25 C
Medan
Tuesday, December 30, 2025
Home Blog Page 14197

Penertiban Terminal Liar Belum Efektif

MEDAN- Penertiban terminal liar yang dilakukan Dinas Perhubungan Medan bersama Satlantas Polresta Medan dan Satpol PP pada siang dan malam hari masih belum efektif. Pasalnya, para pemilik angkutan liar masih menaikkan dan menurunkan penumpang di pool liar.

Selain itu, dalam penertiban yang dilakukan, tidak ditemukan angkutan berada di pool atau agen liar serta angkutan plat hitam. Dipastikan, para pemiliknya sudah mengalihkannya ke tempat lain, karena penertiban hanya dilakukan di dalam kota saja.

“Penertiban terhadap pool dan agen liar serta angkutan plat hitam masih belum efektif, karena yang saya ketahui penertiban hanya dilakukan di dalam kota saja, tidak sampai keluar Kota Medan. Bisa saja para pemilik angkutan mengalihkannya ke tempat yang lain untuk menaikan penumpang,” kata Ketua Organda Medan Mont Gomery Munthe, Minggu (4/12).

Diakui Gomery, pemilik angkutan liar yang memakai plat hitam masih membandel untuk mencari sewa di pool dan agen liar. “Ini membuktikan kalau ada yang membekingi di belakang pemilik angkutan liar tersebut. Karena selama ini, para pemilik angkutan liar masih berjalan seperti biasa dengan mencari dan menurunkan penumpang tidak di lokasi semula. Hal itu dilakukan agar mereka tidak ketahuan oleh tim penertiban,” ucapnya yang akan terus berjuang sampai angkutan liar dimusnahkan.

Menurutnya, akibat angkutan liar di Kota Medan, seluruh pemilik angkutan resmi yang menggunakan plat kuning menjadi resah karena tindakan dari angkutan liar seperti ‘pukat harimau’. “Apalagi, angkutan kota sangat resah dengan menjamurnya angkutan liar yang tidak pandang buluh dalam mencari penumpang. Selama ini para angkutan plat kuning, yang sudah mentaati peraturan untuk menurunkan penumpang di Terminal Amplas jadi kehilangan penghasilan akibat dari plat hitam yang menampung penumpang besar kecil,” cetusnya.

Sementara, Kasi Penertiban dan Penindakan Dishub Medan Gunartin Tampubolon yang dikonfirmasi melalui ponselnya menjelaskan, setiap hari Minggu, tim gabungan tidak melakukan penertiban. “Inikan hari Minggu, jadi kita istirahat untuk melakukan penertiban. Kalau untuk jumlah data yang sudah kita tindak selama penertiban berlangsung saya tidak ingat, coba ke Ibu AKP Rosmawati sebagai kepala timnya,” jelasnya, sembari merahasiakan lokasi penertiban untuk, Senin (5/12).

Hal senada juga dijelaskan Kanit Dikyasa Satlantas Medan, AKP Rosmawati ketika dikonfirmasi. “Penertiban malam hari sudah kita efeltifkan, tapi karena hari ini, Minggu. Kita istirahat dululah. Kalau untuk jumlah seluruh data yang sudah ditindak selama penertiban ada di kantor, saya tidak ingat,” cetusnya.

Pantauan wartawan koran ini di sekitar titi yang sudah dilakukan penertiban terminal liar tim gabungan seperti di Jalan SM Raja, Jalan Seksama dan Jalan Jamin Ginting para pemilik angkutan masih saja menaikkan dan menurunkan penumpang di pool dan agent liar yang sudah dilakukan penertiban oleh tim.

Sementara, untuk pembenahan Terminal Amplas dan Pinang Baris akan melalui proses studi kelayakan terlebih dahulu. Dana untuk itu dianggarkan Dinas Perhubungan (Dishub) Medan sebesar Rp1,296 miliar di dalam APBD 2012.
“Sesuai dengan persyaratan dari Kementerian Perhubungan (Menhub) untuk melakukan studi kelayakan terlebih dahulu jadi kami menganggarkan dana sebesar Rp1,296 miliar untuk jasa konsultan,” jelas Kepala Dishub Medan Armansyah Lubis saat rapat pembahasan rancangan APBD 2012 di Komisi D DPRD Medan, akhir pekan lalu.
Dana untuk jasa konsultan ini, lanjut dia, untuk membuat grand desain terminal Amplas dan Pinang Baris setelah dilakukan pembenahan secara menyeluruh.”Soal berapa lama waktu studi kelayakan, belum diketahui pasti. Hanya saja dana itu sepenuhnya untuk pembuatan grand desain oleh konsultan,” jelasnya.

Anggota Komisi D DPRD Medan Lily mengharapkan proses studi kelayakan berjalan dengan baik dan bisa memenuhi kebutuhan suatu terminal, tentunya tidak hanya memperhatikan kebutuhan perusahaan angkutan tetapi juga penumpang selaku konsumen.”Pembangunan dua terminal resmi tersebut memang cukup mendesak mengingat banyaknya pool angkutan yang menaikkan dan menurunkan penumpang di pinggir jalan sehingga menjadi penyumbang kemacetan. Hendaknya bisa dilakukan dengan benar memperhatikan kebutuhan seluruh pihak,” ucapnya.(adl)

Pegawai TRTB Masih Banyak yang Arogan

Kadis Tata Ruang dan Tata Bangunan (TRTB) Kota Medan Sampurno Pohan mengakui masih banyak pegawainya yang bersikap arogan di lapangan, khususnya saat melakukan pembongkaran bangunan bermasalah. Karenanya, dia bertekad untuk mengubah perilaku bawahannya itu, sehingga dapat lebih santun kepada masyarakat dalam menjalankan tugasnya.

Hal ini dikatakan Kadis TRTB Kota Medan Sampurno Pohan kepada wartawan Sumut Pos Adlansyah Nasution, kemarin. Berikut petikan wawancaranya.

Banyak keluhan masyarakat terkait sikap pegawai Dinas TRTB yang dinilai arogan, seperti apa menurut Anda?

Arogansi pegawai Dinas TRTB memang kerap terlihat saat menindak bangunan milik warga yang bermasalah. Seringkali, bila ada bangunan bermasalah, petugas TRTB langsung membongkarnya tanpa ada pemberitahuan tentang kekurangan atau masalah bangunan secara santun. Seharusnya tidak bisa begitu, ini namanya memang arogan, jangan menggunakan kekuasaan terus.

Lalu, bagaimana Anda menyikapi hal itu?

Saat ini saya tengah melakukan perubahan di TRTB. Selama ini pegawai TRTB tidak pernah mengikuti pelatihan untuk menunjang kinerja mereka menjadi lebih baik. Karenanya, saya akan memasukkan anggaran untuk program pelatihan bagi pegawai TRTB. Hal ini juga dimaksudkan untuk peningkatan PAD. Jadi, sebesar apapun anggaran di Dinas TRTB, kalau oknum di dinas kami masih tidak berubah, niscaya target PAD bakal susah dicapai.

Karenanya, anggaran di Dinas TRTB yang mencapai Rp14,9 miliar akan diperuntukan bagi seluruh program diantaranya program pelayanan administrasi perkantoran, program peningkatan sarana. Kita juga mengajukan anggaran untuk pengadaan alat berat senilai Rp25 miliar. Eskavator ini kita butuhkan untuk mempermudah pembongkaran bangunan bermasalah tanpa ada lagi istilah ‘ketok cantik’. Bila tidak, akan sia-sia alat ini.

Bagiaman dengan peningkatan SDM stafnya?
Karenanya, pada 2012, Dinas TRTB menampung anggaran sebesar Rp320 juta untuk pelatihan peningkatan sumber daya manusia, agar ada ilmu awal untuk tupoksinya. Saat ini saya tengah merubah kondisi TRTB. Jadi, saya yakin anggaran ini memadai, termasuk untuk peningkatan PAD.(*)

Tertangkap Basah Mesum di Mobil

Memang kelakukan oknum yang mengaku wartawati dari salah satu harian lokal GM dan wartawan dari harian P ini sudah keterlaluann Mereka berdua ditangkap Satuan Pengaman (Satpam) DPRD Sumut sedang asyik mashyuk mendayung bahtera cinta di dalam mobil yang diparkir di lantai basement gedung DPRD Sumut.

Satpam itu awalnya merasa heran melihat sebuah mobil yang diparkir di tempat parkir basement gedung DPRD Sumut itu bergoyang-goyang tanpa sebab. Untuk sejenak ia ragu mendekat. Namun karena hasrat ingin tahunya begitu besar, Satpam itupun mendekati mobil yang sedang bergoyang itu.

Karena mobil tersebut menggunakan kaca film yang lumayan gelap, si Satpam tidak dapat melihat dengan jelas gerangan apa yang sedang terjadi di dalam mobil. Kemudian ia menempelkan matanya pada kaca pintu mobil tersebut dan seketika si Satpam terkejut kaget. Tapi ia tidak mengedipkan matanya.

Menurutnya, ia malah memelototkan matanya untuk dapat mengetahui dengan pasti apakah benar yang ia lihat adalah dua insan berlainan jenis kelamin sedang mengayuh ‘sampan’ asmaranya. “Ia Bang, saya kaget dan saya panggil kawan saya untuk memastikan adegan mesum dalam mobil itu,” aku si Satpam.

“Mereka berdua kami lihat sedang beraksi dan langsung kaca mobil kami ketuk. Dan mereka memang terkejut. Lantas membenahi pakaiannya. Mereka minta jangan dibilang sama siapa pun dan memberikan kami uang imbalan,” ujar Satpam yang tidak mau disebutkan namanya itu.

Dari beberapa Satpam yang bertugas di DPRD Sumut, diketahui kalau mereka berdua sudah terlalu sering ketahuan berbuat yang tidak senonoh. Para Satpam itu berharap agar Sekretaris dan Ketua DPRD Sumut dapat segera bersikap terhadap kelakuan kedua oknum wartawan itu.(ari)

Air Ngadat di Jalan Rela

081362067xxx

Kami warga Jalan Rela Gang Luhur meminta dengan sangat kepada Bapak Pimpinan PAM Tirtanadi supaya memperhatikan kami. Sudah hampir 1 minggu air di tempat kami ngadat, padahal kami terus bayar tagihan. Tolong dicari solusinya, jangan hanya duduk di belakang meja Pak.

Segera Diperbaiki

Terimakasih atas informasinya, kami akan segera mencari penyebabnya dan memperbaikinya. Keluhan juga dapat disampaikan ke Call Centre Tirtanadi 500444.

Zaman Karya Mendrofa
Humas PDAM Tirtanadi

Obati 1.500 Masyarakat Medan

Ulang Tahun ke-26 Pernikahan dr Sofyan Tan Ginting dan Elinar br Bangun

Pasangan dr Sofyan Tan Ginting yang juga Wakil Ketua Bidang UKM DPD PDI Perjuangan Sumut dengan Elinar Br Bangun punya cara tersendiri dalam memperingati 26 tahun perkawinannya, Minggu (4/12).

Bersama dua dari empat anaknya yakni Cindy Yani Harjatanaya dan Davin Iskandar Harjatanaya, ulang tahun pernikahan pun dilaksanakan di Jambur Ernala Perumnas Simalingkar.

Ulang tahun ini ditandai pemotongan tumpeng juga dihadiri Wakil Ketua Bidang Kesehatan, Buruh dan Pemberdayaan Perempuan Sarma Hutajulu, Bendahara DPD PDI Perjuangan Sumut Hj Meinarti Rehulina Bangun, Wakil Bendahara PDI Perjuangan Sumut Suryani. Anggota DPRD Medan Daniel Pinem dan Ketua PAC PDI Perjuangan Medan Tuntungan Halpian S Meliala.

Kebahagian dari ulang tahun pernikahan Sofyan dan Elinar juga dirasakan 1.500 masyarakat Medan terutama dari Medan Tuntungan dan Medan Baru yang mendapatkan pengobatan kesehatan gratis yang ditangani 40 dokter spesialis dibantu 10 perawat dan empat apoteker.

Obat yang disiapkan pun beragam untuk penyembuhan penyakit yang dikeluhkan masyarakat. Bagi masyarakat yang membutuhkan perawatan lebih lanjut, panitia bakti sosial juga akan dibantu penyembuhannya ke rumah sakit.

Itulah tekad yang dicanangkan dr Sofyan Tan Ginting yang juga Ketua Dewan Pembina Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda dan Ketua Yayasan  Ekosistem Lestari. Ia memilih menggelar bakti sosial merayakan ulang tahun lebih berharga daripada menghamburkan uang dengan ulang tahun di hotel berbintang yang kebanyakan dihadiri orang mampu.

‘’Sewaktu Pilkada Medan beberapa waktu lalu, masyarakat di kawasan ini memberi dukungan yang besar kepada saya.
Karenanya, dalam memperingati 26 tahun perkawinan saya, digelar acara Pengobatan Gratis PDI Perjuangan Sumut bersama dr Sofyan Tan Ginting,’’ katanya.

Sofyan menyebut, pihaknya mempersiapkan acara dengan matang dengan melibatkan para dokter spesialis dan obat yang berkualitas baik. ‘’Banyaknya masyarakat yang datang berobat ke jambur ini menunjukan masyarakat membutuhkan pelayanan kesehatan optimal di Medan,’’ katanya.

Tokoh pendidikan ini mengatakan, meski ada layanan pengobatan gratis yang dilaksanakan Pemko Medan bersama instansi terkait, nyatanya masyarakat banyak yang kecewa karena birokrasi mendapatkan kartu pelayanan gratis, bayar obat atau terkadang tak ada dokter.

Ia mengatakan, Fraksi PDI Perjuangan DPR telah menggagasi RUU Jaminan Kesehatan dan Sosial agar masyarakat miskin tanpa surat miskin dari lurah atau kepala desa bisa mendapat layanan kesehatan yang optimal.
‘’Tahun 2014, semoga PDI Perjuangan mampu memimpin bangsa agar pelayanan pendidikan, kesehatan dan pendapatan yang mencukupi dapat terwujud. Kita wujudkan masyarakat sehat bersama PDI Perjuangan. PDI Perjuangan berpihak pada orang kecil dengan memberikan karya nyata,’’ katanya.

Sofyan mengucapkan terima kasih atas dukungan pengurus DPD PDI Perjuangan Sumut, DPC PDI Perjuangan Medan dan PAC Medan Tuntungan serta masyarakat yang menyukseskan acara bakti sosial. Ia menambahkan bakti sosial juga telah dilaksanakan di Batubara. Setelah Medan, acara serupa juga akan digelar di Tanah Karo. (*)

Dinkes Tolak Anggaran DBD

Pembahasan Rancangan APBD 2012

MEDAN- Komisi D DPRD Kota Medan ngotot agar biaya perobatan bagi pasien demam berdarah (DBD) sebesar Rp3 miliar ditampung dalam APBD 2012. Hal ini dimaksudkan agar penderita DBD yang tak masuk dalam program Jamkesmas dan JPKMS dapat berobat gratis.

Namun, usulan anggota DPRD Kota Medan ini dimentahkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan Edwin Effendi. Dia menolak anggaran biaya perobatan bagi pasien DBD sebesar Rp3 miliar itu, dimasukkan dalam APBD 2012. Dia beralasan, saat ini program kesehatan masyarakat bagi warga Medan sudah ditampung dalam Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Medan Sehat (JPKMS).

“Untuk anggaran itu tidak bisa, karena anggaran yang ada saja sudah berdasarkan perkiraan dan kebutuhan. Kalau ditambah, nanti bisa mengganggu program yang sudah ada,” kata Edwin Effendi menanggapi pertanyaan anggota DPRD Medan Salman Alfarisi terkait tidak ditampungnya dana bagi perobatan pasien DBD dalam APBD 2012 dalam rapat pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang R-APBD 2012 di gedung dewan, Sabtu (3/12).
Edwin menjelaskan, program kesehatan masyarakat Kota Medan saat ini telah dicover semua dalam Jamkesmas dan JPKMS. “Mau dibuat anggaran apalagi? Sementara masalah kesehatan sudah tercover dalam program JPKMS dan Jamkesmas,” tuturnya.

Tidak hanya itu, Edwin juga enggan mengurangi anggaran JPKMS sebesar Rp37 miliar untuk diambil sebagian untuk pembiayaan pengobatan pasien DBD sebesar Rp3 miliar.

“Anggaran itu sudah sesuai dengan kebutuhan, itu tidak mungkin dilakukan dan ditakutkan dapat mengganggu program yang sedang berjalan saat ini,” ungkapnya.

Menyikapi permasalahan ini, Salman Alfarisi menyesalkan sikap Dinas Kesehatan Kota Medan. “Ini sangat tidak rasional, mengingat anggaran yang dimiliki Pemko Medan cukup besar,” ungkapnya.

Dijelaskan Salman, ada beberapa alasan kenapa sangat diperlukan anggaran pengobatan bagi pasien DBD ini. Pertama, tidak adanya jaminan semua warga miskin ditampung dalam JPKMS dan Jamkesmas, akibat kelemahan pendataan. Kedua, penyakit DBD merupakan prioritas, sebab akan mengakibatkan kematian jika tidak segera ditanggulangi.

“Terus, masyarakat yang belum mempunyai asuransi tidak banyak. Pertimbangannya, ada program Jamkesmas, JPKMS dan Askes bagi masyarakat yang mampu itu sudah mempunyai dan yang tidak mempunyai inilah yang akan menjadi sasaran dari program ini,” jelasnya.

Dalam permasalahan ini, Salman juga menuding Pemko Medan tidak respon terhadap masalah kesehatan masyarakat, karena tidak memasukkan anggaran untuk biaya perobatan pasien DBD. “Ini sudah pernah menjadi rekomendasi DPRD agar anggaran ini ditampung, namun tidak pernah dilakukan Pemko Medan,” ungkapnya.

Salman menilai, jika pada 2012 Pemko Medan dalam hal ini Dinas Kesehatan tidak juga menganggarkan untuk pengobatan pasien DBD, berarti Pemko Medan tidak serius menyikapi masalah kesehatan di Kota Medan. “Ini yang harus kita garis bawahi,” ungkapnya.

Sementara Ketua Komisi B DPRD Medan Roma Parulian Simaremare mengatakan,  Komisi B akan membawa masalah ini ke rapat Badan Anggaran (Banggar) sehingga nantinya bisa dibahas bersama antara Pemko Medan dan DPRD. “Jika Dinkes Medan tidak mau, Komisi B DPRD Kota Medan akan membawa masalah ini ke tingkat Badan Anggaran untuk dibahas,” ungkapnya.

Senam Sehat Sumut Pos Sediakan Waktu Luang Berolahraga

MEDAN- Untuk yang ketiga kalinya, senam minggu sehat bersama Sumut Pos kembali digelar di Lapangan Sepak Bola Pasar VII Mariendal I Jalan Besar Mariendal. Minat warga Mariendal semakin tinggi untuk mengikuti agenda rutin yang diadakan Sumut Pos, terbukti banyak peserta dari semua kalangan mengikuti senam minggu sehat tersebut.
“Ya, senam sehat ini sudah ketiga kalinya di Mariendal. Kami senang melihat warga yang semakin antusias  mengikuti senam ini. Bahkan, anak-anak dan orangtua mengikuti senam ini. Selain senam, ada lucky draw berhadiah ,” kata seorang Panitia, Adenan Nainggolan,  Minggu (4/12)

Menurut dia, senam minggu sehat ini sebelumnya sudah beberapa kali digelar dibeberapa tempat berbeda. Selain memberikan pemberitaan terbaik, senam sehat dilakukan agar warga Kota Medan lebih sehat dan bugar. “Kita tahu setiap harinya, warga Medan khususnya Mariendal sibuk aktifitas dan hanya sebagian yang berolahraga, jadi kami manfaatkan hari libur yakni hari minggu dengan kegiatan senam sehat,” ujarnya.

Senam sehat tersebut, dipandu oleh beberapa instruktur cantik yang tergabung dalam ASIAFI (Asosiasi Senam Instruktruktur Aerobik Fitnes Indonesia). Selain itu, ada pemeriksaan kesehatan yang bekerjasama dengan Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Tampukasih Mariendal, pemeriksaan kepadatan tulang dan tingkat osteoporosis oleh tim medis BIO CALCI 72 serta peserta dibolehkan mencicipi mie instant spageti La Fonte. (mag-11)

Kejari Bidik 5 Lurah

Penggelapan Retribusi Sampah

MEDAN- Kerugian akibat dugaan penggelapan reribusi sampah yang dilakukan sejumlah lurah di Kota Medan mampu ditekan Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan. Tunggakan restribusi sampah tahun anggaran 2004 hingga 2010 yang mencapai Rp13,6 miliar, kini tinggal Rp4,6 milliar.

“Tak selamanya, upaya pencegahan terhadap korupsi selalu memakai upaya penindakan semata, akan tetapi bagaimana kesadaran untuk mengembalikan keuangan negara yang mungkin karena ketidaktahuan, dipakai,” ujar Kasi Pidsus Kejari Medan Dharmabella Timbasz SH MH kepada wartawan, Sabtu (3/11).

Namun begitu, bagi yang tetap tidak kooperatif mengembalikan retribusi sampah itu ke kas negara, sanksi tegas pun dilakukan. Hingga kini, penyidik telah menetapkan tiga mantan lurah menjadi tersangkanya, yakni IG mantan Lurah Sei Putih Tengah, AF mantan Lurah Siderejo dan J mantan Lurah Sei Rengas II.

Menurut Timbasz, dari hasil penyidikan, terungkap bahwa para mantan lurah ini tidak ada niat baik untuk mengembalikan kutipan restribusi sampah tersebut. Disebutkannya, kemungkinan akan ada lima lurah lagi yang akan menjadi tersangka dan kini masih diburu. Lima orang tersebut saat ini sudah tidak menjabat lagi sebagai lurah di tempat itu atau sudah pindah tugas.

“Dugaan keterlibatan kelima orang ini memang sangat kuat. Tapi sampai saat, kami belum menetapkannya sebagai tersangka,” ujar Dharmabella.(rud)

Tinju PNS di Ruang Kepala Dinas, Pejabat Eselon III Dinkes Sumut Ditahan

MEDAN- Kepala Sub Bagian Umum (Kasub Bag) Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Dinkes Sumut) Drs Mansyur (54)  resmi ditahan dalam kasus penganiayaan terhadap bawahannya, Penanggung Jawab Administrasi Kepegawaian dan Umum Dinkes Sumut Asrarul Hayat (40) warga Jalan Pukat II, Kelurahan Banten Timur, Medan Tembung.

Kepada wartawan, Kanit Jahntanras Polresta Medan AKP Yudi Frianto, Minggu (4/12) menegaskan pihaknya telah menahan tersangka sejak Sabtu (3/12) kemarin.  Penahanan itu dilakukan setelah dilakukannya pemeriksaan terhadap tersangka.

“Secara resmi kami telah melakukan penahanan tersangka pada Sabtu, karena tersangka ditangkap pada Jumat petang,” ujarnya. “Kami menahan tersangka karena kami juga sudah memeriksa sejumlah saksi,” tambahnya.

Dia menyebutkan, dalam pemeriksaan itu, tersangka terbukti melanggar pasal KUHP 351 dengan ancaman hukuman minimal 5 tahun penjara. “Keputusan tersangka untuk ditahan karena ada bukti-bukti yang menguatkannya melakukan tindak pidana,” tegasnya.

Yudi menambahkan, tersangka kini mendekam di rumah tahanan sementara Polresta Medan. Untuk lebih lanjutnya, pihaknya melakukan penyidikan dan pemeriksaan terhadap tersangka dan kemudian dilakukan pengiriman tahap dua ke Kejari Medan.

Untuk diketahui, peristiwa pemukulan dilakukan tersangka, Senin (15/11) sekira pukul 14.25 WIB. Ketika itu, korban dan tersangka sama-sama berada di ruang tunggu Kepala Dinas Kesehatan Sumut. Korban diketahui hendak memasukkan berkas untuk ditandatangani Kadis Kesehatan Sumut, dr Chandra Syafei Sp OG.

Tapi, saat korban hendak membuka pintu ruangan Kadis, tersangka memaki korban dengan perkataan kasar tanpa sebab yang jelas.

Mendapat makian, korban menanyakan maksud perkataan tersangka. Tanpa disangka tersangka langsung melakukan pemukulan pada korban, Akibatnya, bagian belakang kepala korban, menderita luka memar dan bengkak sehingga korban harus mendapat perawatan di rumah sakit.  Usai mendapatkan perawatan, korban membuat pengaduan ke Polresta Medan. (gus)

Kualitas Jurnalis Perempuan Harus Ditingkatkan

MEDAN- Berdasarkan pendataan yang dilakukan Lembaga Studi Pers dan Pembangunan, dari 100 ribu jurnalis yang ada di Indonesia, hanya 17 persen jurnalis perempuan berkontribusi menentukan isu-isu aktual yang harus diangkat dalam perspektif perempuan. Selain itu, jumlah jurnalis perempuan yang berperan dalam struktur media pengambil keputusan masih sangat minim.

“Persentase perempuan sebagai editor, kepala bidang atau departemen maupun sebagai pemilik media hanya berkisar lebih kurang 0,6 persen saja,” ujar Plt Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pudjo Nugroho diwakili Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sumut, Asren Nasution usai membuka Pelatihan Jurnalisme Perspektif Gender dalam menyambut HUT Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) ke-4, yang bekerjasama dengan Dewan Pers di Grand Swiss-BelHotel Medan, Sabtu (3/10).

Dia mengatakan, keterbatasan tersebut membuat perempuan sering menjadi objek pemberitaan yang terkadang merugikan harkat dan martabat perempuan itu sendiri. “Untuk itu, besar harapan di Sumut agar jurnalis perempuan dapat merefleksikan kondisi ini dengan melakukan konsolidasi secara internal organisasi dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia jurnalis perempuan yang handal, tangguh, ulet, visioner dan professional,” ujarnya.

Ketua Dewan Pers Bagir Manan mengatakan kini pers dalam pemberitaannya terlalu bebas dan banyak yang tidak mematuhi Kode Etik Jurnalistik, sehingga terkadang pemberitaan tersebut malah merugikan masyarakat.
“Pers sangat bebas, malah terlalu bebas. Banyak pemberitaan tidak berimbang, kedepannya harus diperbaiki,” ucapnya.     “80 persen kami terima laporan karena berita tidak cek and recek,” tambahnya.

Dalam pelatihan tersebut ada ada empat pemakalah yang hadir seperti Helga Worotin  dari Lentera Indonesia, dilanjutkan materi dari Dra Masruchah  dari Komnas Perempuan ,  Mariana Amiruddin dari Pimred Jurnal Perempuan) dan  Maria Hartiningsih  dari Kompas. (mag-11)