunakan sistem pengobatan asma  dengan bahan alami herbal berstandar international yang didukung dengan alat terapi khusus. ‘’Terapi  ini mampu membersihkan saluran pernafasan dan paru-paru dari endapan lendir dengan efisien,” ujar Givana Chalgoe  pimpinan Klinik Tramedical.

Klinik Tramedical, ujarnya, mengkombinasikan obat-obatan herbal internasional yang di formulasikan dalam bentuk kaplet dan kapsul.  Sengaja didatangakan dari berbagai negara penghasil tanaman herbal misalnya China, Tibet, Monggolia, Eropa. Pengobatan menggunakan bahan alami, sambungnya, sangat ampuh dibandingkan pengobatan konfesional yang sering berefek ke lambung dan ginjal. ‘’Dengan bahan alami asma dan paru-paru dapat disembuhkan dengan singkat, aman dan tuntas,”sambungnya.

Kehadiran klinik Tramedical sendiri, ujarnya,  berawal dari keprihatinan terhadap ketergantungan penderita asma dan paru-paru. Kenapa penderita asma harus ketergantungan obat-obatan kimia yang sering menyebabkan komplikasi.  ‘’Kenapa tidak mencoba untuk mencari pengobatan yang mudah didapat dan aman bagi kesehatan,”lanjutnya.

Adapun penyakit umum lainnya yang juga dapat diobati di klinik ini adalah, kanker rahim,kanker payudara, kanker paru-paru, kanker kadung kemih, kanker tenggorokan, tumor kandungan, kanker usus,  gagal ginjal, usus buntu, magh, reumatik, diabetes, mioum, kista dan berbagai jenis penyakit kanker lainnya.  (sih)

Pengajian An-Nisa Medan, Dibarengi Berbagai Kegiatan Sosial

Tiga hal yang paling penting penting untuk dimiliki oleh seseorang dalam menjalani hidup didunia ini adalah Agama, Ilmu, dan Seni. Agama akan membuat hidup lebih terarah, ilmu akan membuat hidup menjadi mudah, sedangkan hidup akan membuat hidup lebih indah. 

Inilah yang diterapkan oleh para sosialita Medan yang tergabung dalam pengajian An-Nisa. Selain untuk mempererat silaturrahmi, pengajian yang dilakukan di Hotel Garuda Citra Medan (25/1) menjadi salah satu ajang menambah spiritual para wanita modern ini. Setidaknya, dengan penguatan spiritual ini, karena menurut ilmu psikologi, kebahagiaan tertinggi seseorang apabila spiritualnya sudah kuat.

“Kita ada arisan, juga ada pengajian. Ini untuk menambah tingkat spiritual kita, dan mengetahui bahwa kita manusia yang butuh akan Tuhan,” ujar Ketua Pengajian An-nisa, Elvi Rangkuti.

Pengajian An-nisa ini rutin dilakukan sebulan sekali dengan cara bergiliran untuk setiap anggota. Dan biasanya juga, pengajian ini akan dilakukan di rumah dari yang mendapat kesempatan sebagai penyelenggara pengajian.

Sebelum pengajian dilakukan, biasanya para wanita sosialita memulai obrolan secara santai, atau sekedar bertukar kabar. Setelah itu, dilanjutkan sholat Ashar berjamaah, dan kemudian dilanjutkan dengan ceramah dari ustadz atau ustadzah yang diundang untuk memberikan pencerahan.
Setelah ceramah selesai, saat makan, biasanya peserta pengajian akan berkumpul untuk memberikan uang arisan.

Sambil makan, biasanya berbagai ide keluar untuk melakukan kegiatan sosial. Seperti santunan kerumah panti asuhan saat jelang ramadhan kemarin, atau memberi santunan ke anak yang kurang mampu di Brastagi. “Bantuannya sekadar saja, yang kita kumpul sesuai dengan kemampuan kita,” tambah Elvi.

Saat bersantap juga, obrolan santai juga mulai mengalir diantara para ibu ini. Dan terkadang ditingkahi dengan senda gurau yang membuat suasana pengajian lebih hidup.

Untuk ide ceramah juga biasanya diberi kebebasan oleh penceramah, yang pada kesempatan pengajian ini diisi oleh Dr.H Muzakkir MA. Nah, dalam ceramah sang ustadz mengatakan bahwa wanita terutama seorang istri harus mempercantik dirinya sendiri. “Setidaknya, warnai lah wajah, walau hanya sedikit, biar terlihat rona kecantikan wajah tersebut,” tambah Muzakkir.

Spontan para wanita cantik ini tersenyum dan sambil berbisik. “Iyalah, kita harus tetap cantik. Ini juga kan untuk mendukung kinerja kita dan suami,” tambah Etty.

Sementara itu, dalam ceramah yang diangkat oleh sang ustadz yaitu dimana kebahagian tertinggi akan didapat bila seseorang sudah memiliki spiritual happiness nya tinggi. “Dan spiritual itu didapat dengan rasa syukur dan sabar yang tinggi,” ujar sang ustadz. (ram)

Minum Nira Gratis, 15 Murid SD Tumbang

Medan-Sedikitnya 15 murid SD Negeri 066650 tidak bisa melanjutkan pelajaran, Rabu (25/1). Pasalnya, setelah pukul 11.00 WIB, mereka serentak tumbang. Mereka nyaris pingsan setelah minum air nira gratis saat jam istirahat.

Layaknya anak SD kebanyakan, ketika jam istirahat tiba, mereka menyerbu tempat jajanan. Ke-15 anak yang dimaksud menyerbu penjual nira yang baru pertama kali mereka lihat. Mereka penasaran. Penjual nira itu cukup menarik, dua bambu yang diikatkan di sepeda penjual begitu menggoda. Bentuknya seperti menara dan puncak yang tertutup plastik. “Kami ditawari uwak penjual es itu saat istirahat kedua dan uwak itu jualan di depan sekolah. Uwak itu jual esnya naik sepeda, di samping kanan kirinya ada dua bambu ditutup plastik,”aku Felix  D Sinaga (11), pelajar Kelas VI SD Negeri 066650.

Warga Jalan Santun No 136 ini merupakan satu dari tiga korban yang dirawat di Rumah Sakit Bahagia, Jalan Bahagia By Pass. Selain Felix, korban yang dirawat lainnya adalah Devani Anggia (12) warga Jalan Air Bersih dan Nadya Safitri (12) warga Jalan Pelajar Gang Balai Desa. Ketiganya duduk dibangku kelas VI SD.

Sebenarnya, Felix sempat menolak. Namun, penjual nira itu terus memaksanya untuk meminum nira itu secara gratis. “Tidak bayar Dek, minum saja dulu,” kata pedagang nira yang ditirukan Felix.

Felix menuturkan, sehabis meminum nira yang diberikan penjual nira, dia langsung pusing dan terjatuh. “Habis minum nira itu, kami pusing, pening dan langsung muntah,” jelasnya.

“Uwak itu bilang gratis dan kami tidak mau. Tapi, uwak itu memaksa kami dan kami minum sikit langsung muntah dan dibawa Ibu Guru ke sini langsung,” timpal Nadya Safitri.

Devani Anggia pun mengamini dua keterangan rekannya itu. “Belum habis awak minum, awak buang esnya di depan uwak yang jualan itu. Seperti tuak rasanya,” ucap Anggia. Anggia pun mengaku kata ‘tuak’ baru dia ketahui setelah kejadian.

Sementara Junaidi Lubis (41), ayah dari Devani Anggia mengaku, dia ditelepon sekolah dan langsung datang. Dia bersama dengan guru kelas langsung membawa anaknya ke RS Bahagia guna pertolongan pertama. “Ada sekitar 15 orang, namun, saya tidak tahu dibawa ke mana selebihnya dan yang dibawa ke sini hanya 3 orang termasuk anak saya,” ungkapnya.

R br Situmorang, guru kelas VI saat di RS Bahagia mengaku, kejadian tersebut saat istirahat kedua sekolah. Menurutnya, para murid saat masuk kembali ke dalam kelas sekolah langsung pingsan dan muntah-muntah. “Melihat itu, saya dan guru yang lain langsung membawa mereka ke rumah sakit,” jelasnya.

Lebih lanjut, ditambahkannya, sehabis membawa para murid ke rumah sakit, mereka langsung melaporkan hal itu ke Mapolsekta Medan Kota. Namun, ditegaskannya, penjual nira itupun sudah tidak ada lagi. “Saat kembali ke sekolah bersama dengan polisi, penjual Nira sudah tidak ada lagi. Kami pun keliling bersama dengan petugas tapi tak menemukan penjual nira itu. Saya pun ke rumah sakit untuk melihat anak didik kami ini,” jelasnya.
R br Situmorang mengatakan, murid yang keracunan ada 15 orang dan sisanya dibawa orangtua masing-masing ke rumah sakit yang mereka kehendaki. “Ada juga yang dibawa orangtuanya ke rumah mereka masing-masing,” sebutnya.

Mengenai identitas dan ciri-ciri penjual Nira, R br Situmorang menjelaskan, penjual nira itu baru pertama sekali berjualan di depan lokasi sekolah. “Sebelumnya kami tidak pernah melihat penjual nira,” terangnya.

Dr Yusrina yang menangi ketiga siswa SD di RS Bahagia itu menjelaskan, kondisi ketiganya sudah mulai stabil dan membaik. Diterangkannya, awalnya para murid mengalami mata merah dan pusing disertai dengan muntah. “Indikasi keracunan minuman, tapi kita belum tahu keracunan apa karena masih menunggu hasil laboratorium. Para murid sudah bisa dipulangkan karena sudah mulai membaik kondisi tubuhnya,” jelasnya.

Kanit Reskrim Polsek Medan Kota AKP S Mare-mare yang dikonfirmasi atas kejadian ini mengatakan pihaknya telah turun ke lokasi kejadian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan mengambil bekas-bekas minuman yang dibuang para murid. “Kita sudah mintai keterangan saksi-saksi. Kita telah mengambil sempel minuman yang membuat para murid merasa pusing dan mual,” ujar S Mare-mare. (jon/mag-5)

Bupati Palas Tersangka Korupsi

Eks Bupati Simalungun Ditahan

MEDAN-Kasus dugaan korupsi yang melibatkan dua bupati di wilayah Sumut mencuat. Bupati Padang Lawas (Palas) Basyrah Lubis ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi, sementara mantan bupati Simalungun Zulkarnain Damanik, langsung ditahan aparat Poldasu.

Kemarin, Rabu (25/1), Tim Penyidik Tipikor Direktorat Reserse Polda Sumut melakukan gelar perkara kasus korupsi di Kabupaten Palas. Dalam gelar perkara itu, ditetapkan 5 orang yang menjadi tersangka, salah satunya Basyrah Lubis. Gelar perkara yang berlangsung dari siang hari hingga pukul 18.00 WIB tersebut telah menetapkan 5 orang dari sembilan orang yang diduga terlibat dalam kasus korupsi anggaran Pembangunan  Kabupaten Palas (Padang Lawas).

Direktur Reskrimsus Polda Sumut Kombes Pol Sadono Budi Nugroho yang ditemui Sumut Pos di depan Gedung Direktorat Reserse Kriminaln

Khusus Polda Sumut, mengaku nantinya kasus korupsi tersebut akan ditangani Tim Penyididik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sumut. “Yang jelas Kadis PU Palas dan Bupatinya. Dari sembilan sudah lima yang kita tetapkan sebagai tersangka,” ujar Sadono.
Namun, Sadono mengatakan nantinya kasus ini akan lambat karena menurut prosedur hukum yang berlaku dalam setiap memeriksa kepala daerah harus ada izin presiden. “Tapi, untuk memberantas korupsi, waktu tidak penting. Yang penting terungkap kasus korupsinya,” ucap Sadono.

Seperti diketahui, Basyrah Lubis dinyatakan bersalah oleh Mahkamah Agung RI dalam kasus pemalsuan data autentik, mengubah fungsi hutan marga satwa di daerah Kecamatan Barumun sewaktu yang bersangkutan menjabat sebagai Camat Kecamatan Barumun Kabupaten Tapsel (sebelum dimekarkan). Dalam putusan MA dengan nomor: 1021k/Pid/2009 Basyrah Lubis dinyatakan bersalah karena mengeluarkan surat akte tanah, sementara yang bersangkutan tidak pernah dilantik atau menjabat sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).

Terkait persoalan putusan MA tersebut Kementerian Dalam Negeri melalui Dirjen Otonomi Daerah (Otda) Prof Dr H Djohermasyah Djohan MA telah menyurati Plt Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho dengan nomor surat 131.12/5301/Otda tertanggal 8 November 2011 perihal minta penjelasan dan klarifikasi terkait permasalahan kasus yang menimpa Bupati Palas.

Oleh Plt Gubsu langsung menyurati Pengadilan Negeri (PN) Padangsidimpuan tertanggal 5 Desember 2011 dengan nomor 132/13368 dengan isi untuk meminta klarifikasi terkait Putusan MA tersebut. PN Padangsidimpuan membalas surat dari Plt Gubernur dan menegaskan dalam surat tersebut bahwa putusan Mahkamah Agung RI terkait kasus Basyrah Lubis SH telah berkekuatan hukum tetap.

Setelah mendapat penjelasan dari PN Padangsidimpuan melalui surat resmi berikut berkas yang dileges PN Sidimpuan, Plt Gubsu kembali membuat surat untuk membalas surat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) perihal status Basyrah Lubis SH. Selain itu, Bupati Palas diduga melakukan korupsi beberapa ratus miliar rupiah.

Di tempat terpisah, mantan bupati Simalungun, periode 2005-2010, Zulkarnain Damanik ditahan Polres Simalungun karena diduga terlibat korupsi dana APBD TA 2006 sebesar Rp230 juta, kemarin. Namun karena tiba-tiba sakit, akhirnya dibantarkan ke RSU Horas Insani P Siantar, dengan pengawalan pihak kepolisian.

Sebelum dilakukan penahanan, mantan ‘penguasa’ Kab Simalungun itu sudah dua kali diperiksa dan pemeriksaan terakhir dilakukan kemarin selama lima jam, dengan didampingi tim kuasa hukumnya, Sarles Gultom SH MH dan Sarbudin Panjaitan SH MH. Pemeriksaan dimulai sekira pukul 10.00 WIB hingga 15.30 WIB. Mereka tiba di Mapolres Simalungun, dengan mengendarai Toyota Innova warna hitam.

Di ruang periksa unit Tipikor Reskrim Polres Simalungun tersangka diperiksa oleh juru periksa oleh Aiptu Sy Siregar di dampingi kedua tim pengacaranya. Terlihat pula Kanit Tipikor Polres Simalungun Iptu Ferry Kusnadi SH.

Mantan Bupati Simalungun itu dicerca dengan 49 pertanyaan. Dalam pemeriksaan hingga dilakukan penahanan, wartawan tidak mendapat keterangan dari tim kuasa hukum tersangka. “Ya, sudah kita jadikan tersangka,” kata Kapolres Simalungun AKBP M Agus Fajar H, SIK melalui Kasat Reskrim AKP M Adenan dikonfirmasi melalui ponsel, kemarin.

AKP Adenan menjelaskan, mantan Bupati Simalungun itu terlibat dalam dugaan kasus korupsi dana APBD Tahun Anggaran (TA) 2006  sebesar Rp500 juta.

Tim Kuasa hukum tersangka, Sarbudin Panjaitan SH MH saat dikonfirmasi menilai, penahanan kliennya itu tidak logika sebab pihak kepolisian dalam pemeriksaan pertama mengetahui bahwa mantan Bupati Simalungun itu sedang sakit. Bahkan, penyidik Polres dinilai kurang profesional yang memasukkan dana yang sudah dikembalikan ke kas Pemkab dijadikan sebagai kerugian Negara.

“Perlu kami tegaskan, jauh sebelum kasus ini dilaporkan, klien kami sudah mengembalikan uang Rp225 juta ke kas Pemkab. Sedangkan Rp72 juta diberikan sebagai panjar kerja untuk 11 orang. Sementara dana dua lembar cek bodong masing-masing Rp100 juta dan Rp130 juta dicairkan dan diambil sendiri oleh mantan bendahara, Sugiati yang kini sebagai tersangka dalam kasus korupsi dana APBD TA 2005 sebesar Rp 1,2 miliar. Jadi sebenarnya, kerugian Negara hanya Rp72 juta, tidak benar Rp529 juta sebagaimana tuduhan yang diberikan penyidik kepolisian,” kata Sarbudin.

Pencairan dana oleh Sugiati, tambah Sarbudin, dengan cara memalsukan tandatangan mantan bupati dalam SPM (Surat Perintah Membayar). Kuasa hukum tersangka mengatakan, seharusnya, kliennya lepas dari jeratan hukum apabila penyidik Polri  profesional. “Seharusnya, dana Rp72 untuk panjar kerja 11 orang menjadi tanggung jawab Kadispenda (Kepala Dinas Pendapatan Daerah) Kab Simalungun, sedangkan Rp230 juta menjadi tanggung jawab Sugiati. Sementara yang Rp225 juta sudah dikembalikan ke kas Pemkab 2006, sebelum kasus itu dilaporkan ke polisi,” terang Sarbudin.

Sarbudin meminta, agar masyarakat bisa menilai secara jernih, dimana kesalahan Zulkarnain Damanik. “Biarlah masyarakat yang menilai apakah kasus ini penuh nuansa politis akibat kepentingan oknum-oknum pejabat di Simalungun,” pungkasnya. (mag-5)

Dewan Tolak Hasil RUPS Bank Sumut

MEDAN- Rapat Umum Pemegang Saham-Luar Biasa (RUPS-LB) PT Bank Sumut, yang digelar di Ruang Beringin, Lantai 8, Kantor Gubsu, Rabu (25/1), berjalan alot. Sebanyak dua kali, rapat yang terkesan mendadak itu diskor. Pertama diskor selama 10 menit pada sekira pukul 11.00 WIB, yang kedua sekira pukul 13.00 WIB.

Alasan rapat diskor pertama berdasarkan penuturan Assisten II Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemporvsu), Djaili Azwar yang dikerumuni wartawan mengatakan, ada perbedaan pendapat yang terjadi, terutama oleh salah seorang dari dua orang Komisaris Independent Bank Sumut yang dikabarkan akan diganti, Irwan Djanahar.

“Kalau si Irwan Djanahar itu mau mengakui saja kesalahannya, tidak sampai seperti ini. Dia sudah melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang ada,” tegas Djaili.

Karena perdebatan itu, akhirnya, Djaili juga tidak mengikuti rapat dan hanya menunggu di luar. “Karena perdebatan itu, kemudian saya diminta keluar. Kemudian, yang rapat di dalam adalah para pemegang saham dan direksi. Tadi yang datang si Irwan Djanahar, si Lian (M Lian Dalimunthe, Red) sakit. Tapi mereka ini kan satu kesatuan, jadi bisa tetap dilangsungkan rapat tersebut,” akunya.

Dijelaskannya, AD/ART PT Bank Sumut yang dilanggar adalah Pasal 18, Ayat 15. “Itu jelas melanggar, karena mengajukan pergantian tanpa sepengetahuan atau persetujuan dari owner, dalam hal ini Pemprovsu karena saham terbesar adalah milik Pemprovsu,” terangnya.

Djaili sempat dituding dewan sebagai sosok yang tidak profesional. Mengenai hal itu, Djaili mengaku, akan mencari tahu siapa anggota dewan yang menyatakan atau menjelek-jelekan dirinya, terlebih sampai dimuat di media. Karena hal itu pula, Djaili dengan nada tinggi menyatakan, akan segera mengumpulkan segenap direksi PT Bank Sumut untuk segera melakukan klarifikasi ke media, guna mendinginkan suasana yang berkembang saat ini.
Berdasarkan hasil RUPS-LB PT Bank Sumut tersebut antara lain, menyetujui pemberhentian dengan hormat dua komisaris independen PT Bank Sumut yaitu M Lian Dalimunthe dan Irwan Djanahar.

Terkait itu, Ketua Komisi C DPRD Sumut, Marasal Hutasoit kepada Sumut Pos tetap menentang hasil keputusan dari RUPS-LB tersebut. Makanya, Komisi C DPRD Sumut akan kembali melakukan pemanggilan terhadap Bank Sumut, khususnya untuk Komite Nominasi Bank Sumut serta pihak BI. “Memang, makanya kita pertanyakan. Periode komisaris independent sudah mau habis sekitar Juni ini. Harus dijaga kondusifitas yang ada. Apa yang mau diolah Bank Sumut. Jangan ada kepentingan politik. Itu kan awalnya, Gatot mengusulkan nama yang untuk menggantikan salah satu komisaris independen itu. Tapi, tidak diakomodir. Makanya, memainkannya dengan kekuasaan. Jangan haus kekuasaan. Itu akan merusak Bank Sumut,” ungkapnya.

Lebih lanjut, rapat yang terkesan dipaksakan dan dadakan ini, juga sarat kepentingan politis terutama dalam rangka Pilgubsu 2013 mendatang. “Ya, dalam rangka Pilgubsu 2013. Kalau ini terjadi, ini dosa Gatot. Ini kan berdampak luas bagi masyarakat. Gatot harus sadar, secara politis Bank Sumut ini punya rakyat bukan punya gubernur. Meskipun pemegang sahamnya Pemprovsu. Kita ada agenda untuk mempertanyakan itu kepada komite nominasi dan pihak dari BI,” tegasnya.

Bersamaan dengan digelarnya RUPS tersebut, sekira pukul 11.00 WIB, puluhan massa yang mengatasnamakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Penyalur Aspirasi Rakyat (Lempar), menggelar aksi yang ditujukan, untuk mengkritisi segala kebijakan yang diambil oleh Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho yang dianggap menyalah, dan berdampak pada kekondusifitasan masyarakat Sumut, di halaman Kantor Gubsu, Jalan Diponegoro Medan.

Sebelumnya, mengenai rapat yang diskors untuk kedua kalinya, sekira pukul 12.30 WIB alasannya adalah telah tiba waktunya untuk Salat Zhuhur dan makan siang. Dan jawaban itu yang juga dikemukakan Gatot, yang dikerumuni wartawan untuk mempertanyakan hasil RUPS-LB PT Bank Sumut yang berlangsung tertutup itu. “Ini waktunya Ishoma. Sudah ya, ini waktunya Ishoma,” jawabnya sembari beberapa kali memegangi topi yang dikenakan salah seorang wartawan.

Namun, akhirnya seusai RUPS-LB tersebut, Gatot menjelaskan, berdasarkan hasil RUPS-LB PT Bank Sumut tersebut antara lain, menyetujui pemberhentian dengan hormat dua komisaris independen. “Yang kedua RUPS menyetujui sistem serta prosedur penggantian komisaris independen setelah mendapatkan verifikasi tertulis dari Bank Indonesia,” ungkap Gatot.

Pada kesempatan itu, Gatot juga menjelaskan, pelaksanaan RUPS-LB tersebut bermula karena terjadi kebuntuan, pada proses pergantian Direktur Kepatuhan Bank Sumut, Manarata Manik yang meninggal dunia.  Karena sebagaimana amanat Undang-undang, maksimal enam bulan jabatan tersebut, harus diisi sehingga dilakukan RUPS. Kemudian, berdasarkan mekanisme yang ada, Komite Remunerasi dan Nominasi melakukan seleksi pemberkasan calon Direktur Kepatuhan. Ada enam nama yang terdaftar, dan empat diantaranya dianggap layak untuk diajukan ke Dewan Komisaris.

Selanjutnya, Dewan Komisaris akan mengusulkan dua atau tiga nama ke pemegang saham pengendali untuk kemudian diteruskan ke BI dalam rangka fit and proper test.

Namun, proses dan mekanisme yang sudah ditetapkan tidak berjalan mulus karena Komite Renumerasi dan Nominasi dan Dewan Komisaris menemui jalan buntu.

“Saya selaku pemegang saham pengendali, mengundang dan mengajak rapat ketiga dewan komisaris. Saya ingin sampaikan kenapa tidak ada titik temu mengenai nama yang akan disampaikan kepada kami,” jelasnya.

Karena undangan itu tidak dipatuhi kedua komisaris independen, dengan alasan yang sulit diterima. Misalnya, Irwan Djanahar yang juga dosen Universitas Sumatera Utara (USU), menolak hadir karena belum ada izin dari rektorat. Padahal kapasitasnya bukan sebagai dosen melainkan sebagai komisaris. Sedangkan, M Lian Dalimunthe juga menolak hadir dengan alasan pertemuan tidak akan mendapatkan titik temu.

Dengan pemberhentian kedua komisaris independen tersebut, RUPS Luar Biasa telah memilih nama penganti para komisaris indpenden untuk menjalani fit and propper test oleh Bank Indonesia. Dengan terpilihnya komisaris independen nantinya, maka proses pemilihan Direktur Kepatuhan segera dapat dilanjutkan. (ari)

Antara Gus Irawan dan Gatot

Prediksi Kiprah Partai Kecil di Pilgubsu 2013

MEDAN-Berbicara prediksi sosok yang akan diusung partai kecil (gurem) pada Pilgubsu 2013 mendatang sangat menarik. Pasalnya, meskipun partai kecil,  mereka cenderung menentukan, buktinya pada Pilgubsu 2008 lalu. Tahun ini, tampaknya mereka pun ingin mengulang kesuksesan itu.
Sekretaris Partai Patriot Sumut, Rismansyah Siregar menilai, 17 nama yang mencuat dalam beberapa waktu ke belakang ini adalah sosok-sosok yang dinilai masyarakat, memiliki kans atau peluang besar untuk maju. Persoalan layak, mampu atau tidaknya sosok-sosok itu, adalah berdasarkan penilaian dari masyarakat itu sendiri.

Dalam kacamatanya, dari 17 sosok atau tokoh yang mencuat, dari sinyalemen yang ada terlihat dua tokoh yang memiliki peluang pada Pilgubsu 2013 mendatang.

“Tapi kalau dari kondisi yang berkembang saat ini, masyarakat sudah membaca ada dua orang. Nah, dua orang itu Dirut Bank Sumut Gus Irawan dan Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho,” katanya.

Menurutnya, Gus Irawan cukup mampu membangun kebesaran namanya melalui program-program sosial kemasyarakatan. Sedangkan Gatot dinilai baik bagi masyarakat. “Meskipun baik menurut orang, bisa tidak baik menurut orang lain,” katanya.

Persentase peluang untuk kedua sosok tersebut? Menurutnya, antara Gus Irawan dengan Gatot masih memiliki kans yang sama. “Masih fifty-fifty lah,” prediksinya.

Berkaca pada Pilgubsu 2008 lalu, ada tujuh partai kecil antara lain Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) Sumut, Partai Patriot Sumut, Partai Merdeka, Partai Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sumut, Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK), Partai Sarekat Islam (PSI), Partai Persatuan Demokrasi Indonesia (PPDI), bergabung dengan dua partai tengah yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sumut dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sumut. Merekalah sembilan partai pengusung Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho (Syampurno), yang mampu memutarbalikkan fakta dengan mengantarkan pasangan Syampurno menjadi jawara Pilgubsu 2008 lalu.

Bagaimana dengan bargainingnya? Terlebih sempat terjadi perseteruan antara Gatot, yang notabene adalah yang didukung koalisi sembilan partai pengusung Syampurno beberapa waktu lalu? Paling tidak, hal-hal seperti itu tidak terulang lagi, jika nantinya partai-partai kecil memenangkan perhelatan pesta rakyat lima tahunan itu? “Ya, itu semunya berpulang pada komitmen awal yang terjalin,” ungkap Rismansyah.

Terlepas dari itu, menurut analisis pengamat politik Sumut dan Medan dari Universitas Medan Area (UMA), Dadang Darmawan Msi, arah koalisi khususnya ke dan dari partai-partai kecil tetap akan mewarnai pada Pilgubsu 2013 mendatang. Kemungkinan, kepastian terjadinya koalisi antar satu partai dengan partai lain akan terlihat pada Juni mendatang.

Hanya saja perbedaannya, jika 2008 lalu, partai-partai kecil tercentrum menjadi satu, untuk 2013 ini akan menyebar terlebih ke partai-partai besar seperti Demokrat, Golkar, PDI P dan PKS. Bisa juga merapat ke partai-partai tengah, yang kursinya terbilang tanggung di legislatif seperti, PPRN, Hanura, Gerindra, PAN, PPP dan partai lainnya.

“Partai-partai kecil tetap akan jadi centrum pada Pilgubsu 2013 ini, dan akan semakin terlihat jelas pada Juni 2012 ini. Kalau dulu centrumnya, partai kecil bergabung menjadi satu dengan ditambah beberapa partai tengah. Kalau sekarang, berpeluang partai-partai kecil akan dicari dan sangat diminati oleh partai-partai besar. Dan bila nantinya pencalonan sosok yang akan diusung di akhir-akhir jelang Pilgubsu, maka ini akan semakin meningkatkan daya jual,” terangnya.

Hal itu akan terjadi, karena memandang peta politik yang berkembang selama ini, dimana ada sebuah keriskanan atau ketidakmungkinan antar satu partai besar bergabung membentuk koalisi. Alasannya, terlihat di masyarakat antara satu partai besar dengan partai besar lainnya, tidak berjalan secara harmonis dan tidak memiliki adanya persamaan visi.

“Sepertinya ada keriskanan bila Golkar, PKS atau PDI P akan bergabung. Kalau Demokrat jelas, bisa mengusung satu calon tanpa harus koalisi,” urainya.
Menurut Dadang, dalam penentuan siapa yang akan diusung untuk Pilgubsu 2013 mendatang, setiap partai harus memperhatikan figur secara matang. Karena untuk yang satu ini, tetap akan menjadi perhatian masyarakat.

Figur-figur yang akan diusung itu, menurutnya, harus memiliki tiga hal antara lain, memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan dengan masyarakat secara langsung, memiliki kemampuan untuk menggandeng elemen-elemen masyarakat, Ormas dan sebagianya dan yang terpenting adalah kemampuan finansial atau dana.

“Ya, ini tiga hal penting yang harus diperhatikan partai untuk memajukan calonnya,” katanya. (ari)

Si Penerobos Lampu Merah

Oleh : Dame Ambarita
Pemimpin Redaksi Sumut Pos

Pengemudi di Kota Medan dikenal agak beringas dan kurang memiliki kesabaran soal berkendara. Salip sana salip sini, sosor sana sosor sini, bikin yang disalip dan yang disosor marah-marah dan mengumpat. Kata teman yang ikut menyosor: “Kalau tak ikut nyosor, awak yang disosor terus.”

Belum lagi soal angkot menurunkan dan menaikkan penumpang sembarang tempat. Lampu merah yang diterobos sembarang suka. Semua menunjukkan wajah lalu-lintas Medan yang masih semrawut.

Misalnya saja soal penerobos lampu merah. Entah si penerobos buta warna, atau karena dia terburu-buru, atau memang hobinya mencari bahaya, hampir di setiap persimpangan lampu merah ada saja penerobos.

Kita contohkan saja lampu merah menyala per 75 detik. Jika kita hitung mulai pukul 7 pagi hingga pukul 10 malam –total 61.200 detik—, dibagi 75 detik berarti ada 408 kali lampu merah dan 408 kali lampu hijau. Ini perhitungan kasar saja, karena faktanya, ada lampu merah yang menyala 100 detik atau lebih, hijau 60 detik, ditambah kuning beberapa detik.

Setiap kali lampu merah menyala, ada saja 1 sampai 4 pengendara yang menerobos (kecuali ada polisi yang terlihat menjaga). Kita rata-ratakan saja 2 pengendara menerobos tiap lampu merah menyala. Berarti ada 2 orang x 408 sama dengan 816 pengendara penerobos sebuah lampu merah dalam sehari.

Jika ada 100 lampu merah di Kota Medan, dengan asumsi pengendara yang sama menerobos rata-rata 5 lampu merah selama perjalanannya, berarti 816 dikali 100 dibagi 5 sama dengan 16.320 pengendara berbeda yang setiap hari menerobos lampu merah di Kota Medan. TIAP HARI! Dan ini masih perhitungan kasar. Jumlahnya bisa kurang, bisa lebih besar.

Penerobos lampu merah ini jelas mengganggu. Mengganggu kelancaran arus kendaraan yang gilirannya melaju, mengganggu kesehatan dan emosi pengendara lain yang jadi jantungan atau marah-marah, mengganggu kenyamanan & ketertiban perlalu-lintasan di Kota Medan, menunjukkan kualitas mental orang Medan yang belum peduli rambu-rambu umum, dan lain-lain dan lain-lain.

Bagi pembaca yang pernah menerobos lampu merah, mungkin tau apa rasanya jika berhasil menerobos lampu merah. Puas! Ya, puas adalah kata yang tepat. Puas karena berhasil lolos. Dan sambil terus melaju, senyum pun terukir di wajah.

Tapi bagi pembaca yang sama yang pernah ditelikung penerobos lampu merah saat gilirannya melaju, pasti paham juga rasanya. Sangat kesal. Untuk melampiaskan kekesalan, klakson pun dipencet kuat-kuat dan panjang untuk membentak si penerobos.

Penerobos lampu merah ini ada beberapa jenis. Pertama, menerobos saat ada peluang (biasanya ada saat lengang antara akhir lampu merah jalur yang satu dengan awal lampu hijau jalur lain). Kedua, penerobos saat lampu hijau dari jalurnya baru berakhir dan masuk lampu merah. Ketiga, penerobos yang sudah melaju saat lampu merah dari jalurnya masuk angka 4 detik lagi, dan masih ada sisa-sisa kendaraan dari jalur sebelumnya.
Aksi para penerobos ini bukan karena rambu-rambu lalu-lintas kita tak secanggih negara lain. Atau karena polisi kita kurang berjaga. Ini soal mental tak mau mengalah. Semua ingin duluan, semua ingin menang. Ironisnya, kalau bepergian ke luar negeri, kita bisa taat aturan lalu-lintas yang berlaku di negeri itu. Kenapa di negeri sendiri tak bisa?

Mental tertib dan disiplin sepatutnya dimulai dari diri sendiri, bukan karena adanya polisi di tiap persimpangan. Sebagai warga Medan, kita masih perlu meningkatkan disiplin pribadi. Dimulai dari diri sendiri! (*)

Ragam Reaksi Nominasi Oscar 2012

Siapa saja yang menjadi nomine Oscar diumumkan di Los Angeles pada Selasa pagi (24/1) waktu setempat. Para seniman film menanggapi pengumuman itu dengan beragam reaksi. Berikut di antaranya.

PANCAKE for everyone. Pancake untuk semuanya. Itu adalah jawaban singkat Brad Pitt ketika ditanya tentang rencananya untuk menghormati koleganya yang juga berhasil masuk nominasi. Pesta pancake tersebut bakal dilangsungkan pada Kamis (26/1).

Aktor 48 tahun itu memang sedang bungah dengan pengumuman yang berlangsung di Beverly Hills tersebut. Dia tidak sekadar masuk daftar calon aktor terbaik dalam film Moneyball. Film itu serta satu filmnya yang lain, Tree of Life, sama-sama masuk nominasi film terbaik.

Pitt ingin berbagi kebahagiaan dengan lawan mainnya, Jonah Hill, serta semua kru dan pendukung Moneyball. ’’Mengingat bahwa film tersebut nyaris gagal dibuat, keberhasilan ini terasa lebih manis,’’ kata pasangan hidup aktris Angelina Jolie itu.

Sementara itu, ketika menerima berita bahwa dirinya masuk nominasi aktris pembantu terbaik, Melissa McCarthy mempunyai tekad yang unik. Bintang yang masuk nominasi lewat film Bridesmaid tersebut berjanji untuk tidak lagi menyumpahi Glenn Close yang juga masuk nominasi Oscar kategori aktris terbaik lewat Albert Nobbs. ’’Saya berharap memberikan kesan yang lebih baik dan bicara sopan bila bertemu dia (Glenn Close) lagi,’’ katanya.

Dengan setengah bercanda, McCarthy berjanji diam sebelum menyapa idolanya tersebut bila berpapasan di perhelatan Oscar. Sebab, saat mereka bertemu kali pertama di Golden Globe Awards pada 15 Januari lalu, McCarthy spontan berkata, “Holy s***, you’re Glenn Close.’’

’’Saya malu sekali karena mengucap holy s***. Dia idola saya. Dia cantik, cerdas, dan pandai memilih karakter dalam filmnya. Pokoknya, saya melihat bahwa dia begitu luar biasa,’’ tutur komedian 41 tahun tersebut.

Namun, mungkin, yang merasa paling bahagia adalah aktris Prancis Berenice Bejo. Setelah mendengar soal kabar nominasi Oscar, dia merasa perlu waktu untuk mengendapkannya. ’’Kepala saya seperti terpukul dan saya belum menyadarinya,’’ tutur aktris 35 tahun yang menjadi rival Melissa McCarthy dalam memperebutkan aktris pembantu terbaik itu.

Kebahagiaannya makin komplet setelah suaminya, Michael Hazanavicius, juga ditahbiskan sebagai salah satu calon sutradara terbaik dalam film The Artist. Total, film The Artist mendapat sepuluh nominasi. Dua di antaranya diraih pasangan Michael-Bejo. Pesta puncak insan film Hollywood tersebut akan dihelat pada 26 Februari mendatang di Kodak Theatre, Los Angeles. (c12/ayi/jp/jpnn)

Boleh Pulang kalau Berat Badan Tambah 3 Gram

Nabila, Penderita Gizi Buruk di RSUD Pirngadi

Nabila (2) terbaring lemah di Ruang Anak kelas III Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan. Ini untuk kedua kalinya bayi di bawah lima tahun (balita) itu dirawat di rumah sakit yang sama. Untuk bisa kembali pulang, bobot tubuhnya harus bertambah sedikitnya tiga gram lagi.

Kesuma Ramadhan, Medan

Sumiati (36), ibu Nabila, tetap berusaha tersenyum. Ketika ditemui Sumut Pos di RSUD dr Pirngadi, wajahnya terlihat lelah. Bagaimana tidak, Nabila anaknya telah dirawat lebih kurang sebulan lamanya.

Di usia dua tahun Nabila hanya memiliki berat badan 6,7 kilogram jauh dari berat normal yakni 12 kilogram. “Anak saya dirawat di rumah sakit ini untuk kedua kalinya. Sebelumnya dia juga pernah mendapatkan perawatan di rumah sakit Pirngadi selama 16 hari pada Desember lalu dengan penyakit yang sama yakni gizi buruk,” ungkap Sumiati, Rabu (25/1).

Naasnya, selain didiagnosa penyakit gizi buruk, Sumiati mengakui jika anaknya juga mengalami gangguan pada paru-parunya. Pasalnya lebih dari enam bulan lamanya, anaknya tak kunjung sembuh dari penyakit batuk. “Batuknya gak juga sembuh, itu yang buat dia malas makan dan jadi kurus sehingga diketahui kalau dia gizi buruk. Tapi untuk penanganannya saat ini menurut dokter, Nabila juga diberikan obat paru-paru,” ucapnya.
Disinggung mengenai batas akhir perawatan anaknya, Sumiati mengaku jika anaknya akan diperbolehkan pulang tim medis jika berat badan Nabila mencapai tujuh kilogram dan kondisi badannya sudah dianggap membaik.

Sumiati dan anaknya Nabila adalah sedikit kasus gizi buruk  yang tercatat di RSUD dr Pirngadi. Pada 2011, data yang diperoleh di rumah sakit ini, tercatat 19 orang menderita gizi buruk dengan usia rata-rata enam tahun ke bawah.  Dari data tersebut, 2 orang di antaranya meninggal dunia. Untuk 2012, Pirngadi telah merawat dua orang penderita gizi buruk, dengan status satu penderita telah dinyatakan membaik dan diperbolehkan pulang sedangkan satu pasien lainnya adalah Nabila. “”Sejauh ini kita tetap melayani para penderita gizi buruk baik dalam penanganan gizinya maupun penyembuhan penyakit lain yang dideritanya. Bahkan kita baru mengizinkan pasien meninggalkan rumah sakit jika benar-benar dinyatakan sembuh,” ucap Kasubbag Hukum dan Humas RSUD dr Pirngadi Medan, Edison Perangin-angin saat ditemui di ruang kerjanya.

Soal gizi buruk ini rupanya masih menjadi masalah bagi Kota Medan. Setidaknya, data yang tercatat di Dinas Kesehatan Medan menyebutkan, jika kasus gizi buruk pada 2011 dialami sedikitnya 124 orang sementara pada 2010 lalu yakni 163 orang. Dari data tersebut, diketahui jika penderita gizi buruk terbanyak ditemukan di Kawasan Medan Utara dengan jumlah 36 orang dan kawasan Medan sunggal dengan 20 orang, serta Medan Area dan Medan tembung 10 orang.

Dari angka temuan 124 kasus penderita gizi buruk pada 2011, 4 orang diantaranya meninggal dunia.

Hal ini disampaikan Endang Mardianti, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Kabid Yankes) Dinas kesehatan Kota Medan saat dikonfirmasi, Rabu (25/1). “Kita sudah sering melakukan penyuluhan tentang penanganan gizi yang baik buat anak, hanya saja sebahagian dari mereka mungkin belum memahaminya. Kebanyakan dari penderita gizi buruk ini adalah masyarakat dengan ekonomi yang serba terbatas,”ujarnya.

Tidak hanya itu saja bahkan bilang Endang, sejumlah bantuan yang telah disalurkan oleh dinas kesehatan Kota Medan, seperti susu dan bahan makanan bergizi lainnya tidak dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat. “Bahkan beberapa masyarakat yang telah kita berikan bantuan susu bukan untuk dikonsumsi anaknya melainkan dijual. Hal ini lah terkadang yang membuat keprihatinan bagi kita,”ungkapnya.

Di tempat terpisah, Anggota Komisi B DPRD Medan  Khairuddin Salim, membidangi masalah kesehatan mengatakan, angka temuan penderita gizi buruk 2011 sangat tinggi dan sangat riskan. Mengingat anggaran untuk penanggulangan gizi buruk 2011 berjumlah 4 miliar yang terbagi dalam beberapa pos. “Anggaran kemungkinan tidak tepat sasaran sehingga gizi buruk dinilai tidak terpantau. Seharusnya Dinkes Medan lebih menggalakkan sosialisasi dimasyarakat. Kita akan pertanyakan ini ke Kepala Dinas Kota Medan dalam waktu dekat,”ujarnya. (*)

Kejatisu Periksa Dokumen Parkir

Dugaan Korupsi Dishub Medan Rp24 M

MEDAN-Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) memaparkan perkembangan pemeriksaan dugaan korupsi retribusi parkir Dinas Perhubungan (Dishub) Medan 2010-2011 sebesar Rp24 miliar. Setelah memeriksa 19 pejabat Dishub, Kejatisu saat ini tengah melakukan uji dokumen retribusi parkir.
Uji dokumen ini untuk mengkonfrontir keterangan 19 pejabat Dishub dengan data pencatatan retribusi parkir. “Penyelidikan itu masih berlangsung. Kita sedang melakukan pemeriksaan data-data retribusi parkir yang Dishub Medan,” kata Kasi Penyidikan Pidsus Kejatisu, Jufri Nasution SH, kemarin (24/1).
Apakah sudah ditemukan bukti penyimpangan? Jufri hanya menjawab pihaknya masih menelaah, belum memiliki kesimpulan karena tim masih berkerja.

Dokumen itu sendiri, lanjut Jufri, dipinjam pihaknya dari Dishub Medan, bukan hasil penyitaan. “Belum ada mengarah pada penyitaan. Kita sifatnya hanya pinjam pakai. Karena dari data itu kita akan menelusuri sampai dimana aliran dana yang dikelola, apakah masuk ke PAD atau tidak,” terang Jufri.
Soal pemanggilan ulang Kadishub Medan, Syarif Armansyah Lubis, menurut Jufri hal itu masih dimungkinkan, menunggu hasil uji dokumen yang sedang dilakukan pihaknya. “Pemanggilan itu tergantung penyelidikan. Kalau memang dibutuhkan keterangannya lagi, kita akan memanggil mereka kembali. Jadi pemanggilan itu tergantung penyelidikan,” tegas Jufri.

Di tempat terpisah, Wali Kota Lira Medan, Ganda Manurung ST MBA,  menduga telah terjadi mismanajemen di Dinas Perhubungan Kota Medan. Dan ini merupakan tanggung jawab Kadishub sebagai pemegang otoritas tertinggi di SKPD tersebut.  “Begitu banyak dugaan akumulasi penyimpangan menunjukkan ketidakmampuan kadis dalam memimpin Dishub Kota Medan. Dimulai dari ketidakmampuan mengatasi terminal liar, terminal Amplas yang kumuh dan amburadul, angkutan umum liar seperti becak, angkot dan taksi liar serta kemacetan yang dialami masyarakat Medan,” tegas Ganda Manurung.

Di tengah persoalan itu, lanjut Ganda, kemudian muncul persoalan dugaan penyimpangan retribusi parkir dan dana perawatan trafficlight. “Saya kira evaluasi kinerja seluruh struktur Dishub harus segera dilakukan,” pungkasnya. (rud)