BULAN Muharram berasal dari kata “harrama” yang berarti diharamkan, maksudnya perang atau pertumpahan darah. Hal itu sesuai dengan Firman Allah Swt yang artinya: Sesungguhnya jumlah bulan menurut bulan Allah sebagaimana disebut di kitabullah ada 12 bulan sejak Allah menciptakan langit dan bumi dan terdapat empat didalamnya merupakan bulan yang diharamkan, Al-Quran surat At-Taubah ayat 36,” urai Ketua Nadhlatul Ulama (NU) Kota Tebing Tinggi, Ir Oki Doni Siregar di kantornya di Jalan KL Yos Sudarso, Kota Tebing Tinggi, Kamis (10/11).
Kata Oki bulan Muharram pasti tidak akan lepas dari peristiwa Hijriah-nya Nabi Muhammad Saw dari Makkah ke Madinah, yakni pada tahun 622 Masehi, Hijriah itu sekaligus menjadi tonggak awal dimulainya kalender islam. Ini artinya Hijriah rasulullah bersama sahabatnya ke Madinah telah berumur 1431 Hijriah. Sebuah peristiwa bersejarah yang patut dikenang karena banyak makna terkandung dan ketauladanan untuk sebuah pengorbanan sejati untuk mengapresiasikan perlawanan terhadap kebatilan sekaligus sikap konsisten mengedepankan kepentingan misi dan kepentingan apapun. “Semua itu harus dipertahankan agar tetap lestari dan terjaga dari kepunahan walau harus berdarah-darah meninggalkan negeri, harta, sahabat dan keluarga tercinta,” jelasnya.
Bulan Muharram termasuk tahun baru Islam yang harus disyukuri dan disunatkan untuk berpuasa menyambut datangnya bulan tahun baru Hijriah. “ Jika rumusan global tersebut betul-betul dihayati tiap muslim untuk selanjutnya secara konsisten diterapkan dalam sendi-sendi kehidupan barangkali nasib umat ini secara umum akan lebih baik dari sekarang, karena dalam dirinya terdapat potensi kekuatan yang luar biasa, apabila digali dan di manajemen dengan sungguh-sungguh akan mengantarkan kepada kehidupan kita yang jauh lebih baik, lurus dan cerah. Ketidaksadaran akan potensi dirinya akan berdampak kepada pengkerdilan potensi itu sendiri. Sehingga manusia (kita) sering tidak berdaya dalam menghadap persoalan hidup,” terang Oki.
Menurut Oki, Hijriah artinya berpindah. Secara istilah mengandung dua makna artinya hijrah secara fisik berpindah dari suatu tempat yang kurang baik menuju yang lebih baik dari negeri kafir menuju negeri islam.
Adapun artinya berpindah dari nilai yang kurang baik menuju nilai yang lebih baik, dari kebathilan menuju kebenaran, dari kekufuran menuju ke Islaman. Alasannya hijrah fisik adalah refleksi dari Hijriah itu sendiri. Dua makna hijrah tersebut sekaligus terangkum dalam hijrah Rasulullah Saw dan para sahabatnya ke Madinah. Secara jelas mereka berjalan dari Mekkah ke Madinah menempuh padang pasir sejauh kurang lebih 450 km. “Secara maknawi jelas mereka hijrah demi terjaganya misi Islam,” terangnya.
Masih menurutnya, orang–orang beriman bisa menunjuka potensi yang ada dalam dirinya secara maksimal dalam bingkai keimanan dan ketaqwaan jika mampu menyuruh manusia untuk berbuat baik, menebarkan kebaikan dan mencegah dari perbuatan yang mungkar yang merugikan manusia lainnya. Kita akan dianggap kelompok orang yang beriman jika dalam setiap gerak kita aksi kita selalu bertaburan kebaikan dan sepi dari kemungkaran.
Kesadaran untuk menjadi mukmin secara hakiki akan mengantarkan kita kepada pola pikir dan aksi yang positif, mendorong kita untuk melakukan kerja besar dan menghindarkan kita dari perbuatan yang sia-sia. Kesadaran bahwa kita mendapat asuransi bersyarat dari Allah sebagai umat terbaik, umat pilihan, dan saksi bagi segenap manusia akan memacu, mendorong serta menggerakkan kita untuk melakukan agenda strategis untuk mengangkat derajat umat islam yang sedang dirugikan oleh cara berpikir dan berperilaku yang keliru.
Oleh karena itu, sambungnya, kita harus mulai dari diri kita , selanjutnya kesadaran individu menjadi kasadaran kolektif, menjadi kesadaran umat, sehingga kita mampu menempatkan diri pada tempat yang seharusnya. “ Kita harus menjadi umat yang mulia dan bukan menjadi hina. Kita harus menjadi umat yang memimpin dan bukan yang dipimpin. Kita harus menjadi Khairul Ummah , umat islam Indonesia harus memahami makna hijrah. Hijrah bukan hanya pindah dari suatu tempat ketempat lainnya. Tapi makna hijrah secara luas adalah perubahan, termasuk perubahan pola pikir dalam menempuh perjalanan hidup kita di dunia ini,” ungkap Oki Doni.(mag-3)

