25 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 14514

Sumut Dicap Gudang Produksi Ganja

BNN, Mabes Polri, Poldasu Temukan Ladang Ganja

Dugaan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menjadi gudang produksi tanaman ganja ternyata benar.
Senin (24/10) Badan Narkotika Nasional (BNN) berhasil menemukan dua titik ladang ganja.

Melalui operasi bersandikan Ranja Madina 2011, gabungan BNN, Mabes Polri, Polda Sumut, Polres Mandaling Natal (Madina) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madina, dua ladang ganja tersebut ditemukan di pegunungan Tor Sihite, tepatnya di desa Huta Tua dan desa Huta Bangun.

“Ya, kemarin kami berhasil memusnahkan ganja sekira 2.500 batang atau sekira 400-500 Kg dari Desa Huta Tua dan Desa Huta Bangun,” kata Kapolres Madina AKBP A Fauzie Dalimunthe.

Selain dua lokasi tersebut, Fauzie mengungkapkan, jajaran kepolisian sudah berhasil mengidentifikasi sekira delapan hektar ladang ganja yang ada di dua desa yang saling bertetangga tersebut. Bahkan, ia menyebutkan, masih ada lagi ladang ganja lainnya yang belum teridentifikasi aparat.

“Jumlah lahan, lima hektar di desa Huta Bangun dan tiga hektar lainnya di desa Huta Tua,” sebutnya, sembari menyebutkan pihaknya turut mengambil sekira 300 batang untuk dijadikan barang bukti (BB).

Sementara itu, Direktur Bidang Penindakan dan Pengejaran, BNN, Brigjem Pol Benny Mamoto sekaligus yang memimpin operasi Ranja Madani 2011 mengatakan, operasi tersebut sudah dirancang sejak lama berdasarkan informasi dari berbagai sumber. Operasi itu dimaksudkan untuk mematikan sumber-sumber ganja.

“Ladang ini bagian hulu, kita akan terus memburu ladang-ladang ganja, sehingga bisa menekan peredaran narkoba terutama ganja,” ujarnya.Operasi ini sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 12/2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (Jakstranas P4GN). “Polri dan BNN dalam hal pemberantasan diberikan target untuk terus menumpas peredaran narkoba dan ganja sampai pada sumber-sumber produksinya. Karena itu, operasi seperti yang dilakukan ini akan terus dilanjutkan,” tegas Mamoto.

Terkait ladang ganja di Kabupaten Madina, Sumut, Mamoto mengakui pasokan dari Madina menjadi kedua terbesar setelah Provinsi Aceh. Bahkan, untuk saat ini menjadi incaran mafia ganja setelah Aceh mendapat penjagaan ketat. “Kami baru bisa mendeteksi beberapa titik saja. Tapi, dari informasi yang dikumpulkan, masih banyak lagi lahan ganja di Madani maupun Sumut umumnya,” kata Mamoto.

Baik Benny dan Fauzie, keduanya berterima kasih kepada masyarakat yang turut membantu keberhasilan dalam pengungkapan ladang ganja di kabupaten Madani. “Temuan ini sebenarnya tindakan sukarela masyarakt untuk menyerahkan lahan ganja. Jadi, kami sangat terbantukan,” ungkap keduanya.

Biayai Teroris

Wakil Bupati Madina, Dahlan Batubara, menduga uang hasil penjualan ganja turut membiayai terorisme. Meski tidak spesifik menjelaskan terorisme yang dimaksud, namun fakta pelucutan 54 pucuk senjata rakitan dan masih banyak lagi senjata rakitan memperkuat dugaannya. Selain itu, kondisi ekonomi warga juga terlihat berada di bawah garis kemiskinan.

“Saya menduga uang hasil penjualan turut biayai teroris,” kata Dahlan Batubara pada wartawan kemarin.
Ia menyebutkan, selama ini hubungan pemerintah dengan masyarakat Desa Huta Tua, Huta Bangun, Huta Tinggi dan Huta Tonga tidak harmonis. Pemerintah tidak bisa mengakses penuh kegiatan kemasyarakatan yang berlangsung.
“Mereka itu mirip negara barbar. Saling menembak satu sama lain, apalagi warga asing,” kata Dahlan yang mengaku tidak berani datang ke daerah tersebut tanpa pengawalan ketat aparat.

Selain senjata rakitan, lanjut Dahlan, secara kasat mata kondisi ekonomi sekira 400 kepala keluarga (KK) itu masih jauh berada di bawah garis kemiskinan. “Adik-adik wartawan sudah bisa lihat sendiri kondisi rumah mereka. Tapi, itu hanya kamuflase saja. Mungkin saja mereka punya harta di luar,” duga Dahlan.

Soal kegiatan teror ini turut disinggung Kapolres Madani AKBP A Fauzie Dalimunthe. Ia mengaku, warga sebenarnya ingin melaporkan ladang ganja, hanya saja takut terhadap kelompok lain yang selama ini diketahui terlibat aktif dengan perladangan ganja.

“Ya, ada intimidasi sehingga itu juga menjadi masalah, karena keselamatan warga menjadi perhatian utama kami,” kata Fauzie, tanpa menyebutkan aksi intimidasi itu bagian dari kegiatan teroris. (fir/jpnn)

Terbesar Setelah Aceh

Brigjen Pol Benny Mamoto, mengatakan produksi ganja dari Kabupaten Madina, menjadi produsen kedua terbesar setelah Provinsi Aceh. Hanya saja, kata Mamoto, pihaknya masih sementara melakukan pemetaan untuk mengetahui semua titik perladangan ganja.

“Kami baru bisa mendeteksi beberapa titik saja yang tersebar di pegunungan Sihite, Kecamatan Panyabungan Timur. Tapi, dari informasi yang dikumpulkan, masih banyak lagi lahan ganja di Madina maupun Sumut umumnya,” kata Mamoto.

Karena itu, BNN bekerjasama dengan Polres Madina dan dibackup Polda Sumut serta Mabes Polri juga Pemkab Madina, diupayakan penuntasan pembasmian lahan ganja di Madina hingga Desember 2011. “Kita sudah koordinasi, saat ini masih dilakukan pengembangan dan pendalaman (lidik, red) secara internal. Kalau sudah siap kita akan turun lagi untuk membersihkan semua ladang ganja,” tegas Mamoto.

Terkait pemasarannya, putra Sulut ini mengungkapkan jaringan peredaran ganja dari Madina didistribusi ke daerah tetangga (Sumatera) dan sebagian besar Jawa, termasuk Jakarta. Bahkan, turut diduga pula sudah menyentuh pasar internasional. “Untuk narkoba dan ganja ini sudah masuk dalam perdagangan international. Beberapa kali kita menangkap paket kiriman dari dan ke luar negeri. Kalau ini dibiarkan maka akan lebih besar lagi dan akan lebih banyak lagi yang menanam,” ujarnya.

Keberadaan ladang ganja di Kabupaten Madina ini terinformasi sudah sejak 1980-an. Hanya saja, aparat belum mengetahui apakah ganja di Madina ini sama dengan ganja di Aceh atau tidak. “Kegiatan ilegal pembudidayaan ganja ini sudah dimulai sejak 80-an dan ramainya nanti di 1990-an. Soal sumber bibit kami belum tahu asalnya dari mana. Tapi ini akan kita lidik,” sambung Kepala Pelaksana Harian (kalakhar) Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Madina AKBP Edy Mashuri Nasution.(fir/jpnn)

Wujudkan Tiga Kelurahan Terbaik

Seluruh SKPD Harus Membantu

Tiga kelurahan percontohan diharapkan mendapat penilaian terbaik dari Tim Pemprovsu. Untuk itu, seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah  (SKPD) selaku dewan penyantun harus turut membantu dan mendukung sesuai dengan tupoksinya masing-masing.

Imbauan itu disampaikan Wali Kota Medan Rahudman Harahap diampingi Ketua TP PKK Kota Medan, Hj Yusra Siregar di pendopo rumah dinas Wali Kota Medan di Jalan Sudirman Medan, Senin (17/10) lalu.

Dalam sambutannya, Rahudman meminta kepada ketiga kelurahan untuk mempersiapkan fisik kelurahannya. Sedangkan kepada Ketua PKK kelurahan agar membuat laporan kegiatan melalui infokus sehingga laporan, yang diberikan berbeda dari kabupaten dan kota penilaiannya.

“Ketiga kelurahan, yang dinilai harus mengerti apa yang harus dibenahi sehingga bisa mendapatkan penilaian baik dari tim penilai dan keluar sebagai pemenang,” katanya.

Dia menyebutkan, untuk mendapatkan yang terbaik, semua harus mendapat dukungan dari SKPD terkait. Sebab tanpa ada dukungan dari SKPD selaku dewan penyantun tentunya sulit bagi pengurus PKK mewujudkannya. Artinya, SKPD terkait  harus melakukan peran apa yang bisa dilakukan.

Ketua TP PKK Kota Medan Hj Yusra Siregar menjelaskan ketiga kelurahan, yang akan dinilai itu adalah, Kelurahan Besar,  Medan Labuhan sebagai Kelurahan Percontohan Program Terpadu Peranan Peningkatan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (PTP2WKSS). Kelurahan Terjun, Medan Marelan sebagai Kelurahan Percontohan 10 Progam Pokok PKK dan Kelurahan Tanjung Rejo, Medan Sunggal sebagai Kelurahan Percontohan  Sepanjang Jalan Protokol Menuju Daerah Wisata.

“Masih banyak instansi terkait  yang belum memberikan bantuan terkait penilaian yang akan dilakukan, terutama masalah fisik kelurahan. Untuk itu saya berharap agar intansi terkait  peduli dan memberikan bantuan sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Di samping itu Ibu Lurah harus menguasai program pokok PKK, begitu juga dengan kadernya.  Kemudian lurah harus menguasai data di wilayahnya,” pintanya.

Lebih lanjut, Yusra menyebutkan, PKK kecamatan serta kelurahan sebaiknya membuat laporan yang sama. Artinya,  semua kegiatan yang telah dilakukan harus dibuat laporannya dan tidak dibuat beda-beda. Hal itu penting untuk memudahkan penilaian, begitu tim penilaian melakukan penilaian semua kegiatan yang telah dilakukan  semuanya bisa terlihat dengan jelas.

“ Saya minta dukungan semua pihak sehingga ketiga kelurahan yang akan dinilai itu mendapatkan penilaian baik dan bisa keluar sebagai pemenang. Kota Medan siap untuk dinilai tim evaluasi dari tingkat Propinsi Sumut,” tegasnya.
Sementara itu Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Damikrot S Sos yang memandu jalannya rapat melaporkan, tim evaluasi dari tingkat Propinsi Sumatera Utara akan melakukan penilaian pada 21 dan 31 Oktober mendatang. Untuk Kelurahan Besar sebagai Kelurahan Percontohan PTP2WKSS akan dinilai pada 21 Oktober, sedangkan Kelurahan Terjun sebagai Kelurahan Percontohan 10 Program Pokok PKK dan Kelurahan Tanjung Rejo sebagai Kelurahan Percontohan Sepanjang Jalan Protokol Menuju Daerah Wisata pada 31 Oktober mendatang. (adl)

Sampah Menumpuk

087860654xxx
Dipinggir Jalan Bajak II Kelurahan Harjosari II Medan-Amplas menjadi tempat tumpukan sampah. Apa tidak ada program mengangkut sampah itu? Padahal warga dari terus membuat sampah di situ. Mohon diperhatikan ya Pak Wali Kota. Terima kasih.

Kami Angkut

Kami segera tindak lanjuti laporan via SMS warga itu. Tapi, kami terlebih dahulu berkoordinasi dengan lurah setempat untuk meninjau lokasi bersama petugas kebersihan. Bila benar adanya sampah yang menumpuk cukup banyak, kami secepat mungkin mengirim armada untuk mengangkut sampah tersebut. Namun, kami tetap berharap kepada warga untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat. Selanjutnya, warga berkoordinasi dengan lurah setempat untuk memagar lokasi itu.

Pardamean Siregar
Kadis Kebersihan Kota Medan

Harus Segera Bertindak
Kalau dibiarkan dalam waktu yang lama bahkan sampai membusuk, tumpukan sampah akan menyebabkan aroma yang tidak baik untuk kesehatan warga. Untuk itu aparatur  kelurahan harus lebih tanggap dengan laporan warga. Sebagai pamong di wilayah kerjanya, mereka harus menjadi contoh terbaik bagi warga sebelum memfasilitasi aspirasi warganya.

Hendaknya juga Wali Kota Medan membuat peraturan baru bagi lurah dan camat mengingat banyaknya keluhan warga yang dianggap angin lalu oleh lurah maupun camat ini. Sistem yang menyatakan setiap keluhan warga menjadi tanggungjawab dari yang menerima laporan.

Budiman Panjaitan
Anggota Komisi D DPRD Medan

Air Hidup Tengah Malam

085760905xxx

Yth PDAM Tirtanadi saya ingin menanyakkan kenapa aliran air di daerah rumah saya di Jalan Melintang Sei Sikambing C 2 Medan tidak pernah hidup di pagi sampai sore hari? Air hanya hidup pas tengah malam. Padahal air di belakang rumah saya hidup setiap harinya walaupun kecil. Trimakasih.

Akan Kami Periksa

Terimakasih atas informasinya. Keluhan ini akan kami tindaklanjuti dengan melakukan pemeriksaan di lokasi untuk mencari penyebab dan solusinya. Keluhan pelanggan dapat disampaikan ke call center Tertanadi 500444.

Zaman Karya Mendrofa, Humas PDAM Tirtanadi

SMeCK Hooligan Mulai Arogan

Ulah oknum Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Hooligan, yang mengintimidasi para jurnalis olahraga saat meliput uji coba PSMS versus PSBL Langsa di Stadion Teladan Selasa (225/10), mendapat kecaman dari berbagai pihak.
Medan Pers Club (MPC) salah satu yang menyayangkan aksi tak simpatik oknum pendukung PSMS tersebut. Ketua MPC, Hendra DS menyebut aksi intimidasi oknum tersebut termasuk ke dalam pelecehan tugas jurnalistik. Dan hal itu melanggar hukum.

“Kita dari MPC meyanyangkan adanya tindakan intimidasi dari kelompok suporter terhadap wartawan. Itu tidak bisa ditolerir,” beber Hendra DS ketika dimintai komentarnya Rabu (26/10).

Hendra menambahkan bahwa wartawan bertugas memberikan informasi kepada masyarakat luas. Maka itu, tugas jurnalistik dilindungi undang-undang. “Kalau ada yang mengganggu tugas wartawan, artinya melanggar undang-undang. Kita harapkan hal itu tak terulang lagi,” sambungnya.

Menurut salah satu wartawan senior ini, tidak bakal ada satu organisasi tertentu yang bisa besar dengan sendirinya, tanpa bantuan publikasi dari media massa. “Organisasi kecil, atau kelompok kecil bisa jadi besar karena pemberitaan. Sebaliknya, organisasi besar, tidak akan dilirik masyarakat jika tidak ada pemberitaan akan organisasi tersebut. Jadi tugas jurnalistik itu harus dihargai sebagai corong informasi masyarakat,” beber Hendra lagi.

Pada peliputan uji coba yang akhirnya dimenangkan PSBL Langsa 2-0 itu, kawan-kawan dari beberapa media dihampiri oknum yang disinyalir dari anggota SMeCK. Oknum tersebut melakukan penghinaan kepada wartawan yang meliput dengan teriakan: Hei kalian wartawan ngapain kalian di situ. Sana buat berita yang bagus, kalian foto itu semua biar ada gaji kalian. Tak hanya sekali, tindakan menjurus anarkis juga diarahkan kepada wartawan. Namun saat itu wartawan tidak sama sekali membalas ucapan oknum tersebut.

Sementara itu Ketua SMeCK Hooligan, Nata Simangunsong mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya kepada wartawan. Menurutnya hal itu merupakan ulah oknum tertentu yang ingin memecah hubungan baik antara SMeCK dan wartawan. (ful/saz)

Tebus Kegagalan 2007

Sumut vs Bengkulu

Laporan Langsung:  Iwan Junaidi, waratawan Sumut Pos, dari Jakarta

JAKARTA- Tanggal 6 Juni 2007 takkan bisa dilupa oleh masyarakat  sepak bola Sumatera Utara (Sumut). Pasalnya, pada hari itu, untuk kali pertama sepanjang sejarah, tim sepak bola Sumut gagal berlaga pada Pekan Olahraga Nasional (PON).

Itu terjadi setelah tim sepak bola Sumut yang dibesut M Khaidir harus mengakui keunggulan Sumatera Barat dengan skor 0-1 di Stadion Teladan Medan. Padahal, jika saat itu anak asuh Khaidir mampu memaksakan hasil imbang, maka Sumut dipastikan menjadi juara grup dan lolos berlaga pada PON XVII di Samarinda, Kalimantan Timur.
Hasrat serta ambisi untuk menebus kegagalan inilah yang disematkan kepada 24 putra terbaik yang ada di Sumut saat melakoni babak playoff menghadapi Bengkulu, yang berlangsung hari ini (27/10) pukul 15.00 WIB di Lapangan Sepak Bola Bea Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur.

Sumut dan Bengkulu berlaga di babak playoff karena kedua tim hanya menjadi runner up di grupnya masing-masing pada putaran pertama babak Pra PON yang berlangsung di Aceh dan Jambi. Sementara juara grup masing-masing wilayah, yakni Sumbar dan Jambi secara mendadak dinyatakan lolos pada PON XVIII yang berlangsung di Riau pada tahun 2012.

Terkait peluang timnya saat menghadapi Bengkulu nanti, Rudi Saari head coach tim Pra PON Sumut mengaku optimis. “Segala upaya telah kita lakukan demi lolosnya Sumut pada PON XVIII mendatang. Dari mulai menjalani TC selama setahun lebih (pertama kali terbentuk 25 Juli 2010), hingga melakukan serangkaian pertandingan ujicoba menghadapi tim-tim tangguh,” bilang Rudi, yang kemarin masih terbaring karena sakit.

Sejauh ini tim Pra PON Sumut telah melakoni 31 pertandingan, baik yang bersifat turnamen maupun laga ujicoba. Dari pertandingan itu, Hardiyantono dkk meraih hasil 23 kali menang, 4 kali imbang dan 4 kali kalah, dengan selisih gol 83 memasukkan dan 27kali kebobolan.  “Intinya kami benar-benar siap tempur agar bisa memberi yang terbaik untuk masyarakat sepak bola Sumatera Utara,” bilang Rudi.

Di tempat terpisah, keyakinan yang sama juga diusung Bengkulu. Bahkan untuk melakoni laga putaran kedua ini Bengkulu telah lebih dulu bertolak ke Jakarta. (*)

Sedan Responsif Hemat BBM

New Hyundai Avega

MEDAN- Hyundai tak henti-hentinya melakukan inovasi pada produk mobilnya. Kali ini Hyundai mengeluarkan mobil sedan New Avega.

Untuk interior, mobil sedan ini sangat elegan dan sporty. Desainnya modern eksklusif. “Mobil ini sangat cocok untuk eksekutif muda dan kawula muda,” ujar Sales Supervisor Hyundai Medan PT Prima Indonusa Digantara Boby saat ditemui wartawan koran ini di kantornya, Jalan Adam Malik Medan.

Dikatakan Boby, paa interiornya didesain mewah. Seperti pada dashboard yang fungsional dan ergonomis serta dilengkapi berbagai teknologi terbaru. Bahkan, dengan sistem terpusat, pengemudi tidak perlu lagi kesulitan mengganti audio mobil, cukup melalui kemudi mobil.

Menurut Boby, mobil sedan ini cukup tangguh. Dengan mesin 1,5 liter-12 valve MPI dipastikan responsif. Keunggulan lain, dengan mesin tersebut, penggunaan BBM (Bahan Bakar Minyak) juga sangat efisien. “The real Power. Dengan ketangguhan mesin, tetapi sangat efisien dalam penggunaan bahan bakar,” bilang Boby.

Untuk keamanan pengendara, lanjutnya, rem mobil menggunakan teknologi Ventilated Front Disc brake, sehingga menghasilkan pengereman yang sempurna. Dengan rangka bagian sisi mobil, memberikan perlindungan ekstra terhadap penumpang saat terjadi benturan. “Kita bukan hanya melindungi melalui rem, terkadang sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada sisi mobil, karena itu rangka mobil ditambah dengan perlindungan ekstra,” tambah Boby.
Sedangkan suspensi independent mobil sangat nyaman walau dibawa di berbagai kondisi jalan. “Suspensi di ban mobil sangat efisien, sehingga membuat mobil tetap nyaman dalam kondisi apapun,” pungkas Boby. (mag-9)

PSSI Makin tak Becus

BELUM lagi terjawab surat protes yang dilayangkan kubu Sumatera Utara dan Bengkulu, terkait berubahnya peraturan Pra PON yang meloloskan Sumbar dan Jambi, PSSI kembali menunjukkan ketidak becusannya dalam mengelola kompetisi.

Sebagaimana layaknya tim yang akan bertanding, kemarin (26/10) tim Pra PON Sumut mencoba lapangan Bea Cukai yang akan menjadi venue putaran kedua.

Tapi, sebelum bertolak ke lapangan tim sepak bola Sumut sempat terkatung-katung karena tidak adanya Liaison Officer (L.O), yang biasanya bertugas memberi kemudahan kepada dua tim yang akan bertanding.  Ketika masalah ini ditanyakan kepada pengurus PSSI saat technical meeting, tak satupun di antara para pengurus tadi yang mampu menjawabnya.
“Sudah semakin tak becus PSSI ini mengurus sepak bola. Kalau ke daerah mereka selalu membuat peraturan yang macam-macam, sekarang untuk urusan LO saja mereka tak mampu menyediakannya,” bilang Jhoni Rakasiwi, Sekretaris Tim Pra PON Sumut.

Ternyata bukan hanya tim Pra PON Sumut saja yang merasa kecewa dengan PSSI. Tim Pra PON Bengkulu lewat Sekum Pengprov PSSI Bengkulu Asmawi Hamzah pun tak henti-hentinya mengecam kinerja yang diperlihatkan pengurus PSSI. “Kalau main di daerah saja semua tim pasti mendapat jasa angkutan, kenapa di sini itu tak terjadi. Berarti panitia pelaksana pertandingan di daerah jauh lebih bagus daripada PSSI,” ketusnya.

Terkait protes tentang lolosnya Sumbar dan Jambi sehingga Sumut dan Bengkulu terpaksa melakukan pertandingan playoff, Asnawi pun mengatakan bahwa alasan yang diberikan PSSI tak masuk akal. (jun)

Tabrak Lima Polisi, Pengedar Sabu Dibui

MEDAN- Tabrak lima petugas yang sedang patroli, pengedar narkoba jenis sabu-sabu, Syaiful Anwar (35) warga Jalan Bakti II, Gudang Merah Desa Sekip, Lubuk Pakam, Deli Serdang ditangkap polisi patroli Polsekta Percut Seituan saat berboncengan dengan selingkuhannya, Asnawati (31).

Syaiful ditangkap polisi patroli di Jalan Benteng Hulu, Medan Tembung, Rabu (25/10) sekitar pukul 23.00. Saat penangkapan itu, Syaiful mengendarai sepeda motor Yamaha Xeon BK 3958 MAD merah.

Informasi yang dihimpun Sumut Pos, Polsekta Percut Sei Tuan berhasil menangkap pengedar sabu itu saat menggelar patroli rutin. Awalnya, polisi menghadang untuk menghentikan laju sepeda motor pelaku, tapi pelaku enggan berhenti malah menancap gas sehingga menabrak lima polisi .

Akibatnya polisi terjatuh, tapi langsung bangkit dan mengejar pelaku. Pelaku akhirnya menghentikan. Saat digledah, dari saku jaket hitamnya ada dua paket sabu seberat 1,5 gram senilai Rp1,8 juta, selain itu ada plastik kecil berwarna putih, mancis dan satu set bong alat isap sabuserta sepeda motor.

Dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP), Syaiful mengaku membeli barang haram dari bandar sabu-sabu berinisial  R warga Jalan Benteng Hulu, Medan Tembung. Rencananya, sabu itu dibeli untuk dikonsumsi dan sisanya dijual. “Ya saya memakainya, dan saya jual juga,” akuinya di BAP polisi.

Terkait dirinya menabrak lima petugas, dia mengaku atas perbuatannya hanya untuk melarikan diri dengan menambah kecepatan tinggi, tapi tanpa disadari kendaraannya menabrak petugas yang hendak menghentikannya.  “Saya gugup, makanya saya tabrak saja pak polisi itu untuk melarikan diri,” ujar bapak satu anak itu.
Kapolsek Percut Sei Tuan Kompol Maringan Simanjuntak SH MH melalui Kanit Reskrim AKP Faidir Chan membenarkan penangkapan pelaku dan keduanya masih diperiksa untuk dimintai keterangan. Kasusnya masih dilakukan pengembangan untuk mengejar bandar sabu tersebut. (mag-7)

Wartawan Sumut Pos Juara II Lomba Karya Tulis

MEDAN- Pemerintah Kota (Pemko) Medan dalam hal ini Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Medan menetapkan sembilan pemenang Lomba Karya Cipta karta Tulis Ilmiah Populer dari tiga kategori.  Dari sederet pemenang itu, Wartawan Sumut Pos, Chairil Hudha menjadi pemenang kedua.

Kepala Badan Kesbangpolinmas Medan, V Redward W Bakara, Rabu (26/10) di Hotel Grand Antares mengatakan, lomba karya tulis berlangsung sejak 26 September hingga 20 Oktober lalu diharapkan dapat meningkatkan wawasan kebangsaan di kalangan generasi muda. Sebab, selama ini wawasan kebangsaan di kalangan generasi muda dinilai sangat rendah, bahkan rasa cinta tanah air mulai memudar.

Dia mengumumkan pemenang, untuk kategori SLTA, juara I Zahara Putri Sakila dari SMA Amir Hamzah Medan, juara II Mardhatillah Iqbal dari MAN Negeri 1 Medan dan juara III RR Meidy Irzha Adewidya dari SMA Negeri 1 Medan.
Sedangkan  kategori Mahasiswa, pemenang I Kalvin Ginting dari USU, juara II Fadila Maharani dari USU dan juara III Lilis Suryani N dari Unimed. Sedangkan kategori jurnalis juara I diraih Hidayat Banjar dari SKM Suara Masa, juara II Chairil Hudha dari Sumut Pos dan juara III, Abdul Rahman Lubis dari Koran Medan.

Seluruh naskah diseleksi oleh Dewan juri terdiri dari Dr Iskandar Zulkarnain, Drs Azhar Umar MPd,  Drs Haris Sutan Lubis MSp,  Abdul Rahman SH Mhum dan R Bambang Soedjiartono SH.

Penyerahan hadiah  diserahkan Wali Kota Medan, bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2011 di Lapangan Merdeka. (adl) Para pemenang dari tiga kategori masing-masing dengan hadiah untuk juara I sebesar Rp3,5 juta, juara II Rp2,5 juta, dan juara III Rp1,5 juta.Selain uang tunai, para pemenang juga akan mendapat trofi. (adl)