28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14394

Pengacara Protes Salah Ketik Tanggal

Sidang Perdana RE Siahaan

MEDAN-Sidang perdana perkara dugaan korupsi tindak pidana korupsi dengan terdakwa Mantan Wali Kota Pematang Siantar, Robert Edison Siahaan (52), digelar di Persidangan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Medan, Selasa (25/10). Sidang dipimpin 3 hakim adhok dipimpun Ketua Majelis Hakim Jonner Manik SH MH, dengan para anggota Suhartanto SH dan Lowdewik L Tobing.

Sidang perdana ini dengan agenda mendengarkan pembacaan dakwaan yang dibacakan jaksa penuntut umum dari KPK Irene Putrie SH Mhum.

Saat jaksa penuntut umum membacakan dakwaan penasehat terdakwa RE Siahaan, Syarfuddin Panja sempat melakukan protes karena JPU dinilai keliru dalam pengetikan dakwaan yang dibacakan oleh pihak penuntut umum dari komisi pemberantasan korupsi.

Di hadapan majelis hakim, pengacara terdakwa mengatakan keberatan dalam dakwaan penuntut umum di halaman 33 tertulis tanggal 13 November 2011,  karena sebelumnya semua dakwaan tertulis November 2007. Maka pengacara terdakwa akan mengajukan esepsi atas dakwaan penuntut umum yang kabur.

Namun pihak penuntut umum berkilah bahwa materi yang disampaikan tidak kabur hanya saja salah pengetikan nanti segera dilakukan perbaikan. Usai mendengarkan keterangan penuntut umum, majelis hakim meminta agar protes yang disampaikan penasehat hukum itu disampaikan dalam eksepsi pada pekan depan.

Mantan Wali Kota Pematang Siantar itu diadili dalam perkara dugaan korupsi penggunaan dana rehabilitasi/pemeliharaan dinas PU pada APBD 2007 sebesar Rp8,3 miliar dan penggunaan dana bantuan sosial pada PAPBD Tahun 2007 sebesar Rp2,2 miliar. Dalam kasus korupsi APBD tahun 2007 dengan total kerugian negara senilai Rp10,5 miliar. (rud)

2012, Bandara dan Tol Kualanamu Siap Pakai

MEDAN-Bak gayung bersambut, optimisme pemerintah pusat dalam upaya penyelesaian Bandara Kualanamu, termasuk pula mengenai infrastruktur pendukungnya yang selesai pada 2012 mendatang, diamini Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu).

“Berbicara optimisme, manusia hidup harus optimis. Mengenai pembangunan Kualanamu dan infrastruktur jalannya, seperti tadi yang dibicarakan harus ada keoptimisan. Mengenai jalan Tol Kualanamu, sedang proses tender, tinggal konstruksi,” ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho, ketika dikonfirmasi Sumut Pos usai acara Seminar Kerja Sama Pemerintah Swasta (KPS) Bersama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional dengan tema “Paradigma Baru Pembangunan Infrastruktur”, Selasa (25/10).

Kembali dijelaskannya, untuk pembangunan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, dikatakannya tidak perlu seratus persen pembebasan lahan selesai. Yang terpenting, akan dikejar pengerjaannya bisa segera selesai.
Sebelumnya, Gatot Pujo Nugroho, dalam sambutannya melaporkan progres akses ke Bandara Kualanamu sedang berjalan dan menunjukkan pergerakan yang menggembirakan. Dipaparkannya, untuk proyek pembangunan Bandara Kualanamu saat ini, sudah mencapai 76,81 persen.

“Jalan arteri nontol lahan yang sudah dibebaskan mencapai 21,1 hektar, dari kebutuhan 33,91 hektar atau mencapai 64 persen. Diharapkan dalam waktu dekat akan selesai hingga seratus persen,” katanya. (ari)

Supir Angkot Demo, Penumpang Terlantar

BINJAI- Ratusan supir angkot jurusan Binjai-Langkat, kembali melakukan aksi demo di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Tangsi, Kecamatan Binjai Kota, Selasa (25/10) sekitar pukul 11.00 WIB.  Aksi demo kali ini, meminta pihak kepolisian khususnya Satlantas dan Dinas Perhubungan (Dishub-red) menindak tegas para supir angkutan kota (Angkot) yang meng gunakan mobil palat hitam.

Bukan itu saja, ratusan supir angkot ini juga meminta pihak kepolisian untuk mengusut tun tas kasus pemukulan yang dialami teman mereka, Andi Sanusi, yang diduga dilakukan seorang mandor angkot plat hitam. Akibat aksi mogok supir itu, mengakibatkan penumpang jurusan Binjai-Langkat atau sebaliknya terlantar.

Aksi unjuk rasa yang dilakukan abang supir ini, akhirnya mendapat perhatian dari Kasat Lantas Polres Binjai AKP Rizal. Orang nomor satu di Satlantas Polres Binjai ini pun mendatangi para supir untuk mencari jalan keluar terbaik. Dalam pertemuan itu, AKP Rizal mengaku, akan melakukan tindakan tegas terhadap para supir yang menggunakan plat hitam. Karena memang tidak dibenarkan mobil plat hitam mengangkut penumpang.

“Kita berjanji akan melakukan tindakan tegas terhadap seluruh supir yang menggunakan mobil plat hitam. Karena sudah menyalahi aturan. Jadi tidak ada solusi lain, selain memberhentikan mobil plat hitam yang masih mengangkut penumpang,”  janji Rizal dihadapan supir yang melakukan aksi.

Sementara itu, Irfan Siburian, supir angkot menilai, aparatur pemerintahan di Kota Binjai tidak tegas untuk melakukan tindakan terhadap angkot berplat hitam. Sehingga, angkot plat hitam sampai saat ini masih tetap beroperasi mengambil sewa.

“Mereka hanya melakukan razia selama 4 hari saja. Apakah itu serius menanggapi masalah ini. Jika memang mereka serius, seharuanya usut dong permasalahan ini sampai tuntas. Sehingga tidak ada lagi angkot yang memakai plat hitam mengangkut penumpang,” tegas Irfan Siburian.

Karena tidak ada ketegasan itu, tambahnya, makanya mereka kembali melakukan aksi demo. Agar pihak terkait, dapat menanggapi permasalahan ini dengan sungguh-sungguh. “Kami akan melakukan aksi ini terus jika permasalahan ini tidak selesai,” ancamnya.(dan)

Dugaan Korupsi Rp9,95 M di Disdik Tobasa Dilaporkan

MEDAN- Lembaga Pemantau dan Pengawasan Pembangunan Sumatra Utara (LP3SU) mendatangi Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) melaporkan adanya dugaan tindak pidana korupsi (tipikor) pengadaan prasarana pendidikan di Dinas Pendidikan Kabupaten Toba Samosir yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2010 senilai Rp9,95 miliar, Selasa (25/10) sore.

Menurut Ketua LP3SU, Sahala Saragih, berdasarkan temuan LP3SU, dana yang dikucurkan untuk prasarana pendidikan bagi 42 Sekolah Dasar yang berlokasi di desa tertinggal dikawasan perbukitan Toba Samosir, sarat dengan dugaan korupsi dan mark-up serta bantuan fiktif dalam pelaksanaannya.

Adapun item dugaan korupsi dengan total keseluruhan Rp9,95 miliar, diantaranya pengadaan buku untuk perpustakaan (pengayaan) dalam hal ini buku penunjang pendidikan dan referensi senilai Rp3,9 miliyar.
Dalam pengucurannya, ditemukan adanya keganjilan dan penyimpangan spesifikasi teknis buku untuk pendidikan agama. Dimana lanjut Sahala, yang dibutuhkan buku agama Kristen tapi yang didatangkan buku agama Islam sehingga dalam pengucurannya tidak sesuai spesifikasi.

Untuk setiap tingkatan Sekolah Dasar mendapatkan 1050 buku agama, sehingga penyaluran terkesan sia-sia dan menghamburkan uang negara.

Apalagi sasaran bantuan DAK yang berasal dari APBN ini, memang diperuntukan untuk 42 Sekolah Dasar dikawasan tertinggal khususnya di daerah pedalaman dan perbukitan di Tobasa.

Sahala memaparkan, proyek pengadaan sarana pendidikan ini telah diatur sedemikian rupa dengan pihak ke tiga. Buktinya, kalau berdasarkan kontrak bahwa seluruh buku dan sarana pendidikan lainnya sudah diantarkan paling lambat 39 Desember 2010.

Namun dalam praktiknya, penyerahan buku untuk 42 Sekolah Dasar di Tobasa dilaksanakan dua tahapan, pertama pada 23 Desember 2010 dan tahap kedua pada Januari 2011, yang meminta seluruh Kepala Sekolah Dasar baik negeri maupun swasta untuk mengambil buku di gudang milik kontraktor di Jalan Sirait, Porsea.

Ditambahkan Sahala, yang tampak ganjil dalam pengadaan buku ini, dari 42 SD dikawasan tersebut, tidak ada siswanya beragama Islam, tetapi buku yang dibeli panduan agama Islam.

Ini bisa dibuktikan, setelah pihaknya turun langsung ke sekolah-sekolah yang menerima pengucuran proyek pengadaan prasarana pendidikan di Tobasa. Para Kepala Sekolah di 42 SD Tobasa mengaku, tidak menerima bantuan alat peraga dan multi media pendidikan senilai Rp5,7 miliar yang merupakan bantuan dari DAK Rp9,95 Miliar.
Atas dasar tersebut, pihaknya meminta Kejaksaan Tinggi Sumatra Utara, untuk segera melakukan penyelidikan terhadap kasus dugaan korupsi tersebut.(rud)

Mobil dan Ganja 40 Bal Ditinggal Pemilik

LANGKAT- Diduga panik melihat petugas, pengendara mobil Terios warna merah maron nopol BM 1289 RZ berisikan 40 bal ganja ditinggal begitu saja di Pasar VI Ara Condong Desa Paya Mabar, Kecamatan Stabat, Selasa (25/10).
Informasi diperoleh dari Polres Langkat, seperti biasanya setiap pagi petugas Satuan Lalu Lintas (Satlantas) menggelar pos padat di persimpangan jalan yang diprediksi padat guna mengantisipasi kemacetan serta kedisiplinan.

Saat bersamaan, mobil Terios datang dari arah NAD menuju Medan persisnya di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) depan Madrasyah Tsanawiyah, petugas memberikan aba-aba kepada pengendara agar berhati-hati. Namun diduga gugup dan panik, pengendara malah menekan pedal gas sehingga nyaris menabrak dua personel Satlantas yang bertugas Brigadir Guntur dan Hamdani Nasution.

Mobil terus meluncur bahkan nyaris mencelakai pengendara lainnya. Seketika, kedua personel memberitahukan personel lain agar siaga menghadang mobil yang mencurigakan tersebut. Kendati demikian, mobil kemudian ditinggal pengendara maupun penumpangnya berjumlah empat orang yang sempat melewati jembatan Wampu dan persimpangan traffic light Pasar Stabat sebelum akhirnya berbelok ke persimpangan Balai Pengobatan Sakinah.
Tak mau dipecundangi, petugas memburu mobil hingga perkampungan warga. Nah, saat itu diduga pengendara maupun penumpang merasa terdesak langsung kabur.

Kapolres Langkat, AKBP H Mardyono, didampingi Kasat Narkoba AKP SR Tambunan di halaman Mapolres menyaksikan dibongkarnya ganja-ganja di simpan pelaku pada bahagian dinding mobil. Kapolres menekankan, untuk beberapa pekan terakhir, pihaknya mengamankan beberapa kali ganja asal Aceh sebagai antisipasi lebih lanjut pihaknya akan lebih memperketat frekwensi razia.

Sebelum berita ini dilayangkan, petugas diketahui mengamankan dua diantara empat penumpang mobil dari seputar lokasi ditinggalkannya mobil. Keduanya adalah Saifundi (22) dan Anwar (19) warga Desa Jurang Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara. (mag-4)

Keluarga Nelayan Kembali Datangi Pemkab Langkat

LANGKAT- Hanya berselang sepekan, keluarga sejumlah nelayan tradisional wilayah Teluk Aru yang ditangkap tentara maritim Malaysia kembali mendatangi Pemkab Langkat guna mendapatkan kejelasan, Selasa (25/10).
Kedatangan istri nelayan ini, menyusul rekomendasi Pemkab menempuh upaya-upaya pembebasan atau kejelasan hukum.

“Tadi pak Sekda saat bertemu warga nelayan (istri maupun keluarga) menekankan, Pemkab serius melakukan upaya-upaya terkait pembebasan ataupun kejelasan hukum nelayan tradisionil kita yang ditangkap tentara maritim Malaysia belum lama ini,” kata Kabag Humas Pemkab Langkat, H Syahrizal.

Rizal menyebutkan, upaya disampaikan kepada keluarga nelayan tradisional yang hadir ke kantor bupati, Selasa (25/10), memberitahukan secara resmi ke Dinas Kelautan Propsu serta mendelegasikan Kepala Dinas (Kadis) Perikanan dan Kelautan Pemkab Langkat ke Jakarta menemui pihak-pihak berkompetensi menangani permasalahan dimaksud.
Pada kesempatan itu, keluarga nelayan diwakili Santi, Mariani, Nurbaya dan Nur Asiyah. Santi menuturkan, hingga kini belum menerima kabar dari suaminya sejak ditangkap beberapa waktu lalu. Karenanya, mereka sangat berharap pemerintah dapat membantu pemulangan keluarga mereka. (mag-4)

20 Hari Menghilang, Ditemukan Tewas Tergantung

BINJAI- Tak disangka, setelah 20 hari menghilang dari rumahnya, Hamdan (17), warga Dusun I, Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, ditemukan tewas tergantung dan membusuk di sebuah gudang bekas pengolahan kayu tak jauh dari rumahnya, Selasa (25/10), sekitar pukul 09.00 WIB.

Keterangan yang dihimpun wartawan Sumut Pos di lokasi kejadian menyebutkan, sebelum korban ditemukan tewas tergantung, dia pernah meminta sebuah HP kepada orangtuanya. Namun, permintaannya tidak dikabulkan karena keadaan ekonomi yang pas-pasan.

Dari sinilah awal mula kepergian Hamdan, karena sejak permintaannya tidak dikabulkan, dia pergi dari rumah, Kamis (6/10), hingga akhirnya ditemukan meninggal dunia.

Menurut Tarmadi alias Marbun (54) ayah korban mengatakan, sejak kepergian anaknya itu, dia sibuk mencari ke berbagai tempat, namun tak kunjung membuahkan hasil.

Hari terus berlalu, tetapi Tarmadi juga tak kunjung menemukan anaknya tersebut. Sementara, sejumlah warga di tempat korban tinggal kerap mencium bau busuk. Hanya saja, bau busuk tersebut dikira warga hanyalah bangkai binatang.

Hingga akhirnya, Tarmadi berfirasat kalau anaknya tak jauh dari rumah. Sehingga, Tarmadi mencoba mencari anaknya di sebuah gudang bekas pengolahan kayu, yang tak jauh dari rumahnya.

Setelah meminta izin ke pemilik gudang, Tarmadi masuk dan mencari anaknya. Ketika melakukan pencarian, Tarmadi nyaris putus asa. Pasalnya, ketika dia membuka pintu gudang tersebut, tidak ada tanda-tanda keberadaan anaknya.
Namun, di dalam gudang, tarmadi melihat sebuah ruangan dengan pintu terbuka. Penasaran, Tarmadi mencoba masuk untuk melihat di dalam ruangan itu. Dan alangkah terkejutnya Tarmadi setelah melihat anaknya tewas tergantung dengan seutas tali nilon dan sudah membusuk. Temuan ini langsung diberitahukan kepada petugas kepolisian setempat.

Kapolsek Tandam AKP Widya, saat dikonfirmasi, memastikan kalau mayat tersebut tewas gantung diri. “Dari hasil diagnosa dokter yang turun ke lokasi, menyatakan di tubuh korban tidak ada tanda-tanda kekerasan. Sehingga untuk saat ini korban dipastikan tewas gantung diri,” ujar Widya.(dan)

Ketua DPD RI Kunjungi Medan

MEDAN-Ketua DPD RI Irman Gusman, dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke Sumatera Utara, dengan menyambangi Kota Medan, Rabu (26/10).

Menurut anggota DPD RI Rahmat Shah, yang akan mendampingi Ketua DPD RI Irman Gusman mengatakan, kedatangan Irman dalam rangka kunjungan kerja. Adapun kegiatan yang akan dihadiri Ketua DPD RI, lanjut Rahmat, di antaranya, menjadi narasumber dialog nasional di RAZ Plaza, menuliskan tanda solidaritas tentang Gempa Turki di Konsulat Turki Medan serta menyampaikan pidato pada acara pelantikan BM3 Sumatera Utara di Hotel Grand Angkasa.

Sedangkan tanda solidaritas tentang gempa Turki yang akan diberikan di Konsulat Turki Medan di Jalan Dr Mansyur No 122 – 124 Medan, sebagai bentuk persaudaraan dan kemanusiaan mengingat Turki-Indonesia selama ini menjalin kerjasama yang baik. “Nantinya bentuk ungkapan belasungkawa akan kami jilid dalam buku sebagai rasa solidaritas masyarakat Sumut kepada korban gempa di Turki,” pungkasnya. (ila)

Dana BKMM Diduga Diselewengkan

LUBUK PAKAM- Yayasan Pendidikan Swasta Tamora di Jalan Irian Gang Pendidikan, Tanjung Morawa, diduga tidak menyalurkan dana Bantuan Khusus Murid Miskin (BKMM) tahun ajaran 2009/2010. Akibatnya, sekitar 21 murid miskin SMA dan 26 murid SMK yang seharusnya mendapat bantuan tidak menerimanya.

Hal itu diungkap mantan Wakil Kepala Sekolah SMK Yayasan Pendidikan Swasta Tamora Irwansyah, ketika dihubungi Sumut Pos, selasa (25/10), sekitar pukul 14.31 WIB.

Menurut Irwansyah, pihak Yayasan Pendidikan Swasta Tamora tidak menyalurkan dana BKMM yang seharusnya dibayarkan sekitar Rp60 ribu persiswa perbulan dengan sistem pembayaran triwulan yang bersumber dari APBN.
Untuk murid SMA sebanyak 21 orang terdiri 6 orang siswa kelas 2 dan 14 siswa kelas 3. Untuk murid SMK, enam orang kelas 2 dan 20 orang kelas 3.

Kepala Sekolah SMA Swasta Tamora Tuti Sriwahyuni, yang tahun 2009 lalu, merangkap jabatan sebagai Kepala Sekolah SMK Swasta Tamora, membantah tidak menyalurkan bantuan BKMM. Menurutnya, pada tahun 2009, siswa SMK Swasta Tamora hanya mendapatkan bantuan BKMM untuk 6 siswa saja. (btr)
“Wajarlah kalau ada siswa yang cemburu, lantas bicara yang tidak-tidak,” bantahnya. (btr)

Pedagang Ikan Ditangkap Bawa Sabu

SERGAI- Satuan Narkoba Polres Serdang Bedagai, berhasil meringkus Khoirul Aswat (29) pedagang ikan keliling penduduk Desa Nagur, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai, Senin (24/10) malam, sekira pukul 20.00 WIB di tempat pemakaman umum (TPU) Desa Nagur, Kecamatan Tanjung Beringin, Sergai, karena memiliki sabu-sabu sebanyak 0,5 gram.

Dihadapan petugas, tersangka mengaku mendapatkan barang haram tersebut dari temannya Ncek (DPO) warga Tanjung Balai. “Dibeli dari teman seharga Rp700 ribu dan langsung diantar ke rumah,” kata Aswat ketika dimintai keterangannya, Selasa (25/10) sore.

Kapolres melalui Kasat Narkoba Polres Serdang Bedagai, AKP Nopiardi mengatakan, tersangka merupakan target pihak kepolisian yang diduga sebagai pengedar sabu. “Dari tangan tersangka petugas berhasil mengamakan 0,5 gram sabu bersama satu unit sepeda motor Yamaha Mio BK 6425 XAP,” kata Nopiardi. (mag-3)