28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14400

Bokongi Ratu Inggris, Remaja Diamankan

BRISBANE- Seorang remaja Australia langsung ditangkap polisi, setelah melakukan tindakan yang tak sopan terhadap Ratu Inggris. Remaja itu nekat menurunkan celananya, lalu meletakkan bendera Australia di bagian bokongnya.
Hal itu dilakukan remaja, yang diketahui bernama Liam Warriner. Ketika Ratu Elizabeth memberikan lambaian tangan padanya. Akibat perbuatannya, tentu saja Liam langsung dicokok polisi dan dimasukkan ke penjara. Dia dibebaskan dengan jaminan.

Setelah bebas, dia dengan santainya mengatakan kalau tindakannya adalah hal biasa. Warriner mengungkap kalau dia ditantang rekannya untuk melakukan hal nekat tersebut.

“Setiap orang juga melihat bokong orang lain. Ayolah, Anda juga melihatnya di televisi dan film tapi mengapa itu jadi pelanggaran bagi Ratu,” kata Liam, seperti dikutip dari The Sun, Senin (24/10).

Polisi Queensland menuntut Warriner karena dianggap dengan sengaja melakukan pelanggaran dan menimbulkan gangguan publik. Ia pun harus berhadapan dengan hakim, Jumat pekan ini.

Insiden terjadi saat iring-iringan Ratu melakukan perjalanan dari Bandara Brisbane. Ketika itu, Ratu Elizabeth memang sedang melakukan kunjungan ke Brisbane, Australia. (net/jpnn)

Di Kota Bangkok Stok Makanan Habis

BANGKOK- Warga di Thailand mulai panik saat banjir melanda Negeri Gajah Putih itu dua bulan lalu. Mereka memborong bahan makanan dan air mineral di hampir semua provinsi. Akibatnya stok makanan dan minuman habis.
Seorang mahasiswa program doktor Industrial and Manufacturing Engineering, Asian Institute of Technology (AIT), Risdiyono mengabarkan, Senin (24/10), jika dirinya sudah berkeliling di beberapa supermarket seperti 7-eleven, 108 maupun Family Mart di Bangkok. Tapi, tidak juga mendapatkan bahan makanan seperti beras, telur, mie instan dan air mineral.

“Meskipun sudah ada kebijakan pembatasan pembelian, tetap saja banyak masyarakat yang tidak kebagian,” kata Risdiyono.

Dosen Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta itu mendapatkan informasi sebelum bencana banjir meluas, aksi borong dilakukan para dermawan untuk disumbangkan kepada korban banjir di tempat penampungan. Namun, saat ini semua orang di Thailand memborong bahan makanan dan minuman untuk persediaan masing-masing.

Sebab, dia memaparkan, banjir telah menenggelamkan sebagian besar daerah pertanian, peternakan, perikanan dan industri. “Apabila tidak ada keperluan yang sangat mendesak, sebaiknya tunda perjalanan ke Thailand sampai kondisinya memungkinkan,” tuturnya.

Sementara itu, Risdiyono menyebut, kampusnya di AIT terendam air hingga 4,5 meter. Sehingga pihak kampus membutuhkan waktu 1-2 bulan untuk mengeringkan. Akibatnya, kampus diliburkan hingga 30 November 2011 mendatang.

“Alhamdulillah pihak kampus tempat saya mengajar bersedia menanggung seluruh biaya kepulangan. Garuda Indonesia juga telah berjanji untuk memberikan special rate,” demikian Risdiyono.
Untuk diketahui, banjir yang menerpa 26 dari 90 provinsi di Thailiand itu mengakibatkan industry terpengaruh. Pabrik-pabrik otomotif dan suku cadang di Ayutthaya dan Pathumthani terganggu. Pabrikan suku cadang pemasok Toyota, Honda, Mitshubishi, Isuzu, Nissan, GM, Ford, dan Mazda akan terpengaruh banjir Thailand.
“Padahal seluruh produksi Thailand mencapai 1,7 – 1,8 juta unit,” kata Vice President Automotive & Transportation Frost & Sullivan Asia Pacific, Vivek Vaidya dalam keterangan tertulis.
Dia menjelaskan, pabrik Honda yang terletak di Ayutthaya terkena dampak banjir paling parah. Honda telah mengumumkan pemberhentian produksi selama satu pekan karena pabrikannya terendam banjir.
Sedangkan Toyota, walaupun pabrikannya tidak terkena banjir, namun terhenti produksinya selama sepekan karena terganggu rantai pasokan yang berlokasi di Ayutthaya dan Pathumthani.
“Produksi kendaraan penumpang Ford telah dilanjutkan produksi pada pekan ini, tapi untuk pick-Up masih terhenti,” katanya.
Sedangkan yang paling tidak berpengaruh banjir adalah General Motor karena lokasi pabrik dan rantai pasokan suku cadang terletak di luar wilayah yang terkena banjir.
“Kami memprediksi seluruh pabrikan akan kehilangan produksi 80.000 – 100.000 unit dalam 2-3 pekan ke depan,” katanya. (bbs/jpnn)
Para pabrikan harus memulihkan kembali kerugian produksi dengan meningkatkan jam kerja dan menjalankan pabrik kapasitas penuh selama dua bulan ke depan. Untuk mengatasi hal tersebut, dalam jangka pendek para pemegang merk akan memindahkan produksi ke Indonesia. (bbs/jpnn)

Mesra di Bali

Ibas-Aliya

Hari H pernikahan Edhie Baskoro Yudhoyono dan Siti Rubi Aliya Rajasa tinggal satu bulan lagi. Seperti pasangan calon mempelai lainnya, mereka tidak lagi sungkan tampil berdua.

Di dalam kunjungan kerja Presiden SBY di Bali, mereka tampak hadir. Keduanya terlihat di Istana Tampak Siring, Gianyar, pada Sabtu siang pekan lalu.

Sepanjang hari itu, Presiden SBY mengadakan pertemuan tertutup dengan beberapa orang menteri. Rapat tersebut berlangsung di Istana Tampak Siring.

Sementara pagi harinya Ny Ani Yudhoyono didampingi Menpar Marie Elka Pangestu mengunjungi sebuah desa budaya desa adat di Bangli. Yaitu desa Penglipuran yang telah beberapa kali mendapat piala Adipura atas kebersihan lingkungannya.

Usai kunjungan ke Penglipuran, Ny Ani Yudhoyono berkunjung ke Pure Tirta Empul yang siang itu sedang menggelar prosesi Pujo Wali. Di pure yang letaknya berdampingan dengan Istana Tampak Siring itu, Aliya Rajasa mulai bergabung.
Sementara sang calon pengantin pria, Ibas, baru bergabung saat rombongan kembali ke Istana Tampak Siring. Dia mengenakan kemeja batik lengan panjang warna kuning emas. Tidak berapa lama, Ibas-Aliya tampak berfoto bersama. Mereka berpose di jembatan penghubung dua sisi bagian Istana Tampak Siring yang dipisahkan oleh tebing kanal curam.
Ibas-Aliya kembali terlihat pada Minggu malam di Hotel Ayodya, Nusa Dua, Bali. Mereka hadir bersama dengan Presiden SBY dan Menko Hatta Rajasa yang akan mengadakan rapat koordinasi persiapan KTT ASEAN dan East Asia Summit yang akan digelar akhir bulan depan. (net/bbs)

Polisi Jaga Dapat Rp4,5 Juta

Gayus Tebar Uang di Rutan Mako Brimob

Jakarta- Delapan anggota Polri yang pernah jaga di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok bersaksi untuk terdakwa Gayus Tambunan. Kedelapan polisi tersebut kompak mengaku pernah diberi uang oleh Gayus Tambunan.
Kedelapan anggota Polri itu ber nama Budi Herianto, Anggoco Duta, Bambang Setiawan, Edi, Datuk Arundika, Bagus Arif, Junjungan Porters dan Susilo. Secara bersamaan, mereka bersaksi di Pengadilan Tipikor, Senin (24/10).

Budi menjelaskan, sekitar bulan Juli 2010, Gayus diberi izin keluar dengan alasan ingin berobat. Namun bukannya berobat, Budi yang kebagian jatah mengawal justru dibawa ke rumah mewah Gayus di Kelapa Gading.
“Cuma satu hari, Sabtu pergi, Minggu malam sudah kembali,” ujar Budi yang mengaku ikut tidur di dalam rumah Gayus.
Gayus tidak perlu sembunyi-sembunyi untuk bisa keluar dari Rutan. Selain sudah mendapat persetujuan dari Karutan Kompol Iwan Siswanto, Gayus pun cukup berjalan kaki untuk keluar dari komplek Mako Brimob. Di pintu gerbang, sudah menunggu mobil Avanza yang akan langsung membawa Gayus ke Kelapa Gading.

Budi mengaku diberi uang Rp4 juta oleh Gayus. Uang itu diberikan dalam empat tahap. Budi tak bisa berbuat banyak karena mendapat perintah langsung juga dari Iwan.

“Hari ini, Gayus mau keluar, tolong diantar salah satu. Kalian tidak usah merasa takut, ini tanggung jawab saya,” kata Budi mengutip perintah Iwan.

Ketujuh anggota Polri lainnya juga mengaku mendapat uang. Duit itu diberi Gayus karena mempermudah ia keluar-masuk penjara.

Anggoco mendapat Rp4 juta. Bambang mendapat Rp3 juta. Untuk Bambang, dia diperintahkan Iwan untuk mengontrol Gayus di ruang tahanannya. Saat mengontrol, Gayus pun langsung menyerahkan uang sebanyak itu. Edi dikasih Rp3 juta, Datuk Rp4 juta, Bagus Rp4,5 juta, Susilo dan Junjungan mendapat Rp1,5 juta. (net/bbs)

Spider Kids Panjat Tower Tegangan Tinggi

TANGERANG- Tegangan listrik yang terpasang di rumah-rumah besarnya 220 volt. Jika kesetrum, bisa tewas. Safitri alias Pipit berani memanjat tower listrik bertegangan 150.000 volt, dengan telanjang kaki dan tanpa bantuan alat pengaman. Gilanya lagi, di atas tower dengan ketinggian sekitar 50 meter, ia berjalan dan menari-nari di atas rangka besi tower.

Perempuan berusia 9 tahun yang dikenal dengan sebutan Spider Kids ini, memanjat saluran udara tegangan ekstra tinggi (Sutet) di Jalan Merpati, Gang Murai RT 04/03, Kelurahan Sawah, Kecamatan Ciputat, Kota Tangsel, Senin (24/10). Rosiawati (41) warga sekitar mengatakan, awal mulanya bocah tersebut tengah mencari bunglon yang menjadi mainan kesayangannya. Namun, tak lama kemudian, Pipit sudah bertengger di atas tiang Sutet berketinggian sekitar 50 meter tersebut.

Dari plang yang tertera dalam tiang sutet tersebut, tegangan listrik sebesar 150.000 volt. Atraksi sang Spider Kids tersebut waktunya lumayan lama. sekitar 2 jam. Begitu ada polisi menawarkan uang, Pipit segera turun. Satu per satu kakinya meniti tiang besi tower. Begitu sampai di tanah, tak ada ekspresi takut dari raut wajahnya. Justru, ia senang mendapatkan uang dari anggota polisi, meski hanya Rp5.000.

Setelah turun, Pipit ditanya beberapa wartawan. Dan waktu itu, Pipit menjawab bahwa aksi yang dilakukannya karena kesal dengan ulah orangtuanya. Yakni, tidak mau menemaninya mencari mainan berupa bunglon. Lalu, Pipit juga berkata seolah orang dewasa. Ia berpesan kepada wartawan, bahwa jika mempunyai anak harus dijaga. (esa/jpnn)

50 Kg Ganja Dikirim via Jasa Kiriman Kilat

MEDAN-Petugas X-ray Kargo Bandara Polonia Medan kembali menggagalkan penyelundupan 50 kg ganja, yang rencananya akan dikirim melalui kiriman kilat ke Jakarta dari Medan dengan menggunakan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-203, Senin (24/10).

Pengakuan Yugiono, Supevisor Unit Bisnis Gudang Kargo (UBGK) Bandara Polonia Medan menyebutkan, ganja tak bertuan tersebut dikirim kepada Frengki di Jakarta, namun alamatnya tidak ada.

“Ganja ini dikirim via jasa pengiriman barang PT Sinex Express Medan dengan tujuan PT Avira Jakarta dan yang menerima Frengki tapi tidak ada dibuat alamatnya,” katanya.

Menurutnya, setelah paket tersebut dibongkar ternyata isinya daun ganja dengan jumlah 50 bal masing-masing beratnya 1 kg.

“Kita serahkan ke Bea dan Cukai Bandara Polonia Medan,” ujarnya.

Pimpinan PT Sinex Express, Iskandar Zulkarnaen mengaku tidak mengetahui kalau barang tersebut adalah ganja.
“Saya tidak tahu kalau isinya ganja. Saya ditelepon Pak Syaiful, warga Aceh bahwa ada barang yang harus dijemput dari Kayu Putih, Mabar untuk dikirim ke Jakarta. Kalau Pak Syaiful itu ada di Aceh,” tuturnya.
Diterangkannya, selanjutnya dia menyuruh anggotanya untuk mengambil barang tersebut dan mengirimnya via Lion Air dan tidak tahu kalau saat diperiksa X-ray itu ganja.

“Habis paketnya dibungkus dengan rapi dan susah dibuka makanya kami kirim langsung via Lion Air. Lagi pula Pak Syaiful itu bilang kalau barangnya akan dijemput sendiri,” katanya. (jon)

Perketat Mutasi Pegawai

JAKARTA- Mendagri Gamawan Fauzi memastikan, batasan-batasan mengenai aturan mutasi pegawai telah dimasukkan ke dalam draf revisi Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, tentang pemerintahan daerah.
“Soal aparatur yang dipolitisasi, kita berupaya menekannya, dengan memasukkan ke revisi UU Nomor 32 tahun 2004,” ujar Gamawan Fauzi di Jakarta, kemarin (24/10).

Hanya saja, Gamawan tidak mau memerinci lebih detil bagaimana materi yang sudah dimasukkan ke draf revisi UU pemda, yang kini sudah pada tahap pembahasan di Kementrian Hukum dan HAM. Alasannya, draf revisi masih harus dibahas dengan DPR.

Selain memasukkan ke revisi UU, kata Gamawan, pihaknya juga menyiapkan Surat Edaran (SE) yang akan dikirim ke seluruh kepala daerah. (sam)

Kembalikan Lahan Eks PTPN2

Ratusan Masyarakat Tani Suarakan Tuntutan di DPRD Binjai

BINJAI- Ratusan masyarakat dari kelompok tani Makmur Jaya, kelompok tani Mekar Jaya, dan kelompok tani Anugrah Tunggurono, yang tergabung dalam Forum Bersama Laskar Merah Putih (LMP) Kota Binjai, menggelar aksi demo besar-besaran di gedung DPRD, Pemko, BPN dan PN Binjai, Senin (24/10) sekitar pukul 11.00 WIB.
Dalam aksi demo itu, ratusan masyarakat menuntut agar ke empat intansi tersebut, dapat membantu rakyat mengambil kembali lahan eks Hak Guna Usaha (HGU) PTPN 2 Sei Semayang, yang masih dikuasai sepihak oleh PTPN2, dan menolak pemasangan pilar batas lahan PTPN 2, sebelum dilakukan pengukuran bersama-sama antara PTPN2, pemerintah dan kelompok tani.

Sebelum melakukan orasi di gedung dewan, ratusan pendemo ini, menggelar aksi longmarch (berjalan kaki) dari Jalan  Flamboyan, Binjai Utara, menuju gedung DPRD Binjai, Jalan Veteran, Kecamatan Binjai Kota sejauh 10 Km.  Dengan berjalan kaki, demonstran yang didominasi ibu-ibu ini, tampak semangat di bawah terik matahari.
Akibat aksi longmarch ini, ruas jalan utama Kota Binjai (Jalan Sudirman) macat total, karena ruas jalan dipenuhi pendemo.

Setibanya di gedung DPRD Binjai, demonstran langsung disambut petugas keamanan yang sudah disiagakan. Di depan gedung DPRD Binjai, Dr Arif Sugiarto SH MH, selaku Penasehat Hukum (PH) Forom Bersama Laskar Merah Putih, dalam orasinya menyampaikan, mereka menolak pemasangan patok atau pilar batas lahan PTPN 2 Sei Semayang, sebelum dilakukan pemetaan bersama. Sebab, pemasangan patok tersebut, tidak sesuai atau ada selisih luas lahan antara kelompok tani dengan PTPN2.

“Seharunya, sebelum diadakan pemasangan patok atau pilar batas, terlebih dahulu dilakukan pengukuran. Kini apa yang terjadi, belum lagi ada pengukuran, pemasangan patok sudah ingin dilakukan. Akibatnya, ada selisih jumlah luas lahan yang terjadi,” tegas Arif Sugiarto disambut yel-yel ratusan masyarakat tani. Setelah berorasi bebarapa menit, akhirnya sejumlah perwakilan kelompok tani diizinkan masuk ke gedung DPRD Binjai. Disini, masyarakat ditemukan langsung dengan Ketua DPRD Binjai, Ir Haris Harto. Dalam pertemuan tersebut, Haris Harto dengan tegas mengatakan, pihaknya tidak akan mengesahkan RT/RW Kota Binjai, jika persoalan lahan ini tidak segera diselesaikan. “Kita tetap mendukung sepenuhnya hal ini. Kita juga menginginkan, kalau lahan eks HGU PTPN 2 itu dikembalikan kepada rakyat yang memiliki alas hak atau dikembalikan kepada Pemerintah Kota. Kalau ini tidak selesai juga, kami tidak akan pernah mengesahkan yang namanya RT/RW Pemko Binjai,” tegas Haris Harto yang akrab disapa Ajo.

“Persoalan lahan ini, bukanlah hal yang baru muncul kemarin sore, melainkan sudah berlangsung begitu lama. Namun, mana sikap DPRD Binjai khusunya Komisi A yang membidangi masalah ini. Apa hasil dari pertemuan, bukti surat, dan lainnya yang pernah kami berikan? Kami tidak mau cakap-cakap, tapi kami mau bukti nyata,” kecam Zulhamsyah, anggota kelompok tani menyerang komisi membidang persoalan dimaksud. Setelah mendapat penjelasan dari Ketua DPRD Binjai, massa akhirnya meninggalkan gedung dewan dan menuju Pemko Binjai, BPN Binjai, dan PN Binjai. Setelah itu, masyarakat tani ini membubarkan diri.(dan)

Adik Ali Umri Mangkir Lagi

Sidang Lanjutan Kasus Penipuan 18 Honorer Dishub Binjai

BINJAI- Sidang kasus penipaun 18 tenaga honorer Dinas Perhubungan (Dishub) Binjai, dengan agenda meng konfrontir keterangan M Sarifudin alias Boy Umri, adik Ali Umri dengan saksi korban, digelar di Pengadilan Negeri (PN) Binjai, Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Binjai  Barat, Se nin (24/10), sekitar pukul 15.00 WIB.
Namun, lagi-lagi, adik Ali Umri ini, mangkir untuk kedua kali, setelah sebelumnya juga tidak hadir dalam agenda serupa.

Menurut Jaksa Penuntut Umum (JPU) Rismaidi SH, kepada Ketua Majelis Hakim Saut Pasaribu menjelaskan, pihaknya sudah berusaha mencari Boy Umri, namun, usahanya tidak membuahkan hasil. “Saya sudah datangi sejumlah keluarganya. Namun, menurut keluarganya dalam beberapa hari ini Boy Umri tidak pulang ke rumah,” kata Rismaidi SH.

Menanggapi hal itu, Saut Pasaribu SH tidak banyak bicara. Sidang pun dilanjutkan dengan mendengarkan kesaksian Rukun (31), yang juga honorer di Dishub Binjai.

Keteranganm Rukun, tak jauh berbeda dengan keterangan 19 saksi yang sudah memberikan keterangan sebeleumnya. Dimana, ia mendapat kabar akan ada pertemuan di aula Dishub. Disana, ia dan rekan-rekannnya diberitahu oleh terdakwa I (Irianto-red), akan ada pengangkatan honorer menjadi PNS. Namun, harus membayar Rp30 juta.
“Saya dalam hal ini tidak ikut membayar. Sebab, saya tidak ada uang. Lantas, saya sempat dipanggil Irianto (terdakwa-red) melalaui Danru (komandan regu-red) saya. Rupanya, saya dipanggil hanya untuk mempertanyakan kenapa saya belum bayar. Di ruangan itu, juga ada Neli (terdakwa 2-red),” ungkap Rukun.

Setelah Rukun memberikan keterangannya, Saut Pasaribu menunda sidang. Namun, sebelum memukul palunya, Saut Pasaribu terlebih dahulu membacakan agenda sidang yang akan dilakukan selanjutnya. Dimana, untuk hari Jumat (25/11) sidang digelar dengan agenda putusan.

Sebelum putusan, Jaksa harus menghadirkan semua saksi termasuk Boy Umri dan Kadis Perhubungan pada tanggal  3 dan 7 November 2011.

“Saya tidak ingin terdakwa keluar (bebas-red) dari tahanan, karena keteledoran waktu,” tegas Saut Pasaribu sembarai memukul palunya tanda sidang ditunda.

Sementara itu, Yopi Mariadi SH, selaku Penasehat Hukum (PH) Irianto dan Neli, kepada sejumlah wartawan di PN Binjai mengatakan, Jaksa seakan tidak serius untuk menghadirkan Boy Umri. (dan)

Setor Rp70 Ribu per Minggu, PKL Tetap Digusur

TEBING TINGGI- Pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Pahlawan dan Jalan 13 Desember, tepatnya diseputaran lapangan Sri Mersing Kota Tebing Tinggi, malapor ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tebing Tinggi, karena diusir petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Senin (24/10) pagi.

Para pedagang kaki lima ini, mendatangai Kantor DPRD Tebing Tinggi di Jalan Sutomo, Kota Tebing Tinggi, dengan membawa gerobak dagangan mereka. Para pedagang ini diterima Amril Harahap dan Chairil Mukmin Tambunan dan Komisi II yang membidangi hal tersebut.

Salah seorang pedagang, Suhartini mengatakan, selama sepekan ini, dirinya bersama rekan pedagang kaki lima aman berjualan karena telah memberikan uang kepada salah seorang oknum Satpol PP.

“Setiap pedagang disana telah membayar Rp70.000 per minggunya, sedangkan untuk uang retribusi kebersihan tetap dikutip Rp1.000 setiap hari. Tetapi, mengapa kami pedagang kaki lima yang telah menyetor masih tetap digusur,” kata Suhartini kepada pimpinan DPRD Tebing Tinggi, Amril Harahap dan Chairil Mukmin Tambunan.
Untuk itu, sambungnya, pihaknya berharap agar diperbolehkan berjualan di seputaran Lapangan Merdeka, Kota Tebing Tinggi, karena kalau dipindahkan ketempat lain, pembeli tidak ada yang datang, karena lokasinya kurang strategis.

“Kami rakyat kecil memohon kepada DPRD Kota Tebing Tinggi agar bisa berjualan di tempat tersebut,” harap Suhartini.
Syamsul Bahri, Anggota Komisi II yang membidangi hal tersebut mengatakan, peraturan itu sudah menjadi perjanjian antara Pemko Tebing Tinggi dengan para pedagang. Digusurnya pedagang karena untuk penertiban, keamanan dan keindahan Kota Tebing Tinggi.

“Kota Tebing Tinggi identik dengan Lapangan Merdeka Sri Mersing, jadi kalau menumpuk pedagang kaki lima disitu, akan mengganggu keindahan Kota Tebing Tinggi,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Pimpinan DPRD Tebing Tinggi, Amril Harahap mengatakan, kedatangan pedagang kaki lima ke DPRD Kota Tebing Tinggi menjadi masukan, para pedagang diminta bersabar menunggu hasil pertemuan dengan pihak Dinas Pendapatan, Satpol PP dan Sekretariat Pemko Tebing Tinggi.

“Besok (hari ini), kita gelar pertemuan dengan para pedagang dan nasib pedagang ini jangan kita biarkan berlarut-larut karena ini menyangkut dengan mata pencarian mereka,” ujar Amril Harahap kepada Sumut Pos via seluler.
Usai mendengar jawaban anggota DPRD Tebing Tinggi, sejumlah pedagang langsung membubarkan diri dan meninggalkan kantor DPRD dengan membawa gerobaknya masing-masing.(mag-3)