25 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14073

Program Jampersal Belum Dirasakan Masyarakat

MEDAN-Dinas kesehatan kabupaten/kota diimbau untuk lebih memaksimalkan jangkauan program Jaminan Persalinan (Jampersal) gratis.
Demikian dikatakan Kepala Dinkes Sumut, Candra Syafei melalui Kepala Seksi Jaminan Pelayanan Kesehatan (JPK) Dinkes Sumut, Alexander Gultom, Selasa (17/1).

“Pogram ini diharapkan bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Kita juga sudah berulangkali menyampaikan ke seluruh kabupaten/kota dalam rapat koordinasi tiap tiga bulan sekali agar memperbanyak provider Jamkesmas dan Jampersal,” kata Alexander Gultom.

Menurutnya, saat ini sudah ada petunjuk teknis terbaru yang diatur dalam Permenkes No 2562/MENKES/PER/XII/2011 yang diterbitkan pada 27 Desember 2011.

Dalam juknis terbaru itu, ada peningkatan klaim pelayanan. Untuk pemeriksaan selama kehamilan sebanyak empat kali sebesar Rp80 ribu. Persalinan normal Rp500 ribu. Pelayanan nifas dan  bayi baru lahir empat kali Rp80 ribu.

“Program Jampersal ini merupakan jaminan pembiayaan biaya persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir yang dilakukan tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan secara gratis,” ujarnya.

Dijelaskannya, untuk pelayanan dalam penanganan pendarahan pasca keguguran, persalinan per vaginam dengan tindakan emergency dasar yaitu Rp650 ribu, jika pelayanan rujukan ke rumah sakit, mengikuti juknis Jamkesmas.

“Dengan peningkatan pembayaran dari pemerintah terhadap pelayanan dasar ini, diharapkan peran serta para bidan swasta, klinik persalinan swasta, praktik dokter kebidanan swasta untuk menjadi provider Jampersal,” ucap Alexander.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan dr Edwin Effendi MSc mengaku, pada pelaksanaan program Jampersal di 2011, hingga kini belum satupun klinik bidan swasta yang menjadi provider selain rumah sakit provider Jamkesmas. Akibatnya, program Jampersal ini tidak bisa maksimal dirasakan oleh masyarakat Kota Medan.

“Memang masih belum ada klinik bidan swasta yang menjadi provider jampersal. Saat ini, kita masih mencari format kerjasama agar pelaksanaannya dengan klinik bidan swasta. Tapi, tahun ini, kita akan maksimalkan dan akan mensosialisasikan program ini ke klinik bidan swasta,” ungkap Edwin (mag-11)

Jabatan Kepala Sekolah Dievaluasi

MEDAN-Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan M Rajab Lubis berjanji akan mengevaluasi seluruh jabatan kepala sekolah tingkat SD, SMP dan SMA. Aalasannya, masih banyak jabatan kepala sekolah (kepsek) dan para guru di Medan yang tidak memiliki kemampuan kompetensi. Seperti, hanya memiliki kemampuan mengajar namun tidak sanggup untuk mendidik.

“Paling lambat akhir Januari  sudah kita lakukan. Yang memberhentikan bukan saya, namun sistem dan hasil evaluasi,” kata Rajab Lubis.
Rajab siap menggaransi tidak akan terjadi jual beli maupun yang disebut setoran untuk mendapatkan posisi kepsek.  “Saya akan buktikan sogok menyogok tidak akan ada lagi,” bebernya.

Sementara anggota DPRD Medan meminta seluruh program yang disampaikan Kadisdik tidak hanya teori atau hanya omongan saja yang perlu pembuktian.
“Kadisdik perlu melakukan perubahan manajemen di kantor disdik, khusunya peningkatan SDM para guru dan kepsek. Pengawasan penyaluran dana BOS dan menindak tegas oknum yang melakukan pungli sertifikasi guru,” ujar anggota DPRD Medan, Roma Simare-mare.

Kritikan juga disampaikan anggota DPRD lainnya, Bahrumsyah. Menurutnya, selama ini dunia pendidikan di Kota Medan cukup memprihatinkan bahkan carut marut. Proses belajar mengajar terkesan dikesampingkan dan pejabat disdik lebih mengurusi proyek.  “Diharapkan, Kadisdik harus memberikan penilaian kompetensi terhadap penunjukan jabatan kepsek, sehingga guru berprestasi dapat diberdayakan. Begitu juga masalah pengadaan buku di sekolah selama ini dimonopoli dan interpensi dari kepala dinas. Kalau hari ini saja sama dengan kemarin dunia pendidikan di Medan akan celaka,” cetus Bahrumsyah. (adl)

Personel Kostrad akan Terjun di Wilayah Medan

MEDAN-Personel Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad) akan melakukan latihan terjun di wilayah Kota Medan dan sekitarnya, sebagai bentuk penyegaran dari satuan Kostrad yang direncanakan akan digelar minggu kedua sampai minggu ketiga Februari 2012.

“Sambil berhitung mulai dari berangkat, sampai masuk ke tempat latihan, berapa waktu yang dapat ditempuh, sampai kita bisa melaksanakan ini dengan baik, dan nantinya peserta latihan ini berkisar 1.000-1.500 personel, dan kita lihat kondisi pesawatnya,” kata Kepala Staf Kostrad Mayjend TNI Zahari Siregar bersama rombongan, saat mengunjungi kantor Wali Kota Medan, Rabu (18/1).

Dikatakannya, Kostrad memiliki wilayah tidak hanya Kota Medan sebagai wilayah tanggung jawabnya, tetapi wilayah itu dari Sabang sampai Marauke. Kesempatan untuk tahun ini mulai dari wilayah Utara, dari wilayah pinggir.

“Apabila suatu saat nanti terjadi kondisi krisis di daerah ini, maka permintaan Kodam. Kita bisa dengan cepat menggerakkan satuan kita untuk mendamaikannya, menetralisir dengan waktu yang sudah bisa ditentukan. Jadi untuk mendahului ini kita lakukan dahulu latihan terjun,” bebernya.
Wali Kota Medan, Rahudman Harahap mengatakan, kalau pelatihan terjun merupakan salah satu bentuk pengamanan taktis wilayah dari TNI.
“Pemko Medan ikut mendukung dan membantu suksesnya pelatihan terjun dengan ketinggian 10 km, dan selanjutnya akan diadakan malam keakraban antara Kostrad dengan masyarakat,” jelasnya.

Dijelaskannya, diharapkan tempat penerjunan lapangan bola Martubung, Medan Deli dan juga di Lapangan Benteng.
“Malan keakraban untuk melihat keakraban antar TNI bersama-sama rakyat, selain itu juga akan dilakukan kegiatan sosial dengan para parjurit TNI yang diantaranya penanaman pohon, kesehatan dan lain sebagainya,” bebernya.(adl)

Berharap Pemberantasan Korupsi pada 2012

Tahun 2011 telah berlalu. Namun para koruptor yang dijuluki tikus berdasi masih tetap menggerogoti bangsa ini. Para koruptor tumbuh subur, patah tumbuh hilang berganti di berbagai lembaga mulai dari centra kekuasaan negara seperti eksekutif, legislatif dan yudikatif hingga tingkat kelurahan, bahkan sampai tingkat RT.

Oleh:
Susanto Al-Yamin*)

Koruptor adalah musuh terbesar bangsa Indonesia. Mereka telah ada sejak negeri ini merdeka, mulai dari Orde Lama, Orde Baru hingga masa reformasi. Dan yang sangat memperihatinkan adalah di masa reformasi ini para koruptor malah semakin merata dan mengganas.

Menurut catatan Litbang Kompas, selama 2005 sampai 2009 saja, terjadi kasus korupsi besar di 21 lembaga, mulai dari lembaga negara seperti penegak hukum, BUMN, departemen, pemerintah daerah, partai politik hingga para anggota parlemen (Muhammadun, 2011: 4).

Sementara pada 2010 tercatat ada tiga kasus besar yang menonjol ketika itu, yakni pemberian dana talangan Rp6,7 triliun untuk Bank Century, mafia pajak yang melibatkan mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak Gayus Tambunan, dan pembagian cek perjalanan saat pemilihan Deputi Gubernur Senior (DGS) Bank Indonesia 2004.

Sedangkan pada 2011 muncul kasus korupsi yang tak kalah fenomenal, yaitu mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin. Namun, setelah melalui epi sode buron ke luar negeri, Nazaruddin akhirnya ditangkap KPK dan mulai mengungkap siapa saja petinggi partainya yang ikut menikmati hasil korupsi. Dia menuding Ketua Umum Partai Demokrat dan sejumlah nama politikus partai itu.

Di akhir 2011 lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jilid kedua di akhir periode jabatan mereka berhasil menangkap Nunun Nurbaeti. Istri mantan Wakil Kapolri Adang Daradjatun yang didakwa memberi suap.  Namun, peran Nunun diyakini sebatas perantara suap ke anggota DPR. Sementara Miranda S Goeltom yang terpilih sebagai DGS BI dan merupakan orang yang paling berkepentingan dalam pemilihan itu belum tersentuh.
Selain itu, masih banyak para koruptor lainnya tak terungkap atau bahkan ada tersangka kasus korupsi yang dibebaskan. Para koruptor muncul silih berganti dan semakin mengganas bahkan bertambah banyak setiap tahunnya.

Menurut Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang dimuat Riau Pos (24/12/2011) disebutkan, kasus korupsi pada 2011 meningkat bila dibanding tahun sebelumnya. Di mana ada 59 persen atau 175 terlapor tindak pidana korupsi dari 294 laporan tindak pidana sepanjang 2011.
Dan menurut prediksi Ketua PPATK M Yusuf, kasus korupsi masih akan menjadi persoalan yang berkelanjutan pada 2012.
Koruptor adalah musuh terbesar bangsa ini. Mereka telah merusak seluruh sistem kehidupan dan mengubur nilai-nilai agama dan warisan luhur para pendiri bangsa.

Sehingga berakibat pada rapuhnya pembangunan, lumpuhnya ekonomi, lemahnya penegakan hukum, tersumbatnya pendidikan, meningkatnya angka kemiskinan dan pada akhirnya berpotensi menghancurkan bangsa ini. Sungguh tindakan korupsi merupakan perbuatan keji dan berbahaya.
Dan wajar jika seluruh agama besar di dunia ini melarang tindakan korupsi dan mengutuk para pelakunya. Bahkan dalam Islam, tindakan korupsi merupakan dosa besar dan pelakunya sangat dilaknat.

Islam memerintahkan umatnya untuk mencari rezeki dengan cara yang halal lagi baik (QS al-Baqarah/2: 168), dan melarang pengikutnya mengambil harta dengan cara yang batil (QS al-Baqarah/2: 188), seperti tindakan korupsi/penggelapan (QS al-Imran/3: 161), suap (risywah), aklu al-suht atau mengambil harta orang lain dengan cara yang diharamkan (QS al-Maidah/5: 62).

Dalam perspektif Alquran, setiap perbuatan yang dilarang akan menimbulkan kemudaratan (dampak negatif), dan setiap kemudaratan harus ditolak. Bagi yang tetap melakukan larangan Allah SWT tersebut akan mendapat celaan dan hukuman baik di dunia maupun akhirat. Adapun celaan untuk para koruptor adalah laknat Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman.

Konsekuensi dari laknat Allah terhadap koruptor adalah kehancuran baik di dunia maupun akhirat. Allah SWT akan mengazab mereka dengan azab yang pedih serta menjauhkan mereka dari kasih sayang-Nya, seperti yang dialami oleh Setan terlaknat (QS al-Hijr: 33-35 dan QS Shaad: 75-78), orang-orang zalim (QS Huud: 18), kaum Nabi Luth yang melakukan hubungan sejenis sehingga dibinasakan dari muka bumi ini, Fir’aun yang Allah tenggelamkan dan Qorun yang Allah benamkan ke dalam tanah, serta masih banyak lagi manusia terlaknat yang telah dibinasakan oleh Allah SWT. Maka tidak menutup kemungkinan para koruptor di negeri ini akan dibinasakan dengan azab yang pedih.

Dan azab yang Allah berikan itu tidak hanya dirasakan oleh para koruptor yang zalim tetapi turut juga dirasakan oleh insan yang alim (lihat, QS al-Anfal/8: 25), karena setiap muslim memiliki tanggung jawab untuk mencegah semua perbuatan keji dan terlarang termasuk tindakan korupsi.
Oleh karena itu wahai para koruptor, selagi mentari masih terbit di timur, nafas masih berhembus dan pintu taubat masih terbuka, segeralah bertaubat dan memohon ampun kepada Ilahi serta carilah rezeki yang halal lagi baik di muka bumi ini.

Bagi setiap muslim lakukanlah gerakan-gerakan anti korupsi dalam rangka amar makruf nahi munkar, karena setiap muslim bertanggung jawab dalam mengajak pada kebaikan dan melarang berbuat keburukan (QS al-Imran/3: 110).

Dan kepada pemimpin dan penegak hukum, tegakkanlah keadilan, jangan hanya ber gairah ketika mengadili anak negeri yang dituduh mencuri sandal jepit namun lemah tak berdaya ketika mengusut dan mengadili kasus korupsi besar seperti kasus Bank Century, Nunun Nurbaeti serta kasus-kasus korupsi lainnya.

Mudah-mudahan pada 2012 ini di bawah pimpinan Abraham Samad (pimpinan KPK yang baru), seluruh kasus korupsi yang belum tuntas pada 2011 lalu dapat dituntaskan dengan baik dan adil serta pelakunya diberikan hukuman yang setimpal. Sehingga mereka sadar dan jera untuk melakukan tindakan terlaknat ini. Semoga. (*)

Penulis adalah Kandidat Duta Riau pada MTQ Nasional 2012 di Ambon

Dirikan Sanggar Wins Sharing Club

Win RG, penulis muda berbakat

“Semua orang-orang besar menuliskan catatannya, sesederhana apa pun. Sebab, itu berarti meninggalkan jejak pada sejarah, mengispirasi, mengilhami manusia-manusia sesudahnya. Karena itulah, harganya menjadi mahal, hanya bisa ditukar dengan pahala abadi”.

Tak banyak kita temukan wanita, masih muda, yang senang bergiat di dunia kepenulisan. Seiring maraknya bisnis model dan kecantikan, kerja yang mengasah otak tersebut pun tak begitu diminati. Memang, untuk mendapatkan honor besar dan hidup glamour, sebaiknya jangan memilih profesi jadi penulis.

Begitulah kira-kira yang hendak disampaikan oleh Winarti, penulis yang sudah menghasilkan 7 buku ini.  Yakni,  Novel “Bintang” (Wal Ashri Publishing, 2008), Novel “Biarkan Bintang Benderang”, Novel kedua dari trilogi Bintang (WalAshri Publishing, 2010), Antologi Puisi “Ini Tentangmu, Perempuanku” (Format Publishing, 2010), Antologi Cerpen “Kerdam Cinta Palestina” (Polifenol, 2010), Antologi Puisi “Nuun” (Format Publishing, 2010), Novel “Gelas Jodoh” (Format Publishing, 2011), Novel Anak “Pohon Asam yang Seram”  yang ditulis bersama dengan penulis cilik,Vail, 10 tahun.

Sederhana, cerdas, dan relijius. Begitu kesan yang ditangkap saat kali pertama bertemu sapa dengan perempuan yang sudah malang melintang di dunia aksara ini. Menulis bukan proses mudah dan sederhana. Penulis adalah seseorang yang sudah berhasil menghadirkan cerita, mengaplikasikannya menjadi  tulisan, dan mempublikasikannya ke media  ataupun penerbit buku.

Win RG  begitu nama pena yang selalu tertera setiap kali ia mencipta karya.Penulis muda kelahiran Batubara 29 tahun lalu ini mengaku sangat menekuni dunia tulis menulis sejak sekolah dasar.  Profesi ini digelutinya karena ‘menulis’ merupakan panggilan hati, bukan dipaksakan apalagi sekedar ikut-ikutan. Saking senangnya dengan dunia ini, Win juga mendirikan sanggar menulis  Wins Sharing Club (WSC),  yang menampung para remaja atau siapapun yang punya niat dan minat dalam dunia tulis menulis. Di sanggar ini, ia memberikan arahan dan pembelajaran bagaimana menumbuhkan ide dan imajinasi, serta bagaimana menghasilkan tulisan dengan bahasa yang indah sehingga membangkitkan ketertarikan pembacanya.

‘’Ya menulis adalah sebuah cita-cita, sebuah mimpi besar sejak kecil. Karena dari balita saya senang dengan cerita dan punya daya imajinasi yang tinggi,”ujar Win.

Kelas 2 SD, Win mulai menulis puisi, kelas 3 SD mulai menulis prosa, kelas 4 SD sudah punya buku harian, kelas 5 SD menulis lagu, masa SMP mulai tekun nulis cerpen, dan akhirnya ketika kuliah mulai nulis novel.  (mag – 11)

Yang Terpenting adalah Kaya Hati

Win RG. Ada sesuatu yang rahasia dibalik dua inisial di belakang namanya tersebut. Itu rahasia penulis. Suatu saat akan diberitahukan juga ke publik,” ujar Win.

Di sela kesibukannya sebagai penulis, perempuan berjilbab ini juga masih sempat membaktikan ilmunya sebagai pengajar di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara  sekaligus menjadi  sekretaris jurusan program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di universitas yang sama. Suatu pengabdian tanpa henti, dan tanpa batas.

Banyak  hal yang ia dapatkan dari profesi  menulis ini. “Menjadi penulis sangat bisa menjadi kaya. Tidak pun kaya harta yang terpenting adalah kaya hati. Kepekaan kita terhadap lingkungan semakin tajam, kita peduli terhadap kesulitan orang lain, hati kita diasah untuk memiliki jiwa peduli yang tinggi,” beber Win .

“Alhamdulillah dari novel pertama saya bisa beli motor, kemudian dari tulisan-tulisan dan buku selanjutnya saya sudah bisa sedikit-sedikit merehab rumah orangtua di kampung halaman di Indrapura dan tak lupa ber-infaq tentu saja.” ujarnya tanpa bermaksud menyombongkan diri  menjelaskan penghasilan yang ia dapatkan dari jerih payahnya membangun cerita menjadi tulisan,” ucapnya.

Kini, semakin menjamurnya penulis-penulis muda di Indonesia, banyak juga remaja yang ingin unjuk gigi dalam bidang ini. Baik itu menulis di surat kabar, majalah, berkarya dengan antologi, atau bahkan sudah memiliki buku sendiri. Terlepas dari tujuan awalnya, namun suatu karya haruslah diapresiasi dengan sejujur-jujurnya.

“Apapun impian dan latar belakangnya, kita semua berhak menjadi penulis. Sebab menulis membuat hidup jauh lebih sehat, lebih bahagia dan lebih muda.  Menulis adalah kebutuhan jiwa. Jadi, menulislah pesan Win menutup perbincangan siang itu.  (mag-11)

Blus Ayu Ting Ting Paling Diburu

MEDAN- Penampilan sangat berarti bagi kaum wanita. Dimanapun berada, wanita pasti ingin terlihat cantik dan modis. Seperti kata Cygnus The Legend, “Memang penampilan bukanlah segalanya, tapi segalanya berawal dari penampilan”. Begitu juga bagi para wanita, pakaian merupakan bagian penting dari penampilan.

Bagi wanita, ada saja kiat yang dilakukan untuk show up. Termasuk berburu pakaian yang saat ini lagi ngetrend. Berapa pun ‘kocek’ yang dikeluarkan, tidak menjadi masalah, asalkan bisa tampil beda dan menjadi Trendsetter. Seperti yang terlihat di Avalon Fashion yang bertempat di Lantai 1 Palladium Mall, segala jenis model pakaian menjawab semua kebutuhan wanita.

“Kita khusus menjual segala jenis model pakaian yang saat ini lagi ngetren. Pakaian yang kita jual, memang sebagian besar untuk para wanita. Para wanita ini kan selalu ingin terlihat modis dengan pakaian model terbaru. Jadi nggak perlu khawatir untuk mencari model pakaian apapun, karena barang-barang kita selalu yang ter-update,” kata Maya karyawan Avalon Fashion,” Senin (16/1).

Di Avalon Fashion sendiri, model pakaian yang lagi ngetren dan diburu para wanita diantaranya blus Ayu Ting Ting yang bermotif macan.
“Memang model pakaian ini lagi ngetren ya. Karena artis Ayu Ting Ting lagi naik daun, otomatis apa yang dikenakannya akan menjadi panutan sebagian wanita. Ada juga rompi Ayu Ting Ting dan masih banyak lagi,” ujarnya.

Selain itu, kata, Maya untuk Imlek ini, gaun berwarna merah dan kuning mulai diburu wanita. “Imlek itukan identik dengan warna merah dan kuning. Jadi para wanita mulai mencari gaun atau model lain yang berhubungan dengan Imlek,’’ kata Maya.

Soal harga ,  sangat terjangkau. Untuk blus Ayu Ting Ting dibandrol Rp. 235 ribu, rompi macan Rp 199 ribu, kaos Imlek Rp 79 ribu, Blazer Rp 158 ribu, dan masih banyak lagi. Bahkan Avalon Fashion memberikan diskon dari 15-25 persen.  (mag-11)

Panglima TNI Minta Waspada Provokasi

Upacara Tujuh Belasan Disertai Pemberian M-PLIK

MEDAN-Plt Gubernur Sumater Utara (Gubsu) Gatot Pujo Nugroho ST berperan sebagai irup dalam upacara bendera tujuh belasan di bulan Januari 2012 di Lapangan Upacara Makodam I/BB Jalan Jend Gatot Subroto Km 7,5 Medan, Selasa (17/1).
Amanat Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, SE yang dibacakan Plt Gubsu menyampaikan upacara bendera tujuh belasan mempunyai arti yang sangat penting, di samping untuk memantapkan kualitas pengabdian kita kepada negara dan bangsa, juga sebagai sarana komunikasi unsur pimpinan kepada satuan di jajarannya, sekaligus untuk menyampaikan kebijakan guna menyongsong tugas-tugas ke depan yang semakin kompleks dan dinamis.

“ Saat ini kita memasuki awal tahun 2012 dan sudah mulai menyaksikan perkembangan kehidupan nasional yang dinamikanya sangat cepat. Dengan demikian dapat dipastikan akan terjadi pertemuan berbagai aspirasi dan kepentingan, yang tidak semuanya dapat seiring sejalan. Jadi semua itu adalah wajar, bila kemudian terjadi peningkatan suhu politik yang semakin memanas,” bilang Gatot.

Memperhatikan kecenderungan tersebut, lanjutnya, kepada seluruh prajurit dan PNS TNI beserta keluarganya, ditekankan untuk tidak terlibat atau melibatkan diri dalam perkara yang bukan menjadi domain TNI.

“Waspada terhadap segala bentuk provokasi dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan yang tak bertanggung jawab. Para prajurit dan PNS TNI agar selalu pelihara kebersamaan, tingkatkan soliditas dan solidaritas sesama keluarga besar TNI, TNI bersama aparat negara lainnya, dan yang paling utama adalah TNI dengan rakyat, agar tidak dapat diadudomba oleh pihak manapun juga yang tidak suka bila melihat TNI solid, utuh dan kuat,” imbuhnya.
Akhir amanat Panglima TNI, Plt Gubsu mengatakan pada upacara ini akan diserahkan secara simbolis M-PLIK (Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan) bantuan dari Menteri Komunikasi dan Imformatika ke Kodam I/BB, Poldasu, Pemko Medan, Unimed dan USU.

Diharapkan dengan kehadiran M-PLIK ini akan membantu opersional TNI di wilayah blank sport (daerah yang jaringan infrastrukturnya masih terbatas) dengan M-PLIK dapat mengakses informasi dengan mudah sehingga meningkatkan pendidikan dalam penguasaan teknologi, informasi dan komunikasi yang lebih luas. Dengan demikian masyarakat tidak akan tertinggal oleh perkembangan globalisasi yang begitu cepat, sehingga dapat meningkatkan wawasan dalam rangka membangun Sumatera Utara dalam bingkai keharmonian  beragama.

Sambutan Pangdam I/BB Mayjen TNI Lodewijk F Paulus yang dibacakan Kasdam I/BB Brigjen TNI I Gede Sumertha, KY PSC, M. Sc menyebutkan akan menyaksikan penyerahan M-PLIK dari Gubernur Provinsi Sumatera Utara kepada Kodam I/BB.

Diharapkan sarana M-PLIK ini sangat bermanfaat bagi Kodam I/BB. Karena informasi melalui internet sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan zaman yang dapat membantu pekerjaan aparat sehari-hari. “ Untuk itu saya selaku Pangdam I/BB maupun pribadi mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemprovsu yang telah berperan aktif dengan menyerahkan M-PLIK. Semoga Kodam I/BB semakin terbantu untuk mengakses informasi dalam pelaksanaan tugas pokoknya,” katanya. (rud)

Orangtua Berperan Bimbing Siswa Hadapi UN

LUBUK PAKAM- Sekolah SMA Negeri I Lubuk Pakam membekali siswanya untuk bertarung menghadapi Ujian Nasional (UN). Pembekalan yang diberikan berupa try out atau uji coba mata pelajaran. Tujuannya, demi mencapai tingkat kelulusan 100 persen.

Demikian dikatakan Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri I Lubuk Pakam, P Sinambela kepada Sumut Pos, Selasa (17/1) kemarin.
“Try out digelar dua kali, try out pertamanya digelar bulan November lalu, nanti selanjutnya Februari mendatang,” kata Sinambela, Selasa(17/1)
Ia mengatakan berdasarkan try out yang pertama, para siswa dan siswi berhasil memberikan hasil yang memuaskan dengan hasil kelulusan 100 persen. Bu-kti ini semakin memantapkan keyakinan pihak sekolah bisa lulus 100 persen.

SMA Negeri 1 Lubuk Pakam mulai tahun 2009 -2011 berhasil berturut turut meluluskan semua muridnya. Walaupun tidak ada penambahan jam belajar bagi murid kelas XII, namun sekolah sudah meningkatkan mutu pembelajaran. “Sistem pembelajarannya kami juga sudah menggunakan informasi teknologi, selain itu kami juga meningkatkan latihan pembelajaran. Kehadiran guru juga kami terapkan untuk tetap maksimal agar bisa membantu para siswa,” bilang P Sinambela.

Siswa di sekolah ini berjumlah 300 pelajar. Untuk jurusan IPA berjumlah 198 orang dan IPS 102 orang. “Diharapkan siswa dapat menggunakan waktu se efektif mungkin, selain siswa belajar seserius mungkin, walaupun pelaksanaan UN baru akan dimulai tanggal 23 April mendatang,” harap Sinambela. Kemudian, ia berpesan agar orangtua ikut aktif mengawasi serta membimbing para siswa belajar dirumah. (btr)

Mana Ayah, Ma…

Kasus Tanah Lahan eks HGU PTPN 2

Kemarin siang suasana di Mapolres Binjai sedikit berbeda. Ada haru. Seorang bocah berusia 2 tahun mencuri perhatian, dia tampak sedih bahkan hingga menangis. Dalam gendongan sang ibu, pandangannya pun terus mencari sesosok yang dia rindukan.

“Mana ayah, Ma, mana ayah,” lirih bocah yang bernama Zaki itu.

Sang ibu, Norma, tak menjawab. Warga Jalan Bangau, Kelurahan Mencirim, Kecamatan Binjai Timur itu mencoba tersenyum
Kehadirannya di Mapolres Binjai pun sekadar memuaskan kerinduan Zaki pada sang ayah. Padahal, Abdul Azis (40), ayah Zaki telah ditahan di Rumah Tahanan Kelas II A Binjai, Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Bandar Senembah, Kecamatan Binjai Kota dan bukan di Mapolres lagi. “Aku gak tahu. Tiba-tiba saja polisi langsung membawannya tanpa banyak tanya. Bahkan, suamiku sempat mengaku kalau ia langsung disuruh menandatangain surat penangkapan,” kata Norma, dengan mata berkaca-kaca.

Lalu, Norma bercerita kepada Posmetro Medan (grup Sumut Pos), Senin (5/12) lalu, suaminya ditangkap pihak kepolisian saat berada di Kantor Lurah Mencirim. Penangkapan itu berdasarkan surat nomor Sp.Kap/ 465/ XII/ 2011/ Reskrim. Suaminya pun langsung dijebloskan ke dalam sel tahanan Polres Binjai.

Awalnya, sang suami ditujukan sebagai saksi dan dimintai keterangan mengenai penebangan tebu di lahan eks HGU PTPN 2. “Kami ini hanya orang kecil dan tak tahu hukum. Pak Kapoldasu, di mana letak keadilan. Bukankah, manusia sama di mata hukum,” tanya Norma.

Lucunya, Samosir selaku kepala Rayon PTPN 2 Sei Semayam, yang membuat laporan terhadap Abdul Azus dkk, tidak mengetahui apakah tanaman tebu dilahan eks HGU itu milik PTPN 2. “ Saya juga tidak tahu apakah dibenarkan menyewa lahan oleh pihak ketiga dibenarkan atau tidak. Tapi, kurasa sewa-menyewa lahan di PTPN 2 dibenarkan,” kata Samosir, sesaat setelah dimintai keterangan di Polres Binjai.

Tak pelak, sekelumit kisah di atas bak cermin sengketa tanah yang terus terjadi di Indonesia, khususnya Sumut. Karena itu, Komisi III DPR berharap tim terpadu kasus sengketa lahan yang dibentuk di Sumut, segera meredam potensi kasus yang berdasar pemetaan sangat panas. “Jika langkah peredaman tak dilakukan, bisa seperti di Mesuji,” ujar anggota Komisi III DPR asal Sumut, Martin Hutabarat kemarin. Martin juga hadir di acara Rapat Koordinasi masalah pertanahan di Aula Kamtibmas Polda Sumut, Senin (16/1) lalu.

Selanjutnya, saran politisi Partai Gerindra itu, Tim melakukan inventarisasi kasus-kasus pertanahan secara cermat, yang disusul dengan pemetaan.  Pasalnya, ada sengketa yang melibatkan warga versus perusahaan swasta, ada juga warga dengan PTPN. Konflik warga dengan swasta misalnya yang terjadi di Kawasan Industri Medan (KIM). “Untuk kasus-kasus tertentu yang dianggap panas, harus langsung ditangani agar tidak menjadi konflik terbuka,” sarannya.  (mag4/smg/sam)

50 Persen Tanah Eks HGU PTPN Dikuasai Mafia

MEDAN-Potensi konflik akibat sengketa tanah di Sumatera Utara (Sumut) mendapat tanggapan langsung dari Pusat. Ada kekhawatiran yang tinggi mengingat potensi konflik sangat besar. Karena itu, Komisi III DPR sangat berharap dengan kerja tim terpadu kasus sengketa lahan yang dibentuk di Sumut.

“Saya lihat Sumut merupakan daerah yang potensi konflik pertanahannya ter tinggi di Indonesia. Makanya, Pemprov harus kerja sama dengan semua pihak untuk bisa menangani kasus pertanahan ini,” ujar anggota Komisi III DPR asal Sumut, Martin Hutabarat kepada koran ini, Selasa (17/1).
Begitulah, kasus sengketa tanah di Sumut memang bagai bom waktu. Masih begitu banyak kasus kepemilikan tanah yang belum selesai.
Potensi konflik makin tinggi, kata Martin, karena ada mafia tanah yang ikut main dalam sengketa tanah. “Saya minta mafia tanah ini jangan dikasih hati karena Medan dikenal punya mafia tanah yang kuat,” ujar anggota komisi yang membidangi masalah hukum itu.

Agar potensi konflik tidak meledak dalam waktu dekat, tim terpadu yang melibatkan Pemprov Sumut, Polda, DPRD, BPN, dan PTPN, segera meredam potensi kasus yang berdasar pemetaan sangat panas. “Langkah pertaman
harus melakukan peredaman,” ujarnya.

Diingatkan, potensi konflik terbuka di Sumut sangat besar. Seperti dipaparkan Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, setidaknya ada 2.833 kasus tanah di daerah Sumut. Dari 2.833 kasus tanah itu, ada sembilan kasus yang berlangsung sangat lama dan berpotensi menimbulkan konflik pada 2012.
Dia berharap, tim terpadu bisa menuntaskan masalah tanah dari berbagai aspek. Dia memberi contoh, kesepakatan saat eksekusi misalnya, sangat penting agar tidak memakan korban. “Sudah disepakati, eksekusi harus didahului gelar perkara yang dihadiri banyak pihak, tak bisa hanya polisi dan peradilan saja,” urainya.

Soal izin HGU, lanjutnya, oleh tim terpadu juga harus diselesaikan. “Karena di tim juga ada unsur BPN dan Dinas Kehutanan,” tegasnya.
Di tempat terpisah, anggota dewan khususnya Komisi A DPRD Sumut, tetap berkeyakinan bila pada Maret 2012 mendatang, persoalan pertanahan akan mencapai puncaknya. Bahkan bukan hal yang mustahil, akan menimbulkan aksi anarkis yang bisa menimbulkan korban.

Peluang terjadinya aksi anarkis dan korban jiwa, ditegaskan kembali oleh anggota Komisi A DPRD Sumut, Akhmad Ikhyar Hasibuan yang dikonfirmasi Sumut Pos, kemarin. Penyebab dari itu semua, tidak lain karena aspirasi dan tuntutan masyarakat yang tersumbat.

“Itu karena aspirasi rakyat yang tersumbat. Dan, puncaknya nanti di Maret. Bukan tidak mungkin akan menjurus anarkis dan memakan korban,” tegas politisi dari Partai Demokrat Sumut tersebut.

Maka dari itu, sambung anggota dewan yang akrab disapa ‘Ayah’, pemerintah baik pusat dan Provsu serta Pemkab/Pemko harus termasuk pula semua instansi yang berhubungan dengan persoalan tanah di Sumut, untuk mendengarkan aspirasi masyarakat dalam koridor pemecahan masalah sengketa lahan yang ada.

Ikhyar menambahkan, persoalan sengketa tanah di Sumut relatif kompleks, ada perebutan lahan PTPN, perebutan lahan dengan perusahaan swasta, sengketa sertifikat tanah, sengketa hutan register 40 dan sebagainya.

“Itu membutuhkan kelengkapan administratif. Dan itu patut diuji, baik oleh pemerintah, BPN, PTPN, dewan sebagai pengawas, benarkah administrasinya,” tukasnya.

Kemudian, penegasan yang dikuatkannya adalah peran serta dari Pemprovsu. “Intinya, pemerintah harus segera merespon ini. Pemetaan yang dilakukan terhadap lahan Hak Guna Usaha (HGU) dan Eks HGU jangan hanya di atas kertas saja, tapi harus direalisasikan secara nyata. Pemerintah harus mendistribusikan tanah itu kepada masyarakat dan rakyat,” paparnya.

Senada dengan itu, anggota Komisi A DPRD Sumut lainnya, Rinawati Sianturi juga menyoroti kinerja Pemprovsu, dalam upaya mengatasi persoalan sengketa lahan, terutama dengan PTPN II. Pemprovsu dinilai tidak mempunyai itikad baik, dalam penyelesaian masalah tanah eks HGU PTPN seluas 5.700 hektar. “Kalau cuma tim tanah dan pemetaan, itu sudah usang. Sampai saat ini pun belum menunjukkan hasil kerjanya. Dampaknya, masyarakat petani akhirnya mulai bergerak sebagai bentuk protes terhadap kinerja Pemprovsu yang tidak berpihak kepada rakyat,” kata anggota dewan Daerah Pemilihan Simalungun tersebut.

Rinawati menuturkan, lahan eks HGU yang rencana awalnya akan dikembalikan kepada masyarakat semakin tidak jelas keberadaannya.  Itu diduga disebabkan adanya unsur kesengajaan dari pihak Pemprovsu. “Saya khawatir saja. Karena kok sampai begitu lama, persoalan ini belum juga terselesaikan, bahkan informasinya, hampir 50 persen lokasi lahan eks HGU yang tersebar di beberapa daerah di Sumut, sudah dikuasai oleh orang-orang kuat di daerah ini,” cetusnya.

Sementara itu, Ketua Badan Perjuangan Rakyat Penunggu Indonesia (BPRPI) Sumut Harun Nuh SH, kepada Sumut Pos menegaskan, pada prinsipnya potensi konflik berdasarkan sengketa lahan di Sumut, sudah jauh hari terjadi bahkan sebelum kasus di Bima dan Mesuji. Hanya saja, konflik atau pertikaian di Sumut tidak terblow-up, jadinya pertikaian itu hanya angin lalu.

Harun Nuh menggarisbawahi, BPRPI Sumut pada prinsipnya, memperjuangkan lahan-lahan yang peruntukannya benar-benar bagi kepentingan rakyat, seperti lahan pertanian, perumahan dan sebagainya. Bukan lahan yang tidak jelas peruntukkannya ke depan.

“Kalau tidak terselesaikan, bukan mustahil memang terjadi konflik besar. Baiknya, pemerintah dan semua elemen termasuk masyarakat harus duduk bersama menyelesaikan masalah ini,” tegasnya.

Bagaimana dengan isu SK Camat yang dikeluarkan terhadap lahan-lahan eks HGU PTPN II? Untuk itu, pengamat Kenotariatan Pascasarjana dari Universitas Sumatera Utara (USU), Prof, Dr Muhammad Yamin menuturkan, SK Camat tersebut pada prinsipnya hanyalah alas hak, dimana sebagai landasan mengelola lahan. Tapi, bukan berarti untuk memiliki lahan yang ada. “Itu hanya sebagai alas hak, bukan untuk memiliki lahan itu. Perlu ada proses selanjutnya,” terangnya.(ari/sam)