30 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 14149

Wali Kota Restui Kepindahan Kepala BKP

MEDAN- Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Medan, Eka Rezeky Yanti Danil, mengundurkan diri dari jabatannya dan pindah tugas sebagai Kepala Badan Ketahan Pangan Provinsi Sumut.
Pengunduran diri Eka, dibantah Wali Kota Medan Rahudman Harahap, saat ditemui usai menghadiri peletakan batu pertama pembangunan masjid di Jalan Timor, Kamis (5/1) siang.

“Dia bukan mengundurkan diri, tapi memohon pindah tugas ke provinsi. Mungkin mau menjadi Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumut, sudah lama itu diusulkannya,” kata Rahudman.
Ketika disinggung apakah permohonan pindah tugas yang diajukan Eka karena merasa berat mengemban tugas di Pemko Medan? Rahudman langsung tersenyum. “Ada aja kau,” jawabnya.

Sementara itu, Kepala badan Kepegawaian daerah (BKD) Medan Parluhutan Hasibuan, membenarkan kalau Kepala BKP Medan mengusulkan pindah tugas. “Iya dia pindah tugas, biasalah itu untuk menambah wawasan dan pengalaman, dia pindah ke provinsi,” ujar Parluhutan.

Disinggung alasan Eka dalam surat pengusulan pindahnya, Parluhutan menyatakan, kalau alasannya untuk menambah wawasan dan pengalaman saja. (adl)

Pedagang di Pasar Bengkok Ditertibkan

MEDAN- Untuk penataan ulang Terminal Bengkok di Jalan Williem Iskandar, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Dinas Perhubungan (Dishub) Deli Serdang, Satuan Pamong Praja (PP) Deli Serdang dan Kepolisian, melakukan penertiban terhadap pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di terminal pasar Bengkok, Kamis (5/1) sekitar pukul 10.00 WIB.

Akibatnya, puluhan pedagang kaki lima yang berlokasi di Terminal Pasar Bengkok merasa keberatan atas penataan ulang yang dilakukan pihak Dinas Perhubungan Deli Serdang. Pasalnya, belum ada keputusan pasti terhadap pertemun yang telah mereka lakukan di Dinas Perhubungan Deli Serdang terkait penertiban  beberapa waktu lalu.

Dari pantauan Sumut Pos di lokasi pasar, terlihat puluhan petugas Dinas Perhubungan dan petugas Sat Pol PP Deli Serdang dan pihak kepolisian Percut Sei Tuan, melakukan penataan ulang terhadap terminal itu dengan cara membongkar lapak dagangan, namun aksi tersebut ditolak para pedagang kaki lima, karena mereka tidak diperbolehkan lagi menjajakan dagangannya di lokasi tersebut.
Sementara itu, Leonard Sirait, salah satu pedagang kaki lima yang ada di terminal Pasar Bengkok mengatakan, pihak terkait dengan para pedagang sudah melakukan pertemuan, namun hasil pertemuan tersebut belum ada titik terang atau solusi yang diberikan kepada para pedagang.

Salah seorang petugas Dinas Perhubungan Deli Serdang Anda Subrata, saat dikonfirmasi di lokasi penertiban mengatakan, pihaknya melakukan hal ini untuk melakukan penataan terminal Bengkok. “Kami hanya melakukan penataan ulang terminal, sehingga sejumlah angkutan umum  mau masuk kembali ke terminal,” tuturnya.

Dia juga mengungkapkan, pihaknya telah melakukan sosialisasi  pada pedagang sebelum melakukan aksi dan telah mengadakan pertemuan Muspika. (gus)

Anggaran Perawatan Traffic Light

Rahudman: Sudah Disiapkan, Tenanglah…

MEDAN-Wali Kota Medan Rahudman Harahap mengakui traffic light di beberapa titik di Kota Medan belum dilakukan perawatan oleh Dishub Medan. Rahudman berjanji akan melakukan pembenahan dan akan memulai pengerjaan.
“Sudah mulai, sudah datang peralatannya. Pemko mendatangkan teknisi dari Bandung,” kata Rahudman, usai menghadiri peletakan batu pertama pembangunan masjid di Jalan Timor, Kamis (5/1) siang.

Ketika disinggung soal anggaran perawatan 153 traffic light sebesar Rp741.728.500 dari APBD tahun 2011, Rahudman malah  menjelaskan kalau untuk segala peralatan sudah dipersiapkan. Untuk peralatan sudah ada, tenang lah  kau,” kata  Rahudman.

Ketua Komisi D DPRD Medan, Parlaungan Simangungsong meminta agar wali kota segera melakukan pembenahan terhadap traffic light yang belum dirawat oleh Dishub Medan.

“Kalau wali kota sudah mengatakan akan melakukan pembenahan, itu sudah bagus. Tetapi bagaimana pelaksanaannya,” tanyanya Parlaungan.

Dikatakannya, untuk settingan timer lampu lalulintas (traffic light) yang paling optimal harus mengadopsi jumlah volume lalulintas yang melintasi persimpangan, sehingga menghasilkan waktu tunggu terendah dengan antrean kendaraan terpendek.

“Untuk penghitungan rentang waktu (timer) lampu lalulintas settingnya dilakukan dengan survei terhadap kaki-kaki persimpangan ditambah dengan volume lalulintas yang masuk ke kaki persimpangan tersebut lengkap dengan klasifikasi jenis kendaraannya,” jelasnya.

Kepada Dishub Medan, lanjutnya, agar menata ulang kembali sistem penghitungan lampu lalulintas guna menghindari antrean panjang atau kepadatan lalulintas di setiap persimpangan jalan.

“Sistem penghitungan lampu di setiap persimpangan jalan yang ada di Kota Medan saat ini perlu ditata ulang kembali,” ungkapnya.

Dijelaskannya, di beberapa titik di Kota Medan, sekarang ini masalahnya sudah komplek. Pertama, volume lalulintas yang melintas perkotaan sudah terlalu besar sehingga melebihi kapasitas persimpangan yang ada.”Jadi pengaturan seperti apapun kalau sudah melebihi kapasitas tidak akan efektif. Selain faktor volume masih banyak lagi faktor yang menyebabkan sering terjadi kemacatan,” jelasnya.

Pengamat anggaran Elfenda Ananda juga meminta agar Kadishub Medan segera dievaluasi kinerjanya. “Lambatnya kinerja Dishub dalam melakukan perawatan terhadap traffict light bisa membuktikan ada unsur kesengajaan. Untuk itu, Wali Kota Medan harus mengevaluasi kinerjanya. Kalau perlu bila terbukti ada indikasi merugikan masyarakat dalam menggunakan anggaran tersebut. Kadishub Medan harus segera diganti,” cetusnya.

Menurutnya, ada masalah dalam pengerjaan perawatan traffict light di Kota Medan. Bila Kadishub tidak bisa memnyampaikan kepada publik, kemana saja anggaran yang sudah berjalan tersebut. “Bila ada problem dalam pelaksanaannya, harus segera disampaikan kepada masyarakat. Jangan sampai lampu jalan itu tidak berfungsi dengan benar, ini membuktikan kinerja Dishub adda unsur kesengajaan. Karena perawatan yang sudah dianggarkan harus dilakukan secara rutin karena itu merupakan tanggung jawab Dishub,” bebernya.

Ketika disinggung tindakan Kadishub yang tidak mau berkomentar atas penggunaan anggaran tersebut kemana saja, lanjut Elfenda, membuktikan kalau Kadishub tidak berani menghadapi masalah yang dihadapinya. “Apa yang menjadi kendala dan apa yang sudah dilakukan oleh Dishub harus disampaikan kepada publik. Jangan sampai masalah ini menjadi ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja Pemko Medan,” ungkapnya.

Dikatakannya, soal tata kelola traffic light, Pemko Medan sembrono sehingga tak tertata dengan baik. “Durasi waktu (traffic light) yang tidak merata dan tidak adil menjadi salah satu penyebabnya. Durasi lampu merah yang lebih lama tidak diikuti durasi waktu lampu hijau yang optimal. Durasi waktu lampu hijau di beberapa simpang jalan hanya sebentar, sedangkan waktu untuk lampu merah mencapai lebih dari 100 detik,” jelasnya.

Ketidakadilan durasi waktu ini dinilai sebagai kesembronoan dan ketidakmampuan Dinas Perhubungan (Pemko Medan) yang tidak melakukan survei terlebih dahulu. Pasalnya, penentuan durasi waktu di tiap traffic light harus mengalami proses survei terlebih dahulu untuk menganatisipasi kemacetan. “Secara kasat mata, saya melihat tidak ada survei sebelum menentukan durasi waktu traffic light. Ketidakmerataan durasi ini membuat kemacetan semakin melebar di kota Medan,” katanya.

Seharusnya, tambahnya, ada survei dan penelitian sebelum menentukan durasi waktu traffic light. Mulai dari penghitungan volume lalu lintas, lebar mulut simpang, jumlah arus masuk, dan geometric jalan. “Survei traffic counting seharusnya dilakukan oleh Dishub dengan seksama, kalau saya melihat sepertinya survei itu asal-asalan atau tidak ada sama sekali,” jelasnya.

Untuk itu, agar bisa mengatasi kemacetan kota Medan, solusi kembali berpulang kepada pemerintah, apa maunya pemerintah Kota Medan. Disamping itu, marka jalan serta rambu-rambu lalintas harus lebih efektif lagi. “Pemko Medan seharusnya lebih bijak dan bertanggungjawab dalam menetapkan durasi waktu traffic light. Perhatian khusus Pemko Medan juga diminta untuk menekan peningkatan jumlah kendaraan bermotor di kota Medan,” pungkasnya.
Sementara itu dari pengamatan wartawan koran ini, sejumlah traffic light di perempatan jalan seperti simpang Jalan Ayahanda, Kampung Baru, Simpang Pos Padang Bulan, banyak yang tidak teratur dengan durasi cukup lama.

Dodi, seorang supir angkot jurusan Perumnas Mandala Simalingkar merasa kesal atas kondisi traffic light Kota Medan. “Bagaimana kondisi lalin tidak semakin macet, kondisi lampu merahnya saja untuk hitungan detiknya tidak berfungsi,” ujar Sudirman.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Medan, Armansyah Lubis merasa kepanasan dengan kejadian saat rapat evaluasi di Kantor Kota dirinya dimarahi oleh Wali Kota Medan. “Ada apa ini, dari mana kalian tahu kalau aku dimarahi wali Kota. Biar kalian tahu, bukan saya saja yang dimarahi oleh Wali Kota. Seluruh SKPD juga dimarahi oleh wali Kota,” bebernya melalui telepon seluler.

Dijelaskannya, anggaran yang sudah dikerjakan di Dishub sudah membuat puas Wali Kota Medan. Kalau memang anggaran saya ada yang kurang, kurang pas macam mana lagi. Anggaran yang sudah terserap di Dishub Medan mencapai 86 persen. Dibanding dengan dinas lain saya sudah bagus. Jadi kalau di Dishub anggaran yang tidak terserap sepenuhnya itu dikarenakan kontraktor tidak bekerja. Bila tidak bekerja, uang pasti akan saya kembalikan,” bebernya.(adl)

Dinkes Sumut Berutang Rp8 Miliar ke 8 RS

MEDAN- Anggaran dana talangan untuk program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Dinas Kesehatan Provinsi Sumut pada 2012 hanya Rp12 miliar. Anggaran ini dinilai tidak cukup untuk membayar hutang klaim pelayanan tahun 2011 kepada 8 rumah sakit provider. Hal itu dikatakan Kepala Seksi Penyusunan Program Dinkes Sumut, Sugianto, Kamis (5/1).

“Anggaran 2011 lalu sebesar Rp7 miliar, dipakai untuk pembayaran klaim pada 2010. Sisa anggaran 2011 tinggal Rp300 juta. Sedangkan kleim pada 2011 mencapai Rp20 miliar. Kita sudah meminta tambahan di Perubahan APBD 2011 lalu, tapi, permintaan kita tidak berhasil sehingga hutang pelayanan tahun 2011, menjadi tanggungan di anggaran 2012,” kata Sugianto.

Menurutnya, beberapa rumah sakit yang mengajukan klaim tersebut diantaranya RSUD dr Pirngadi Medan Rp2,5 milyar, RSU Imelda Rp348,134 juta, RS Haji Mina Rp98,524 juta, RS Mitra Medika Rp7 juta, RS Estomihi Rp28,59 juta, RS Sari Mutiara Rp43,201 juta, RS Sufina Aziz Rp11,996 juta.  “Klaim pelayanan di RSUP H Adam Malik Medan yang paling besar yaitu Rp12,612 miliar. Untuk pembayarannya saja tidak cukup. Sedangkan RS Helvetia dan RS Bandung yang juga provider dana talangan, tidak ada melakukan pelayanan. Jadi, klaim mereka tidak ada,” ucapnya.

Seluruh klaim hutang itu, kata Sugianto, akan dibayarkan jika anggaran 2012 sudah bisa dimanfaatkan pada triwulan pertama tahun ini. “Tentunya, masih ada hutang pelayanan. Dananya akan diminta dari PAPBD tahun ini, Sesuai rekomendasi BPK LHP. Kekurangan dana dalam program ini bisa menjadi skala prioritas dalam SILPA di PAPBD nanti selain penyertaan modal dan program utama di SKPD,” ungkap Sugianto.

Ditambahkannya, secara kebijakan untuk program dana talangan Pemprovsu tidak ada masalah. Program ini tetap berlanjut. Pasien miskin yang tidak tercover pelayanan Jamkesmas dan Jamkesda yang dirujuk ke provinsi, akan ditanggung. Minimnya anggaran terjadi karena pagu anggaran untuk kesehatan masih belum maksimal.

“Tahun ini memang ada kenaikan anggaran untuk Dinkes menjadi Rp92 miliar. Anggaran ini naik Rp5 miliar dari tahun lalu yang hanya Rp87 miliar untuk seluruh program di Dinkes Sumut. Kenaikan anggaran Rp5 miliar itu, kita masukkan ke program dana talangan, makanya anggaran dana talangannya jadi Rp12 miliar,” jelas Sugianto.(mag-11)

Ungu, Tren Warna Interior 2012

TAK dapat dipungkiri, desain bangunan rumah setiap tahunnya selalu mutakhir. Belakangan, sentuhan artistik pada eksterior dan interior menjadi perhatian utama pemilik rumah. Pada 2012, tren desain rumah diyakini akan lebih kreatif.

Penerapan warna untuk dekorasi rumah pada 2012 mendatang akan lebih bervariasi. Bahkan agar rumah berkesan lebih elegan, banyak pihak lebih berani memilih warna-warna tertentu sebagai pilihan dalam menghias dinding rumah.
Lea Aviliani Aziz, seorang interior designer, mengatakan warna ungu akan menjadi tren interior tahun ini.

Warna tersebut, menurut dia, akan banyak dipilih orang sebagai bagian dari refleksi situasi lingkungan sekitarnya. Sejumlah orang, tambah Lea, akan gandrung terhadap warna-warna yang dapat memberikan ketenangan secara spiritual, salah satunya ungu. “Warna ungu dapat memberikan rasa tenang kepada penghuni sebuah rumah, apalagi sekarang hiruk-pikuk situasi dunia membuat orang butuh ketenangan,” kata Lea belum lama ini.

Menurut dia, selain ungu, warna yang akan mendominasi dan menjadi tren pada 2012 mendatang ialah jingga, kuning, serta warna-warna lembut lainnya. Dikatakan Lea, penerapan warna-warna tersebut pada 2012 mendatang tidak hanya berlaku bagi individual. Sejumlah perusahaan seperti perkantoran dan mal juga akan mengikuti perkembangan.

Terlepas dari cocok atau tidaknya warna-warna tersebut diterapkan pada gedung atau mal, kata dia, sejumlah pengelola tentunya akan membuka diri terhadap tren perkembangan. Untuk urusan perabot, kata dia, konsumen belakangan lebih meminati furnitur dari rotan yang tampak elegan. Sepertinya rotan akan menjadi tren furnitur pada 2012.

“Karena kayu jati sekarang mahal serta semakin sulit menemukan kayu jati yang berkualitas tinggi, banyak orang sekarang menjadikan kayu jenis lain sebagai mebel, seperti sungkai, ramin, kamper, dan nyatoh,” tambah Lea.
So, Anda pilih yang mana? (bbs/jpnn)

Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho Ajak Hendrik Sitompul Bangun Sumut

Hadiri Open House Tahun Baru 2012

Medan-Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Gatot Pujo Nugroho hadiri acara “Open House”  syukuran Tahun Baru 2012 di kediaman Drs Hendrik Halomoan Sitompul MM di Jalan Sei Babolon Medan, Selasa (3/1). Acara dirangkai dengan Hari Ulang Tahun istri Hendrik Sitompul  Nyonya Ir Rospita T Br Marpaung.MM

Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho hadir bersama Sekda Pempropsu Drs Nurdin Lubis, sejumlah Asisten Pempropsu diantaranya Drs Hasiholan Silaen MM, Ir Djaily Azwar Msi, Drs Naimuddin MP serta John Piter Marpaung SE Pelaksana KTU Dispendasu Samsat di Tarutung. Anggota DPRD Sumut Drs Guntur Manurung yang juga pengurus DPD Partai Demokrat Sumut, Juga hadir sahabat akrab Hendrik H Sitompul, Kompol Adarma Sinaga Kaden Gegana Brimob Poldasu, serta sejumlah relasi bisnis baik dari Sumut dan Jakarta juga hadir, serta dimeriahkan jejeran karangan bunga, tampak diantaranya dari Walikota Medan Drs Rahudman Harahap MM.

Gatot Pujo Nugroho yang hadir mengenakan baju dinas PNS itu mengajak serta mengingatkan  Hendrik Sitompul untuk tidak lupa membangun Sumut, walau sudah sukses di perantauan Jakarta.

Hal itu sangat berkaitan dengan apa yang dicanangkan mantan Gubsu alm Raja Inal Siregar dengan konsep Martabe (marsipature hutana be). “Saya berharap kepada Hendrik Sitompul walau  sukses di luar Sumut, agar tetap membawa nama Sumut serta mengangkat potensi yang ada di daerah Sumut ini kemanapun berkiprah,” tegas Pujo Nugroho yang langsung disambut aplaus dari ratusan undangan yang hadir pada acara itu.

Plt Gubsu ini juga mengingatkan kembali rekam jejak Hendrik Sitompul ketika berkiprah di Sumut, mulai memimpin LSM yang getol menyuarakan anti korupsi dan sekarang aktif di pengurus pusat Partai Demokrat hingga menjadi pengusaha sukses di Jakarta “Jadi, potret kepemimpinan Hendrik Sitompul ini patut ditiru,” kata Gubsu.

Sebelumnya, Gubsu Gatot Pujo Nugroho menyapa seluruh undangan “Selamat Tahun Baru”, namun khusus kepada Hendrik Sitompul menyapa, “Selamat Tahun Baru Pak Gubernur.”

Sapaan itu sontak membuat seluruh undangan memberi aplaus. Gubsu tampak tenang dan santai mengikuti acara demi acara. Bahkan, memasuki acara HUT istri Hendrik Sitompul  Nyonya Rospita Marpaung, Gubsu tampak akrab ikut memberi dengan sulangan kue ulang tahun  langsung ke Nyonya Rospita Br Marpaung. Seluruh undangan spontan memberi aplaus melihat suasana itu penuh akrab dan kekeluargaan.

Suasana akrab tidak hanya disitu, Gubsu juga menyempatkan untuk berbaur dan foto bersama seluruh keluarga besar Hendrik Sitompul beserta orang tua tercinta Binsar Sitompul (Parisma 71) dan P.Br.Tobing. Bahkan, Gubsu mempersembahkan lagu kesayangannya khusus lagu-lagu Batak yang populer saat ini diantaranya Inang, Anakhon hi do hamoraon di au dan Uju Ni Ngolukon.

“Ini memang lagu kesayangan saya, sedikit banyaknya dalam lagu ini terkandung pesan orang tua bahwa kesuksesan seorang anak itu tak terlepas dari bimbingan dan doa restu orang tua,” kata Gubsu

Dipandu Theresia Marbun bersama group band yang ikut memeriahkan acara itu, Gubsu bersama Sekda Pempropsu dan sejumlah assisten ikut berbaur manortor bersama keluarga besar Hendrik Sitompul bersama istri Nyonya Rospita Br Marpaung yang juga pejabat di Kantor Kementrian Keuangan Kanwil Sumut.(*/ade )

Venera Ego 307 Ponsel Musik Berdesain Dinamis

Menyusul sukses seri sebelumnya, Venera kembali memperkuat jajaran ponsel musiknya dengan meluncurkan Venera Ego 307. Selain masih mengandalkan kualitas speaker dan memori eksternal berkapasitas hingga 4 GB, ponsel ini juga memiliki tampilan desain yang dinamis dan berkelas.

Menawarkan ponsel tanpa keunggulan tambahan, tentu bukan pilihan menarik bagi pengguna. Lihat saja, kini hampir setiap ponsel dilengkapi dengan aplikasi multimedia, seperti pemutar musik, kamera untuk memotret dan merekam video, dan fasilitas hiburan lainnya.

Kendati demikian, aplikasi tambahan seperti multimedia, tentu, tidak cukup sekadar ada. Melainkan harus berkualitas baik dan mudah dioperasikan. “Keunggulan ini yang ditawarkan ponsel Venera,” ujarujar Teddy Chan, Direktur Marketing Venera.
Untuk ponsel Venera Ego 307, Teddy menjelaskan, memiliki keunggulan dibandingkan produk kompetitor di kelasnya. Sebut saja speakernya yang mampu menghasilkan suara cukup nyaring namun tetap jernih atau tidak pecah. Ini menunjukkan, Venera memperhatikan kualitas agar sesuai kebutuhan pengguna dan memuaskan penikmati musik.

Yang juga menjadi perhatian Venera dalam setiap meluncurkan produk ponselnya ialah kemudahan cara mengoperasikannya. Dan, Venera memahami itu dengan menempatkan tombol musik lengkap di sisi layar bagian bawah. Dengan demikian, kata Teddy, pengguna tinggal tekan tombolnya tanpa perlu repot masuk ke menu. “Ponsel juga harus mudah dan praktis dioperasikan,” dia menegaskan.

Selain keungulan dan kelengkapan aplikasi, kata Teddy, Venera juga memperhatikan dari sisi desain. “Ponsel yang memiliki aplikasi bagus dan lengkap, tetapi kalau tampilan desainnya kurang menarik, menjadi kurang lengkap,” katanya. Alasannya, ponsel juga menjadi bagian dari kebutuhan gaya hidup. Membawa ponsel juga bertujuan  meningkatkan rasa percaya diri. (ila/rel)
penggunanya. Tak cukup hanya canggih, tetapi juga harus trendy,” katanya.

Karena itulah, Venera Ego 307 memiliki desain yang dinamis dan menarik, sehingga cocok untuk mendukung penampilan pengguna yang aktif sekaligus penikmat musik. Selain itu, juga menggunakan material berkualitas untuk menghadirkan ponsel berkelas. (rel)

Masjid Jalan Timor Dibangun

Telan Dana Rp2 Miliar Lebih

MEDAN-Kodam I/BB membangun masjid, Taman Pendidikan Al-quran (TPA) dan perpustakaan di atas tanah seluas 994 m2, di Jalan Timor No 8, Kelurahan Gaharu, Kecamatan Medan Timur. Pembangunan itu memakan waktu selama 180 hari dan menelan dana Rp2,513 miliar.

Pangdam I/BB, Mayjen Lodewijk F Paulus bersama Plt Gebernur Sumut Gatot Pujo Nogroho dan Wali Kota Medan Rahudman Harahap, Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga, unsur muspida tingkat I dan Unsur muspida II melaksanakan peletakan batu pertama di lokasi pembangunan, Kamis (5/1) pagi sekitar pukul 10.00 WIB.
Menurut Pangdam I/BB, Mayjen Lodewijk F Paulus, pembangunan masjid bertujuan untuk memberikan sarana dan prasana untuk meningkati ketakwaan dan keimanan kepada Allah SWT bagi para siswa-siswi yang ada di sekitar Jalan Timor.

Di daerah tersebut terdapat empat sekolah, yang mana siswanya mayoritas muslim yakni Yayasan Medan Putri, SMA Negeri 7 Medan, SMK 5 Negeri Medan dan SMP  Negeri Medan dengan keseluruhan siswa-siswi muslim dari keempat sekolah sebanyak 2.693 siswa.

“Kita melihat di sini banyak sekolah, sehingga tempat yang pas untuk membangun masjid sebagai sarana prasarana untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah SWT, sehingga siswa bisa menggunakan masjid ini untuk salat Zuhur, Ashar dan perpustakaan bisa digunakan untuk diskusi serta menambahkan ilmu pengetahuan siswa,” ucap Lodewijk, usai acara peletakan batu pertama.

Saat disinggung terhadap dana pembangunan masjid, TPA dan Perpustakaan ini, Lodewijk mengatakan dana berasal dari Hamba-hamba Allah yang digalang. Dirinya juga membantah dana berasal dari pihak pengembang atau berasal dari Kodam I/BB.

“Dana berasal dari Hamba-hamba Allah, bukan dari penggembangan atau dari Kodam,” ujar Lodewijk.
Dia mengatakan untuk nama masjid sendiri belum ada hanya peletakan batu pertama.
“Kalau sudah mau siap baru akan diberi nama,” katanya.

Kenapa Masjid Al-Ikhlas di Jalan Timor Ujung Medan dirobohkan? Lodewijk menjelaskan ada dua aspek di dalam perobohan, yang pertama aspek hukum dan aspek sosial, bahwa kasus hukumnya masih sedang berlangsung. Dirinya tidak mau melakukan intervensi dengan hukum yang sedang berjalan.

Yang kedua aspek sosial yakni antara masyarakat dan Allah SWT, sehingga pihaknya membangun mesjid, TPA dan Perpustakaan.

Sementara itu Plt Gebernur Sumut Gatot Suboroto mengatakan pembangunan masjis agar mejadi media untuk meningkat ketakwaan dan keimanan kepada Allah SWT.

“Semoga masjid ini menjadi media meningkatkan ketakwaan dan keimanan siswa kepada Allah SWT,” ucapnya.
Untuk lokasi sudah tepat karena lokasi tersebut banyak terdapat sekolah-sekolah sehingga membuat pembinaan karakter siswa terhadap ketakwaan dan keimanan.

“Masjid ini bisa menjadi pembina karakter siswa untuk ketakwaan dan keimanan kepada Allah SWT,” pungkas Gatot.
“Sebagai wali kota saya sangat mendukung pembangunan masjid ini. Apalagi siswa kita lebih dari 2.000 orang yang bersekolah di sekitar masjid ini, tentunya bisa dimanfaatkan,” kata Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, usai menghadiri acara.

Dijelaskannya, Pemko siap membantu untuk peralatan dan seluruh fasilitas untuk pembenahan terhadap masjid.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan, Prof M Hatta mengungkapkan saat ini jumlah masjid di Kota Medan berjumlah 1.036 unit. Dengan dibangunnya masjid ini berarti jumlahnya bertambah menjadi 1.037 unit. Dengan jumlah itu diharapkannya  akan mampu membentuk manusia yang kokoh, patuh serta tunduk kepada Allah SWT. “Semoga masjid ini akan mendatangkan anugerah bagi orang-orang yang mengisinya,” harap Hatta.(gus/adl)

Banyak Laporan Masyarakat tak Ditanggapi Polisi

Penegakan hukum di Sumut masih melihat latar belakang siapa pelaku yang melakukan tindak kriminal. Sehingga banyak kasus tindak kriminal yang mengendap di kepolisian berdasarkan laporan pengaduan masyarakat. Kenapa? Berikut wawancara wartawan Sumut Pos, Rudiansyah dengan Pengamat Hukum Kota Medan, Irvan Surya Harahap SH.

Seperti apa penegakan hukum di Kota Medan saat ini?

Polisi masih berani tidak menindaklanjuti laporan masyarakat. Padahal kasusnya kriminal murni. Tapi, polisi tidak menindaklanjuti.

Apa kerjaan polisi?

Kinerja polisi terkesan lambat dan tidak profesional. Makanya satu ini masyarakat tidak percaya dengan kinerja polisi. Padahal, Polri sedang gencar-gencarnya melakukan perbaikan citra di mata masyarakat.

Apa harapan Anda sebagai masyarakat?

Ya sudah jelas kita minta agar kepolisian memperbaiki sistemnya. Jangan lagi laporan masyarakat di bola-bola. Kalaupun memang ada tindak kriminalnya harus benar-benar diproses secara hukum. (*)

MAN Tanjung Morawa Gelar Workshop PTK

MEDAN-Sekolah MAN Tanjung Morawa menggelar  Workshop Penelitian Tindakan Kelas (PTK)  dan Olimpiade Mata Pelajaran.  Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Rabu (28/12) di Aula MAN Tanjung Morawa.

Peserta Workshop PTK adalah Guru-Guru se- KKM (Kelompok Kerja Madrasah) Sub Rayon 17 MAN Tanjung Morawa yaitu MAS PAB 4 Hamparan Perak, MAS PAB 1 Sampali, MAS Al-Manar Hamparan Perak, MAS PP, Mawaridussalam Batang Kuis, MAS PP Hidyatullah Tanjung Morawa dan Guru dari MAN Tanjung Morawa serta MTs Negeri Tanjung Morawa beserta MIN Medan Senembah.
Sedangkan peserta   pada Olimpiade Mata Pelajaran                ( Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa Inggris, Ekonomi, Geografi, Sosiologi, Teknologi Informasi dan Komunikasi ) juga berasal dari KKM MAN Tanjung Morawa. Workhsop PTK MAN Tanjung Morawa menghadirkan Pembicara  Prof Dr Sumarno, MPd  dari UNIMED.

Kepala MAN Tanjung Morawa, Muhammad Asrul, S Ag  dalam sambutannya menyampaikan, pemahaman guru tentang PTK belum lah mengetahui secara keseluruhan, baik dalam pemilihan judul dan penulisan proposal PTK. “Diharapkan dengan workshop ini akan tercipta guru yang professional dalam profesinya serta mampu meningkatkan mutu pendidikan madrasah melalui PTK ini dengan karya  tulisan-tulisan ilmiahnya,” harapnya.

Ditambahkannya, dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi seluruh yang ada di sekolah terutama bagi guru memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan setiap mata pelajaran. “Bagi siswa meningkatkan motivasi dan prestasi dan bagi sekolahmemberikan masukan bagi  sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan, dan mengikut sertakan pelajar dalam acara perlombaan peningkatan prestasi di event pendidikan,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Panitia, Arwansyah Dalimunte, S Ag mengatakan, peserta workshop PTK diikuti oleh 60  guru dari KKM MAN Tanjung Morawa dan peserta Olimpiade diikuti 80 siswa yang juga berasal dari KKM MAN Tanjung Morawa.