MEDAN- Meskipun CEO PSMS belum ditunjuk, namun bursa pelatih terus mengusik persiapan PSMS yang hingga kini belum punya pelatih kepala. Dua kandidat dikabarkan sedang menanti kepastian manajemen, mereka adalah Raja Isa dan M Khaidir.
Belakangan nama Raja Isa diapungkan ke permukaan oleh segelintir manajemen, setelah beberapa nama berseliweran tanpa kejelasan seperti Abdur Rahman Gurning, M Khaidir dan Roberto Bianchi.
Pelaksana teknis PSMS Benny Tomasoa membantah hal tersebut. “Dia (Raja Isa, Red) tak jadi ke Persik. Kabarnya anggaran Persik tak cukup. Jadi peluang ke PSMS kembali terbuka. Saya sudah berbicara dengan dia dan kemudian saya arahkan agar dia berdiskusi dengan Nanda. Dia juga sudah memberikan program kepelatihannya kepada saya, jadi sekarang tergantung keputusan PSMS apakah akan direkrut atau tidak,” jelasnya, Kamis (10/11).
Menurutnya, yang harus menjadi pertimbangan PSMS untuk segera merekrut pelatih kepala, yakni terkait kick-off lanjutan IPL yang sudah sangat mepet. “Tak ada waktu main-main lagi. Pelatih kepala harus segera ditentukan,” ujar Benny.
Kata Benny yang sempat menyatakan mundur dari kepengurusan PSMS karena gagal membawa PSMS masuk ISL musim lalu bilang, Raja Isa tidak begitu meminta bayaran mahal. “Lagipula, harga yang ditawarkan cukup wajar termasuk membutuhkan sebuah rumah dan satu unit mobil. Apalagi, pengalamannya di klub-klub Indonesia membuatnya mengenal budaya Indonesia. Jadi saya rasa tak sulit untuknya beradaptasi dengan tim,” ujar mantan asisten manajer PSMS dua musim berturut-turut itu.
Raja Isa yang dikonfirmasi melalui telepon selular menyatakan, dirinya sudah terlibat pembicaraan formal dengan Nanda dan Fityan di Jakarta, Rabu (9/11) lalu. Pembicaraan sudah mengarah pada program kerja dan nominal kontrak. Raja menawarkan konsep kepelatihan bertahap berikut target capaian, rentang tiga tahun hingga delapan tahun.
Ia menyatakan tak hanya melatih level senior, pembinaan untuk mempersipkan dasar karakter permainan juga akan diberikan pada di tim binaan PSMS. “Bukan hanya lisan, secara tertulis gagasan dan konsep ini sudah saya send by email kepada Benny Tomasoa,” terangnya.
Raja Isa menyebutkan tidak akan mengganggu komposisi tim yang sudah diracik Suharto dkk. “Saya akan mengadaptasi, karena itu berpotensi menciptakan ketidakharmonisan. Saya kenal baik dengan Suharto, saya paham bagaimana karakter kepelatihannya. Dia peracik yang hebat dan tidak akan sulit bekerjasama dengannya,” kata Raja Isa.
Namun Raja Isa juga mengharapkan kepastian dari manajemen secepat mungkin. Pasalnya, 10 hari jelang kick-off akan digunakannya khusus untuk pematangan taktikal, memetakan kekuatan dan kelemahan lawan.
Sementara itu, M Khaidir yang hadir di Stadion Kebun Bunga memantau permainan klub PSMS melawan PS Tasbi pada laga lanjutan Turnamen Piala Wali Kota Medan, mengaku kecewa terhadap pengurus PSMS. “Sedikit kecewa. Selaku warga Medan saya tentu berkeinginan kuat untuk melatih tim kebanggaan warga Medan. Ini terbukti dari penolakan yang saya lakukan kepada sejumlah klub di Jawa maupun di luar Jawa,” tegasnya.
Yang sangat disesalkan, sambungnya, pengurus PSMS memang sudah sempat membicarakan perihal akan direkrutnya Khaidir menjadi pelatih kepala. “Pembicaraan memang belum cukup serius. Namun, terakhir berkomunikasi saya disuruh menunggu. Sementara tawaran dari klub lain sudah saya tolak. Saat ini saya tinggal mempertimbangkan klub lain yang akan meminang saya.” kata Khaidir.
Namun, andai pengurus kembali akan mempertimbangkan merekrutnya sebagai pelatih kepala PSMS, Khaidir mengaku tetap akan menerimanya. “Ini menyangkut membela daerah asal,” tuturnya. (saz)