28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14326

M Khaidir atau Raja Isa

MEDAN- Meskipun CEO PSMS belum ditunjuk, namun bursa pelatih terus mengusik persiapan PSMS yang hingga kini belum punya pelatih kepala. Dua kandidat dikabarkan sedang menanti kepastian manajemen, mereka adalah Raja Isa dan M Khaidir.

Belakangan nama Raja Isa diapungkan ke permukaan oleh segelintir manajemen, setelah beberapa nama berseliweran tanpa kejelasan seperti Abdur Rahman Gurning, M Khaidir dan Roberto Bianchi.

Pelaksana teknis PSMS Benny Tomasoa membantah hal tersebut. “Dia (Raja Isa, Red) tak jadi ke Persik. Kabarnya anggaran Persik tak cukup. Jadi peluang ke PSMS kembali terbuka. Saya sudah berbicara dengan dia dan kemudian saya arahkan agar dia berdiskusi dengan Nanda. Dia juga sudah memberikan program kepelatihannya kepada saya, jadi sekarang tergantung keputusan PSMS apakah akan direkrut atau tidak,” jelasnya, Kamis (10/11).

Menurutnya, yang harus menjadi pertimbangan PSMS untuk segera merekrut pelatih kepala, yakni terkait kick-off lanjutan IPL yang sudah sangat mepet. “Tak ada waktu main-main lagi. Pelatih kepala harus segera ditentukan,” ujar Benny.

Kata Benny yang sempat menyatakan mundur dari kepengurusan PSMS karena gagal membawa PSMS masuk ISL musim lalu bilang, Raja Isa tidak begitu meminta bayaran mahal. “Lagipula, harga yang ditawarkan cukup wajar termasuk membutuhkan sebuah rumah dan satu unit mobil. Apalagi, pengalamannya di klub-klub Indonesia membuatnya mengenal budaya Indonesia. Jadi saya rasa tak sulit untuknya beradaptasi dengan tim,” ujar mantan asisten manajer PSMS dua musim berturut-turut itu.

Raja Isa yang dikonfirmasi melalui telepon selular menyatakan, dirinya sudah terlibat pembicaraan formal dengan Nanda dan Fityan di Jakarta, Rabu (9/11) lalu. Pembicaraan sudah mengarah pada program kerja dan nominal kontrak. Raja menawarkan konsep kepelatihan bertahap berikut target capaian, rentang tiga tahun hingga delapan tahun.
Ia menyatakan tak hanya melatih level senior, pembinaan untuk mempersipkan dasar karakter permainan juga akan diberikan pada di tim binaan PSMS. “Bukan hanya lisan, secara tertulis gagasan dan konsep ini sudah saya send by email kepada Benny Tomasoa,” terangnya.

Raja Isa menyebutkan tidak akan mengganggu komposisi tim yang sudah diracik Suharto dkk. “Saya akan mengadaptasi, karena itu berpotensi menciptakan ketidakharmonisan. Saya kenal baik dengan Suharto, saya paham bagaimana karakter kepelatihannya. Dia peracik yang hebat dan tidak akan sulit bekerjasama dengannya,” kata Raja Isa.

Namun Raja Isa juga mengharapkan kepastian dari manajemen secepat mungkin. Pasalnya, 10 hari jelang kick-off akan digunakannya khusus untuk pematangan taktikal, memetakan kekuatan dan kelemahan lawan.

Sementara itu, M Khaidir yang hadir di Stadion Kebun Bunga memantau permainan klub PSMS melawan PS Tasbi pada laga lanjutan Turnamen Piala Wali Kota Medan, mengaku kecewa terhadap pengurus PSMS. “Sedikit kecewa. Selaku warga Medan saya tentu berkeinginan kuat untuk melatih tim kebanggaan warga Medan. Ini terbukti dari penolakan yang saya lakukan kepada sejumlah klub di Jawa maupun di luar Jawa,” tegasnya.

Yang sangat disesalkan, sambungnya, pengurus PSMS memang sudah sempat membicarakan perihal akan direkrutnya Khaidir menjadi pelatih kepala. “Pembicaraan memang belum cukup serius. Namun, terakhir berkomunikasi saya disuruh menunggu. Sementara tawaran dari klub lain sudah saya tolak. Saat ini saya tinggal mempertimbangkan klub lain yang akan meminang saya.” kata Khaidir.

Namun, andai pengurus kembali akan mempertimbangkan merekrutnya sebagai pelatih kepala PSMS, Khaidir mengaku tetap akan menerimanya. “Ini menyangkut membela daerah asal,” tuturnya. (saz)

PS Tasbi Mundur dari Turnamen PSMS

PS Tasbi memastikan diri mundur dari turnamen PSMS Kamis (10/11). Keputusan mundur dikarenakan kecewa dengan panitia penyelenggara.

Kekecewaan PS Tasbi terhadap panitia membuncah setelah mereka menjalani laga keduanya mengahadapi PS AD kemarin. Tertinggal 0-2, memasuki menit 88, PS Tasbi memutuskan tidak melanjutkan pertandingan setelah terjadi insiden di mana pemain PS Tasbi Syahril Lesmana, di tanduk kepalanya oleh salah satu pemain PS AD.

Syahril memang melakukan pelanggaran, namun pemain PS AD yang dilanggar tak terima dan mengejar Syahril dan menanduknya. Ironisnya wasit tidak mengambil tindakan tegas.

“Kita putuskan mundur dari turnamen. Keputusan mundur yang kita ambil bukanlah keputusan emosional tapi lebih kepada untuk melindungi pemain kita. Dalam hal ini kita menilai panitia tak mampu melindungi tim peserta,” ujar Ketua PS Tasbi, Ricky Fahreza Syafii SH.

Lebih lanjut Ricky juga menjelaskan bahwa mundurnya PS Tasbi bukan karena kekalahan yang mereka dapatkan. “Kalah 2-0 saat melawan PS AD tidak jadi masalah. Dalam pertandingan kalah menang adalah hal yang biasa. Kita bisa menerima kekalahan. Yang kita sesali perangkat pertandingan dalam hal ini wasit tidak mampu mengambil sikap. Ketidakberanian wasit membuat pertandingan berjalan menjurus kasar. Seandainya wasit berani, pertandingan tidak akan berjalan seperti itu,” tegas Ricky.

Mundurnya PS Tasbi sebagai salah satu peserta membuat daftar dosa panitia penyelenggara bertambah. Dari awal turnamen digelar ketidakbecusan panitia telah terlihat. Dimulai dari pembagian jadwal yang telat. Bahkan hingga seminggu setelah turnamen berjalan, tim-tim peserta belum juga mendapat jadwal secara keseluruhan.

Selanjutnya di laga kedua antara PS Perisai dan PS AD terpaksa ditunda karena minimnya pencahayaan lapangan. Meski telah menjadwalkan pertandingan malam, panitia tidak siap untuk menyediakan penerangan yang layak. Dan setelah melakukan pembenahan lampu penerangan, ternyata panitia kembali tidak cermat. “Turnamen PSMS menggunakan lampu taman yang sifatnya otomatis mati jika sudah panas,” beber beberapa pelatih.

Koordinator Pertandingan, Surya Bhakti mengatakan bahwa laga PS Tasbi dan PS AD berjalan normal. “Kesalahan wasit sangat minim. Bahkan PS Tasbi yang memulai melakukan pelanggaran. Hanya saja pelanggaran yang dilakukan PS AD terhadap PS Tasbi tak dibalas dengan emosional, tapi sebaliknya,” jelasnya. (ful)

CEO Tugas Berat

Menilik kesiapan PSMS mengurusi segala bentuk kebutuhan klub untuk berlaga di IPL, seperti CEO, pelatih kepala, kontrak pemain dan lainnya, ternyata masih akan ditentukan hari ini (11/11). Hal ini merujuk setelah konsorsium memberikan tenggat waktu 2X24 jam kepada pengurus PSMS, yang dapat diartikan harus final hari ini (11/11).

Pelaksana teknis PSMS Iswanda Nanda Ramli menjelaskan, usai dirinya berangkat ke Jakarta bersama pelaksana teknis lain Fityan, baru hari ini (11/11) semua akan dibicarakan dengan Ketum PSMS. “Hari ini (Kemarin, Red) saya masih kurang fit. Besok (Hari ini, Red) saya dan Idris akan bertemu Ketum untuk menentukan siapa yang memang layak menjadi CEO,” ujarnya.

Namun, saat dikonfirmasi siapa calon CEO terkuat yang mungkin akan dipilih Ketum PSMS, Ketua DPD Ampi Kota Medan ini menyatakan belum ada satu nama yang mencuat. “Belum ada. Nanti biar Ketum yang menentukan,” ujarnya.

Dan ketika wartawan menyatakan ia calon terkuat menjadi CEO, Nanda menuturkan, hal tersebut belum pasti benar. “Itu semua yang menentukan Ketum. Jadi kita lihat saja besok. Untuk menjadi CEO itu bukan satu hal yang gampang seperti yang diperkirakan banyak orang. Jadi CEO itu mesti pintar mengatur uang juga harus memiliki banyak waktu luang. Itu yang sulit,” pungkasnya. (saz)

Irfan Bachdim ke Persija

Pernyataan manajemen Persema yang ingin mempertahankan Irfan Bachdim hanya pemanis bibir. Nyatanya, Irfan dikabarkan semakin merapat ke Persija.

Tanda-tanda merapatnya Irfan tampak setelah CEO Persema Didied Poernawan Affandi dan CEO Persija Pintor Gurning berbicara langsung di sebuah hotel di Jakarta kemarin siang (9/11).

Website resmi Indonesian Premier League, www.ligaprimaindonesia.com, menyebutkan bahwa dua CEO tengah menyusun nota kesepahaman atau MoU (memorandum of understanding) terkait dengan rencana kepindahan kakak ipar bek Persema Kim Jeffrey Kurniawan tersebut. “Ya, kami berhasil mendapatkan Irfan setelah omong-omong dengan Pak Didied,” ungkap Pintor.

Persija telah sepakat untuk menyelesaikan kepindahan pemain jebolan akademi sepak bola Ajax Amsterdam, Belanda, itu. “Status Irfan di Persija adalah pemain pinjaman. Kami sepakat dengan itu dan Irfan kami pakai semusim dulu,” jelasnya.

Persija berharap agar suami Jennifer Kurniawan tersebut segera bergabung. Mereka ingin Irfan sudah bisa dimainkan dalam laga uji coba melawan Perseman Manokwari Didied mengakui, wacana kepindahan Irfan ke Persija belum final. “Kami masih menyelesaikan MoU untuk Persema dan Persija. Yang pasti, kerja sama tersebut harus saling menguntungkan untuk dua klub,” lanjutnya.

Apa saja poin-poinnya? Didied belum mau mengungkapkan lebih jelas. “Salah satunya, bisa jadi, ketika Irfan kami pinjamkan ke Persija, juga ada pemain Persija yang dipinjamkan kepada kami. Pembicaraan kami dengan Persija baru rencana awal. Ditunggu saja finalisasinya,” pungkasnya. (did/jpnn)

Persis Optimis Lolos

Persis Solo akan menjalani kompetisi Divisi Utama musim 2011-2012. Klub kebanggaan Pasoepati tersebut pun optimis mampu lolos ke babak selanjutnya.

“Kami optimis Persis bisa lolos dari grup dua,” yakin Pelatih Persis Solo, Junaedi.

“Namun, semua tim yang ada di grup dua juga memiliki kesempatan yang sama, pasalnya kekuatan semua tim hampir merata, sedangkan pemain yang memiliki nama tenar akan bermain di level satu,” tambahnya.
Meski Junaedi menganggap semua tim di grup dua kekuatannya cukup berimbang, tetapi ada beberapa timnya yang dianggapnya berat antara lain, PSS Slaman, PSIS Semarang , dan PSCS Cilacap.

“Karena, ketiga tim itu sudah melakukan persiapan sejak dini. Tim sudah dianggap matang dan siap tanding,” jelas mantan Pelatih Persijap Jepara itu.

Oleh karena itu, timnya akan terus melakukan memantapkan terutama kerja sama antar lini dengan pertandingan uji coba bersama tim dari level dua.  (net/jpnn)

Tak Ada Cara Lain, Cuma Class Action

Konflik Warga-Nanyang School

MEDAN-Kisruh warga Jalan Sriwijaya dengan pengelola sekolah Nanyang Internasional School, terus berlanjut. Keinginan warga agar sekolah itu dipindahkan dan penambahan bangunan baru dihentikan, belum terwujud juga.
Pantauan wartawan koran ini, Kamis (10/11), pembangunan gedung baru yang berhimpitan dengan perumahan warga itu masih berlanjut. Padahal, sebelumnya warga berkali-kali menyampaikan keberatan dan menggelar aksi unjuk rasa menolak pembangunan tersebut.

Seorang warga mengatakan, pihak sekolah membongkar peranca untuk melakukan pengecoran di lantai empat. Jadi seolah-olah dari luar tak terlihat ada aktivitas pembangunan.

“Dinas TRTB selama ini kan menutupi kesalahan Nanyang, apa boleh gedung yang menyalahi izin berdiri di tengah pemukiman warga yang sudah lama keberatan. Kami akan pertanyakan ke DPRD Medan, apakah ada perda yang mengatur larangan gedung beridiri di tengah pemukiman warga,” ujar Latersia, seorang warga.

Dikatakannya, setiap hari material bangunan juga dimasukkan ke lokasi. “Untuk apa bahan bangunan ditambah kalau tidak untuk membangun. Warga tak tahu apa mau Nanyang. Warga tidak melakukan aksi lagi selama pembangunan takn
terlihat beraktifitas. Bila pembangunan beraktivitas akan kami hajar walau pertumpahan darah harus terjadi,” jelasnya.
Menurut warga lainnya, Pelita menuturkan upaya dengan jalur hukum yang disarankan oleh Polresta Medan dan DPRD Medan untuk mengajukan gugatan class action akan dilakukan warga sebagai langkah terkahir. “Sebenarnya kami tidak mau dengan jalur hukum karena akan lama prosesnya. Tetapi bila harus melakukannya, kami akan mencobanya,” pintanya.

Ketua Komisi D DPRD Medan, Parlaungan Simangungsong menambahkan, permasalahan warga dengan yayasan Nanyang hanya bisa diselesaikan dengan jalur hukum sebagai langkah terakhir. “Hanya putusan Pengadilan yang bisa menentukan hasilnya. Pertemuan yang selama ini sudah dilakukan warga dengan Nanyang tidak ada titik temu. Jadi kita berharap kepada warga untuk segera mengajukan gugatan class action ke Pengadilan,” pinta Parlaungan.(adl)

Siswa Dilarang Bawa Mobil ke Sekolah

Surat Edaran Keluar Pekan Depan

MEDAN-Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, memastikan surat edaran wali kota tentang pelarangan siswa membawa kendaraan roda empat ke sekolah diteken Senin (14/11) men datang.

Saat ini Bagian Hukum Pemko Medan telah selesai melakukan eksaminasi dan dinyatakan tak bertentangan dengan produk hukum lainnya.

“Sedang dipersiapkan dan pekan depan, tepatnya Senin (14/11) akan diserahkan ke Wali Kota untuk ditandatangani. Isinya tidak ada yang bertentangan, karena untuk kemaslahatan umat,” kata Kabag Hukum Pemko Medan, Ikhwan Habibi di gedung dewan, Kamis (10/11).

Rahudman sendiri yang ditanya wartawan mengenai hal itu hanya memberikan penjelasan singkat. Menurutnya, setelah diteken surat tersebut akan didistribusikan ke seluruh sekolah yang ada di Medan. “Setelah eksaminasi akan segera diedarkan,” ujar Rahudman singkat.

Seperti diketahui, sekolah-sekolah yang ada di Medan baik negeri dan swasta hingga saat ini masih belum memberlakukan pelarangan siswa membawa kendaraan terutama roda empat ke sekolah karena hingga kemarin, surat edaran dari Pemko Medan belum juga diterima.

Padahal sebelumnya, Wali Kota Medan Rahudman Harahap telah berjanji akan segera memberlakukan kebijakan itu sebagai upaya untuk mengatasi kemacetan. Bahkan dipastikan surat edaran tersebut sudah dikirim ke sekolah minggu lalu. “Dipastikan secepatnya diberlakukan karena suratnya edarannya sudah selesai tinggal saya tanda tangani,” jelasnya.

Terkait kebijakan ini, pihak sekolah mendukung sepenuhnya karena bertujuan untuk mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas. Karenanya setelah menerima surat edaran tersebut, sekolah akan mematuhinya.

Kepala Sekolah Methodist II, Pdt Paulus Subyanto STh sebelumnya mengatakan pihaknya menyambut baik kebijakan Wali Kota Medan. Dijelaskannya, kebijakan itu tentunya tidak hanya sebagai upaya untuk mengurangi kemacetan, melainkan juga untuk membentuk pendidikan karakter kepada siswa.

“Kebijakan itu menurut saya sangat tepat. Kami sangat mendukung. Karena memang kita akui, siswa yang membawa mobil ke  sekolah ini tentu saja mengambil lokasi parkir di depan sekolah dan berdampak terhadap kemacetan. Namun yang terpenting kebijakan ini juga membentuk pendidikan karakter kepada siswa, sehingga tidak ada siswa yang anggar kekayaan di sekolah,” terangnya.

Begitu juga dengan Kepsek SMA Harapan I, Sofyan Alwi juga menyambut baik kebijakan tersebut. “Itu kebijakan yang bagus, karena kita tahu sendiri jangankan siswanya yang membawa mobil ke sekolah, siswa yang diantar orangtuanya saja ke sekolah terkadang kita lihat mobilnya parkir karena ibu-ibunya sambil menunggu, juga pada nongkrong ini tentu membuat kemacetan,” jelas Sofyan. (adl)

Penumpang Kembali Antrean Tiket

Setelah Jalur Medan-Rantau Prapat Normal

MEDAN-Jalur kereta api jurusan Me dan-Rantau Prapat sudah normal. Jembatan yang putus akibat terjangan banjir di KM 98+885 telah selesai diperbaiki. PT Kereta Api Indonesia (KAI) pun telah mengaktifkan jalur sibuk tersebut. Kereta Sri Bilah, Kamis (10/11), telah melakukan perjalanan perdana pasca peristiwa yang terjadi 1 November silam tersebut.
Seorang warga Medan, Indra (30), kemarin terlihat antre di loket bersama keluarganya. Dia mengaku diberitahu oleh keluarganya bahwa jalur Medan-Rantau Prapat telah normal.

“Saya baru tahu KA Sri Bilah sudah bisa berjalan kembali dari saudara saya. KA tidak bisa ke Rantau Prapat karena jalur KA yang berada di Mambang Muda terputus karena banjirn Kalau sudah kejadian alam, mau bilang apa. Kita bersyukur saja tidak ada jatuh korban dan kita juga bersyukur karena jalur sudah bisa beroperasi kembali,” katanya, di Stasiun KA Medan.

Hal senada diucapkan Mirna (28), warga Rantau Prapat yang berada di Medan karena urusan penting. Diterangkannya, dia berangkat dari Rantau Prapat menggunakan bus. Mirna mengaku, bahwa dia sudah mengetahui kalau jalur terputus dan saat ini sudah bisa dipergunakan kembali.

“Jalur sudah bisa dipergunakan kembali. Lebih enak naik kereta api karena tidak perlu berhimpitan seperti bus. Namun, karena kemarin terputus makanya saya naik bus. Saat ini jalur sudah bisa dilewati kembali dan saya bisa sedikit lega,” sebutnya.

Humas PT KAI Sumut, Hasri mengatakan, hal ini bisa berjalan lancar berkat kerja keras petugas di lapangan sehingga jembatan yang ada di Sei Milano, Desa Babussalam, Marbau, Labura, bisa selesai dikerjakan dan dapat dipergunakan. Hasri menuturkan, jalur darurat tersebut bisa dilewati dengan tujuan Medan-Rantau Prapat dengan kecepatan tertentu.

“Kecepatan kereta Sri Bilah yang melewati jembatan darurat tersebut hanya bisa dilewati dengan kecepatan 5 Km/Jam. Setelah melewati jembatan darurat tersebut, kecepatan bisa kembali seperti semula. Walaupun dengan kecepatan rendah, calon penumpang bisa aman dan sampai tujuan,” ujarnya.
Ditegaskannya, bahwa rute kereta api tujuan Medan-Rantau Prapat sudah beroperasi normal Rabu (9/11) siang. (jon)

Nagih Utang, Malah Bonyok

PANCURBATU-Sial. Itulah yang dialami Pangkal Ginting (42), warga Dusun Namo Buah Desa Silebo-Lebo, Kutalimbaru. Pria ini mengalami cidera berat setelah dibabakbelurkan dua pria yang dikenalnya. Peristiwa itu terjadi kemarin (9/11), di Sei Glugur, Pancur Batu.

Informasi yang dihimpun di Mapolsek Pancurbatu menyebutkan, siang itu Pangkal mendapat telepon dari Supianta Sinulingga warga Dusun III Gelugur Kuta Desa Sawit Rejo Kecamatan Kutalimbaru. Supianta mengatakan kedua pelaku, Cecep alias Asep warga Diski dan Yudi warga Pancurbatu, mendatangi kediamannya dan mengatakan keduanya melakukan pengancaman.

Mendengar itu Pangkal pun bergegas menuju ke rumah Supianta, namun sebelum tiba di kediaman Supianta, Pangkal pun bertemu dengan kedua pelaku di kedai Ibrahim di Perumahan Bintang Merdeka, Sei Gelugur. Melihat keberadaan kedua tersangka Pangkal pun menghardiknya. Adu mulut pun terjadi. Kondisi kemudian memanas. Pangkal dihujani batu oleh kedua tersangka hingga babak belur. Pangkal pun akhirnya mendatangi Mapolsek Pancurbatu guna melaporkan tindakan kedua pelaku.

Saat diwawancarai wartawan Pangkal mengatakan, penganiayaan itu terjadi karena utang piutang. “Asep mempunyai utang padaku, aku memang tak tahu dimana rumahnya, makanya aku ajak Supianta untuk menunjukan dimana rumahnya. Setelah aku tau dimana rumahnya, malah Supianta diancamnya, setelah itu aku kan wajar mau mempertanyakan, kenapa Supianta diancam, eh malah aku dipukulinya, bahkan mau dibunuhnya,” ujarnya.

Kapolsek Pancurbatu AKP Ruruh Wicaksono Sik SH MH melalui Kanit Reskrim Iptu Gunawan SH saat dikonfirmasi membenarkan laporan korban. “Sekarang masih kita buru keberadaan kedua pelaku,” ujar Gunawan. (roy/smg)

Hayati Jasmerah Soekarno, Tingkatkan Kepedulian

Komunitas 234 SC Medan Doa Untuk Pahlawan

Generasi muda adalah ujung tombak pembangunan dengan melanjutkan perjuangan para pahlawan. Juga berbagai kreatifitas sebagai investasi bagi per wujudan pembangunan nasional. Seperti yang dilakukan komunitas metropolis yang satu ini.

INDRA JULI, Medan

Hal itu yang dipahami betul oleh 234 Solidarity Community (SC) sebagai komunitas remaja. Peran sebagai generasi muda mereka wujudkan pada peringatan Hari Pahlawan, 10 November lalu.

“Seperti pesan founding father kita Ir Soekarno, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Untuk itu Ir Soekarno berpesan melalui (judul pidato) Jasmerahnya. Jangan sekali-sekali melupakan sejarah,” ucap Aga Novrian sebagai instruktur upacara peringatan Hari Pahlawan yang digelar 234 SC di Taman Makam Pahlawan Jalan Sisingamangarajan Medan, Kamis (10/11).

Pukul 17.00 WIB puluhan anggota 234 SC Medan lengkap dengan uniformnya tampak berkumpul di Taman Makam Pahlawan. Dengan khusyuk, komunitas yang terdiri dari generasi muda ini melaksanakan kegiatan demi kegiatan dengan hikmad. Diawali dengan upacara nasional yang dipimpin Aga Novrian dengan komandan upacara Eza Koyiman.
Kegiatan pun dilanjutkan dengan penaburan bunga di makam para pahlawan yang ada di sana. “Kita tidak menujukan kegiatan ini untuk salah satu makam yang ada di sini. Melainkan untuk keseluruhan pahlawan. Tabur bunga ini hanyalah symbol, yang penting dari hati kita mendoakan mereka yang telah gugur demi bangsa ini,” tambah Aga yang juga pereli Sumut ini.

“Pahlawan tidak selalu harus muncul dari medan perang, juga bisa kapan saja dan dimana saja demi kemajuan dan kepedulian terhadap sesama. Jasa para pahlawan tidak boleh dilupakan atau itu akan menjadi dosa terbesar negara ini,” tukasnya.

Seperti yang disampaikan Humas 234 SC Muhammad Habibi SH, Doa Untuk Pahlawan ini akan menjadi agenda tahunan di bidang kepemudaan setelah Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober. “Semoga hari ini dapat menjadi momentum kita untuk bangkit sebagai tonggak penerus perjuangan. Menjadi generasi penerus yang bermartabat, mandiri, memiliki daya saing yang kuat dan budi pekerti yang luhur dalam memajukan 234 SC Medan dan membangun bangsa dan negara dalam kerangka NKRI pada umumnya. Semoga para pahlawan yang telah gugur ditempatkan di sisi-Nya,” ucap Habibi.
Masih Habibi, sejak dideklarasikan di Medan 11 November 2010, sudah digelar beberapa kegiatan di berbagai bidang termasuk olahraga, otomotif, musik, sosial, dan lain sebagainya. Hal itu menunjukkan eksistensi 234 SC sebagai organisasi yang memiliki visi dan misi mengayomi dan menyalurkan hobi, minat, dan bakat anak muda khususnya di Kota Medan.

Peringatan Hari Pahlawan ini juga merupakan rangkaian dari peringatan HUT Ke-2 234 SC. “Besok (hari ini, Red) kegiatan kita lanjutkan di (restauran, red) Nuansa tepatnya usai salat Jumat. Dilanjutkan malam hari kita menggelar United As One di Retro Spective Medan,” tuturnya.

Kegiatan sendiri lanjutnya akan dimeriahkan oleh Candil, Lilo, Doremi Armaya, Feb’s Percussion, dan DJ Ludar. Juga komunitas 234 SC dari Bali, Pekan Baru, Solo, Lampung, dan 234 SC Pusat. (*)