27 C
Medan
Monday, December 29, 2025
Home Blog Page 14205

Gerah Dikritik, SDA Diminta Tabayyun

Ketua DPR Marzuki Alie menyatakan  DPR memiliki kewajiban mengawasi  jalannya pemerintahan, termasuk mengkritik pelaksanaan haji.

Namun kritikan Marzuki tersebut dinilai Menteri Agama Suryadharma Ali sebagai bentuk pelecehan terhadap pemerintah. Atas pernyataan itu, Marzuki Alie mengatakan kalau Suryadharma Ali tidak tahu tugas dan kewenangan DPR.

“DPR memiliki kewajiban mengawasi jalannya pemerintahan, sehingga kalau memang pelaksanaan haji belum berjalan seperti yang diharapkan oleh masyarakat, wajar jika saya  sebagai anggota DPR, pimpinan DPR dan sebagai ketua tim pengawas haji melontarkan kritik,” tegas Marzuki Alie kepada wartawan di gedung DPR, Kamis (1/12).

Menurut Marzuki, kritikan terhadap pelaksanaan haji bukan asal cuap alias tanpa dasar, tapi didasarkan laporan dari temuan tim pengawas haji dan sudah dirapatkan, termasuk dengan Komisi VIII, pimpinan DPR dan pimpinan fraksi.

“Saya dari partai pemerintah pasti bahasa saya normatif dan tidak akan provokatif. Kalau penilaian haji baik, yang baik Pemerintah SBY. Sebagai sahabat, seharusnya menteri agama bisa tabayyun dulu,” tegasnya.

Sebelumnya dalam rapat dengan komisi VIII DPR, Menteri Agama meminta, agar penyelenggaraan ibadah haji tidak dijadikan komoditas politik atau panggung politik bagi para pengkritiknya. Pengkritik yang dimaksud Surya tentunya tidak lain dimaksudkan kepada Ketua Tim pengawas haji, yang juga Ketua DPR. Politisi PPP itu beranggapan, penyelenggaraan ibadah haji oleh pemerintah selama tiga tahun ini berjalan dengan baik. Meski ada kekurangan, namun menurutnya hal itu masih dalam batas wajar.

“Penyelenggaran haji tahun 2009, 2010, dan 2011, saya katakan sukses. Mengalami kemajuan-kemajuan. Tetapi bukan berarti tidak ada masalah atau kekurangan. Masalah dan kekurangan pasti ada. Tapi jangan jadikan soal haji sebagai panggung politik,” ujar Suryadharma.

Suryadharma mengaku merasa gerah melihat gelagat para pengkritik, yang cenderung memanfaatkan penyelenggaraan ibadah haji untuk berkomentar negatif demi mendapat popularitas politik. (dry/rm/jpnn)

Speksi Becak Harus dari Yayasan atau Koperasi?

085371782xxx
Kepada Dinas Perhubungan Kota Medan, kenapa mengurus speksi becak harus melalui yayasan atau koperasi? Sementara koperasi banyak meminta biaya.

Speksi Boleh Tanpa Yayasan atau Koperasi
Terimakasih untuk pertanyaannya. Pengusaha dan pemilik becak bermotor memang harus memiliki kartu pengawasan sendiri yang harus diurus melalui yayasan atau perusahaan betor. Kartu pengawasan tersebut, menjadi surat jalan atau izin pengendara betor karenanya suar ini wajib dimiliki. Namun untuk sepeksi boleh diurus tanpa yayasan atau koperasi.

Armansyah Lubis
Kadis Perhubungan Kota Medan

——-

Lepas Semua Birokrasi
Mengurus speksi atau perpanjangan surat lainnya itu kan hak pribadi pengendara becak motor (betor).
Mereka membayar dengan menggunakan uang pribadi kok, bukan uang koperasi atau yayasan. Jadi seharusnya hal-hal seperti itu sudah dilepas yaitu birokrasi yang kaku seperti itu. Mungkin selama ini pengurusan melalui yayasan atau koperasi untuk penjamin terhadap pengendara betor tadi.

Hanya perlu juga diingat kalau ada sesuatu permasalahan toh yang bertanggungjawab pengendara betor itu tadi. Pihak bank juga sebagai satu korporasi punya aturan yang baku kok kalau untuk pinjaman. Junjung tinggi lah hak pribadi dari pengendara betor tadi.

Aripay Tambunan
Anggota DPRD Medan

Tertibkan Pedagang di Simpang Griya

085658094xxx
Bapak Wali Kota Medan saya sebagai pengguna jalan tolong ditertibkan pedagang yang di Simpang Griya Jalan Gaperta agar kursi-kursi tidak diletak di atas trotoar dari pukul 18.00 WIB sampai 08.00 WIB kursi masih beserak. Jadi sangat mengganggu pejalan kaki. Tolong Pak Wali Kota segera ditertibkan.

Diteruskan
Terimakasih atas laporannya. Akan kami teruskan sembari berkoordinasi dengan camat setempat.

Budi Heriono
Kabag Humas Pemko Medan

Peredaran Narkoba dan Judi di Perumnas Mandala

081378789xxx
Pak Kapolresta Medan Yth, tolong berantas peredaran narkoba dan judi di Jalan Kiwi 12 Perumnas Mandala. Para pengedar dan pemakai sering mangkal dekat Mesjid Al Ikhlas sehingga menggangu warga yang hendak ke Mesjid.

Segera Dilidik
Terimakasih, kami akan tindak lanjuti dengan meneruskan laporan ini ke Polres setempat untuk dilidik. Sudah banyak orang  jatuh korban akibat narkoba, sekarang ini negara kita tidak ada yang menjajah, tapi pemudanya dirusak narkoba. Untuk itu, Polri berharap kepada masyarakat, khususnya tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan kepada kita semua tetap bertanggungjawab terhadap peredaran narkoba ini.

AKBP Raden Heru Prakoso
Kabid Humas Poldasu

Guru SD Negeri 100/23 Menekan Siswa

081973174xxx
Pak Kadis Pendidikan di tempat. Kami orangtua murid SD Negeri 100/SD Negeri 23 di kawasan Sisingamangaraja Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas merasa terganggu dengan sikap sejumlah guru di SD tersebut sebab setelah kedatangan wartawan ke sekolah itu, sekarang masing-masing murid mendapatkan tekanan dari beberapa guru di sekolah tersebut. Akibatnya para orangtua murid yang suka kumpul-kumpul di sekolah jadi saling tuding-menuding antara satu dan lainnya. Kami sangat menyayangkan sikap mereka sebagai pendidik.

Saya Cek
Terimakasih atas informasinya. Saya akan cek ke sekolah bersangkutan yaitu SD Negeri 100/SD Negeri 23 ini. Mengenai kedatangan wartawan ke sekolah tidak ada hubungannya dengan siswa. Wartawan tentu harus dilayani sesuai dengan undang-undang transparansi informasi.

Drs Hasan Basri MM
Kadis Pendidikan Kota Medan

Bungkusan Plastik di Masjid Disangka Bom

SIANTAR- Ratusan warga di Jalan Naga Huta Blok I Kelurahan Setia Negara, Siantar Sitalasari dihebohkan dengan penemuan kantungan hitam persis di depan pintu utama Masjid Nurul Ihsan, Jumat (2/12). Warga curiga, isi kantungan tersebut merupakan bom buku. Namun, warga yang curiga tetap melaksanakan Salat Subuh dan mengabaikan kantungan seukuran bantal bayi itu.

Penemuan itu pertama kali ditemui seorang penjaga masjid, Sarman (64). Ketika itu, pukul 04.00 WIB Sarman yang sudah mempersiapkan masjid untuk salat subuh melihat bungkusan hitam terbuat dari kain bertuliskan aksara Cina dan bentuknya menyerupai bantal bayi.

Teringat seperti apa yang pernah ditontonnya, bapak lima anak ini mengurungkan niatnya menyentuh bungkusan tersebut.
“Teringat bapak ketika nonton berita terot bom, makanya tak kusentuh itu bungkusan. Tapi memberitahu Ustad Drs Abdul Hakim Lubis yang merupakan penanggungjawab Masjid Nurul Ihsan,” ujarnya.

Atas perintah Ustad Akim sapaan Ustad Abdul Hakim Lubis, Sarman memberi tanda di sekitar bungkusan persis berada di depan pintu utama masjid. Sehingga jamaah yang hendak masuk melaksanakan salat subuh masuk melalui pintu samping, karena di depan masjid ada benda aneh.

“Memang sebagian tetap melaksanakan salat, beberapa diantaranya tidak mengetahui dan dua atau tiga orang memilih meninggalkan masjid,” ujar pria yang telah mengabdi 15 tahun di masjid tersebut.

Usai salat subuh, warga melaporkannya ke Mako Rindam I/BB Pematang Siantar yang jaraknya 500 meter dari masjid tersebut dan Mapolres Pematang Siantar. Mendengar kabar itu, belasan personel TNI-AD dan polisi langsung melihat lokasi. Tak ayal, warga berkerumun untuk menyaksikan langsung temuan kantungan hitam tersebut.

Berdasarkan amatan sekitar pukul 07.30 WIB, personel polisi tak banyak bertindak, hanya sekedar pengamanan hingga membuat garis Polis Line. Sekitar pukul 09.30 WIB, 8 personel Jihandak Brimob KI 2 DEN B Pematangsiantar tiba dengan peralatannya. Selanjutnya mendatangi bungkusan yang diduga bom dan membawa satu alat detektor. Setelah di pastikan, alat tersebut tidak mengeluarkan bunyi sebagai tanda hingga diyakini tidak mengandung unsur logam.

Tim Jihandak Brimob, Bripka Bambang dengan tanpa pengamanan tubuh langsung mendekati bungkusan seraya mengevakuasinya ke dalam kantungan besar berwarna kuning. Setelah radius aman, petugas membuka isi kantungan dan ternyata berisi sarung berwarna merah kombinasi ungu petak-petak, Al Quran yang tidak ada sampul, tasbih warna putih gelap serta satu buku doa ajaran agama Islam.

Melihat itu, masyarakat langsung bersorak syukur, satu diantaranya dengan nada kuat berucap lhamdulillah hingga memberi tepuk tangan pada petugas. Begitupun, oleh tim Jihandak langsung menyerahkan bungkusan tersebut ke Wakapolresta Pematangsiantar, Kompol Anggi Siregar. Oleh Waka secara formil selanjutnya menyerahkan bungkusan kepada Ustad Akim.

Akim menegaskan tidak ada mencurigai siapa-siapa yang usil ataupun sengaja. Melainkan anggapannya hanya kepada seorang jamaah yang bungkusannya tertinggal di masjid. “Jangan terpancing dengan hal-hal yang tidak masuk akal,” ujarnya di hadapan masyarakat. (mag-5/smg)

Tono Suratman Terpilih Sebagai Ketua KONI

MATARAM – Kursi Ketua Umum (Ketum) KONI Pusat kembali ke pangkuan figur dari kalangan militer. Setelah sempat terputus saat era Rita Subowo, tradisi itu terulang setelah Tono Suratman terpilih sebagai Ketum KONI 2011-2015 dalam Musornas di Mataram, Lombok, kemarin (2/12).

Tono adalah figur dari TNI yang terakhir berpangkat Mayor Jenderal (Mayjen). Sebelum era Rita, kursi Ketum KONI memang menjadi milik sosok militer. Yakni Wismoyo Arismunandar (1995-2003) serta Agum Gumelar (2003-2007). Dari dua figur tersebut, hasil terbaik yang dicapai Indonesia menjadi juara umum SEA Games 1997 saat berstatus tuan rumah.

Pemilihan kemarin memang seolah menjadi milik Tono. Ketua Satlak Prima tersebut menang mutlak setelah mendapatkan dukungan sebanyak 54 suara. Sementara Hendardji Soepandji yang sebelumnya optimistis mampu memenangi pemilihan tersebut hanya kebagian 20 suara. Sedangkan mantan Sekjen KONI Djati Waluyo hanya meraup enam dukungan.

Musornas sendiri sebenarnya melibatkan 85 suara. Namun, dua suara dinyatakan tidak sah. Sementara tiga pemilik suara dari pengurus pusat (PP) tidak menghadiri pemilihan tersebut.
“Kami akan menindaklanjuti empat cabor yang sudah lolos ke Olimpiade. Kami akan berusaha mempertahankan tradisi emas. Tapi kami harus realitis untuk bersaing di Asia memang sangat sulit karena pembinaan atlet muda masih mengalami hambatan,” tegas Tono setelah pemilihan kemarin.

Tono juga menambahkan bahwa pihaknya akan mencari sosok yang tepat untuk menjabat sebagai Ketua Satlak Prima menggantikan dirinya. Namun, figur tersebut tidak akan diumumkan dalam waktu dekat. Pasalnya, pihaknya akan terlebih dahulu menyusun kepengurusan KONI periode mendatang.

Rita Subowo mengharapkan agar Tono mampu mempertahankan prestasi yang sudah dipegang Indonesia saat ini. Dia juga memberikan target agar Tono mampu membawa Indonesia berprestasi di level Olimpiade.

“Pak Tono secara otomatis akan menjadi ketua dewan pelaksana Prima. Target terdekat adalah Olimpiade. Indonesia harus mempertahankan tradisi emas di Olimpiade,” harap Rita. (ru/aww/jpnn)

KONI Medan Gelar Pelatihan Jurnalistik Olahraga

MEDAN-Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Medan menggelar pelatihan jurnalistik olahraga selama tiga hari. Kegiatan yang diikuti wartawan peliput olahraga dari berbagai media cetak dan elektronik di Kota Medan itu, dibuka Kepala Dinas Infokom Kota Medan Zulkifli Sitepu, mewakili Walikota Medan, Jumat (2/12).

Dalam sambutannya Zulkifli memberikan respon positif terhadap kegiatan yang digagas KONI Kota Medan dibawah pimpinan Zulhifzi Lubis (Opunk Ladon) ini.
Menurutnya pelatihan ini akan menambah wawasan bagi wartawan olahraga, dalam menyajikan berita-berita tentang perkembangan olahraga di daerah dan Kota Medan khususnya.

Melalui pemberitaan yang disajikan wartawan, juga akan menjadi motivasi bagi prestasi olahraga di daerah ini.
Hadir juga Wakil Ketua KONI Sumut, Simon Pramono yang juga mantan Ketua Serikat Induk Wartawan Olahraga (SIWO) PWI Sumut.

Dia  mengakui masih banyak wartawan olahraga yang belum memahami istilah-istilah yang ada di tiap-tiap cabang olahraga. Padahal, kata Simon istilah-istilah itu sangat penting, sehingga wartawan bisa menyajikan berita yang menarik dan mendalam. (ful)

1.239 Polisi Amankan Natal dan Tahun Baru

MEDAN – Menyambut perayaan Natal 25 Desember 2011 dan Tahun Baru 2012, Polda Sumut menggelar Operasi (Ops) Zebra Kota dan Sikat Toba  selama 14 hari dengan target kelancaran lalulintas dan mengantisipasi berbagai kejahatan. Untuk menggelar razia tersebut Poldasu menurunkan sebanyak 1.239 personel.

Demikian disampaikan Kasubbid Pengelola Informasi dan Data (PID) AKBP MP Nainggolan, yang di temui Sumut Pos , Jumat (2/12) diruangkerjanya. Dia menjelaskan persiapan menjelang Natal dan tahun Baru Polda Sumut akan menggelar Ops Zebra Kota yang akan dimulai dari tanggal 28 November  hingga 11 Desember  dengan target kelancaran lalulintas pada titik-titik rawan macet.

Nainggolan mengatakan Ops Zebra Kota bertujuan menekan angka kecelakaan agar semakin berkurang dibanding tahun sebelumnya. Selanjutnya, menekan jumlah pelanggaran lalulintas hingga menciptakan kondisi Kamtibmas yang kondusif, meningkatkan disiplin berlalulintas serta sosialisasi UU No 22/2009 tentang lalintas angkutan jalan (LLAJ) dan angkutan jalan.  “Untuk melaksanakan Ops Zebra Kota, sebanyak 1.239 personel  disiapkan. Personel itu berasal dari  59 anggota Poldasu dan 1.180 dari seluruh jajaran,” sebutnya.

Nainggolan mengatakan Ops Sikat dilaksanakan mulai Kamis (1/12) hingga Kamis (15/12) mendatang. Dalam Ops Sikat, yang menjadi target adalah penanggulangan kejahatan jalanan (street crime) dalam bentuk pencurian dengan kekerasan (curas), pencurian dengan pemberatan (curat), pencurian kendaraan bermotor (curanmor) serta aksi premanisme.

Dia menyebutkan Khusus Ops Sikat   melibatkan 13 satuan wilayah seperti Medan, Deli Serdang, Tebingtinggi, KP3 Belawan, Sergai, Binjai, Langkat, Simalungun, Siantar, Tanjungbalai, Asahan, Labuhanbatu dan Tapsel. (mag-5)

Pedansa Medan Perkuat Tim Sumut di Kejurnas

MEDAN- Sebanyak empat pasangan dansa Medan memperkuat tim dansa Sumut yang akan berlaga pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) dansa yang berlangsung di Jogjakarta pada 14-18 Desember 2011 nanti.

Keempat pasangan dansa itu adalah Ahmad Dwisa Indra Fivando Harahap/Trimayzu Lestari Harahap (Beginner Cha cha cha), Ikhawanul Habibi/Roma Victoria (Beginer Cha Cha Cha), Raden Taufik  Setiawan/ Nurjannah ( Cha cha cha Jive rumba),  dan Agus Arianto/ Lina ( Cha cha cha Jive rumba).

“Saat ini keempat pasangan itu berlatih secara intebnsif di Pendopo USU Jalan Dr Mansyur Medan setiap Jumat, Sabtu dan Minggu mulai Pukul 16.00 wib sampai 18.00 WIB,” bilang Hairul SE, pelatih dansa Sumut kepada Sumut Pos, Kamis (1/12).

Dilanjutkannya bahawa pedansa Medan yang mendapat kepercayaan membela tim Sumut pada Kejurnas nanti pernah berprestasi maksimal pada Pekan Olahraga Kota Medan ke-3 beberapa waktu lalu.

Terkait target pada Kejurnas nanti Hairul mengatakan bahwa pihaknya meyakini jika pedansa Kota Medan akan mampu meraih medali emas pada Kejurnas nanti.
“Jika masalah pesaing, kami melihat jika Jawa Timur masih merupakan pesaing terberat. Mereka memiliki beberapa pedansa yang pernah memperkuat timnas,” beber Hairul. (omi)