27 C
Medan
Sunday, December 28, 2025
Home Blog Page 14218

Tiga Pengedar Upal Ditangkap

TEBING TINGGI- Kepolisian Mapolres Tebing Tinggi berhasil membongkar sindikat pengedar uang palsu (upal) pecahan seratus ribu rupiah, diantaranya tiga tersangka berhasil diamankan petugas dari sebuah kafe Aman di Desa Paya Lombang, Kabupaten Serdang Bedagai, Rabu (30/11) sekira pukul 03.00 WIB saat hendak membelajakan uangnya untuk membayar minuman.

Ketiga tersangka yang diamankan ke Mapolres Tebing Tinggi, Dodi (29) bersama adik kandungnya Dinal (21) diketahui tinggal di Jalan KL Yosudarso, Lingkungan II, Kecamatan Rambutan, Kota Tebing Tinggi dan Supriaditiya Ginting warga Kompleks perumahan PKS Kebun Rambutan, Kabupaten Serdang Bedagai. Ketika diamankan, polisi menyita barang bukti uang pecahan seratus ribu rupiah sebanyak Rp1 juta beserta satu set komputer lengkap dengan printer.

Amin pemilik kafe mengatakan pagi itu mereka sedang minum di kafe miliknya, karena hendak pulang tiga tersangka membayar dengan menggunakan uang pecahan seratus ribu. Merasa curiga, pemilik kafe meneliti uang tersebut, ternyata setelah dilihat, uang Rp100 ribu itu palsu.

Di Mapolres, tiga tersangka Dodi, Dinal dan Supriadi Ginting mengaku baru sekali melakoni perbuatan menjadi pengedar uang palsu. Uang tersebut didapatkan dari teman Supriadi Ginting bernama RH warga Medan yang kini kabur ke Malaysia. “ Pesan dari RH, kami beli Rp300.000 dengan uang palsu kami terima Rp1 juta. Uang palsu tersebut baru kami belanjakan untuk membayar minuman di kafe milik Aman, tapi pemilik kafe mengetahui uang tersebut palsu,” ucapnya.

Kapolres Tebing Tinggi, AKBP Andi Rian Djajadi Sik membenarkan penangkapan tiga tersangka pengedar uang palsu. Barang Bukti langsung diamankan, sedangkan tiga tersangka masih dalam pemeriksaan petugas secara intensif.  (mag-3)

Belajar dengan Juventus

Pertarungan Napoli dengan Juventus dengan skor 3-3 menjadi pengalaman tersendiri bagi Napoli. Pelatih Napoli Walter Mazzarri merasa kecewa atas kekalahan timnya.

Dia mengaku dalam beberapa hal mereka masih harus belajar dari tim besar macam Bianconeri.

Seperti diketahui Partenopei mendominasi permainan dalam laga tunda yang dihelat di San Paolo itu dan sempat unggul 3-1, namun stamina dan performa mereka menurun sehingga sang tamu bisa memaksakan hasil imbang di menit akhir.
“Saya tak puas. Kami melalui babak pertama yang spektakuler dengan kekuatan kami terus keluar, namun sayangnya kami harus membayar mahal ketatnya jadwal kami,” sesalnya.

“Saya tak ingin ada jeda turun minum, karena antusiasme kami bisa menjaga penampilan kami untuk 15 menit lagi. Saat unggul 3-1 dengan gol Goran Pandev, saya sungguh merasa kami sudah menang, bahkan meski kami mengalami kesulitan dalam urusan stamina,” ungkapnya.

“Tim besar dengan pemain lebih berpengalaman seperti Andrea Pirlo tahu bagaimana memperlambat tempo dan menurunkan intensitas permainan. Kami masih harus belajar melakukannya,” tutur Mazzarri.

“Kami menghadapi masalah yang sama melawan Manchester City, karena kami tahu kami menghadapi tim papan atas dan kami kehilangan ketajaman karena lelah, jadi ketakutan tak mendapatkan poin mulai memberikan pengaruh,” katanya.  “Saya selalu katakan pada para pemain saya jika kami tak bisa selalu bermain dengan kecepatan 100 mil/jam, tapi beda antara mengatakan dan melakukannya. Kami harus belajar meningkatkan kecepatan,” katanya.(bbs/jpnn)

Penipu Pesantren Dibekuk

LANGKAT- Seorang warga Pasar Lebar Desa Securai Utara Kecamatan Babalan-Langkat,  M Ilham Lc, Lic Phiil (28) diamankan polisi karena adanya laporan pengaduan dari warga. Aksi penipuannya tidak kepada warga, melainkan pengurus pondok pesantren (ponpes) dijadikan sasaran.

“Korban yang membuat pengaduan kepada polisi memang ada dua, selain warga biasa satu diantaranya pengurus ponpes. Nah, seandainya korban lain masih ada kita imbau membuat laporan pengaduan,” kata Kasat Reskrim Polres Langkat, AKP Aldi S, Rabu (30/11).

Aldi menuturkan, hingga kini pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap pelaku. Kendati sebatas memperkirakan, tidak tertutup kemungkinan masih adanya korban dan belum membuat laporan pengaduan ke polisi.

Seperti diketahui, pelaku yang mengaku sebagai pimpinan di lembaga bahasa asing (LBA) dilaporkan H Akhmad Shabri (26) guru Ponpes Darussa’adah Dusun IV Panton Desa Sei Siur Kecamatan Pangkalan Susu-Langkat. Berselang sehari, giliran Saniyem (47) warga Jalan Karya Adil Dusun V Desa Sukajadi Kecamatan Hinai-Langkat menyusul dengan total kerugian ditipu Rp17 juta.

Dalam aksinya di ponpes, pelaku mengaku utusan Dinas Pariwisata Pemkab Langkat menawarkan kerjasama pelatihan bahasa asing gratis selama tiga bulan. Tidak hanya itu, ponpes dijanjikan menerima donasi dari pihak asing (luar negeri) guna perbaikan laboratorium, setelah pertemuan keduanya 23 Nopember 2011 lalu.

Terbuai tawaran itu, kesepakatan dibuat dengan memberikan Rp5 juta kepada pelaku berdasarkan hasil rapat guru-guru guna administrasi agency dimintakan pelaku dengan menerakan kwitansi penerimaan sebagai bukti.
Tak lama setelah memberikan uang, korban menerima informasi jika tawaran itu hanya isapan jempol. Khawatir, H Akhmad berupaya menanyakan langsung kepada pelaku tetapi tak kunjung menerima penjelasan yang benar. “Saya memang sempat curiga kepada pelaku di awal pertemuan, karena mengaku tamatan dari perguruan tinggi Kairo, Mesir tetapi ketika ditanyakan perihal gelar Lc dibelakang namanya tidak dapat menjelaskan,” cerita Akhmad yang tuangkan laporan Nomor:LP/919/XI/2011/SU/Lkt dengan saksi Hamamah (29) dan Ahmad Zaki (22) dosen serta guru di Ponpes.

Sementara itu, korban lainnya Saniyem diawali pembelian laptop Rp3 juta. Hanya sepekan kemudian, minta bantuan dipinjami Rp4 juta alasannya guna membayar gaji karyawan. Tidak hanya sampai disitu, pelaku mengaku ingin meminang putri korban namun minta dipinjami Rp10 keperluan mendatangkan keluarga pelaku dari Bogor. Meyakinkan korban, pelaku menegaskan resepsi pernikahan dilaksanakan 11 November 2011. Kenyatannya, pelaku seketika kabur tak lagi memperlihatkan keberadaannya.

“Kami seperti terhipnotis, apa yang dibilangnya semuanya kami turuti. Padahal, kami gak ada uang tapi ketika dia minta maka ibu sibuk mencari pinjaman kesana kemari. Sekarang, kami baru sadar kenapa begitu saja percaya padahal kenal dia juga baru,” papar Dewi (20) putri Saniyem yang merasa senang tak jadi menikah dengan pelaku.

Ketika diamankan, sejumlah barang-barang pelaku disita seperti satu Ipad merek IMO, satu kwitansi uang Rp5 juta, kartu Pers Suara Perjuangan, card LBA (lembaga bahasa asing) El Huda Centre dan LBA Mahardika Centre dengan alamat Jalan Jenderal Sudirman-Stabat. (mag-4)

Tiga Tim Masih Belum Clear untuk Musim Depan

Lamban, Perkembangan Peserta Kelas CRT MotoGP 2012

Seharusnya, ada enam skuad CRT (claiming rule team) baru untuk MotoGP 2012. Hingga mendekati akhir musim 2011, baru tiga yang “agak” jelas.

Beberapa bulan lalu, Dorna selaku promotor MotoGP telah mengumumkan hadirnya enam tim baru untuk musim 2012. Mereka tim yang akan ikut regulasi baru CRT, kebanyakan naik kelas dari barisan Moto2.

Untuk 2012, demi menambah peserta, MotoGP memang memberi kelonggaran untuk tim-tim baru. Mereka boleh ikut kelas CRT itu, memadukan frame (sasis) prototipe dengan mesin Superbike yang di-upgrade. Tahun depan, kapasitas mesin MotoGP memang setara dengan Superbike, yaitu 1.000 cc.

Bahkan, peserta di kelas ini diberi kelonggaran ekstra agar bisa bersaing dengan tim-tim pabrikan MotoGP. Bila setiap pembalap di tim pabrikan hanya boleh memakai enam mesin setahun, pembalap CRT boleh menghabiskan 12 mesin. Kapasitas tangki bahan bakar juga begitu. Pabrikan MotoGP maksimal 21 liter, motor CRT boleh sampai 24 liter.
Enam tim yang sudah di-approve itu adalah By Queroseno Racing (BQR), Forward Racing, Kiefer Racing, Marc VDS Racing, Paddock GP Racing, dan Speed Master. Namun, sampai sekarang, baru tiga tim yang “agak” jelas. Yaitu Marc VDS, Forward Racing, dan BQR.

Skuad Marc VDS mungkin terlihat paling serius. Dalam beberapa bulan terakhir mereka sudah aktif menguji motor mereka (Suter-BMW) melawan motor-motor pabrikan MotoGP. Hasilnya pun terus menunjukkan progres positif. Mika Kallio, pengendara tim itu, terakhir hanya tertinggal tak sampai empat detik per lap di Sirkuit Brno, Republik Ceko.
Di Grand Prix San Marino akhir pekan ini, satu lagi tim menunjukkan kejelasan ekstra. Forward Racing resmi merekrut Colin Edwards sebagai andalan mereka tahun depan. Hanya saja, masih belum jelas Edwards (juara dunia Superbike dua kali) akan memakai sasis apa.

Edwards mengaku kalau Forward Racing pasti akan memakai mesin Yamaha R1 yang dicomot dari arena Superbike. Tapi soal sasis, masih cari dan lobi kanan-kiri.

“Soal sasis kami masih menimang-nimang berbagai opsi. Tapi pilihan nomor satu saya adalah memakai sasis yang dibuatkan oleh Tech 3. Kami masih dalam tahap negosiasi soal ini,” ungkap Edwards dalam jumpa pers di Misano, Jumat lalu (2/9).

Penggemar MotoGP tentu tahu, Tech 3 adalah tim privateer yang kini menurunkan Yamaha M1 untuk Edwards dan Cal Crutchlow. Tahun depan, Tech 3 juga belum menentukan siapa akan menggantikan Edwards. Tim ketiga yang sudah mengumumkan rencana adalah BQR. Kabarnya, mereka akan memakai sasis buatan FTR yang dipadu dengan mesin Superbike dari Kawasaki.

Tiga tim lain, Kiefer, Paddock GP, dan Speed Master, sampai sekarang masih sangat belum jelas. Ada yang bilang, salah satu dari mereka sedang melobi keras Aprilia untuk menyokong mesin. Bisa jadi pula mereka memilih mesin BMW ala Marc VDS. Kita hanya bisa menunggu.

Meski perkembangan peserta kategori CRT tergolong lamban, banyak percaya ini tetap masa depan MotoGP. Sebab, hanya dengan cara ini MotoGP tidak bergantung “mati” pada para pabrikan.

Edwards termasuk salah satu yang percaya itu. “Inilah masa depan motorsport, di mana kita bisa memilih mesin lalu menaruhnya di sebuah sasis. Dan ini jalan yang kita pilih,” ujarnya.

Pembalap asal Amerika Serikat berusia 38 tahun itu sadar kalau tim CRT akan sulit meraih kemenangan tahun depan. Tapi target 2012 bukanlah mengejar kemenangan. “Yang penting adalah membangun fondasi yang baik untuk CRT dan tim ini (Forward, Red) untuk masa depan,” tandasnya. (aza/jpnn)

Pasien Jamkesda Dipungut Biaya

DAIRI – Pelayanan rumah sakit daerah (RSUD) Sidikalang mengecewakan pasien miskin. Hal itu dialami seorang pasien rujukan dari RSUD Salak, Aldi Boang Manalu (5). Keluarga pasien miskin penderita penyakit ginjal itu kecewa karena proses administrasi terlalu berbelit-belit.

Seperti penuturan orang tua pasien, N Mungkur kepada wartawan, Sabtu (26/11) sekitar pukul 22.00 WIB, Aldi diterima bagian Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Sidikalang. Oleh orangtua pasien, Aldi didaftarkan sebagai pasien dengan status tanggungan Jamkesda, dengan melampirkan persyaratan Jamkesda seperti foto copy kepesertaan Jamkesda dan surat rujukan. Setelah beberapa hari dirawat inap di RS tersebut, atas anjuran dokter yang menangani  Aldi, pasien dirujuk ke satu rumah sakit di Medan karena perlu perawatan yang lebih intensif.

Tapi, paparnya ketika keluarga pasien menjelaskan sewaktu pengurusan administrasi pasien, pihak rumah sakit mempertanyakan dokumen pasien. Dengan pertanyaan itu, Mungkur terkejut. Karena dari awal sewaktu  pasien masuk ke rumah sakit itu, dokumen telah diserahkan.  “Kami tidak habis pikir, pihak apotek mengatakan dokumen belum sampai ke bagiannya, kami malah diperintahkan mempertanyakan ke bagian UGD, “ ucapnya menirukan ucapan pihak apotek, Senin (28/11).

Dengan kesal, keluarga pasien menunggu dokumen.  Tapi, setelah menunggu lama, dokumen tidak juga ada. Mungkur kesal mendengar UGD dan apotek saling tuding-menuding mengenai dokumen anaknya. Ditengah pasien kritis dan orangtua pasien menangis-nangis, keluarga mengambil inisiatif agar pasien dijadikan sebagai pasien umum dan bersedia membayar seluruh biaya.

Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD Sidikalang dr Halim Purba  didampingi pihak UGD dan apotek menjelaskan pihaknya telah bekerja sesuai standar operasional prosedur dan tidak ada sedikitpun mempersulit dan menelantarkan pasien.

Pihak apotek, br Manik menyarankan keluarga pasien melengkapi berkas nya agar dijadikan pasien tanggungan Jamkesda. (mag-15)

Kans Dibantai

PSMS vs Persija

MEDAN- PSMS akan kembali naik pentas sore ini di ajang Indonesian Primer League (ISL). Kali ini lawan yang dihadapi adalah Persija Jakarta. Kans kembali menuai hasil buruk sudah tergambar, mengingat bakal lawan sudah lebih dulu bersiap dibanding PSMS yang baru dibentuk tak lebih dari satu pekan.

Namun begitu, gelora membara diapungkan tuan rumah. M Khaidir di balik kemudi strategi PSMS yakin anak asuhnya siap memberi perlawanan kepada Macan Kemayoran-julukan Persija. Meskipun secara realistis, pasukan Khaidir hanya mampu curi satu angka.

“Tak muluk-muluk, target untuk menang memang harus. Namun, jika bisa meraih satu poin juga sudah merupakan awal yang baik bagi kita,” katanya saat jumpa pers di Hotel Dhaksina kemarin.

Ia juga mengaku, pasca pertandingan kontra Persebaya Minggu (27/11) lalu, Khaidir harus mencoret dua pemainnya, yakni Bambang Tri Sanjaya dan Viktor Ilham. “Mereka kurang memberikan kontribusi terhadap permainan tim. Sesuai yang saya terangkan sebelumnya, PSMS akan terus bertanding sekaligus terus menyeleksi pemain, hingga menemukan paduan yang ditunjukkan pemain di tiap lini,” jelasnya.

Tak mau pemain di PSMS jadi minus, Khaidir mengaku sudah mengajukan beberapa pemain yang diinginkan bisa memperkuat skuad kepada manajemen/konsorsium. “Kontra Persija besok (Hari ini, Red) kita harap pemain yang diproyeksikan sudah bisa memperkuat tim. Karena pada tes lapangan di Stadion Teladan tadi (30/11) pagi, beberapa pemain sudah ikut bergabung. Seperti Aun Karbini, Kiki Lusianto, Andrea Abu Bakar, Sutrisno, Rinaldo, Dodi Rahwana dan seorang kiper Dede Pranata,” paparnya.

Walau dengan keterbatasan pemain dan minimnya waktu persiapan Khaidir sangat optimis bisa melakoni laga dengan baik. “Kita siap. Dengan keadaan tim saat ini bisa memberikan motivasi lebih kepada anak-anak,” pungkasnya.
Sementara kubu Persija yang diwakili sang aristek, Jay Hartono juga didapat antusiasme.  Sadar PSMS baru dibentuk, bukan berarti Persija remeh temeh.

“Kondisi antara Persija dan PSMS, saya rasa masih sama-sama harus mendapatkan perbaikan di segala lini,” kata Jay saat jumpa pers kemarin.  “Walau dengan track record pertandingan sebelumnya kami tak akan memandang sebelah mata tim sekelas PSMS,” sambungnya sembari menyebut jika Persija membawa 18 pemain ke Medan.  (saz)

Oknum Militer Kuasai Tanah PTPN2

MEDAN- Oknum aparat berseragam loreng diduga akan menguasai menguasai tanah milik PTPN 2 Limau Mungkur Desa Lau Barus, Tanjung Morawa. Akibat adanya itu, pihak PTPN 2 dan karyawan yang hendak bekerja menjadi sangat terganggu dikarenakan kehadiran seorang pria JS bersama aparat berseragam loreng.

Selain masyarakat dan karyawan yang cemas melihat tindak tanduk aparat bersegaram, yang disponsori JS dirasakan Ketua Koti PP Sumut Heri Simanjuntak. “Oknum aparat dan JS itu untuk menguasai lahan PTPN2, karena pihak perkebunan tidak memberikan izin resmi terhadap mereka, saya meminta kepada penegak hukum supaya segera bertindak tegas menyelesaikan permasalahan ini,” ujarnya, Rabu (30/11).

Heri memaparkan, JS membawa aparat berseragam loreng ke lahan perkebunan tersebut pada minggu kedua November selama dua hari berturut-turut. Apabila diruntut apa yang telah dilakukan oknum aparat berloreng itu sangat bertentangan, dengan paradikma baru aparatur dengan segala kegiatan ilegal.

“Kami yakin tindakan mereka ini tak resmi dan di luar pengetahuan Pangdam I/BB, yang membuat kegiatan di perkebunan itu,”sebutnya. “Saya meminta kepada Pangdam I/BB dan BUMN agar melihat kembali lahan yang akan dikuasai tersebut, supaya lahan itu kembali berproduksi dan memberikan keuntungan untuk pemerintah khususnya kepada masyarakat,”katanya.

Terpisah, Manejer PTPN2 Limau Mukur, M Tri Wahyudi mengaku pihaknya sangat resah atas kehadiran JS yang membawa aparat berseragam loreng itu, yang mengakibatkan lahan 922 Hektare tidak dapat dipanen, karena lahan tersebut di kuasai untuk latihan militer. Hal ini sangat merugikan BUMN. (ade)

Dana Desa Bukan untuk Studi Banding Kades

JAKARTA – Lawatan 247 kepala desa (kades) dan lurah dari Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumut, Oktober 2011 silam, ke kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Bandung, sampai ke telinga Mendagri Gamawan Fauzi. Mantan Gubernur Sumbar itu akan meminta laporan dari pihak IPDN guna mendapatkan penjelasan duduk perkaranya.

“Sudah sampai ke Pak Mendagri. Beliau marah mendengar kabar biaya Rp6,5 juta per kades disetorkan ke IPDN. Beliau akan minta klarifikasi benar-tidaknya kabar itu ke IPDN,” ujar sumber koran ini dari kalangan pejabat Kemendagri, kemarin (30/11). Gamawan belum bisa dimintai tanggapannya lantaran sedang ke Manado.

Sementara, terkait penggunakan Alokasi Dana Desa (ADD) yang digunakan untuk studi banding para kades dan lurah ke IPDN itu, Kapuspen Kemendagri Reydonnyzar Moenek menjelaskan, penggunaan ADD sudah diatur di Permendagri No 37/2007, sebagai penjabaran dari PP No 72 /2005 tentang Desa.

“Silakan dilihat aturan. Nanti ketahuan boleh tidaknya ADD untuk studi banding kades,” ujar Reydonnyzar Monoek , Rabu (30/11).

Di Pasal 19 Permendagri No 37/2007 dijelaskan tujuan ADD, yakni menanggulangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan, meningkatkan perencanaan dan penganggaran pembangunan di tingkat desa dan pemberdayaan masyarakat.  Selain itu, meningkatkan pembangunan infrastruktur pedesaan, meningkatkan pengamalan nilai-nilai keagamaan, sosial budaya dalam mewujudkan peningkatan sosial, dan meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat.

Juga, untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat desa dalam rangka pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat, mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong masyarakat, dan terakhir meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa).

Di pasal 22 yang mengatur Pelaksanaan Kegiatan, diatur bahwa (1) Pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang pembiayaannya bersumber dari ADD dalam APBDesa dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Desa dengan mengacu pada Peraturan Bupati/Walikota. (2) Penggunaan Anggaran Alokasi Dana Desa adalah sebesar 30 persen untuk belanja aparatur dan operasional pemerintah desa, sebesar 70 persen untuk  pemberdayaan masyarakat.

Di Permendagri sama sekali tidak menyebut untuk studi banding, diklat kades dan lurah, atau istilah lain yang sejenis. Yang bisa dijadikan celah untuk membenarkan penggunaan ADD untuk studi banding adalah ketentuan pasal 22 angka (2), yakni masuk poin belanja aparatur. Namun, untuk melihat apakah studi banding dimaksud diatur atau tidak di Peraturan Bupati Sergai, maka harus dilihat Peraturan Bupati tersebut.

Sebelumnya diberitakan, Kabag Humas IPDN Drs Ujud Rusdia, M.Si membenarkan pada kurun Oktober itu ada kunjungan para kades dan lurah dari Sergei ke kampus Jatinangor. Hanya saja, lanjutnya, acaranya bukan pendidikan dan latihan (diklat), melainkan studi banding. (sam)

Chris John, Delapan Tahun Pertahankan Gelar

PERTH – Status superchampion tetap menjadi milik Chris John. Sebab, petinju berusia 32 tahun tersebut menang angka atas penantangnya, Stanyslav Merdov, di Challenge Stadium, Perth, Australia, tadi malam (30/11).

Tiga hakim yang bertugas, seluruhnya, memenangkan Chris, 116-111, 116-111,115-112. Kemenangan atas Merdov juga membuat The Dragon (sang Naga) “julukan Chris” untuk kali ke-15 mempertahankan sabuk juara.

Kemenangan angka tersebut tak bisa dilepaskan dari strategi Chris yang berusaha bermain lebih agresif. Dia berhasil menjalankan strategi yang sudah disiapkan dengan memaksakan pertarungan jarak pendek.

Meski menang, Chris gagal memenuhi ambisi menyelesaikan pertarungan secepatnya. Padahal, ronde kedua, Stanyslav dipukul jatuh setelah mendapat hook telak ke wajah sebelah kiri. Sayang, Merdov masih bisa kembali berdiri dan melanjutkan pertarungan.

Saat dihubungi, Chris mengakui telah melakukan berbagai cara untuk merobohkan lawan. Namun, gaya bertarung lawan membuatnya sulit untuk terus memberikan pukulan telak. “Saya sudah berusaha sekuat tenaga untuk merobohkan dia. Apalagi, setelah dia jatuh di ronde kedua. Tapi, lawan memang cukup sulit dan dia cukup all-out,” katanya setelah pertandingan.

Kekuatan petinju asal Ukraina tersebut, menurut Chris, berada di luar dugaan. Sebab, setelah jatuh, Merdov justru semakin kuat dalam bertahan. Bahkan, dia sempat membuat pelipis kanan Chris berdarah lantaran benturan.
Melihat lawan yang tak kenal menyerah, lanjut Chris, tenaga yang sebelumnya diforsir untuk menjatuhkan kemudian sedikit disimpan. Tujuannya, pada ronde terakhir, dia tidak kedodoran. Strategi itu ternyata benar karena pada ronde ke-12 dia sempat sempoyongan setelah pukulan-pukulan juara Eropa tersebut sering menemui sasaran.

“Pelipis saya lukanya cukup dalam. Itu juga memengaruhi karena beberapa kali pandangan mata kanan saya sedikit terganggu. Ini juga yang membuat saya harus waspada,” terang suami Anna Maria Megawati tersebut.

Dengan kemenangan itu, Chris melengkapi delapan tahun kesuksesannya mempertahankan gelar sejak mendapatkannya pada 2003. Rekor Chris pun berubah menjadi 48 kali tanding, 46 kali menang dan dua kali draw tanpa kalah.(aam/c10/diq/jpnn)

Dana Irigasi Samosir Diselewengkan

MEDAN- Setelah dilakukan pengumpulan bahan dan keterangan (Pulbaket), pihak tim penyidik menaikan status pemeriksaan dugaan korupsi pembangunan irigasi di Pemkab Samosir tahun APBD 2008 senilai Rp1 miliar. Dari hasil penyelidikan dinaikkan menjadi penyidikan.

Pernyataan itu disampaikan Asisten Intelijen (Asisntel) Kejatisu, Andhar Perdana, Rabu (30/11) di Jalan AH Nasution. Menurut dia, ada peningkatan progress pemeriksaan dalam kasus dugaan korupsi di Pemkab Samosir.
“Dalam proses pemeriksaan dari sejumlah saksi diantaranya Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Samosir Asbel Parhusip, kasusnya naik menjadi penyidikan,” ujarnya.

Setelah dinyatakan naik ke penyidikan, dia memaparkan berkasnya sudah dilimpahkan dan telah disampaikan kepada Kepala Kejaksaan Sumatera Utara (Kajatisu) AK Basyuni.

Untuk diketahui, kasus penyimpangan itu terjadi pada pengerjaan proyek Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pemkab Samosir untuk pembangunan bendungan. Pada faktanya di lapangan terdapat beberapa kegiatan yang ada di dalam kontrak tidak sesuai.

Sebelumnya, Kejatisu telah meminta keterangan dari pihak terkait dalam perkara tersebut yakni Abdul Situmorang, Frans Boy dan Sumarlan Malau. Ketiganya merupakan orang yang melaksanakan proyek dan tim Final Hand Over (FHO).
Pelaksanaan Pembangunan bendungan Soutolan di Kecamatan Nainggolan, Samosir yang bersumber dari Bantuan Dana Bawahan (BDB) T A 2008, Bantuan Dana Bawahan (BDB) T A 2009, Bantuan Dana Bawahan (BDB) T A 2010. (rud)