28 C
Medan
Sunday, December 21, 2025
Home Blog Page 14357

Gatot Macam Betol Aja!

Plt Gubsu di Antara 9 Parpol Pengusung dan Sekjen Kemendagri

MEDAN-Tuntutan pencopotan Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho, mulai disuarakan langsung oleh masyarakat Sumut. Sebelumnya, sembilan partai pengusung pasangan Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho (Syampurno) telah terlebih dahulu menyuarakan hal yang sama dengan berkunjung ke Menteri Dalam Negeri (Mendagri).

Adalah puluhan massa dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Penyalur Aspirasi Rakyat (Lempar), menggelar aksi dengan memajang foto Gatot di halaman depan Kantor Gubsu, Jalan Diponegoro Medan, Rabu (2/11). Tuntutan pencopotan terhadap Gatot, menurut massa Lempar bukan tanpa alasan. Ketua LSM Lempar Ficky Padli dalam orasinya, sebagai Plt Gubsu, Gatot dinilai telah mengeluarkan kebijakan demi kepentingan pribadi yakni, pemutasian 110 pejabat eselon III di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu).

Kebijakan tersebut, sambung Ficky, pada akhirnya menyebabkan ketidakkondusivitasan di Sumut. Dari persoalan itu, kemudian muncul ajuan Hak Interpelasi. Namun, sayangnya, Hak Interpelasi tersebut sebatas gertak sambal.
Bukti lain kebijakan Plt Gubsu yang memicu konflik politik di Sumut adalah keluarnya Surat Teguran Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Massa Lempar juga mempersoalkan banyaknya Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemprovsu yang diduga terlibat atas kasus-kasus korupsi yang ada. Dari beberapa contoh itu, menurut massa Lempar, sudah menunjukkan bahwa Gatot tidak mampu memimpin Sumatera Utara dan tidak mampu menciptakan pemerintahan yang bersih.

“Kami meminta Plt Gubsu dengan profesional untuk meletakkan jabatannya karena dinilai sangat menggangu kekondusivitasan pemerintahan di Sumut,” tegas Ficky dalam orasinya.

Sementara itu, seorang fungsionaris partai pengusung pasangan Syampurno, Risman yang merupakan Sekretaris Jenderal (Sekjend) Partai Patriot Sumut kepada Sumut Pos menuturkan, sejak menjadi Plt Gubsu Gatot tidak mampu membangun komunikasi dengan partai pengusungnya. Apa yang dilakukan partai pengusung, dikatakannya, tidak lain dan tidak bukan bertujuan untuk mengingatkan Gatot.

“Kita tidak minta proyek, kita tidak minta apa-apa dan tidak ada kepentingan apa-apa. Kita hanya sekedar mengingatkan. Dulu zaman Bang Syamsul, hubungan komunikasi berjalan baik. Tapi sekarang, mau jumpa saja susah. Macam betol aja dia (Gatot, Red). Dia Plt, kenapa seperti itu. Komunikasinya tidak luwes,” tegasnya.

Mengenai tuntutan pencopotan jabatan Plt Gubsu, Ridwan menjelaskan, tidak ada aturan yang bisa mencopot jabatan Plt Gubsu. Namun, bila apa yang dilakukan oleh partai pengusung tidak digubris, maka akan ada tekanan-tekanan lain yang akan dilakukan.

“Kita tahu aturan. Tidak ada aturan mencopot Plt Gubsu. Tapi, kalau upaya untuk mengingatkan itu, tidak juga digubris, kita punya tekanan-tekanan lainnya. Ini semua untuk kekondusifitasan di Sumut. Kalau Sumut kondusif, pasti tidak ada ajuan interpelasi, tidak ada mutasi. Masyarakat ingin nyaman, pejabat ingin nyaman, PNS ingin nyaman. Tidak ditakut-takuti dengan mutasi,” tegasnya.

Risman yang mengaku tengah di Jakarta mengatakan, berdasarkan kabar yang didengarnya, surat jawaban sebagai dasar pemutasian pejabat eselon III yang diajukan Plt Gubsu ke Mendagri, sampai saat ini belum diterima Mendagri. Kabar lainnya yang berhembus, sambungnya, saat ini sudah tersiar kabar akan ada rencana pemutasian terhadap pejabat eselon II. “Saya lagi di Jakarta. Nanti saya pulang, akan kita gelar konfrensi pers lagi. Banyak yang akan diungkapkan,” akunya.
Soal mutasi, Sekjen Kemendagri Diah Anggraini mengungkapkan tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan. Dan perlu proses sebagai wahana pertimbangan, terutama di Sumut yang dijabat oleh seorang Plt. Maka dari itu, PNS di Sumut, tidak perlu risau dan khawatir atas isu atau informasi mutasi. “Menyangkut mutasi PNS di Sumut, itu akan dibahas secara internal dengan Plt Gubernur Sumut. Dan nantinya, bertujuan untuk perbaikan dan pembenahan,” kata Diah Anggraini usai membuka acara Musyawarah Provinsi Sumatera Utara (Musyprovsu) Korp Pegawai Negeri (Korpri) ke III, di Aula Martabe, Lantai II Kantor Gubsu Jalan Diponegoro Medan, Rabu (2/11).

Dijelaskannya, pihaknya akan terlebih dahulu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Saat ditanya mengenai pemutasian yang telah dilakukan oleh Plt Gubsu, apakah pejabat-pejabat lama bisa ditempatkan kembali di jabatan semula? Mengenai pertanyaan itu, Diah mengatakan, tidak boleh ada saling salah menyalahkan. “Saya tidak bilang ada sistem menganulir atau mengangkat pejabat yang lama dan sebagainya. PNS tidak usah khawatir, saya adalah pembina kepercayaan tingkat nasional. Tidak boleh saling menyalahkan, kita harus ada kebersamaan. Soal penempatan dan sebagainya, ini kan masalah internal kami. Pokoknya kalau ini sudah selesai, nanti kita akan jumpa pers,” bebernya.
Diah Angraeni pada kesempatan itu pula menyatakan, PNS harus mempertahankan netralitas dan bukan untuk kepentingan politik. “PNS itu adalah mitra, tidak untuk diperalat oleh parpol apa pun. Jadi, bila ada PNS yang masih merasa bagian dari anggota parpol atau bertindak sebagai alat kepentingan parpol, mau tidak mau, senang atau tidak senang, silahkan mundur (dari PNS) jika keberatan,” tegasnya.

Plt Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho dalam sambutannya mengatakan posisi Korpri sangat strategis jika dimanfaatkan dengan baik. Terutama dalam menstimulus gairah pertumbuhan perekonomian di daerah dan Sumut. “Inilah yang seharusnya menjadi fokus peran dan fungsi Korpri dalam kontribusi pertumbuhan ekonomi,” ujar Gatot.(ari)

Tenaga Honorer Merasa Dipermainkan

Minta Komisi A DPRD Sumut Jumpai Wamen PAN-RB di Jakarta

MEDAN-Setelah mendatangi DPRD Medan, Forum Komunikasi Tenaga Honor Sekolah Negeri- SKPD (FKTHSN-SKPD), kemarin mendatangi DPRDSU. Mereka tetap mempertanyakan pernyataan Wakil Menteri (Wamen) Pendayagunaan Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi (PAN-RB), mengenai pembatalan pengangkatan tenaga honorer sampai batas yang tidak ditentukan.

Kali ini puluhan tenaga honorer terdiri dari perwakilan lima kabupaten/kota seperti Pematangsiantar, Karo, Medan, Tebingtinggi dan Mandailing Natal. “Jadi, nasib tenaga honorer seperti dipermainkan. Ganti menteri, ganti kebijakan. Padahal, Ranperdanya tinggal menunggu tanda tangan presiden dan Surat Edaran Menpan No 5 tahun 2010 diimplementasikan dengan peraturan Kepala BKN nomor 20 tahun 2010,” ujar Ketua Umum, FKTHSN-SKPD, Andi Surbakti di hadapan anggota Komisi A DPRD Sumut.

Oleh sebab itu, sambung Andi, pihaknya meminta kepada Komisi A dan E DPRD Sumut untuk melakukan klarifikasi atas pernyataan Wamen PAN-RB di Jakarta dan mempertanyakan apa kendala RPP belum ditandatangani oleh Presiden ke Sesneg dan Sekretaris Kabinet di Jakarta.
“Kami harap ada hasil yang akan kami bawa pulang untuk diceritakan ke teman-teman lainnya usai pertemuan ini,” pintanya.

Menyangkut hal itu, Sekretaris Komisi A, Mustofawiyah menyatakan, Komisi A akan ke Jakarta tanggal 29 November ini, dalam rangka menemui Sekretaris Negara dan Menpan.

“Kami harap, kalian bisa ikut mendampingi kami. Agar tidak ada anggapan, kami ini asal ngomong saja. Mudah-mudahan dari pertemuan itu, kita bisa mendapatkan solusi nantinya,” ujarnya.
Anggota Komisi A DPRD Sumut lainnya, Syamsul Hilal merasa tidak yakin atas pertemuan itu. Karena menurutnya, kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah pusat biasanya sulit untuk diubah. “Kalau hanya pertemuan saja. Saya tidak yakin, bakal menghabiskan uang saja. Maka, harus ada upaya dari rakyat. Rakyat harus bergerak mendesak bupati atau gubernur untuk protes pada kebijakan pusat,” ujarnya.

Sedangkan itu, Ketua Komisi A DPRD Sumut Isma Fadly Ardhya Pulungan mengatakan, pernyataan Wamen PAN, Eko Prasodjo, tentang pembatalan pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS sudah mencederai rasa keadilan puluhan ribu honorer.
“Para honorer ini sudah berjuang melengkapi administrasi mereka untuk diangkat sebagai CPNS. Tapi kenapa tiba-tiba ada pernyataan lisan yang membatalkan. Kita minta pernyataan itu dicabut,” ujarnya.

Usut Tuntas Pemalsuan SK Pengangkatan CPNS/PNS

Terkait pemalsuan SK pengangkatan CPNS/PNS Pemprovsu Tahun Anggaran 2011 melalui jalur penyisipan yang diduga dipalsukan T Hasanul Bolqiah, asisten pribadi wakil gubernur Sumatera Utara, mulai terkuak.
Berdasarkan penuturan salah seorang PNS di Dinas Pertanian Sumut yang enggan disebutkan namanya, mengaku tidak mengenal nama-nama sejumlah PNS di dinas tersebut antara lain, Dheni Oka Mahendra Nawar, M Eko Putra Satria, Taufiq Husin, Sella Husniyanti, dan Selli Syafriyantika. “Nggak kenal. Kayaknya nggak ada nama pegawai itu di sini, Bang,” ujarnya, Rabu (2/11).

Terkait pemalsuan SK Pengangkatan CPNS/PNS tersebut, Kepala Bidang (Kabid) Pengadaan dan Pembinaan BKD Sumut, Kaiman Turnip menjelaskan, dari 235 orang tenaga honorer Pemprovsu yang berkasnya telah dikirim ke Badan Kepegawaian Negara (BKN) Pusat, tidak satu pun nama-nama yang tertera atau dicatut dalam SK Pengangkatan pegawai honorer menjadi CPNS TA 2011, yang diduga dipalsukan Hasanul. Untuk berkas tenaga honorer Pemprovsu Kategori I sebanyak 223 orang, telah diserahkan ke BKN Pusat 31 Agustus 2010 lalu, untuk kategori II dikirim, 31 Desember 2010 lalu.

“Ke-49 orang itu, bukan nama-nama tenaga honorer Pemprovsu yang telah dikirimkan berkas dan datanya ke BKN Pusat,” jelas Kaiman Turnip yang mengaku tengah di Jakarta. Kaiman menegaskan, dirinya tidak berhak untuk mengeluarkan surat pengangkatan tenaga honorer.

Dalam kasus ini, Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekdaprovsu) Nurdin Lubis, meminta Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapoldasu) Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, untuk mengusut tuntas kasus pemalsuan SK pengangkatan tenaga honorer jadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) PNS Pemprovsu formasi sisipan TA 2011 yang tersangka pelakunya Hasanul sudah ditahan Poldasu.

Terungkapnya kasus penipuan ini berawal dari kecurigaan dari teman salah seorang dari orangtua korban yang bekerja di Kantor Gubsu, yang menyatakan Pemprovsu tidak menerima pegawai honorer tahun 2011. Dan teman orangtuanya tadi mengatakan dirinya kenal dekat dengan Kaiman Turnip dan tahu persis bagaimana bentuk tanda tangannya.

“Selain menipu ke-49 CPNS, Hasanul juga berhasil memperdayai seorang PNS yang bertugas di Kantor Lurah Belawan Bahari, Kecamatan Belawan, yang bernama Abdul Hafis.  Dalam surat yang juga saya tandatangani, Abdul Hafis disebutkan terhitung 20 Oktober dimutasi menjadi pegawai di Badan Anggaran (Banggar) pada Sekretariat DPRD Sumut. Tapi, kenyataannya, Abdul Hafis tidak pernah dimutasi ke Banggar Sekwan DPRD Sumut. Artinya, surat pengangkatan Abdul Hafis palsu dan saya tidak memiliki kewenangan untuk memutasi pegawai,” ujar Turnip. (ari)

Puluhan Warga Babat Tanaman Tebu

Konflik Lahan Eks PTPN2 Sei Semayang

BINJAI- Konflik lahan eks Hak Guna Usaha (HGU) PTPN2 Sei Semayang di Kota Binjai terus berlanjut. Sebelumnya pihak PTPN2 yang melakukan pembersihan terhadap tanaman ataupun gubuk-gubuk warga di lahan eks HGU PTPN2, tapi kali ini, puluhan warga yang melakukan pembersihan terhadap tanaman tebu yang berdiri di atas lahan eks HGU PTPN2 Sei Semayang, Lingkungan IX, Kelurahan Mencirim, Kecamatan Binjai Timur, Rabu (2/11) sekitar pukul 10.00 WIB.
Puluhan warga yang melakukan pembersihan tersebut, berasal dari kelompok tani Anugrah Tunggurono. Pembersihan lahan eks HGU oleh kelompok tani ini, dilakukan dengan membabat tanaman tebu yang sudah berumur 3 bulan.
Menurut Ketua Kelompok Tani Anugrah Tunggurono Syamsul Bahri, pembersihan lahan eks HGU PTPN2 itu, dilakukan berdasarkan surat alas hak atas lahan eks HGU PTPN2 Sei Semayang yang dimiliki kelompoknya.

“Lahan inikan sudah tidak ada lagi HGU-nya. Maka, kami melakukan pembersihan lahan dari tanaman tebu untuk mengambil kembali hak kami. Dan hal itu berdasarkan surat-surat alas hak yang kami pegang,” terang Syamsul tanpa menjelaskan surat yang dimilikinya.

Selain itu, Syamsul Bahri menolak jika pihaknya disebut sebagai penggarap atas lahan eks HGU PTPN 2 Sei Semayang. “Kami bukan penggarap. Tetapi kami ahli waris dari lahan eks HGU PTPN2 yang sudah dikuasai pemerintah sejak puluhan tahun lalu dengan cara paksa,” tegasnya.

Lebih jauh dijelaskan Syamsul, sesuai dengan peta  metrik yang dipegang kelompok tani Anugrah Tunggurono, lahan eks HGU PTPN2 Sei Semayang yang menjadi hak warga tani seluas 628 Ha.
“Semuanya sudah jelas. HGU sudah habis dan kami berhak mengambil kembali lahan peninggalan orang tua kami, yang dirampas PTPN2,” jelasnya disela-sela pembabatan tanaman tebu.

Jika lahan ini sudah dibersihkan, lanjut Syamsul, maka pihaknya akan memulai bercocok tanaman. “Lahan ini kami bersihkan dan tentunya untuk bercocok tanam. Yang jelas, setelah semua lahan ini bersih, akan kami tanami dengan tanaman palawija dan sayuran,” ungkap Syamsul.

Ketika puluhan warga tani melakukan pembersihan lahan, petugas Polres Binjai dan Kapolsek Binjai Timur AKP Ismui, datang kelokasi pembersihan dan memberikan arahan kepada warga agar dapat menghentikan aksi. Sebab, pihak PTPN2 Sei Semayang dikabarkan akan turun ke lokasi pembersihan untuk menahan warga.
Guna menghindari bentrok fisik dan menghormati Kapolsek Binjai Timur, puluhan warga akhirnya menarik diri dari areal perkebunan tebu sembari menanti kedatangan petugas PTPN2.
Kelompok tani juga meminta pemerintah khususnya Kementerian BUMN untuk melepaskan lahan eks HGU PTPN2 kepada warga sebagai pemilik lahan terdahulu. “Bila persoalan ini tidak ditindak lanjuti, dalam waktu dekat, kami akan membabat habis tanaman tebu di areal ini,” ancam Syamsul.(dan)

Tambang Emas Martabe Serap 3.785 Pekerja

BATANG TORU – Proyek tambang emas G-Resources Martabe yang sedang berada dalam fase konstruksi, semakin mendekati puncak penyerapan tenaga kerja. Menurut data per 31 Oktober 2011, sebanyak 3.785 orang bekerja di proyek ini, 1.696 orang atau 44,8 persen di antaranya direkrut dari tenaga lokal, yaitu dari 10 desa lingkar tambang dan beberapa daerah lainnya di Kabupaten Tapanuli Selatan.

Hal ini dikatakan Stevi Thomas, Manager Community Relations. Kata dia, pencapaian ini melampaui target yang ditentukan dalam AMDAL, yaitu pada masa konstruksi penyerapan tenaga kerja lokal harus minimal mencapai 40 persen karyawan, dan 70 persen pada masa produksi. Proyek Martabe mempekerjakan lebih banyak karyawan pada fase konstruksi untuk memastikan semua fasilitas dan infrastuktur dibangun tepat waktu dan sejalan dengan target produksi. Karyawan dengan kemampuan dan pengalaman di bidang konstruksi umumnya didatangkan dari berbagai daerah di Indonesia, dan sebagian lagi direkrut dari desa-desa di lingkar tambang. Setelah proses pembangunan fasilitas selesain
karyawan di bidang konstruksi dengan sistem kontrak akan selesai masa kerjanya. “Jika berminat bekerja kembali di proyek Martabe, pekerja dianjurkan mengirimkan ulang aplikasi lamaran, tentunya sesuai keahlian dan lowongan kerja yang tersedia,” ujarnya.

Proyek Martabe berencana memulai produksi emas batangan pertama di akhir kuartal pertama 2012. Di fase ini jumlah tenaga kerja proyek Martabe adalah sekitar 1.500 orang dan kedepannya bisa saja terus meningkat. Porsi terbesar tenaga kerja akan terserap di bidang pengolahan dan pemeliharaan, seperti teknisi, mekanik, operator, dan beberapa bidang lainnya. Sebagian kecil lainnya terserap di bidang operasional dan manajemen. Penentuan status kerja masing-masing karyawan bergantung pada spesifikasi bidang pekerjaan, ada yang bersifat temporer/kontrak dan permanen.

Dalam waktu dekat proyek Martabe akan melakukan rekrutmen karyawan lokal yang direncanakan bekerja di bidang pengolahan dan pemeliharaan di fase produksi. Karyawan juga akan mendapat berbagai pelatihan intensif dari perusahaan untuk mempertajam sikap, pengetahuan dan kemampuan yang akan sangat berguna bagi kemajuan karir mereka nantinya.

Prioritaskan Warga Sekitar

Proyek Martabe bekerjasama dengan Martabe Community Consultative Committee (MC3) yang para pengurusnya adalah perwakilan warga 10 Desa Lingkar Tambang. MC3 berfungsi menjembatani komunikasi antara warga dan perusahaan. Di bidang ketenagakerjaan, MC3 membangun database para pencari kerja dari 10 desa lingkar tambang.

“Warga desa lingkar tambang memang menjadi prioritas perusahaan dalam merekrut tenaga kerja. Tapi ini tidak menutup kemungkinan bagi mereka yang tidak terdaftar dalam MC3 untuk bekerja di proyek Martabe sesuai keahlian dan jenis pekerjaan yang tersedia. Wanita, khususnya, didorong untuk berpartisipasi aktif dan turut mengambil kesempatan berkontribusi di proyek Martabe,” bilangnya.
Proyek Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera, Kecamatan Batang Toru, Propinsi Sumatera Utara. Proyek ini didirikan di bawah Kontrak Karya (Contract of Work) generasi keenam yang ditandatangani April 1997.  Kontrak Karya ini mendefinisikan prasyarat, kondisi dan kewajiban kedua belah pihak, baik G-Resources maupun pemerintah selama masa Kontrak Karya.

Aset awal utama G-Resources saat ini adalah Martabe yang memiliki sumberdaya 7,86 juta oz emas dan 73,48 juta oz perak. Sedang dalam proses konstruksi, Martabe ditargetkan untuk memulai produksi di kuartal pertama tahun 2012 dengan kapasitas per tahun sebesar 250.000 oz emas dan 2-3 juta oz perak berbiaya rendah senilai kurang dari 250 dolar AS per oz emas.
Saat mulai berproduksi, seribu limaratus orang bekerja di proyek Martabe, dengan target 70 persen direkrut dari masyarakat desa di lingkar tambang. Proyek Martabe mendapat dukungan kuat dari pemerintah pusat, propinsi, dan daerah serta masyarakat di Batang Toru dan sekitarnya.

G-Resources berkembang pesat dengan target produksi lebih dari satu juta ons emas per tahun yang dilakukan melalui eksplorasi di wilayah Kontrak Karya seluas 1.639 km2 dan sangat prospektif serta melalui akuisisi aset emas berkualitas lainnya.  Martabe akan menjadi standar acuan bagi G-Resources untuk menjalankan bisnisnya di Indonesia dan di wilayah lainnya, dan terus bertumbuh dengan tetap mengutamakan keselamatan kerja, kelestarian lingkungan, dan pengembangan komunitas.  Untuk informasi lebih lanjut silakan kunjungi situs  www.g-resources.com. (rel/ari)

Pelapor Kasus JR Saragih Dikontak KPK

MEDAN-Untuk memperkuat laporan pertama, terkait dugaan korupsi Bupati Simalungun JR Saragih, anggota DPRD Simalungun Bernhard Damanik sebagai pelapor kembali memperkuatnya dengan sebuah testimoni atau kesaksian kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Beberapa hari lalu saya dikontak pihak KPK, untuk memberikan testimoni dan sekalian memberikan barang bukti baru untuk memperkuat laporan yang pertama,” kata Bernhard Damanik kepada Sumut Pos, Rabu (2/11).
Testimoni ini terkait laporan dugaan korupsi yang dilakukan JR Saragih pada APBD Tahun Anggaran (TA) 2010 di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun, senilai Rp48 miliar, Jumat (30/9) lalu. Laporan tersebut diterima oleh Sugeng Basuki dari pihak KPK sekira pukul 10.00 WIB. Nomor laporan Bernhard Damanik  ke KPK tersebut adalah No.08/ist/B.D/IX/2011, Lampiran satu bundel.

KPK juga memberi nomor terhadap laporan tersebut yakni dengan Nomor : 201109-000423 Tanggal 30 September 2011, dengan perihal dugaan TPK pengelolaan APBD di Pemkab Simalungun Tahun 2010 senilai Rp48 miliar.
Bernhard juga menuturkan, dirinya selalu siap sedia kapan saja diminta oleh KPK untuk memberikan keterangan. Hal itu juga menurutnya, lebih baik, karena bertujuan agar dugaan laporan tersebut segera diproses.
“Kita berharap secepatnya, kasus ini bisa ada kejelasan. Agar tidak terlalu lama dan kita juga ingin melihat KPK yang sering disebut sebagai lembaga superbody,” tegasnya.
Sementara itu, Humas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi yang dikonfirmasi mengenai kasus-kasus JR Saragih terkesan cuek. “Saya masih ada acara di luar kantor. Nanti sore, coba check ke saya lagi ya,” jawabnya melalui layanan pesan kepada Sumut Pos.

Seperti diberitakan, selain dugaan korupsi dana APBD, JR Saragih juga dilaporkan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Solidaritas Anak Bangsa (SAB), dengan No Surat 001/SAB/IX/2011 Tanggal 28 September 2011. Diterima oleh pihak KPK melalui Ibu Ita, dengan No Register 56, pukul 13.19 WIB, JR Saragih diduga berkolusi dengan Ketua DPRD Simalungun Binton Tindaon, untuk mengalihkan dana intensif para guru non PNS sebesar Rp1.276.920.000 miliar untuk membeli mobil anggota DPRD Simalungun. Selain itu dugaan suap terhadap Ketua Pokja DPRD Simalungun Robert Ambarita sebesar Rp50 juta, serta dugaan suap terhadap salah seorang hakim Mahkamah Konstitusi.(ari)

Indonesia Tambah 9 Ambulans

Safari Wukuf  untuk 97 Jamaah Haji

MEDAN-Dalam pelaksanaan wukuf di Arafah yang jatuh pada 5 November 2011, sekitar 97 jamaah haji Indonesia akan disafariwukufkan. Demikian dikatakan Humas Badan Pengelola Asrama Haji (BPAH) Embarkasi Medan, Drs.HM.Sazli Nasution, Rabu (2/11).

Dikatakannya, bagi jamaah haji yang kondisinya lemah dan tidak dapat berjalan akan melaksanakan wukuf dengan dibawa ambulans. Bagaimanapun kondisinya, jamaah haji harus melaksanakan wukuf karena puncak dari proses ibadah haji adalah wukuf di Arafah.

“Syarat sah nya haji adalah wukuf di Arafah. Jadi, tidak ada satupun jamaah haji yang tidak melaksanakan wukuf. Karena, jika tidak akan mengulang lagi pada pemberangkatan haji berikutnya. Pelaksanaannya sendiri melalui kepala rombongan khusus,” jelas Sazli.

Sementara itu, hingga saat ini, sebanyak 81 jamaah haji Indonesia yang mendapat perawatan di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) dan sekitar 16 orang dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi. “Umumnya, penyakit yang diderita para jamaah haji ini seperti penyakit Gula atau Diabetes Mellitus (DM), Jantung dan darah tinggi,” urainya.

Menurut Sazli, Pemerintah Indonesia sendiri telah menambah 9 ambulans baru dan melakukan koordinasi dengan Rumah Sakit Arab Saudi. Karena risiko jamaah haji yang kelelahan pada saat puncak haji ini juga sangat tinggi.
“Karena banyak melakukan aktivitas fisik yang tinggi di Arafah, Musdalifah dan Mina (Armina). Untuk menghadapi kemungkinan banyaknya jemaah yang kelelahan, jadi dilakukan penambahan ambulans,” ujarnya.
Mengenai situasi di Mekkah saat ini, lanjut Sazli, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah menutup jalan menuju Masjidil Haram hingga 10 November 2011 mendatang. Ini dilakukan untuk menghindari membludaknya jamaah haji yang akan melakukan kegiatan di Masjidil Haram.

“Beberapa kendaraan yang menggunakan stiker khusus saja diizinkan melintas menuju arah Masjidil Haram. Ini dimaksudkan agar jamaah haji bisa lebih berkonsentrasi dalam menghadapi puncak ibadah haji, wukuf di Arafah,” ungkap Sazli. (mag-11)

PLTA Asahan III Beroperasi 2015

Berdaya 174 MW, Hemat Rp2,7 T per Tahun

PORSEA- Proyek pengerjaan PLTA Asahan III saat ini tengah dikebut.  Proses konstruksinya melalui pekerjaan prasarana PLTA berupa pekerjaan akses jalan (access road) dan base camp yang sudah ditandatangani kontrak konstruksinya sejak 10 Desember 2010 lalu, sudah dilakukan meski belum rampung.

Progres pekerjaan akses jalan terlambat dari target yang harus dicapai 79,5 persen pada Oktober 2011 ini, sayangnya baru tercapai 17,37 persen.
“Dana untuk pekerjaan access road dan base camp mulai Februari 2011 sampai dengan September 2011 sebesar Rp2,23 miliar dalam bentuk upah tenaga kerja, sewa rumah dan peralatan/fasilitas warga. Belum termasuk manfaat yang dirasakan masyarakat dan dunia usaha dalam bentuk pekerjaan sub kontrak untuk access road dan base camp,” ujar Manager Proyek PLTA Asahan III Robert Aprianto Purba saat peresmian Pencanangan Pembangunan Pos Polisi di Kampung Batumamak, Desa Meranti Utara, Kabupaten Toba Samosir, Selasa (2/2), kemarin.

Keterlambatan proses pengerjaannya karena pengadaan tanah dan spoil bank. Kontrak access road seyogianya selesai mada Maret 2012, namun terlambat 9 bulan menjadi Desember 2012. Sedangkan kontrak base camp, progresnya sudah mencapat 63,32 persen sesuai dengan rencana. “Diharapkan base camp selesai Maret 2012, ternyata dapat dipercepat kemungkinan selesai pada Januari atau Februari 2012,” harapnya.
Menyoal keterlambatan pembebasan tanah, sambungnya, mulai dari Maret 2011 sampai saat ini belum ada tambahan tanah yang dibebaskan. Dari total luas tapak proyek PLTA Asahan III seluas 210 hektar, baru dapat dibebaskan P2T Toba Samosir dan P2T Asahan hanya seluas 16 hektar atau baru 8,9 persen dari luas tanah yang dibebaskan.

Sedangkan nilai investasi untuk pekerjaan prasarana PLTA, kata Robert, sebesar Rp259 miliar yang sudah diinvestasikan di wilayah Kabupaten Toba Samosir dalam pembangunan prasana PLTA Asahan III. Total nilai investasi pembangunan PLTA Asahan III dengan kapasitas 2×87 MW (total = 174 MW) adalah diperkirakan sebesar JPY 27,6 juta atau setara kira-kira Rp2,7 triliun yang akan diinvestasikan di Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Asahan.
“Dana pinjaman murah sudah disediakan pemerintah melalui Loan Agreement dari JICA Jepang INO-532 sejak tahun 2006 dengan bunga sangat rendah yaitu 0,75% per tahun selama 40 tahun dan grass period (periode tidak membayar cicilan) selama 10 tahun pertama,” bilang Robert lagi.

PLTA Asahan diharapkan beroperasi Oktober 2015. Unit pertama PLTA Asahan III sebesar 87 MW akan beroperasi dan diikuti unit kedua sebesar 87 MW lagi  pada November 2015. Nantinya, energi listrik sebesar 174 MW yang dibangkitkan PLTA Asahan III akan dikirimkan ke GITET Simangkuk untuk selanjutnya dialirkan kepada seluruh konsumen di Sumatera Utara. Sedangkan energi sebesar 10 MW melayani kebutuhan masyarakat di sekitar lokasi proyek PLTA Asahan III dengan ketentuan dan tarif yang berlaku.

“Dengan ketersediaan energi listrik di switchyard PLTA Asahan III, maka masyarakat Desa Tangga sampai ke Pulo Raja/Kisaran serta masyarakat Desa Meranti Utara sampai ke Porsea akan dilayani PLTA Asahan III dengan kualitas pelayanan yang lebih baik. Kalau saat ini pemadaman sering terjadi karena kekurangan daya, gangguan pohon, dan jarak dari GI terdekat sekitar 100 km, maka nantinya setelah operasi PLTA asahan III pada tahun 2015, kualitas pelayanan PLN dapat ditingkatkan,” ujarnya.

Jika PLTA nantinya beroperasi, maka mampu menghemat Rp2,7 triliun per tahun dengan asumsi produksi energy dari PLTA Asahan III 2×87 MW adalah sebesar 1.477 GWh per tahun. Penghematan ini diperoleh dari selisih biaya operasi bila PLN menggunakan bahan bakar minyak ataupun gas dengan biaya operasi PLTA dengan menggunakan air sungai Asahan. “Dengan demikian, potensi ini sangat bermanfaat untuk program pembangunan lainnya, bahkan setiap tahun kita dapat membangun pembangkit dengan kapasitas hampir 200 MW melalui penghematan ini,” kata Robert. (ila)

Distanla tak Serius Tertibkan RPH Liar

MEDAN- Penertiban terhadap Rumah Potong Hewan (RPH) liar, yang diduga marak di seputaran Jalan Tangguk Bongkar 9, Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Medan Denai, terkesan tak serius. Hal itu terlihat dari jadwal penertiban yang terus-terusan molor.

Informasi yang diperoleh Sumut Pos, penertiban akan digelar pada Selasa (1/11) malam sekira pukul 23.00 WIB. Namun penertiban tersebut akhirnya batal dilakukan. Padahal, puluhan personel Satpol PP Kota Medan serta puluhan personel polisi dari Polsek Medan Area telah berkumpul di kantor Camat Medan Denai.

Bahkan, Kepala Dinas Pertanian dan Kelautan (Kadistanla) Kota Medan Ir Wahid, Kepala Bidang (Kabid) Ternak Distanla Kota Medan Emi, Kasatpol PP Kriswan, Waka Polsek Medan Area AKP Iskandar, Camat Medan Denai Edi Mulya Matondang juga hadir.

Setelah beberapa lama berbincang, baik personel Satpol PP dan personel polisi Polsek Medan Area bergerak menuju Jalan Tangguk Bongkar 9. Puluhan personel Satpol PP yang diangkut dengan bus pengangkut Satpol PP, memasuki gang pertama di jalan tersebut serta didampingi puluhan personel polisi Polsekta Medan Area, baik yang berpakaian preman atau pun berpakaian lengkap yang awalnya dengan semangat, ternyata baru masuk sekira 50 meter ke dalam gang, mereka keluar lagi. Sementara, beberapa rumah di dalam gang tersebut yang awalnya tertutup, tiba-tiba terbuka dan terlihat beberapa warga keluar rumah.

Dari situ, rombongan Satpol PP dan polisi dari Polsek Medan Area kembali memasuki gang kedua di jalan tersebut. Sama seperti gang sebelumnya, belum sampai 100 meter berjalan memasuki gang tersebut, rombongan kembali meninggalkan gang tersebut dan selanjutnya mereka menuju Kantor Camat Medan Denai.

Seorang warga, yang mengaku bermarga Siagian sempat berbincang dengan wartawan Sumut Pos saat rombongan penertiban tersebut hendak meninggalkan area tersebut.
“Sebaiknya lanjutkan saja. Kok malah nggak jadi. Di sini jadi sering bau. Apalagi, kalau hujan begini, jadi menguap. Lagian, Medan memang sudah Kota Metropolitan. Jadi tidak layak kalau ada ternak babi di tengah kota,” katanya.
Sesaat sebelum rombongan meninggalkan gang kedua di Jalan Tangguk Bongkar 9 tersebut, wartawan Sumut Pos sempat menanyakan batalnya penertiban RPH liar tersebut kepada Waka Polsek Medan Area, AKP Iskandar. Dikatakannya, tidak ada lagi RPH Liar. “Nggak ada, jadi apa yang mau diangkat,” jawabnya.

Sementara itu, saat di Kantor Camat Medan Denai, usai rapat kilat di ruangan camat, Kadistanla Kota Medan Ir Wahid berdalih, penertiban tersebut batal karena telah bocor dan diketahui para peternak.
“Tadi kan awalnya kita mau melakukan penertiban pemotongan ilegal. Tapi ketika kita datang ke situ, kemungkinan besar sudah bocor. Jadi, nanti kita atur lagilah,” akunya.
Disebutkannya, rencananya pihak terkait dalam hal ternak kaki empat, akan bergerak dalam dua waktu yakni, malam hari untuk penertiban RPH liar dan siang untuk penertiban ternak kaki empat.
Mengenai penertiban ternak kaki empat, Wahid menjanjikan, akan melakukan penertiban ternak kaki empat pada pekan-pekan ini. “Minggu ini akan kita tertibkan. Ya, kita sisir lah, jangan langsung saja,” tegasnya.
Saat disinggung Sumut Pos, berlarut-larutnya penertiban ternak kaki empat ini menunjukkan Distanla Kota Medan tidak mampu, Wahid menyanggahnya.

“Sekarang masalahnya, bukan mampu atau tidak mampu. Kalau kita lihat dari jumlahnya, dari 18 kecamatan tinggal empat kecamatan. Kita tidak bisa melihat ini gagal, sementara yang lain bisa. Jadi, yang di sini masalahnya belum selesai bukan berarti tidak mampu,” sanggahnya.

Sementara itu, Wahid mengakui, untuk penertiban ternak kaki empat tersulit yang dihadapinya adalah di Kelurahan Tegal Sari Mandala II. “Ya, inikan masih terus dilakukan penggusuran. Kalau target, kita harus selesai secepatnya,” katanya.
Mengenai penertiban ternak kaki empat yang tak kunjung selesai, apakah ini merupakan pertaruhan atas jabatannya? Ditanya soal itu, Wahid terlihat pasrah. “Kalau itu, ya terserah Pak Wali lah,” cetusnya.
Sementara anggota DPRD Sumut dari Daerah Pemilihan (Dapil) 1 Medan M Nasir kepada Sumut Pos menyatakan, berlarut-larutnya penertiban ternak kaki empat di Medan, merupakan bentuk nyata ketidakmampuan Pemerintah Kota (Pemko) Medan dan termasuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait yakni, Distanla Kota Medan, Satpol PP dan lainnya.

“Ya, ini menunjukkan Pemko Medan dan instansi terkait tidak mampu. Anggaran ada, perda ada, masak tidak selesai dan tidak ada hasil yang signifikan. Pemko Medan getol kalau ada pembangunan proyek drainase, mengatasi banjir, tapi yang masalah menyangkut kepentingan umat, Pemko Medan lemah,” tandasnya.(ari)

Buka-bukaan di Film

Prisia Nasution

Mulai 10 November mendatang pecinta film nasional akan mendapat tontonan menarik. Ya, film Sang Penari siap tayang. Menariknya, dalam film itu, artis berdarah Batak, Prisia Nasution, dipastikan tampil maksimal. Bahkan, dia sampai berani berakting telanjang.

Prisia memerangkan tokoh Srintil, seorang peronggeng dalam film Sang Penari. “Adegan-adegan percintaan itu sudah bagian kontrak di awal. Aku nggak deg-degan untuk telanjang,” ungkap Prisia saat ditemui di FX Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (2/11).

Menurut pemilik mata indah yang kerap muncul membintangi FTV itu, dirinya akan melakukan apapun demi tuntutan peran. “Aku akan lakukan semua, karena ini yang dilakukan Srintil,” cetusnya.
Film ini disutradarai Ifa Isfansyah. Prisia akan beradu akting dengan Oka Antara yang memerankan Rasus; seorang tentara. Cinta Srintil dan Rasus terjadi pada pertengahan 1960-an. Mereka diceritakan tinggal di sebuah desa di Banyumas yang bernama Dukuh Paruk. Warga di desa tersebut, kala itu, sangat memercayai bahwa menjadi penari ronggeng adalah titisan magis. Dia sangat dipuja sekaligus memiliki tugas berat.

Menjadi seorang ronggeng tidak hanya menari di pentas-pentas tari, tetapi juga menjadi milik semua warga Dukuh Paruk. Siapa saja boleh minta dilayani, asalkan memberikan imbalan.

Film Sang Penari tersebut terinspirasi dari trilogi Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Cerita skenario ditulis Salman Aristo. Selain itu, ada Yadi Sugandi (penata kamera), Aksan Sjuman dan Titi Sjuman (penata musik), serta desainer Chitra Subiyakto sebagai penata kostum. Di deretan pemain, selain Oka Antara dan Prisia Nasution, ada Slamet Rahardjo, Lukman Sardi, Dewi Irawan, Tio Pakusadewo, Happy Salma, serta Teuku Rifnu Wikana.

Sang Penari tayang di bioskop mulai 10 November mendatang. Menurut orang-orang di belakang layar, film tersebut adalah film yang menguras tenaga dan emosi. Sebab, prosesnya sangat lama, yakni tiga tahun.
“Jujur saja, saya sudah kehabisan energi. Tiga tahun saya habiskan untuk film ini. Melalui segala macam proses yang begitu panjang. Buat saya, yang paling berat adalah menjaga energi tetap stabil. Dan ketika film ini selesai, energi saya juga selesai,” ungkap Ifa, sang sutradara, kemarin (2/11) di FX Plaza. (jan/c6/ayi/jpnn)

Bank Sumut UMK Expo 2011 Serta Media Gathering

Tanggulangi Kemiskinan dan Pengangguran

Keberadaan dan peranan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat besar dan strategis untuk menanggulangi kemiskinan
dan pengangguran.

Kesempatan kerja yang tinggi dari program ini disebabkan pelakunya tak memerlukan tenaga kerja yang berpendidikan tinggi dan tak membutuhkan investasi besar, karena hanya membutuhkan sarana produksi yang relatif sederhanan
“Namun, kendala seperti pengelolaan usaha yang masih tradisional, kualitas SDM yang belum memadai, skala teknik produksi yang rendah, masih terbatasnya akses lembaga keuangan khususnya perbankan serta yang paling utama adalah permasalahan dalam pemasaran hasil produksi menyebabkan UMKM belum bisa berkembang pesat,” kata Dirut Bank Sumut Gus Irawan pada pembukaan Bank Sumut UMK Expo 2011 serta Penganugerahan Bank Sumut UMK Award 2011 di pelataran parkir Kantor Pusat Bank Sumut, Jalan Imam Bonjol Medan, Rabu (2/11).

Gus Irawan juga menuturkan, sejak 2008 lalu, Bank Sumut setiap tahun melaksanakan program Bank Sumut UMK Award. “Program ini merupakan pemberian penghargaan kepada para pengusaha mikro dan kecil berprestasi di Sumut yang sukses menjalankan usahanya di tiap kantor cabang Bank Sumut yang tersebar di seluruh Sumut. Dan pada 2011 ini, sedikitnya ada 500 pelaku UMK yang turut berpartisipasi,” tuturnya.
Menurutnya, program ini bertujuan mendorong peningkatan intermediasi perbankan dengan membantu pelaku UKM agar memiliki akses dengan Bank Sumut. “Diharapkan dari program ini nantinya tercipta kemitraan yang bersinergi antara Bank Sumut dan pelaku UKM,” kata Gus Irawan lagi.

Lebih lanjut ia menjelaskan, mitra Bank Sumut ini akan diberikan pembinaan baik untuk aspek manajemen, teknik pemasaran, penyediaan sarana dan dukungan promosi, pemasaran produk UMK dan pemberian peluang pasar, konsultasi untuk UMK dan lainnya. Gus Irawan mengharapkan, kegiatan ini menjadi motivasi dalam mengelola usaha lebih baik dan bertanggung jawab. “Bank Sumut UMK Expo 2011 ini juga bentuk apresiasi kepada pemenang Bank Sumut UMK Award,” ujarnya.
Selain peserta dari seluruh kantor cabang PT Bank Sumut, penyelenggaraan kegiatan pada 2011 ini juga diikuti mitra binaan dari Dinas Koperasi dan UKM Provsu, Dinas Koperasi dan UKM Kota Medan, Dekranas, PKBL Pertamina, Student Entrepreneurship Centre USU, UKM Centre, Forda UKM dan masyarakat peduli UMK lainnya.

Gus Irawan menyatakan, kegiatan ini juga sangat spesial karena bertepatan dengan ulang tahun ke-50 Bank Sumut. “Dengan umur yang sudah berada pada tahun emas ini, Bank Sumut berkomitmen akan semakin fokus mengembangkan UMKM. Diharapkan para peserta dapat memanfaatkan momentum dengan sebaik-baiknya agar dapat menambah wawasan dalam mengembangkan usaha. Kegiatan ini juga sebaiknya sekaligus sebagai wadah untuk saling menukar informasi serta mampu mendorong semangat berkarya bagi terciptanya produk-produk inovatif yang lebih bervariasi, handal dan lebih bermutu. Dan akhirnya pelaku UKM menjadi tuan rumah di negeri sendiri, termasuk ke pasar ekspor,” ujarnya.
Sementara itu, Pengawasan Bank Indonesia Indra Yuheri dalam sambutannya mengatakan, akses perbankan harus mendukung pembiayaan dan pengembangan UMKM. “Dengan hal ini Bank Indonesia melakukan upaya agar tercapai ekonomi makro yang baik,” jelasnya.

Sebelumnya, di lantai 10 Kantor Pusat Bank Sumut digelar Media Gathering yang mengundang para pemimpin serta reporter dari berbagai media yang ada di Sumut.
Pada kegiatan itu, Gus Irawan menjelaskan, pada 2010 hingga 2011 ini Bank Sumut kerap mendapatkan penghargaan baik ditingkat Sumut maupun Nasional. “Namun, tanpa bantuan media, Bank Sumut mungkin takkan bisa mencapai dan meraih penghargaan yang cukup maksimal, jika tanpa bantuan dari media,” katanya.

Ia mengucapkan banyak terimakasih serta bersyukur bisa meraih penghargaan tersebut. “Karena tanpa bantuan media melalui kontribusinya, hal tersebut juga mungkin tak akan bisa tercapai,” kata Gus Irawan.
Pada 2011 ini Bank Sumut juga berharap bisa melakukan finalisasi untuk menjadi bank devisa. Dan pada 2012 mendatang Bank Sumut juga sudah mempersiapkan diri untuk dicatatkan sahamnya di bursa saham atau Initial Public Offering (IPO). “Ini juga merupakan satu integral untuk menjadi Regional BPD Champion pada 2014 mendatang,” terangnya lagi.
Bank Sumut UMK Expo 2011 yang digelar di pelataran parkir Kantor Pusat Bank Sumut pada 2-4 November 2011. Pada kegiatan itu turut dimeriahkan Edi Silitonga.(saz)