26 C
Medan
Sunday, December 28, 2025
Home Blog Page 14319

Obati 1.500 Masyarakat Medan

Ulang Tahun ke-26 Pernikahan dr Sofyan Tan Ginting dan Elinar br Bangun

Pasangan dr Sofyan Tan Ginting yang juga Wakil Ketua Bidang UKM DPD PDI Perjuangan Sumut dengan Elinar Br Bangun punya cara tersendiri dalam memperingati 26 tahun perkawinannya, Minggu (4/12).

Bersama dua dari empat anaknya yakni Cindy Yani Harjatanaya dan Davin Iskandar Harjatanaya, ulang tahun pernikahan pun dilaksanakan di Jambur Ernala Perumnas Simalingkar.

Ulang tahun ini ditandai pemotongan tumpeng juga dihadiri Wakil Ketua Bidang Kesehatan, Buruh dan Pemberdayaan Perempuan Sarma Hutajulu, Bendahara DPD PDI Perjuangan Sumut Hj Meinarti Rehulina Bangun, Wakil Bendahara PDI Perjuangan Sumut Suryani. Anggota DPRD Medan Daniel Pinem dan Ketua PAC PDI Perjuangan Medan Tuntungan Halpian S Meliala.

Kebahagian dari ulang tahun pernikahan Sofyan dan Elinar juga dirasakan 1.500 masyarakat Medan terutama dari Medan Tuntungan dan Medan Baru yang mendapatkan pengobatan kesehatan gratis yang ditangani 40 dokter spesialis dibantu 10 perawat dan empat apoteker.

Obat yang disiapkan pun beragam untuk penyembuhan penyakit yang dikeluhkan masyarakat. Bagi masyarakat yang membutuhkan perawatan lebih lanjut, panitia bakti sosial juga akan dibantu penyembuhannya ke rumah sakit.

Itulah tekad yang dicanangkan dr Sofyan Tan Ginting yang juga Ketua Dewan Pembina Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda dan Ketua Yayasan  Ekosistem Lestari. Ia memilih menggelar bakti sosial merayakan ulang tahun lebih berharga daripada menghamburkan uang dengan ulang tahun di hotel berbintang yang kebanyakan dihadiri orang mampu.

‘’Sewaktu Pilkada Medan beberapa waktu lalu, masyarakat di kawasan ini memberi dukungan yang besar kepada saya.
Karenanya, dalam memperingati 26 tahun perkawinan saya, digelar acara Pengobatan Gratis PDI Perjuangan Sumut bersama dr Sofyan Tan Ginting,’’ katanya.

Sofyan menyebut, pihaknya mempersiapkan acara dengan matang dengan melibatkan para dokter spesialis dan obat yang berkualitas baik. ‘’Banyaknya masyarakat yang datang berobat ke jambur ini menunjukan masyarakat membutuhkan pelayanan kesehatan optimal di Medan,’’ katanya.

Tokoh pendidikan ini mengatakan, meski ada layanan pengobatan gratis yang dilaksanakan Pemko Medan bersama instansi terkait, nyatanya masyarakat banyak yang kecewa karena birokrasi mendapatkan kartu pelayanan gratis, bayar obat atau terkadang tak ada dokter.

Ia mengatakan, Fraksi PDI Perjuangan DPR telah menggagasi RUU Jaminan Kesehatan dan Sosial agar masyarakat miskin tanpa surat miskin dari lurah atau kepala desa bisa mendapat layanan kesehatan yang optimal.
‘’Tahun 2014, semoga PDI Perjuangan mampu memimpin bangsa agar pelayanan pendidikan, kesehatan dan pendapatan yang mencukupi dapat terwujud. Kita wujudkan masyarakat sehat bersama PDI Perjuangan. PDI Perjuangan berpihak pada orang kecil dengan memberikan karya nyata,’’ katanya.

Sofyan mengucapkan terima kasih atas dukungan pengurus DPD PDI Perjuangan Sumut, DPC PDI Perjuangan Medan dan PAC Medan Tuntungan serta masyarakat yang menyukseskan acara bakti sosial. Ia menambahkan bakti sosial juga telah dilaksanakan di Batubara. Setelah Medan, acara serupa juga akan digelar di Tanah Karo. (*)

Dinkes Tolak Anggaran DBD

Pembahasan Rancangan APBD 2012

MEDAN- Komisi D DPRD Kota Medan ngotot agar biaya perobatan bagi pasien demam berdarah (DBD) sebesar Rp3 miliar ditampung dalam APBD 2012. Hal ini dimaksudkan agar penderita DBD yang tak masuk dalam program Jamkesmas dan JPKMS dapat berobat gratis.

Namun, usulan anggota DPRD Kota Medan ini dimentahkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan Edwin Effendi. Dia menolak anggaran biaya perobatan bagi pasien DBD sebesar Rp3 miliar itu, dimasukkan dalam APBD 2012. Dia beralasan, saat ini program kesehatan masyarakat bagi warga Medan sudah ditampung dalam Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Medan Sehat (JPKMS).

“Untuk anggaran itu tidak bisa, karena anggaran yang ada saja sudah berdasarkan perkiraan dan kebutuhan. Kalau ditambah, nanti bisa mengganggu program yang sudah ada,” kata Edwin Effendi menanggapi pertanyaan anggota DPRD Medan Salman Alfarisi terkait tidak ditampungnya dana bagi perobatan pasien DBD dalam APBD 2012 dalam rapat pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang R-APBD 2012 di gedung dewan, Sabtu (3/12).
Edwin menjelaskan, program kesehatan masyarakat Kota Medan saat ini telah dicover semua dalam Jamkesmas dan JPKMS. “Mau dibuat anggaran apalagi? Sementara masalah kesehatan sudah tercover dalam program JPKMS dan Jamkesmas,” tuturnya.

Tidak hanya itu, Edwin juga enggan mengurangi anggaran JPKMS sebesar Rp37 miliar untuk diambil sebagian untuk pembiayaan pengobatan pasien DBD sebesar Rp3 miliar.

“Anggaran itu sudah sesuai dengan kebutuhan, itu tidak mungkin dilakukan dan ditakutkan dapat mengganggu program yang sedang berjalan saat ini,” ungkapnya.

Menyikapi permasalahan ini, Salman Alfarisi menyesalkan sikap Dinas Kesehatan Kota Medan. “Ini sangat tidak rasional, mengingat anggaran yang dimiliki Pemko Medan cukup besar,” ungkapnya.

Dijelaskan Salman, ada beberapa alasan kenapa sangat diperlukan anggaran pengobatan bagi pasien DBD ini. Pertama, tidak adanya jaminan semua warga miskin ditampung dalam JPKMS dan Jamkesmas, akibat kelemahan pendataan. Kedua, penyakit DBD merupakan prioritas, sebab akan mengakibatkan kematian jika tidak segera ditanggulangi.

“Terus, masyarakat yang belum mempunyai asuransi tidak banyak. Pertimbangannya, ada program Jamkesmas, JPKMS dan Askes bagi masyarakat yang mampu itu sudah mempunyai dan yang tidak mempunyai inilah yang akan menjadi sasaran dari program ini,” jelasnya.

Dalam permasalahan ini, Salman juga menuding Pemko Medan tidak respon terhadap masalah kesehatan masyarakat, karena tidak memasukkan anggaran untuk biaya perobatan pasien DBD. “Ini sudah pernah menjadi rekomendasi DPRD agar anggaran ini ditampung, namun tidak pernah dilakukan Pemko Medan,” ungkapnya.

Salman menilai, jika pada 2012 Pemko Medan dalam hal ini Dinas Kesehatan tidak juga menganggarkan untuk pengobatan pasien DBD, berarti Pemko Medan tidak serius menyikapi masalah kesehatan di Kota Medan. “Ini yang harus kita garis bawahi,” ungkapnya.

Sementara Ketua Komisi B DPRD Medan Roma Parulian Simaremare mengatakan,  Komisi B akan membawa masalah ini ke rapat Badan Anggaran (Banggar) sehingga nantinya bisa dibahas bersama antara Pemko Medan dan DPRD. “Jika Dinkes Medan tidak mau, Komisi B DPRD Kota Medan akan membawa masalah ini ke tingkat Badan Anggaran untuk dibahas,” ungkapnya.

Senam Sehat Sumut Pos Sediakan Waktu Luang Berolahraga

MEDAN- Untuk yang ketiga kalinya, senam minggu sehat bersama Sumut Pos kembali digelar di Lapangan Sepak Bola Pasar VII Mariendal I Jalan Besar Mariendal. Minat warga Mariendal semakin tinggi untuk mengikuti agenda rutin yang diadakan Sumut Pos, terbukti banyak peserta dari semua kalangan mengikuti senam minggu sehat tersebut.
“Ya, senam sehat ini sudah ketiga kalinya di Mariendal. Kami senang melihat warga yang semakin antusias  mengikuti senam ini. Bahkan, anak-anak dan orangtua mengikuti senam ini. Selain senam, ada lucky draw berhadiah ,” kata seorang Panitia, Adenan Nainggolan,  Minggu (4/12)

Menurut dia, senam minggu sehat ini sebelumnya sudah beberapa kali digelar dibeberapa tempat berbeda. Selain memberikan pemberitaan terbaik, senam sehat dilakukan agar warga Kota Medan lebih sehat dan bugar. “Kita tahu setiap harinya, warga Medan khususnya Mariendal sibuk aktifitas dan hanya sebagian yang berolahraga, jadi kami manfaatkan hari libur yakni hari minggu dengan kegiatan senam sehat,” ujarnya.

Senam sehat tersebut, dipandu oleh beberapa instruktur cantik yang tergabung dalam ASIAFI (Asosiasi Senam Instruktruktur Aerobik Fitnes Indonesia). Selain itu, ada pemeriksaan kesehatan yang bekerjasama dengan Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Tampukasih Mariendal, pemeriksaan kepadatan tulang dan tingkat osteoporosis oleh tim medis BIO CALCI 72 serta peserta dibolehkan mencicipi mie instant spageti La Fonte. (mag-11)

Kejari Bidik 5 Lurah

Penggelapan Retribusi Sampah

MEDAN- Kerugian akibat dugaan penggelapan reribusi sampah yang dilakukan sejumlah lurah di Kota Medan mampu ditekan Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan. Tunggakan restribusi sampah tahun anggaran 2004 hingga 2010 yang mencapai Rp13,6 miliar, kini tinggal Rp4,6 milliar.

“Tak selamanya, upaya pencegahan terhadap korupsi selalu memakai upaya penindakan semata, akan tetapi bagaimana kesadaran untuk mengembalikan keuangan negara yang mungkin karena ketidaktahuan, dipakai,” ujar Kasi Pidsus Kejari Medan Dharmabella Timbasz SH MH kepada wartawan, Sabtu (3/11).

Namun begitu, bagi yang tetap tidak kooperatif mengembalikan retribusi sampah itu ke kas negara, sanksi tegas pun dilakukan. Hingga kini, penyidik telah menetapkan tiga mantan lurah menjadi tersangkanya, yakni IG mantan Lurah Sei Putih Tengah, AF mantan Lurah Siderejo dan J mantan Lurah Sei Rengas II.

Menurut Timbasz, dari hasil penyidikan, terungkap bahwa para mantan lurah ini tidak ada niat baik untuk mengembalikan kutipan restribusi sampah tersebut. Disebutkannya, kemungkinan akan ada lima lurah lagi yang akan menjadi tersangka dan kini masih diburu. Lima orang tersebut saat ini sudah tidak menjabat lagi sebagai lurah di tempat itu atau sudah pindah tugas.

“Dugaan keterlibatan kelima orang ini memang sangat kuat. Tapi sampai saat, kami belum menetapkannya sebagai tersangka,” ujar Dharmabella.(rud)

Tinju PNS di Ruang Kepala Dinas, Pejabat Eselon III Dinkes Sumut Ditahan

MEDAN- Kepala Sub Bagian Umum (Kasub Bag) Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Dinkes Sumut) Drs Mansyur (54)  resmi ditahan dalam kasus penganiayaan terhadap bawahannya, Penanggung Jawab Administrasi Kepegawaian dan Umum Dinkes Sumut Asrarul Hayat (40) warga Jalan Pukat II, Kelurahan Banten Timur, Medan Tembung.

Kepada wartawan, Kanit Jahntanras Polresta Medan AKP Yudi Frianto, Minggu (4/12) menegaskan pihaknya telah menahan tersangka sejak Sabtu (3/12) kemarin.  Penahanan itu dilakukan setelah dilakukannya pemeriksaan terhadap tersangka.

“Secara resmi kami telah melakukan penahanan tersangka pada Sabtu, karena tersangka ditangkap pada Jumat petang,” ujarnya. “Kami menahan tersangka karena kami juga sudah memeriksa sejumlah saksi,” tambahnya.

Dia menyebutkan, dalam pemeriksaan itu, tersangka terbukti melanggar pasal KUHP 351 dengan ancaman hukuman minimal 5 tahun penjara. “Keputusan tersangka untuk ditahan karena ada bukti-bukti yang menguatkannya melakukan tindak pidana,” tegasnya.

Yudi menambahkan, tersangka kini mendekam di rumah tahanan sementara Polresta Medan. Untuk lebih lanjutnya, pihaknya melakukan penyidikan dan pemeriksaan terhadap tersangka dan kemudian dilakukan pengiriman tahap dua ke Kejari Medan.

Untuk diketahui, peristiwa pemukulan dilakukan tersangka, Senin (15/11) sekira pukul 14.25 WIB. Ketika itu, korban dan tersangka sama-sama berada di ruang tunggu Kepala Dinas Kesehatan Sumut. Korban diketahui hendak memasukkan berkas untuk ditandatangani Kadis Kesehatan Sumut, dr Chandra Syafei Sp OG.

Tapi, saat korban hendak membuka pintu ruangan Kadis, tersangka memaki korban dengan perkataan kasar tanpa sebab yang jelas.

Mendapat makian, korban menanyakan maksud perkataan tersangka. Tanpa disangka tersangka langsung melakukan pemukulan pada korban, Akibatnya, bagian belakang kepala korban, menderita luka memar dan bengkak sehingga korban harus mendapat perawatan di rumah sakit.  Usai mendapatkan perawatan, korban membuat pengaduan ke Polresta Medan. (gus)

Kualitas Jurnalis Perempuan Harus Ditingkatkan

MEDAN- Berdasarkan pendataan yang dilakukan Lembaga Studi Pers dan Pembangunan, dari 100 ribu jurnalis yang ada di Indonesia, hanya 17 persen jurnalis perempuan berkontribusi menentukan isu-isu aktual yang harus diangkat dalam perspektif perempuan. Selain itu, jumlah jurnalis perempuan yang berperan dalam struktur media pengambil keputusan masih sangat minim.

“Persentase perempuan sebagai editor, kepala bidang atau departemen maupun sebagai pemilik media hanya berkisar lebih kurang 0,6 persen saja,” ujar Plt Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pudjo Nugroho diwakili Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sumut, Asren Nasution usai membuka Pelatihan Jurnalisme Perspektif Gender dalam menyambut HUT Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) ke-4, yang bekerjasama dengan Dewan Pers di Grand Swiss-BelHotel Medan, Sabtu (3/10).

Dia mengatakan, keterbatasan tersebut membuat perempuan sering menjadi objek pemberitaan yang terkadang merugikan harkat dan martabat perempuan itu sendiri. “Untuk itu, besar harapan di Sumut agar jurnalis perempuan dapat merefleksikan kondisi ini dengan melakukan konsolidasi secara internal organisasi dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia jurnalis perempuan yang handal, tangguh, ulet, visioner dan professional,” ujarnya.

Ketua Dewan Pers Bagir Manan mengatakan kini pers dalam pemberitaannya terlalu bebas dan banyak yang tidak mematuhi Kode Etik Jurnalistik, sehingga terkadang pemberitaan tersebut malah merugikan masyarakat.
“Pers sangat bebas, malah terlalu bebas. Banyak pemberitaan tidak berimbang, kedepannya harus diperbaiki,” ucapnya.     “80 persen kami terima laporan karena berita tidak cek and recek,” tambahnya.

Dalam pelatihan tersebut ada ada empat pemakalah yang hadir seperti Helga Worotin  dari Lentera Indonesia, dilanjutkan materi dari Dra Masruchah  dari Komnas Perempuan ,  Mariana Amiruddin dari Pimred Jurnal Perempuan) dan  Maria Hartiningsih  dari Kompas. (mag-11)

Pemko Medan Buka Pasar Murah

MEDAN- Menyambut Natal 2011 dan Tahun Baru 2012, Pemko Medan melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Medan kembali membuka pasar murah dimulai 13 sampai 23 Desember di 48 titik Kota Medan. Pelaksanaan pasar murah ini dioperasikan di kantor camat dan kantor kelurahan.

Kepala Disperindag Kota Medan Syafrizal Arief menjelaskan kegiatan tersebut dalam rangka menyambut hari besar keagamaan natal dan tahun baru. “Kami sedang melakukan pembahasan lokasi yang di prioritaskan untuk pasar murah, yang jelas kegiatannya sama seperti pasar murah jelang lebaran lalu,” katanya akhir pekan kemarin.

Dia menyebutkan, barang yang dijual di pasar murah meliputi  minyak, gula, telur, sirup, beras, tepung terigu, dan jenis bahan-bahan pokok lainnya. Disperindag mengeluarkan dana Rp500 juta untuk kegiatan ini. Selain pasar murah natal dan tahun baru akan digelar di hari Imlek dan devawali, tapi masih dipertimbangkan.

Ketua komisi C DPRD Kota Medan Jumadi menuturkan dalam kegiatan pasar murah diminta agar Disperindag ketat melakukan pengawasan terhadap penjualan barang di tingkat kelurahan. Pasalnya, diduga banyak dijual kepada orang lain yang bukan sasaran. “Diduga oknum di kelurahan, jadi simpan saja barang-barang pasar murah di kantor kelurahan, supaya bisa lebih terkontrol,” sarannya.

Dia juga menyebutkan, pada pasar murah menjelang lebaran,  selain barang tidak tepat sasaran Disperindag juga dikeluhkan warga karena barang yang dijual selalu minim dan bobotnya kurang. Untuk itu, dia meminta agar distribusi barang pasar murah semuanya disimpan di kantor lurah. Karena selama ini ada kecurigaan pengurangan bobot itu ada ditingkat kelurahan. “Jadi lebih baik disimpan di kantor lurah. Kalau bobotnya kurang, pasti ada permainan di kantor lurah,” pintanya. (adl)

Siswa SMAN 7 Medan Wajib Bayar Perbaikan Listrik

MEDAN- Wali murid SMAN 7 Medan sesalkan pihak sekolah yang membebankan para siswa membayar biaya perbaikan intalasi listrik di sekolah tersebut pada tahun ajaran 2011/2012. Ironisnya, setiap siswa harus membayar sebesar Rp165 ribu.

Hal itu diungkapkan wali murid kelas 10 SMAN 7 Medan, Anwar saat dikonfirmasi, Jumat (2/12).
“Kewajiban ini seharusnya diselesaikan oleh pihak sekolah karena itu ada anggaran dari pemerintah untuk perawatan sarana dan prasarana sekolah berstatus negeri. Namun kewajiban itu malah dibebankan kepada seluruh siswa tanpa terkecuali. Bahkan jika siswa yang tidak mau membayar akan dikenakan sanksi tidak boleh mengikuti ujian mid semester,” tarangnya.

Anwar mengakui, anggaran wajib tersebut sudah ditagih sejak pertengahan September lalu. Meski sempat ditolak sebahagian siswa, namun pihak sekolah tetap berdalih jika iuran ini harus dipenuhi oleh siswa.

Pihak sekolah, bilang Anwar, terus mendesak seluruh siswa kelas 10-12 segera melunasi perbaikan itu. “Akhirnya seluruh siswa harus membayar iuran tersebut jika ingin mengikuti ujian mid semester. Tapi yang mengherankan hanya lampu kelas yang dipergunaan siswa saja yang terputus, sementara listrik kantor guru dan kepala sekolah terus menyala,” ujarnya.

Bahkan renovasi sekolah yang sedang dilakukan selalu menggunakan listrik.
Kejadian ini, lanjut Anwar, telah dilaporkan kepada wali kelas muridnya, tapi wali kelas yang bernama Boston Pasaribu tidak bisa membantu banyak.

“Malah dia (Boston) mengimbau saya untuk mengikuti permainannya saja,” sesal Anwar saat  ditemui di kawasan Polonia Medan. Selain itu, sebutnya, keganjilan juga terlihat setelah pembayaran, karena anaknya tidak menerima kwitansi sebagai tanda bukti pembayaran.

Bahkan ketika disinggung mengenai hal itu, wali kelas menyebutkan sudah aturan dari komite sekolah.
Mendapatkan jawaban yang tidak menyenangkan dari wali kelas, Anwar mempertanyakan kepada Kepala SMAN 7, Muhammad Daud dengan pertanyaan sama.

“Semuanya melemparkan ke komite ketika saya tanya. Kasihan sekali siswa-siswa yang tidak mampu harus mencari duit.  Rp165 ribu itu termasuk besar bagi beberapa orang tua murid (wali murid),” kata Anwar.
Bahkan, sejumlah informasi yang dia peroleh ada beberapa wali murid yang harus menjual barang-barangnya seperti jam tangan atau mencari kaleng bekas dan menjualnya untuk memenuhi kutipan itu.

Kepala SMAN 7 Medan, Muhammad Daud saat ditemui di ruang kerjanya sempat menolak dikonfirmasi dengan alasan akan melaksanakan salat Jumat meskipun saat itu masih menunjukkan pukul 11.10 WIB.
Meskipun didesak berbagai pertanyaaan, ia enggan berkomentar soal kutipan Rp165 ribu yang digunakan untuk memperbaiki instalasi listrik. Daud hanya mengakui, memang ada kutipan Rp165 ribu untuk memperbaiki instalasi listrik.

“Iya ada, tapi nanti saja, saya mau salat Jumat. Kalau mau tau mengenai kutipan itu, tanya aja langsung sama pihak komite,” buangnya sembari meninggalkan wartawan.

Sementara itu, Ketua Komite Sekolah SMAN 7 Medan, yang juga merupakan Kepala Dinas Pendidikan Sumut Syaiful Safri, mengakui bahwa memang ada iuran yang dibebankan kepada siswa untuk memperbaiki instalasi listrik.
Akan tetapi, Syaiful membantah kalau iuran tersebut diwajibkan oleh seluruh siswa, justru  bersifat tidak memaksa.
“Ini hanya kita kutip bagi yang mau bayar, kalau yang tidak mau tidak usah. Dan Itu merupakan kesepakatakan musyarawah yang dihadiri 1.000 wali murid SMAN 7 Medan. Gak usah kau dengar wali murid,” ungkapnya.

Menurut Syaiful, kutipan dilakukan untuk meningkatkan sarana dan prasaran karena di sekolah itu memang masih kurang. Selama ini, lanjutnya, sekolah dituntut untuk meningkatkan sarana dan prasarana. “Untuk itulah diharapkan kerjasama orangtua, pemerintah, dan dunia usaha,” lanjutnya.

Disinggung mengenai ancaman bagi siswa yang tidak membayar, tidak dibolehkan mengikuti ujian mid semester, Syaiful membantahnya. Syaiful mengatakan, jika kutipan itu bisa dibayar dengan cara mencicil suapaya tidak memberatkan orangtua siswa.

“Tidak benar itu dan tidak wajib kutipan itu,” tegasnya.
Menyikapi hal itu, Anggota Komisi B DPRD Medan, T Bahrumsyah sangat menyayangkan adanya kutipan di SMAN 7 Medan.

Menurut Bahrum sekolah tersebut merupakan aset pemerintah dan memiliki anggaran khusus yang diperuntukkan sarana dan prasarananya. “Anggaran pemeliharaan fasilitas inikan  ada anggarannya. Kalau memang tidak ada jangan dibebankan ke siswa. Ini menjadi tanggungjawab dinas pendidikan,” ungkapnya.(uma)

Sumut Libatkan 1.000 Peserta

Peringati Hari Aksara Internasional

MEDAN- Memperingati Hari Aksara Internasional (HAI) ke-46 tahun 2011, Provinsi Sumatera Utara akan
melaksanakan kegiatan tersebut dengan melibatkan sekitar 1.000 peserta dari 33 Kabupaten/Kota se Sumut.
Puncak kegiatan HAI ini nantinya akan diadakan di Simpang Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara mulai 6-8 Desember 2011 yang direncanakan dibuka langsung oleh Plt Gubsu H Gatot Pujonugroho ST.

Hal ini diungkapkan Kabid PAUD/PNFI Disdiksu Bambang Siswanto SE didampingi Kasi Dikmas Ongku Indra Harahap SH kepada wartawan di ruang kerjanya, kemarin (2/12).

Dijelaskan Bambang, peringatan HAI berawal dari pertemuan Menteri Pendidikan sedunia di Teheran pada tahun 1965, yang mengusulkan kepada UNESCO agar melaksanakan usaha pemberantasan buta huruf secara internasional dan menetapkan HAI pada tanggal 8 September. Selanjutnya kepada negara anggota UNESCO disarankan agar melaksanakan kegiatan tersebut.

“Sebagai anggota UNESCO, Indonesia telah melaksanakan kegiatan peringatan Hari Aksara itu baik di tingkat nasional maupun di tingkat provinsi. Provinsi Sumut telah melaksanakan peringatan HAI tersebut pada peringatan HAI ke-16 tahun 1981 di Desa Tunggurono, Kabupaten Deliserdang, dengan tuan rumah kabupaten/kota se Sumatera Utara secara bergilir dan berkesinambungan,” sebutnya.

Masih menurut Bambang, Provinsi Sumut pernah menjadi tuan rumah peringatan HAI tingkat nasional pada tahun 1987 yang dilaksanakan di Lapangan Alun-alun Amir Hamzah Stabat, Kabupaten Langkat, yang dihadiri oleh kontingen provinsi seluruh Indonesia .

Sedangkan peringatan HAI ke-46 tingkat nasional telah dilaksanakan di Jakarta pada 23 Oktober 2011 lalu, yang diikuti 33 kontingen provinsi se Indonesia.

Pada kegiatan tersebut, Mendikbud Prof M Nuh menyerahkan anugerah aksara kepada Bupati/Walikota yang berhasil melaksanakan pemberantasan buta aksara di kabupaten/kota masing-masing. Sementara Provinsi Sumut tahun ini telah menerima anugerah tersebut yaitu Bupati Kabupaten Pakpak Bharat.

“Adapun rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan pada kegiatan HAI ke-46 Provinsi Sumut itu adalah, lomba tutor kegiatan formal, lomba warga belajar kegiatan formal, lomba kelompok belajar kegiatan formal, lomba tutor pendidikan anak usia dini (PAUD), lomba pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), lomba taman bacaan masyarakat (TBM), lomba penilik, lomba pengelola kursus dan lomba lembaga kursus,” terang Bambang.

Selain itu, juga diselenggarakan kegiatan seminar pendidikan non formal dan informal, pentas seni warga belajar dan upacara puncak kegiatan Hari Aksara Internasional. Sementara untuk lomba pentas seni warga belajar PAUDNI dan lomba stand pameran dilaksanakan pada saat pameran berlangsung. (uma)

Romantisme Sang Legenda

Mr Big Guncang Medan

Dan seisi Pardede Hall pun bernyanyi Come on baby, Come on over, Let me be the one to show you. I am the one who the one to be with you. INGAT sepenggalan bait tersebut? Ya, Mr•Big mengguncang Medan, tadi malam. Sang legenda rock internasional dari Amerika itu membawa suasanaromantis dalam kunjungan perdananya di Medan. Dengan sejumlah hits yang sangat familier di telinga anak muda bandlegendayangngetopdiera1980anhingga 1990an ini disaksikan penonton berusia muda, usia 20 hingga 30 tahun. Tampil selama 2 jam penuh dengan membawakan 23 lagu, kualitas vokal Eric Marten masih menimbulkan decak kagum kawula muda Medan. Bahkan dalam beberapa kesempatan, PaulGilbert(gitar), BillySheehan (bass) danPat Torpey (drum) memperlihatkan skill individu mereka memainkan alat musik.

Kisahbubaryangterjadipada2002lalunyaris tak berbekas, dibungkus kekompakan dan harmonisasi khas grup band papan atas. Lagu-lagu, seperti Daddy Brother Lover Little Boy, Alive n Kickin, Green Tinted 60’s Mind, Undertow, American Beauty, Take Cover, Just Take My Heart, Once Upon a Time, Anything For U, A Little to Loose, Road To Run, Temperamental, Still Aint Enough For Me, Price You Gotta Pay, Take a Walk, PromiseHertheMoon, Around the World, As Far As Can See, Addicted to That Rush, To Be With U, Wild World, Colorado Bulldog, dan Smoke On The Water, semuamulusdimainkan. Tepuk riah penonton terhadap permainan mereka juga tidak berhenti.

“Wewantplaythe song, this so famous in Indonesia.” Mendengar perkataan tersebut, penonton kembali riuh. Terpikirmerekaakanmenyanyikan To Be With You yang terkenalpada1991. Tetapipadakenyataanya, Promise Her The Moon yang muncul. Walau kecewa, tetapi tepuk tangan dan sorakan kegembiraan tetap diberikan. Jelang akhir penampilan, spontan Eric Marten menutup konser mereka. Padahal, lagu yang ditunggu-tunggu belum dinyanyikan. Serentak, penontonberteriak“Wewantmore” secara berulang. Setelah menunggu berapa menit, akhirnyamuncul suara parapengeran. “Oh Medan, you are so great. Thank you my brother and sister,” ungkap sang vokalis. Akhirnya, mengalunlah To BeWithYou, yang dinyanyikanbersamapenonton.

Setelah, lagu legenda, lagulegenda WorldWild punikutdinyanyikan. Akhirpenampilan, MRBIGmenyanyikanlaguyangdipopulerkanolehDeepPurple, Smoke On The Water. Dan dilagu ini, 4 sekawan ini bertukar posisi. Tampil selama 2 jam penuh dengan membawakan 23 lagu, kualitas vokal Eric Marten masih menimbulkan decak kagum kawula muda Medan. Bahkan dalam beberapa kesempatan, PaulGilbert(gitar), BillySheehan (bass) danPat Torpey (drum) memperlihatkan skill individu mereka memainkan alat musik. SepertiEricMarten yang bermaingitar, Paul GilbertdanBillySheehanmenabuhdrum, dan Pat Torpeymenjadi vokalis. Tampil bergaya yang kasual, penampilan musisi ini patut diacungi jempol. Bagaiman tidak, dalam beberapa kesempatan, vokalis berjingkrak mengikuti lagu.

Dalam acara perayaan Arthur Guinness yang dirayakan diseluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia, Medan pada khususnya mendapat kebagian seremoni produk minuman bir ini. Untuk Medan sendiri, diisi oleh Mr Big dan /rif. Di Indonesia, Medan terpilih penyelanggaraan. Perayaan ini, awalnya diselenggarakan sejak 2009, yang saat itu telah mencapai usia 250 tahun. Untuk tahun ini, perayaan Arthur Guinness ini kembali hadir pada 22 September, yang dirayakan di Pulau Irlandia (Dublin, Cork, Limerick, dan Belfast-Irlandia Utara). Yangmenghadirkan60artisinternasionaldan lokal yang tampil di 7 studio dan 33 pub. Setelah itu masuk ke negara Malaysia, Indonesia, Eropa, Karibia dan seluruh dunia. (ram)