27 C
Medan
Sunday, December 21, 2025
Home Blog Page 14501

Sharapova Kecewa Berat

HASIL mengecewakan didapat oleh Maria Sharapova. Mantan juara Amerika Serikat (AS) Open itu gagal melaju ke babak perempatfinal, Sabtu (3/9). Si Cantik (sebutan Sharapova) ditumbangkan oleh Flavia Pennetta. Ini merupakan kejutan terbesar untuk turnamen AS Open tahun ini.

Perlu diketahui, ini memang kemenangan terbaik dalam karier Penetta dalam pertandingan di Arthur Ashe Stadium. Petenis peringkat 26 itu meraih kemenangan dengan skor 6-3 3-6 6-4 atas si cantik Sharapova.

Praktis, hasil ini sangat memukul perasaan Sharapova, yang pernah menjadi juara di turnamen AS Open pada 2006 lalu. Dalam pertandingan ini, performa petenis asal Rusia itu memang sangat mengecewakan.

Betapa tidak, Sharapova membuat 60 kali unforced errors dalam laga ini. “Ini sangat mengecewakan menelan kekalahan di New York. Kalah memang tidak pernah menyenangkan karena kami bekerja untuk meraih kemenangan,” sesal Sharapova.

Dalam pertandingan ini, Penetta langsung menguasai laga dengan baik. Petenis asal Italia itu langsung unggul dengan skor 4-0, sebelum menang 6-3. (net/jpnn)

Button Sebut DRS Bikin Seru F1

WOKING – Balapan Formula One (F1) di Grand Prix Italia diprediksikan akan berlangsung seru. Apalagi kalau bukan penggunaan sistem double DRS yang akan digunakan di Sirkuit Monza, pada 9 September ini. “Saya rasa balapan akan semakin menarik tahun. Sebab, untuk kedua kalinya pada musim ini, kami akan menggunakan sistem DRS sebanyak dua kali dengan kesempatan melewati lawan menjadi lebih banyak,” kata Jenson Button dilansir Autosport, Sabtu (3/9).

Ya, untuk kedua kalinya pada tahun ini, FIA akan mulai mencoba penggunaan DRS sebanyak dua kali dalam sebuah balapan. Pertama pada posisi lintasan lurus di garis start dan finis, dan kedua antara Lesmo dan Ascari chicane.

Meski belum jelas bagaimana efektifnya penggunaan sistem DRS di Monza, karena uniknya low-downforce. Tapi, Button sangat optimistis sistem itu akan menjadi kunci untuk membuat balapan menjadi semakin menarik. “Zona pertama akan menarik, karena selalu sulit memperebutkan posisi saat dalam posisi pengereman di Ascari. Jadi, akan menarik melihat bagaimana sistem DRS bekerja pada saat berada di tikungan. Mungkin, kita akan melihat beberapa balapan yang spektakuler,” imbuhnya.

“Saya rasa kesempatan terbesar datang dari DRS untuk zona kedua pada saat sebelum menyentuh garis start/atau finis. Saya berharap bisa melewati lawan sebelum Turn One,” tandas pembalap McLaren itu. “SIstem DRS akan menjadi aset yang berharga buat mobil dan itu juga akan membuat balapan menjadi lebih menarik lagi,” pungkasnya. (net/jpnn)

Marquez Anggap Sebagai Pemenang

MANILA-Jelang laga jilid ketiga 12 November mendatang, petinju Juan Manuel Marquez mulai mengadakan perang urat syaraf dengan petinju Filipina, Manny Pacquiao. Petinju Meksiko tersebut mengatakan bahwa dialah yang jadi pemenang pada dua pertandingan terdahulu melawan raja pound-for-pound tersebut.

Marquez membuat pernyataan itu dalam acara World Press Tour untuk mempromosikan pertarungan mereka di kelas menengah. Ini (pernyataan) merupakan jawaban atas pertanyaan bahwa kariernya akan sempurna, meskipun tanpa sebuah kemenangan pun atas juara dunia delapan kelas berbeda itu. “Saya memenangkan dua pertandingan pertama… Pada 2004 dan 2008,” ujar Marquez.

Meskipun demikian, Marquez mengakui bahwa dia merasa sangat senang karena mendapat kesempatan ketiga melawan Pacquiao, yang juga merupakan anggota perlemen. (net/jpnn)

Menuju Perubahan Lebih Baik

Wali Kota Medan Sidak di Hari Minggu

Wali Kota Medan Rahudman Harahap tampaknya tidak pernah mengurangi aktivitasnya di hari libur.
Hal itu dibuktikannya dengan melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah kecamatan, Minggu (11/9) lalu.
Rahudman dan rombongan memilih sidak di Kecamatan Medan Petisah dan Medan Barat.

Diawali dengan kunjungan melihat kondisi kebersihan serta jalan, yang dimulai dari Jalan Zainul Arifin (Kampung Madras Hulu). Selain itu, juga melihat kondisi taman di pinggiran sungai dan jembatan Babura yang tidak jauh dari Kantor Wali Kota Medan.
Selanjutnya, rombongan menuju Jalan Jemadi melihat kondisi infrastruktur jalan dan drainase.

Dalam kunjungan itu, Rahudman memanggil camat Medan Barat dan seluruh perangkat lurah dan kepling untuk membenahi jalan dan drainase. Melalui handy talky, Rahudman memerintahkan kepada seluruh camat untuk bergerak melakukan pembenahan khususnya masalah kebersihan. “Taman-taman yang ada di Medan tidak harus menjadi tanggungjawab Dinas Pertamanan tapi juga elemen lainnya,” kata Rahudman.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Medan, Syaiful Bahri yang ikut dalam rombongan menambahkan. Inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan pada hari libur membuktikan wali kota Medan komit terhadap kinerja dan pembenahan serta perubahan. “Untuk itu, dalam sidak hari libur diketahui daerah-daerah mana saja yang kurang mendapat perhatian dari camat, lurah maupun kepala lingkungan,” cetusnya. (adl)

Tiga Tim Masih Belum Clear untuk Musim Depan

Lamban, Perkembangan Peserta Kelas CRT MotoGP 2012

Seharusnya, ada enam skuad CRT (claiming rule team) baru untuk MotoGP 2012. Hingga mendekati akhir musim 2011, baru tiga yang “agak” jelas.

Beberapa bulan lalu, Dorna selaku promotor MotoGP telah mengumumkan hadirnya enam tim baru untuk musim 2012. Mereka tim yang akan ikut regulasi baru CRT, kebanyakan naik kelas dari barisan Moto2.
Untuk 2012, demi menambah peserta, MotoGP memang memberi kelonggaran untuk tim-tim baru. Mereka boleh ikut kelas CRT itu, memadukan frame (sasis) prototipe dengan mesin Superbike yang di-upgrade. Tahun depan, kapasitas mesin MotoGP memang setara dengan Superbike, yaitu 1.000 cc.

Bahkan, peserta di kelas ini diberi kelonggaran ekstra agar bisa bersaing dengan tim-tim pabrikan MotoGP. Bila setiap pembalap di tim pabrikan hanya boleh memakai enam mesin setahun, pembalap CRT boleh menghabiskan 12 mesin. Kapasitas tangki bahan bakar juga begitu. Pabrikan MotoGP maksimal 21 liter, motor CRT boleh sampai 24 liter.
Enam tim yang sudah di-approve itu adalah By Queroseno Racing (BQR), Forward Racing, Kiefer Racing, Marc VDS Racing, Paddock GP Racing, dan Speed Master. Namun, sampai sekarang, baru tiga tim yang “agak” jelas. Yaitu Marc VDS, Forward Racing, dan BQR.

Skuad Marc VDS mungkin terlihat paling serius. Dalam beberapa bulan terakhir mereka sudah aktif menguji motor mereka (Suter-BMW) melawan motor-motor pabrikan MotoGP. Hasilnya pun terus menunjukkan progres positif. Mika Kallio, pengendara tim itu, terakhir hanya tertinggal tak sampai empat detik per lap di Sirkuit Brno, Republik Ceko.

Di Grand Prix San Marino akhir pekan ini, satu lagi tim menunjukkan kejelasan ekstra. Forward Racing resmi merekrut Colin Edwards sebagai andalan mereka tahun depan. Hanya saja, masih belum jelas Edwards (juara dunia Superbike dua kali) akan memakai sasis apa.

Edwards mengaku kalau Forward Racing pasti akan memakai mesin Yamaha R1 yang dicomot dari arena Superbike. Tapi soal sasis, masih cari dan lobi kanan-kiri.

“Soal sasis kami masih menimang-nimang berbagai opsi. Tapi pilihan nomor satu saya adalah memakai sasis yang dibuatkan oleh Tech 3. Kami masih dalam tahap negosiasi soal ini,” ungkap Edwards dalam jumpa pers di Misano, Jumat lalu (2/9).

Penggemar MotoGP tentu tahu, Tech 3 adalah tim privateer yang kini menurunkan Yamaha M1 untuk Edwards dan Cal Crutchlow. Tahun depan, Tech 3 juga belum menentukan siapa akan menggantikan Edwards. Tim ketiga yang sudah mengumumkan rencana adalah BQR. Kabarnya, mereka akan memakai sasis buatan FTR yang dipadu dengan mesin Superbike dari Kawasaki.

Tiga tim lain, Kiefer, Paddock GP, dan Speed Master, sampai sekarang masih sangat belum jelas. Ada yang bilang, salah satu dari mereka sedang melobi keras Aprilia untuk menyokong mesin. Bisa jadi pula mereka memilih mesin BMW ala Marc VDS. Kita hanya bisa menunggu.

Meski perkembangan peserta kategori CRT tergolong lamban, banyak percaya ini tetap masa depan MotoGP. Sebab, hanya dengan cara ini MotoGP tidak bergantung “mati” pada para pabrikan.
Edwards termasuk salah satu yang percaya itu. “Inilah masa depan motorsport, di mana kita bisa memilih mesin lalu menaruhnya di sebuah sasis. Dan ini jalan yang kita pilih,” ujarnya.

Pembalap asal Amerika Serikat berusia 38 tahun itu sadar kalau tim CRT akan sulit meraih kemenangan tahun depan. Tapi target 2012 bukanlah mengejar kemenangan. “Yang penting adalah membangun fondasi yang baik untuk CRT dan tim ini (Forward, Red) untuk masa depan,” tandasnya. (aza/jpnn)

Mustang 1968 Mencuri Perhatian Pengunjung

Pameran Mobil Auto Black Through

Puluhan mobil modifikasi berdesain unik, atraktif, penuh warna dan mewah berjejer di ajang pameran mobil modifikasi bertajuk Auto Black Through di Griya Dome Medan Sabtu (1/10) lalu. Namun yang mencuri perhatian justru mobil bergaya sederhana bernama Mustang Pornia milik Arji (13) putra sulung Musa Rajeck Shah-Ketua IMI Sumut.

Bagaimana tidak mencuri perhatian pengunjung, Mustang Pornia buatan Amerika Serikat tahun 1968 itu merupakan mobil antik nan unik. Sudah jarang ditemui bahkan di negara asalnya. Tapi di acara itu, Arji dengan bangga memamerkannya. Meski jujur belum mahir mengemudikan mobil, namun Arji tampak telaten merawat si mobil antik itu.

Kepada awak koran ini Arji bilang mobil itu dulu didapat dengan harga Rp700 juta.
“Awal beli, mobilnya masih kosong, dengan harga Rp700 juta, untuk sparepart beli langsung di Amerika. Jadi total untuk mobil ini sudah menghabiskan sekitar Rp1,5 miliar,” ujar Arji.

Arji menjelaskan untuk perawatan secara menyeluruh, dirinya tidak terlibat langsung. Biasanya ia dibantu oleh sang paman untuk perawatan mobil. “Kalau perawatan secara menyeluruh akau tidak terlibat langsung, hanya sekedar bantu, tetapi paman seutuhnya yang megang,” ujar Arji yang sudah tergila-gila dengan dunia otomotif sejak masih kecil.

Kecintaan Arji akan dunia otomotif diwarisi dari sang ayah, Musa Rajeck Shah yang terkenal sangat mencintai dunia otomotif. Karena itu, saat ditawari Mustang buatan tahun 1968 ini, Arji menyambutnya dengan senang hati. Bahkan awalnya, Arji menyangka bahwa mobil Mustang tersebut akan menjadi milik ayahnya. “Waktu ditawari mobil ini tidak menyangka, aku kira mobilnya hanya milik ayah nantinya,” kenangnya.

Mustang Pornia ini masih mempertahankan keaslian mobil. Mulai dari interior mobil, spare part hingga bodi mobil masih dipertahankan. Walau sulit untuk mendapatkan spare part yang asli, tetapi hal itu tidak menjadi kendala, karena hobi ini didukung penuh oleh sang ayah. “Kalau spare part agak sedikit sulit didapat, harus ada di Amerika, ya main sistem pesanlah,” ujarnya.

Tetapi dirinya mensyukuri, mobil ini termasuk tahan banting. Sejak awal membeli hingga sekarang belum ada pergantian spare part. “Mobilnya tahan lama, spare partnya belum ada yang rusak sejak awal perbaikan,” tambahnya.

Auto Black Through merupakan agenda tetap dari salah satu produsen rokok. Untuk tahun ini, Medan merupakan kota terakhir sebelum dilakukannya final battle di jakarta. “Ini event keempat setelah Jogja, Surabaya, Bandung dan Medan. setelah dapat pemenang, kita akan undang ke final battle di Jakarta,” ujar Parlin, Project Manajer Auto BlackThrough. Parlin juga mengatakan, tahun ini ada 52 mobil modif yang ikut dalam pameran ini. (*)

Warga Minta Rp4 Juta per Meter

Ganti Rugi Lahan Fly Over Simpang Pos

MEDAN- Persoalan ganti rugi lahan pembangunan fly over Simpang Pos hingga kini belum tuntas juga. Sedikitnya, 35 persil lagi lahan yang belum dibebaskan. Sebagian warga ngotot tak mau menerima ganti rugi yang ditawarkan. Pasalnya, harga yang ditawarkan tak sesuai dengan harga pasaran tanah di kawasan tersebut.

“Kami tidak mau menerima sebelum harga ganti rugi itu dinaikkan. Harga yang ditetapkan tim itu tidak sesuai dengan harga pasaran tanah di sini yang seharusnya Rp4 juta per meter,” ujar seorang warga Jalan AH Nasution yang tak mau menyebutkan namanya, Jumat (7/10). Menurut pemilik rumah berpagar hijau ini, sebelumnya memang ada dilakukan pertemuan antara warga dengan tim pembebasan lahan dari Pemko Medan. Namun mereka menolak harga yang ditawarkan tesebut Sementara menurut Br Sembiring, warga lainnya, harga yang ditawarkan pemerintah sudah sesuai.

Menurutnya, biaya ganti rugi yang diberikan Tim Pembebasan Lahan Fly Over Simpang Pos sudah sesuai dengan biaya bangunan, listrik, pembongkaran dan air serta tanaman. “Sudah beres semua pembayarannya dan saat ini tidak ada lagi keluhan kita, kami harap pembangunan bisa cepat dilakukan,” kata Boru Sembiring.

Di tempat terpisah, Ketua Tim Pembebasan Lahan Fly Over Simpang Pos Thomas Sinuhaji mengatakan, warga yang belum menerima ganti rugi tetap akan dilakukan sosialisasi melalui Lurah Kwala Bekala dan Camat Medan Johor. “Bila warga tetap tidak menerima ganti rugi itu, tim akan memberikan uang ganti rugi itu ke Pengadilan Negeri Medan. Dan perataan persil akan dilakukan terhadap warga yang sudah menerima ganti rugi,” terang Thomas.

Dijelaskannya, proyek pembangunan jembatan layang ini membutuhkan 130 persil lahan warga. Dari 130 persil itu, sebanyak 98 persil sudah dibebaskan atau diberi ganti rugi. Sedangkan yang belum diganti rugi tinggal 32 persil lagi.
“Di Jalan Jamin Ginting ada 19 persil yang sudah menerima ganti rugi, sedangkan yang belum ada 4 persil lagi.

Di Jalan Abdul Haris Nasution ada 5 persil yang sudah menerima dan belum ada 12 di sisi kanan, di sisi kiri ada 6 persil yang sudah dan 4 yang belum. Sedangkan di Jalan Ngumban Surbakti sudah 32 persil yang menerima dan yang belum ada 7 di sisi kiri, dan untuk sisi kanan sudah 33 persil yang menerima dan yang belum ada 8 persil,” jelasnya.

Thomas Sinuhadji juga menjelaskan, untuk luas tanah yang diganti rugi untuk pelebaran jalan sepanjang 4 meter. Sedangkan untuk harga tanah di setiap lokasi berbeda berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dan harga pasar. “Berdasarkan Surat Keterangan (SK) Wali Kota Medan, untuk harga tanah per meter di Jalan Jamin Ginting dan Abdul Haris Nasution sebesar Rp2,93 juta. Untuk harga tanah per meter di Jalan Ngumban Surbakti sebesar Rp1,96 juta,” jelas Thomas.

Sedangkan untuk pengadaan alat-alat berat untuk melakukan perataan terhadap lahan yang sudah diganti rugi, akan dilakukan Sabtu (15/10) mendatang dan berkoordinasi dengan dinas terkait. “Hingga saat ini belum ada penambahan lahan dari 32 persil yang sudah menerima ganti rugi. Makanya, kalau hingga pertengahan bulan ini tetap tidak ada yang mau menerima lagi, maka akan kami serahkan ke Pengadilan untuk diproses konsinyasi,” katanya.

Thomas berharap agar warga dapat mengerti dan mau menerima harga ganti rugi yang sudah ditetapkan. “Kita harapkan agar warga mau menerimanya, karena ini tujuannya kan untuk kepentingan umum,” terang Thomas.(adl)

Mahasiswa UHN Nyaris Bentrok dengan Satpam

MEDAN- Aksi puluhan mahasiswa HKBP Nommensen (UHN) di depan kampus mereka Jalan Perintis Kemerdekaan nyaris ricuh, Jumat (7/10) siang pukul 14.00 WIB. Aksi tersebut mereka lakukan sebagai protes pemecatan yang dilakukan rektorat terhadap tujuh rekan mereka, yakni dua dari Fakultas Teknik Elektro, empat dari Frakultas Hukum dan satu dari Fakultas Ekonomi.

“Kami tak terima pemecatan yang dilakukan secara sepihak oleh rektorat tanpa ada memberikan surat peringatan,” ucap J Nainggolan, mahasiswa Fakultas Hukum sementer IX yang turut dipecat pihak rektorat.

Ia mengatakan, tuduhan pihak rektorat bahwa mereka memakai narkoba tidak terbukti Pasalnya, berdasarkan hasil labotorium dari Klinik Prodia, ketujuhnya negatif memakai narkoba. “Saya tak terima di pecat seperti ini, orangtua saya sampai jatuh sakit, gara-gara fitnah dari pihak rektorat. Seenaknya saja mereka memecat. Saya sudah semester IX dan sebentar lagi wisuda,” ucapnya.

Ia menambahkan, SK pemecatan yang dilakukan rektorat tersebut, di luar dari makna pendidikan. “Kalau kami salah, jagan dipecat tapi dibina. Ini tidak, pihak rektorat menunjukkan kekuasaan yang disalahgunakan,” terangnya.

Aksi nyaris ricuh ketika beberapa Satpam menyiram ban yang dibakar mahasiswa di pinggir Jalan Perintis Kemerdekaan. Spontan membuat mahasiswa yang melakukan aksi langsung mengejar Satpam tersebut dan hampir memukulinya. Namun massa yang lain sempat melerai, sehingga bentrokkan dapat dihindari.

Polisi yang mengawal jalannya aksi sempat kewalahan mengatur lalu lintas yang macet akibat aksi yang dilakukan dipinggir jalan. Sekitar 30 menit massa aksi melakukan orasi akhirnya membubarkan diri dan arus lalu lintas pun kembali lancar.

Secara terpisah, Rektor UHN Jongkres Tampubolon menampik jika aksi tersebut dilakukan sejumlah mahasiswanya. “Kami yakin yang melakukan aksi di luar kampus, berarti bukan mahasiswa kampus kita,” ungkapnya.
Jongkres mengakui, beberapa waktu lalu, pihaknya telah memberhentikan tujuh mahasiswa yang diduga terlibat penggunaan narkoba dan keputusan itu diambil setelah terekam dalam video, jika ketujuh mahasiswa itu terlibat narkoba.

Dia juga mengakui, para orangtua mahasiswa tidak keberatan atas pemecatan yang dilakukan UHN. “Kita hanya ingin selamatkan masa depan mereka. Untuk itu, kami
sarankan kepada orangtua mereka membawanya ke daerah yang aman dari sentuhan narkoba,” sebutnya. (uma)

Pendidikan Jangan Dikomersilkan

Persoalan siswa sisipan di sejumlah sekolah negeri di Medan, membuktikan kalau dunia pendidikan saat ini telah dikomersilkan. Hanya anak orang-orang berduit yang dapat menikmati pendidikan di sekolah-sekolah favorit di kota inin Karenanya, Wali Kota Medan diminta dapat bersikap tegas dengan menindak Kadis Pendidikan Kota Medan Drs Hasan Basri MM.

Pasalnya, Hasan Basri lah yang dianggap paling bertanggung jawab terkait persoalan siswa sisipan ini.
Demikian disampaikan Wali Kota Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Kota Medan Ganda Manurung ST MBA kepada wartawan Sumut Pos Rudiansyah Effendi, Kamis (5/10). Berikut petikan wawancaranya.

Apa tanggapan Anda terkait siswa sisipan di sejumlah sekolah negeri favorit di Medan?
Memang itulah kenyataan yang terjadi di dunia pendidikan kita saat ini. Semua sudah menjadi ajang komersil. Apa pun ceritanya, masalah pendidikan adalah masalah kecerdasan bangsa. Jadi, bagaimana masyarakat ini mau cerdas, kalau dunia pendidikan dijadikan ajang komersial?

Apa yang harus dilakukan Pemko Medan?
Wali Kota Medan harus segera membentuk tim untuk melakukan investigasi terkait keberadaan siswa sisipan itu. Jika terbukti, tidak ada kata lain, Kadis Pendidikan Medan harus bertanggung jawab dan dicopot dari jabatannya.

Lalu, bagaimana dengan nasib para siswa sisipan tersebut?
Kalau pendidikan kita mau bagus, kita harus berlakukan sistem testing. Mereka harus mengikuti testing. Siapa siswa yang lolos testing, mereka lah yang berhak bersekolah di sekolah negeri favorit tersebut. Jadi, yang tidak lolos testing harus dikeluarkan dari sekolah itu. Jangan mentang-mentang berduit, otaknya juga harus cemerlang.(rud)

Akibat Kecanduan Game Online

Beginilah jika sudah kecanduan main game online. Dua remaja, Gusti Nanda (16),  dan Wahyu Sihotang (18),  keduanya wargan Jalan Karantina Asrama TNI, Medan Timur, nekat mencuri sepatu milik tetangganya hanya untuk main game online. Akibatnya, kedua remaja itu harus mendekam di Mapolsekta Medan Timur, Kamis (6/10).
Waktu itu, Gusti Nanda dan Wahyu Sihotang berencana main game online di warnet langganan mereka. Namun, kedua remaja ini ternyata tak mengantongi uang sepeserpun.

Karena sudah kecanduan game online, keduanya pun  memutar otak untuk mendapatkan uang.
Saat berjalan di komplek tempat tinggal mereka, Wahyu melihat sepasang sepatu terletak di depan rumah M Fahmi  Syahputra (19). Lantas, kedua remaha ini berencana mencuri sepatu tersebut. Setelah mengamati suasana sekitar, kedua remaja ini langsung mengambil sepasang sepatu berwanra hitam itu.

Namun naas, belum jauh melangkah, masih berada di teras, tiba-tiba Fahmi keluar dan berteriak maling. Warga yang mendengar teriakan itu langsung keluar dan menangkap kedua remaja pencuri sepatu itu.

Warga sempat memberikan bogeman mentah kepada kedua pencuri sepatu ini. Beruntung personel Polsekta Medan Timur langsung datang dan mengamankan kedua pencuri ini. “Kami lagi tak ada uang, makanya nekat mencuri. Rencananya kami mau jual sepatunya ke monza yang ada di Sambu,” ujar Wahyu.(fit/smg)