25 C
Medan
Saturday, December 27, 2025
Home Blog Page 14242

Panitia Fly Over Belum Bayar Biaya Perbaikan

082167340xxx
Bapak Wali Kota Medan, rumah kami rusak sewaktu pembongkaran paksa rumah yang sudah dibebaskan untuk fly over di Simpang Pos. Padahal rumah kami tidak ikut dalam pembebasannya dan panitia berjanji memberikan biaya perbaikan. Tapi hingga saat ini tidak ada realisasinya. Kami meminta tolong supaya cepat realisasinya, karena gimana kalau rumah Bapak yang dibuat demikian, thanks.

Dikoordinasikan
Laporan ini akan kami koordinasikan dengan panitia pembangunan fly over di Simpang Pos. Kami berharap sisa anggaran yang ada dapat membantu pembenahan pembangunan Kota Medan. Penggantian yang  dilakukan tim sudah memperhatikan seluruh bagian yang rusak, dari mulai tanaman hingga ada tanah milik warga yang tersisa sedikit akibat pembebasan lahan juga akan dibayar sesuai dengan harga yang ditetapkan. Apa yang menjadi harapan masyarakat akan diberikan agar tidak menjadi tanda tanya. Karena tim bekerja secara transfaran.

Budi Heriono
Kabid Humas Pemko Medan

—————

Jangan Melukai Perasaan Warga
Wali Kota Medan untuk melakukan pendekatan persuasif dan dialogis dalam mengupayakan proses ganti untung lahan warga yang jadi korban pembangunan jalan layang (fly-over) di Simpang Pos. Artinya, jangan melukai perasaan warga, karena mereka sudah rela melepaskan tanahnya untuk pembangunan fly-over.

Iman B Nasution
Anggota DPRDSU

6 Bulan Parit Tergenang

082164050xxx
Jalan Batu Putih dan Jalan Melati Kelurahan Pahlawan paritnya sudah 6 bulan tergenang (tidak jalan) dan kalau hujan turun 30 menit saja air paritnya langsung meluap ke jalan. Bahkan menggenangi rumah-rumah warga, upaya dari Kepling dan Lurah setempat tidak tampak untuk mencari solusinya. Kami mohon kepada Bapak Kadis Bina Marga dan Pak Wali Kota gimana cara mengatasinya? Mohon bantuannya dan terima kasih buat Sumut Pos.

Sudah Disurvei
Terimakasih untuk informasinya. Kebetulan kami sebelumnya sudah berkoordinasi dan mengundang Dinas Bina Marga untuk melakukan survey terhadap lokasi yang dimaksud. Begitu pun kemungkinan perbaikan dimasukkan pada anggaran 2012. Kita juga akan berkoordinasi dengan kelurahan dan kecamatan.

Budi Heriono
Kabid Humas Pemko Medan

Usaha Tanaman Hias Untung Besar, Tapi Harus Sabar

MEDAN- Tanaman hias,  merupakan tanaman yang disukai wanita untuk mempercantik rumahnya. Sekilas, tanaman hias ini, bentuknya sangat sederhana, tidak menampilkan kesan apapun. Tetapi bila diperhatikan lebih dalam, maka tanaman hias ini akan terlihat menarik. Bahkan secara tidak langsung akan menambah image si pemilik tanaman. Salah satu pengusaha tanaman hias yang kini tengah berkembang yaitu, tanaman hias Dewi, di Jalan Pancing, Medan Tembung.

Menurut Dewi, harga tanaman hias ini, biasanya mencapai jutaan rupiah, padahal modal yang digunakan oleh petani tanaman hias ini tidak terlalu besar. “Harga mencapai jutaan, karena perawatan tanaman yang sedikit sulit, misalnya anggrek. Tanaman ini membutuhkan perhatian ekstra dan rutin, kalau tidak, si anggrek tidak akan berbunga,” ucap Dewi, petani tanaman hias, sekaligus anggota kelompok binaan penggerak membangun desa tanaman hias Kota Medan.

Modal untuk tanaman hias anggrek hanya sekitar Rp75 ribu hingga Rp150 ribu. Tetapi, perawatan ekstrak menjadikan harga tanaman anggrek lebih mahal. Seperti pupuk, untuk mencengah daun busuk, bila bunga terkena air hujan, maka langsung dibilas dengan air kran, perawatan lain adalah wadah tanaman yang tidak bisa ditempatkan disembarangan tempat. “Seperti tanaman pakis, karena biasanya tanaman ini hidup di hutan gundul, jadi harus ditanam dengan menggunakan sabut kelapa,” ucap Dewi.

Anggrek juga tidak dapat tumbuh disembarang sehu. Di kota Medan ini, hanya sebagian jenis anggrek yang hidup. Seperti anggrek Deandro, Panda dan Khatelia. Sedangkan untuk anggrek bulan, hanya dapat tumbuh di daerah dataran tinggi. “Jenis anggrek yang ada di Medan hampir rata adalah perkawinan silang, tidak ada yang asli lagi. Karena sulit untuk merawatnya,” ungkap Dewi, yang membuka usaha tanaman hiasnya di Jalan Pancing, Medan Tembung.

Menurut Dewi, anggrek memiliki fase dalam pertumbuhannya, seperti kompol, sigling, remaja dan berbunga. Dalam fase remaja, perhatian paling ekstra diberikan agar daun tidak busuk dan anggrek berbunga. Nah, semua itu membutuhkan pupuk, agar jamur dan bakteri pada anggrek dapat hilang.
Selain bertani tanaman hias asli Indonesia, Dewi juga menjual tanaman hias dari impor. “Untuk saat ini, tanaman impor sangat diminati oleh ibu rumah tangga, tetapi mahal, untuk bibit saja mencapai Rp150 ribu, jadi kalau dijual mencapai jutaan hingga puluhan juta,” tambahnya.

Tanaman hias buah juga sedang diminati, tetapi karena tanaman cangkok, unsur kehati-hatian juga penting. Karena bila cangkokan tanaman hias buah gagal, maka kerugian ditanggung oleh petani itu sendiri. “Yang penting untuk menjadi petani dan pengusaha tanaman hias, dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan, karena tumbuhan juga punya perasaan,” ungkap Dewi yang memulai usahanya menjadi petani sejak 9 tahun lalu. (ram)

Café di Marindal Bebas Jual Miras

082160388xxx
Pak Kapolda tolong Bapak perintahkan kepada Bapak Kapolsek Patumbak untuk menutup cafe keyboat di Jalan Baru Marendal 1. Berhubung adanya penjualan miras secara bebas, peraktek PSK serta banyaknya bayi lahir tanpa jelas ayahnya hìngga keberadaan cafe keyboat juga telah merusak moral anak usia sekolah yang tinggal di sekitar cafe yang sudah buka selama 10 tahun.

Ditindaklanjuti dan Lidik
Terimakasih atas informasinya. Laporan ini akan saya sampaikan untuk ditindaklanjuti dan dilidik. Begitu pun kami harap kerjasama dari masyarakat untuk memberikan info dilengkapi bukti terpercaya. Sehingga permasalahan ini dapat diselesaikan sesuai peraturan dan hokum yang berlaku.

AKBP Raden Heru Prakoso
Kabid Humas Poldasu

Hasil Panen Diserang Hama Ayam

081260002xxx
Yth Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Deli Serdang. Peternakan ayam sudah menjamur di mana-mana khususnya wilayah Medan Sinembah Tanjung Morawa dan Desa Undian Tanjung Meorawa. Apakah pengusaha ternak tersebut sudah mendapat izin usaha? Jauh-jauh hari para petani sudah menanam coklat dengan hasil panen yang baik, tapi belakangan ini tanaman dan biji coklat menjadi rusak. Ini disebabkan hama ternak ayam yang semakin menjamur di mana-mana.

Mengapa tidak ada tindakan köngkrit dari Dinas Pertanian dan Peternakan untuk melindungi pertanian rakyat yang sudah meresahkan dan kanibal ini? Apakah menunggu masyarakat tani marah dan saling berantam seperti di daerah lain? Tolonglah diaturkan pertanian rakyat ini agar lebih produktif. Terima kasih Sumut Pos

Diteruskan
Terimakasih atas informasinya. Laporan ini akan kami teruskan ke dinas terkait dalam hal ini Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Deli Serdang untuk ditindaklanjuti. Warga juga dapat berkoordinasi dengan camat setempat untuk memastikan keberadaan izin peternakan ayam dimaksud.

Drs Umar Sitorus
Kabid Humas Dinas Infokom Deli Serdang

Tingkatkan Kerjasama Bisnis untuk Pelanggan

MEDAN- Untuk memberikan kepuasan bagi para pelanggan, para produsen biasanya memberikan kemudahan kepada para pelanggannya. Salah satunya dengan memberikan penawaran harga khusus hingga konsumen dicintai dan dihargai.

Hal tersebut dijalankan PT. Centra Material Bangunan, Home Centra Hypermarket Building Material and Home Furnishing, untuk kali pertama menggelar kegiatan bertitel “Home Centra Expo 2011 with Philips Lighting” bekerjasama dengan PT. Philips Indonesia, yang telah berlangsung sejak 21 hingga 27 November 2011 di Sun Plaza Medan.

Budi A Kho General Manager / Management Controller  PT. Centra Material Bangunan mengatakan, kegaiatan expo ini merupakan yang pertama dilakukan pihaknya untu branding produk-produk supplier dengan target penjualan mencapai Rp1 miliar.

“Program ini bertujuan untuk dapat lebih meningkatkan volume penjualan produk supplier support baik produk baru launching atau new promotion. Selain itu juga, memperkenalkan kegunaan produk (usage of product) dengan benar yang akhirnya dapat meningkatkan shortterm, longterm sales, longterm brand awareness dan brand image baik supplier/mitra bisnis Home Centra,” jelasnya.

Tercatat, sampai Rabu (23/11), angka penjualan dari lokasi expo tercapai sebesar 15 persen antara lain dari produk keramik, lampu philps dan lain-lain. “Diharapkan Joint Promo Home Centra Expo 2011 with Priority Brand di Sun Plaza Medan, pencapaian target dan peningkatan volume penjualan produk kedua belah pihak dapat terealisasi,” tutur Budi.

Yulia Customer Development & Marketing Manager Home Centra menambahkan, sejak berdiri hampir 5 (lima) bulan, 22 Mei 2011 sebagai satu-satunya Hypermarket bahan bangunan di Medan dengan konsep “all in one concepts”, PT. Centra Material Bangunan, Home Centra saat ini terus berbenah dan agresif berpromosi mengenalkan keberadaan Hypermarket Material Building &  Home Furnishing kepada masyarakat umum (end user), profesional, developer, dan pemborong/kontraktor.  “Untuk menunjang program promosi, kami telah melakukan beberapa program indoor maupun outdoor,” ucapnya. (ram)

UKM RI Tumbuh di Asia Pasifik

Berdasarkan survei Asia Pasifik menunjukkan, tingkat keyakinan yang tinggi pada usaha-usaha kecil di Indonesia, terkoreksi positif, meski manajemen bisnis perlu mendapatkan perhatian.
“Para pelaku usaha kecil di Indonesia meyakini bahwa bisnis mereka akan tumbuh pada tahun mendatang,” kata Head of Business and Investment Policy CPA Australia, Paul Drum, dalam laporan hasil survei bisnis kecil Asia Pasifik, yang dipublikasikan Kamis (24/11)

Optimisme itu, menurut Paul, seiring dengan keyakinan mereka bahwa perekonomian secara luas akan mempertahankan kuatnya tingkat pertumbuhan tersebut. Survei itu menunjukkan bahwa 97 persen usaha kecil Indonesia mengharapkan usaha mereka bertumbuh pada tahun mendatang.
“Angka tersebut merupakan yang terbesar dalam sejarah survei bisnis kecil oleh CPA,” ujar dia.

Dia menambahkan, dengan melanjutkan prospek usaha kecil di Indonesia yang kuat, survei menunjukkan bahwa pengusaha kecil memiliki kecenderungan tinggi untuk meminjam dana guna membiayai pertumbuhan bisnis mereka. Survei juga menunjukkan bahwa pengusaha kecil Indonesia memiliki tingkat kepercayaan diri tertinggi untuk memperoleh pinjaman di antara semua pasar yang disurvei.

Tingginya tingkat keyakinan bisnis yang ditemukan di Indonesia ini, bertolak belakang dengan hasil survei pada pasar lainnya, terutama di Australia dan Hong Kong. Survei yang dilakukan pada 6-11 Oktober 2011 itu menjangkau lebih dari 1.500 bisnis di Indonesia, Australia, Hong Kong, Malaysia, Singapura dan Selandia Baru.(net/jpnn)

Paket Kebijakan Rotan Dikeluarkan

JAKARTA- Tiga kementerian akan merilis paket kebijakan pelarangan ekspor bahan baku rotan yang meliputi rotan asalan dan setengah jadi. Antara lain, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Kehutanan.

Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh mengatakan pembahasan mengenai kebijakan tersebut menunggu finalisasi.

Diharapkan, awal pekan depan bisa dilakukan pembahasan sehingga akhir bulan ini dapat ditandatangani. “Kami sudah lakukan beberapa kali pembahasan yang melibatkan kementerian terkait, kementerian perekonomian, bea cukai, surveyor dan sejumlah kalangan. Nah, setelah satu kali pembahasan sebagai finalisasi, mudah-mudahan 30 November ditandatangani,” kata dia kemarin (25/11).

Paket kebijakan tersebut mencakup peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Kehutanan. Deddy menjelaskan, peraturan yang dikeluarkan Mendag membahas pengenai larangan ekspor dan pengaturan antar pulau dan resi gudang.

Sedangkan Menperin akan menetapkan mengenai pengembangan industri barang jadi sesuai roadmap hingga 2014 nanti. Untuk 2012, ada semacam program antisipasi dampak dari pelarangan ekspor rotan.  “Yakni di daerah sentra produksi maupun daerah pengembangan hasil rotan, seperti Sulawesi,” ucapnya.

Sementara, Menhut mengatur tentang batas ambang lestari rotan. Dimana, akan ada aturan tentang batas yang boleh diambil dan dipotong, yaitu semacam annual allowable cutting atau periode yang diperbolehkan memotong rotan dalam setahun.  Dikatakan, selama ini banyak yang memotong melewati ambang batas. (res/jpnn)

Dituntut Mundur, Direktur Pecat Tiga Karyawan

Konflik Internal di RSU Haji Medan

MEDAN-  Akibat menuntut Direktur RS Haji Medan segera mundur dari jabatannya, berakhir tragis terhadap karyawannya. Bukan direktur yang mundur, melainkan direktur membuat kebijakan memecat secara sepihak terhadap tiga karyawannya.

Ketiga karyawan yang dipecat itu, diketahui setelah satu persatu karyawan dipanggil masuk ke Ruang Wakir Direktur III Syampurno Siregar, yang menyerahkan surat pemecatan kepada tiga karyawan yakni Kabag Personalia, Kabag Umum dan Kabag Akutansi.

“Tadi kami dipanggil satu persatu ke ruangan pak Syampurno. Dia menyerahkan surat pemecatan terhadap tiga karyawan, tapi dengan tegas kami menolaknya karena tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” kata Hasbi Tanjung SE MPd, Jumat (25/11).

Dia tidak mau menerima surat pemecatan yang dilakukan Direktur RS Haji Medan, dr HMP Siregar. Karena itu, tiga karyawan ini akan melakukan tindakan penuntutan balik kepada direktur karena sudah memecat secara sepihak.

“Saya tidak mau menerima surat itu. Yang kami mau dan teman-teman adalah surat pengunduran diri direktur,” kata Hasbi yang merupakan Kabag Personalia dan juga Ketua Forum Karyawan RS Haji Medan.

Hasbi menambahkan meskipun dirinya berserta kedua rekannya dipecat oleh Direktur RS Haji Medan, mereka tetap melakukan aktifitas seperti biasanya. “Kami menuntut dirtektur untuk mudur, kenapa malah dipecat. Jadi kami kami akan buat pengaduan kasus ini ke pihak Disnaker untuk ditindak lanjuti serta kami juga akan melakukan upaya secara hukum,” tegasnya lagi.

Ditempat terpisah, Wakil Direktur III Bidang Admitrasi Syampurno Siregar mengatakan pemecatan tersebut merupakan keputusan dari Direktur RS Haji Medan. Pemecatan dilakukan karena ketiga karyawan tersebut sudah menyalahi prosedur jabatan, makanya direktur melakukan pemecatan terhadap ketiganya.

“Tapi sebenarnya secara pribadi tidak ada permasalahan antara saya dan karyawan,” katanya sambil berlalu pergi meninggalkan RS Haji Medan.

Dari amatan, para karyawan yang mendengar adanya pemecatan terhadap temannya yang dilakukan oleh Direktur langsung secara spontan mendatangi ruang Wadir III.

Sementara itu, Dir RS Haji Medan MP Siregar yang dikonfirmasi wartawan koran ini melalui telepon selulernya, langsung buru-buru menutup teleponnya. “Maaf, saya sedang sibuk,” ujarnya.  (mag-11)

PTPN II dan Masyarakat Dilarang Menggarap

Penanganan Lahan Eks HGU Diperpanjang

Tim Khusus Penanganan Lahan eks Hak Guna Usaha (HGU) dan HGU PTPN II yang dibentuk 7 September 2011 lalu, belum juga menunjukkan hasil. Terutama mengenai maping (pemetaan) lahan yang ditenggat akhir November.

MEDAN- Forum Komunikasi Pemerintah Daerah (FKPD) akhirnya menambah masa waktu hingga Mei 2012 dan melarang PTPN II serta masyarakat untuk melakukan aktivitas okupasi lahan selama pematokan batas lahan dikerjakan.

Plt Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho menegaskan selama masa perpanjangan pemetaan penanganan masalah lahan eks-Hak Guna Usaha (HGU)dan HGU hingga Mei 2012, tidak ada aktivitas okupasi, pemagaran maupun penembokan oleh siapa pun di lahan yang bersengketa. Tim diminta dapat menyelesaikan pemasangan pilar patok batas lebih cepat dari yang ditetapkan. Sebab masih banyak masalah lagi yang harus dibahas terkait temuan lapangan selama pematokan berlangsung.

“Ditegaskan ulang selama maping pemasangan patok batas tidak ada okupasi, pemagaran dan penembokan,” kata Gatot saat memimpin Rapat Koordinasi FKPD di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro, Medan, Rabu (23/11).

Dengan begitu, lanjut Gatot, lahan HGU PTPN II seluas 56.341,75 hektar yang telah diperpanjang serta lahan eks HGU yang tidak diperpanjang seluas 5.873,06 hektar hingga kini masih belum jelas keberadaannya. Pemprov Sumut juga belum bisa merekomendasikan pendistribusian lahan eks-HGU ke masyarakat selama maping lahan dan pematokan batas belum selesai dilakukan. Seperti diketahui, lahan yang dipermasalahkan tersebut saat ini ada di Deliserdang, Langkat, Binjai dan Serdangbedagai.

Ketua Tim Khusus Penanganan Lahan eks-HGU/HGU, Hasiolan Silaen mengatakan dari empat kali pertemuan dan beberapa kali penanganan langsung di lapangan, pihaknya kesulitan memasang patok. Selain lahannya yang luas dan tim yang terbatas, masyarakat juga masih melakukan penolakan dilakukan pematokan. Bahkan saat tim berinisiatif hanya memasang patok di lingkar terluar dan hanya membuat lobang-lobang batas, justru masyarakat menutup lobang kembali dan ada juga yang menanamnya dengan tanaman.

“Banyak hambatan dan tantangan di lapangan. Empat tim tidak bisa cover semua baik di Deliserdang, Binjai, Langkat. Yang sudah selesai hanya di Serdangbedagai namun masih ada beberapa hal yang jadi catatan,” terang Asisten I Pemerintahan Pemprov Sumut itu.

Direktur SDM PTPN II Tamba Karokaro mengatakan selama okupasi dihentikan pihaKnya justru mengalami kerugian hingga Rp10 miliar. Sebab sekitar 230 hektar tanaman tebu mereka justru dibabat masyarakat saat maping lahan eks HGU/HGU dilakukan.

Beberapa karyawan PTPN II sudah mendesak agar hal tersebut tidak dibiarkan. Sebab jika dibiarkan masyarakat justru semakin berani menggarap lahan yang masih dalam penguasaan PTPN II. “Kami juga minta ada ketegasan bagi masyarakat agar tidak juga melakukan okupasi,” kata Tamba.

Sementara itu Sekretaris Komisi A DPRD Sumut Mustofawiyah Sitompul mengatakan komisi A tidak pernah mendapatkan laporan masyarakat atau warga melakukan okupasi tanaman milik PTPN II.

Justru sebaliknya laporan yang mereka temukan ada selama ini lahan warga yang sudah lama digarap malah dirusak. Untuk itu politisi Partai Demokrat tersebut meminta PTPN II membersihkan lingkungan internal mereka dulu. Sebab bisa saja okupasi justru dilakukan orang-orang suruhan dari internal PTPN II yang sudah mengetahui bahwa lahan tersebut akan dibebaskan.

Setelah pembahasan yang cukup alot dilakukan sekitar dua jam, akhirnya diambil kesimpulan agar pemetaan tetap terus dilakukan hingga berhasil menentukan patok tapal batas eks HGU/HGU. Setelah itu baru dicarikan jalan keluar baik masalah perkampungan atau tanaman warga yang masuk dalam wilayah perpanjangan HGU maupun permasalahan pendistribusian lahan eks HGU.(ari)