26 C
Medan
Wednesday, December 24, 2025
Home Blog Page 14545

Pelayanan Lebih Maksimal

Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, Puskesmas Teladan dituntut lebih maksimal dan harus sigap menanggapi keluhan masyarakat. Termasuk dalam memeriksa kesehatan jemaah calon haji yang akan segera berangkat
ke Tanah Suci Mekah. Seperti apa pelayanan yang diberikan Puskesmas Teladan kepada masyarakat? Berikut petikan wawancara wartawan Sumut Pos Jhonson Siahaan dengan Kepala Puskesmas Teladan dr Hj Refrini, Selasa (27/9) siang.

Apa saja program Puskesmas Teladan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat?
Kami memiliki tiga program unggulan yakni, memberikan penyuluhan dan pembinaan kepada masyarakat, Program IMS (Infeksi Menular Seksual) dan Program Klinik VCT (Voluntary Counseling Testing).
Selain ketiga program itu, Puskesmas Teladan juga memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat, dengan adanya fasilitas rawat inap. Bahkan, sesuai intruksi Dinkes Medan dan Sumut, kita juga memberikan pelayanan kepada jemaah calon haji.

Untuk jemaah calon haji, pelayanan apa yang diberikan?
Untuk calon haji, Puskesmas Teladan sudah melakukan pemberian Vaksin Meningitis dan itu wajib diberikan kepada calon haji yang akan berangkat ke Tanah Suci. Tidak hanya itu, Puskesmas Teladan juga memberikan penyuluhan kepada para calon haji.

Berapa kali pemeriksaan kesehatan yang dilakukan terhadap calon haji?
Puskesmas memberikan dua kali pelayanan dan pemeriksaan kesehatan kepada calon haji, yaitu pemeriksaan pertama pada 18 Juli hingga 13 Agustus 2011. Pemeriksaan kedua, mulai 5 September hingga 17 September. Puskemas tetap melakukan penyuluhan dan pembinaan kepada calon haji yang akan berangkat agar lebih sehat. Walau pun batasnya sudah ditentukan, tetapi masih ada calon haji yang datang memeriksa dan diberikan penyuluhan karena adanya kuota tambahan.

Sudah berapa orang calon haji yang ditangani di Puskesmas ini?
Jumlah calon haji yang mendaftar dan diperiksa serta diberi vaksin di Puskesmas Teladan ini sebanyak 225 orang. Untuk calon haji termuda itu usia 20 tahun yaitu Dini Riski binti Darwin Yunus Nasution dan calon haji tertua itu berusia 85 tahun.

Dari jumlah itu, ada berapa calon haji yang terdeteksi mempunyai penyakit dan apa langkah yang dilakukan Puskesmas Teladan?
Dari hasil penyaringan dan pemeriksaan kesehatan yang kita lakukan, ada dua calon haji yang mempunyai penyakit yaitu satu orang harus cuci darah dan satu lagi gagal ginjal kronis. Langkah yang kita lakukan, Puskesmas hanya sebagai pembina haji dan memberikan pelayanan. Untuk menentukkan jadi tidaknya berangkat ke tanah suci bukan wewenang kita, namun kewenangan KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan).(*)

Kepergok Saat Engkol Motor Curian

Selasa (27/9) kemarin, menjadi hari paling naas bagi Wibowo Ruhut (28/9), Jalan Bantenan, Kelurahan Mabar, Medan Deli. Pasalnya, saat mengengkol sepeda motor Mio BK 6473 XY yang hendak dicurinya, dia dipergoki tetangga korbann
Tak ayal, dia pun menjadi bulan-bulanan warga yang geram dengan perbuatannya.

Sore itu, Wibowo dan temannya Rudi mengendarai sepeda motor Vega melintas di depan rumah Legiman di Jalan M Basir, Kelurahan Rengas Pulau, Medan Marelan. Mereka melihat sepeda motor Mio terparkir di dalam rumah tersebut. Melihat suasana rumah sepi, Wibowo yang berada di boncengan turun dan masuk ke rumah untuk mencuri sepeda motor tersebut.

Dengan menggunakan kunci T, Wibowo langsung mengeluarkan sepeda motor itu dari dalam rumah. Sekira berjarak 3 meter dari rumah Legiman, dia mencoba memencet starternya namun tidak mau menyala. Lantas pria penuh tato di tubuhnya ini mengengkol sepeda motor itu hingga berulang kali, namun tidak juga hidup. Tetangga yang melihat pelaku sedang mengengkol sepeda motor milik Legiman langsung meneriakinya rampok.

Teriakan itu didengar oleh warga lainnya. Melihat situasi yang tak memungkinkan, Rudi yang berada di atas sepeda motor Vega langsung kabur. Sedangkan Wibowo tak sempat melarikan diri dan langsung dihajar hingga babak belur.
Polisi yang mendengar kejadian itu langsung datang ke lokasi kejadian langsung mengamankan Wibowo. Dalam keadaan babak belur, dia diboyong ke Mapolsek Medan Labuhan. “Tadi dia ketangkap saat ngengkol kreta saya,” kata Legiman di kantor polisi.(ril/smg)

Ibu Korban Histeris Hingga Pingsan

Dijebak Polisi, Kelurga Korban Datangi DPRD Medan

MEDAN- Keluarga korban yang diduga dijebak petugas Sat Narkoba Polresta Medan atas kasus sabu-sabu seberat 100 gram, mendatangi DPRD Medan untuk meminta perlindungan hukum, Rabu (28/9) siang. Dengan membawa poster bertuliskan ”Bebaskan Puput yang menjadi korban kambing hitam Polisi” mereka meminta DPRD membantu agar anaknya dibebaskan.  Ibu Puput yang ikut dalam aksi itu terus menjerit histeris sampai pingsan selama beberapa menit. Dia merasa, hukum di negara ini tak adil.

“Suami saya tidak bersalah, karena dia telah dijebak untuk dijadikan tumbal oleh orang yang memintanya mengantarkan paket yang berisi paket sabu-sabu 100 gram kepada Awie di Jalan Ayahanda, Medan. Setibanya di lokasi, kenapa suami saya sudah ditunggu petugas narkoba Polresta Medan dan menangkapnya. Kenapa hanya suami saya yang mendapat perlakuan tidak layak,” kata Esti, istri Puput.

Dikatakan Esti, suaminya diajak beberapa petugas yang mengaku Intel Narkoba untuk menunjukkan lokasi pemesan barang terlarang tersebut. Setibanya di lokasi, intel menemukan adik pemesan dan beberapa orang temannya dan langsungn
memboyong ke Mapolresta Medan. “Yang membuat saya heran, pagi harinya seluruh pelaku yang diamankan berjumlah lima orang dibebaskan kecuali suami saya. Saya menilai, suami saya adalah korban yang sengaja dijebak untuk menutupi kesalahan yang dilakukan Awie,” ucapnya.
Menyikapi aspirasi keluarga Puput ini, Komisi A DPRD Medan berjanji akan menindaklanjutinya guna menemukan kejelasan atas kasus tersebut. “Permasalahan ini akan ditindaklanjuti guna menemukan kejelasan atas kasus yang menimpa Esti dan keluarganya. Kepada kelauraga diharap bersabar dulu,” kata Aripay Tambunan dari Fraksi PAN.
Diketahui, Pusan Kesuma alias Puput (35), warga Jalan Tuba IV, Gang Pembangunan V, Kelurahan Tegal Sari Mandala III, Medan Denai, yang sehari-hari bekerja sebagai supir taksi segera memperapidkanakan Kapolresta Medan atas kasus tersebut.

Awalnya, penangkapan trersebut dilakukan Sat Narkoba Polresta Medan di Jalan M Said, Minggu (15/9). Ketika itu, supir taksi Medan-Tanjung Balai yang baru tiba di Medan itu, dengan sepeda motor Revo mengantarkan titipan barang milik Awie dari Tanjung Balai ke Rumah Hamdani di Jalan Ayahanda, Gang Tali.

Setelah sampai, sekitar pukul 16.00 WIB, Puput disambut Butet, istri Hamdani langsung menyalami dan meminta maaf. Tak lama kemudian, enam pria berpakaian sipil langsung menangkap dan mengamankan 100 gram sabu-sabu. “Biasanya setiap bungkusan pengiriman yang diminta oleh pelanggan mana mungkin bisa dibuka isinya,” terang Hasbi.
Menanggapi aksi damai yang dilakukan keluarga Puput, Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga mengatakan siap menghadapi gugatan keluarga Puput. “Semuanya sudah dilakukan sesuai proses hukum, tapi kalau memang mau melakukan praperadilan, kita siap menghadapinya,” tegas Tagam.

Jika memang terbukti bersalah, lanjut Tagam, pihaknya akan mematuhi dan mentaati peraturan dan kebijakan dari penyidik pengadilan. “Apapun keputusan pengadilan, akan kita hargai dan patuhi jika memang terbukti,” ungkapnya. (adl/mag-7)

Tolak Ajakan Kawin, IRT Dituduh Gelapkan Rp5,8 M

MEDAN- Seorang ibu rumah tangga yang memiliki paras cantik, Lina Wijaya alias Intan harus duduk dikursi pesakitan Pengadilan Negeri Medan, Rabu (28/9). Dia didakwa telah melakukan penggelapan uang milik Amran Yunus (68), pengusaha importir asal Medan, sebesar Rp5,8 miliar lebih.

Dalam sidang yang dipimpin Hakim Ketua Kaswanto SH dan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Irma SH, terungkap bahwa kasus dugaan penggelapan uang tersebut berawal dari keinginan Amran Yunus menikahi Lina. Amran yang berstatus duda ini meminta Lina menceraikan suaminya dan meninggalkan keluarganya dengan imbalan uang miliaran rupiah.
Zahrul SH, selaku kuasa hukum terdakwa Lina Wijaya, membantah isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dalam dakwaan JPU Irma SH. “Selaku kuasa hukumnya, saya merasa keberatan atas dakwaan penuntut umum bahwa klien kami telah menipu sebesar Rp5.868 miliar,” ucapnya kepada wartawan, Rabu (28/9). Dia juga meminta agar jaksa membuktikan pengeluaran korban, Amran Yunus terhadap kliennya Lina.

Meski demikian, diakuinya kalau Amran pernah memberikan uang kepada Lina sebesar Rp3,3 miliar. Namun, uang itu merupakan kompensasi kepada Lina untuk menceraikan suaminya dan menikah dengan Amran.
Zahrul juga menuturkan, kliennya pernah dijanjikan uang Rp15 miliar jika mau menceraikan suaminya. Namun dalam kasus ini, kliennya termakan bujuk rayu korban.

Sedangkan mengenai keterlibatan suami korban, Zahrul membantahnya. Memang saat pertama kali korban mentransfer uang sebesar Rp1 miliar kepada Lina pada April 2010 lalu, kliennya memakai rekening suaminya, Andi. Namun, Andi sama sekali tidak mengetahui kalau istrinya menerima uang dari Amran yang diduga telah menjalin hubungan asmara. (rud)

Lutfie Big Brother Dihukum 6 Bulan Penjara

MEDAN- Lutfie “Big Brother” atau Putra Erwin Simbolon dihukum enam bulan penjara oleh majelis hakim dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Medan, Rabu (28/9). Peserta reality show yang disiarkan salah satu tv swasta ini dinyatakan bersalah melanggar Pasal 372 KUHP.

Lutfie dinyatakan terbukti bersalah karena melakukan penipuan dan penggelapan sepedamotor milik Lela Safira, perawat RS Mitra Medika Tanjung Mulia pada Desember 2010 lalu. Putusan majelis hakim diketuai Muliatno SH itu lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Rivai yang menuntut Lutfie delapan bulan penjara.
“Dia meminjam sepedamotor Lela Safira, perawat di RS Mitra Medika namun tidak dikembalikan,” ungkap Jaksa Rivai, usai sidang.

Diketahui, Lutfie digiring ke Polsek Mampang pada 18 Juni lalu dari rumah Big Brother dengan pengiringan security Trans TV. Lutfie dituduh melakukan penipuan, sedikitnya Lutfie telah merugikan banyak orang dengan nilai nominal Rp30 juta.

Di antaranya, membawa kabur motor, menipu uang temannya bernama Robin, sebesar Rp9 juta, Sitiawan Hutahuruk Rp2 juta dengan iming-iming anaknya akan dimasukan kerja oleh ayahnya. Selain itu, Lutfie juga telah memalsukan data dirinya ketika mengikuti audisi Big Brother.

Mengaku sebagai dokter dan setelah dicek ternyata namanya tidak pernah terdaftar sebagai dokter di rumah sakit yang dimaksud. Ia juga memalsukan dirinya sebagai sarjana salah satu universitas di Medan.

Akibatnya, Lutfie pun dikeluarkan dari Rumah Big Brother dan digelandang ke Polsek Mampang, Jakarta Selatan, dengan dikawal security Trans TV. Dan selanjutnya ia pun di BAP Kepolisian Belawan di Polsek Mampang Jakarta. “Perkara ini masih untuk kasus penggelapan sepedamotor,” kata Jaksa Rivai.
Sementara itu terdakwa Luhfi saat hendak diwawancari wartawan usai persidangan yang bersangkutan enggan berkomentar.(rud)

Hari Ini, Pembunuhan Sri Wahyuni Direkontruksi

MEDAN- Satuan Reskrim Polresta Medan bersama Kejasaan Tinggi Negeri (Kejari) Medan akan mengelar rekontruksi pembunuhan sadis disertai perampokan pegawai BRI Syariah Jalan S Parman, Sri wahyuni Simangungsong (26), hari ini (29/9). Hal ini dikatakan Kapolresta Medan, Kombes Pol Tagam Sinaga saat ditemui di Pos Lantas Lapangan Merdeka, Jalan Balai Kota, Medan Barat, Rabu (28/9).

“BAP tersangka pembunuhan sekaligus perampokan Wahyuni sudah kita limpahkan ke Kejaksaan, rencananya besok (hari ini, Red) kita mengelar rekontruksi pembunuhan tersebut,” ujar Tagam. Rekrontruksi tersebut akan dihadiri pengacara tersangka, keluarga korban, Jaksa dan beberapa perwira polisi di Polresta Medan.

“Rencananya kita lakukan rekontruksi di lapangan parkir Mapolresta Medan dan menghadirkan seluruh tersangka dalam kasus pembunuhan tersebut,” terangnya lagi.

Sekadar mengingatkan, Sri Wahyuni Simangunsong karyawati BRI Syariah ditemukan tewas di bawah jembatan jalan lintas daerah Tele, Desa Pardomuan, Kecamatan Harihan, Kabupaten Samosir, Jumat (5/8) lalu. Perampokan disertai pembunuhan ini dilakukan Briptu Erwin Panjaitan dan ketiga rekannya.

Selain itu, pelaku Erwin Panjaitan bersama istrinya Ria Hutabarat dan rekannya Eva Lestari Surbakti alias Eva dan Suherman alias Embot juga melakukan aksi serupa terhadap Gubernur LIRA Sumut, Rizaldi Mavi.(mag-7)

Pemeriksaan Gindo Terkesan Ditutupi

MEDAN- Poldasu terkesan menutup-nutupi pemeriksaan mantan Kadis Bina Marga Kota Medan Gindo M Hasibuan, Selasa (27/9) kemarin. Pasalnya, Kasubbid Pengelola Informasi dan Data (PID) Humas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan yang dikonfirmasi mengatakan, Gindo tak penuhi panggilan polisi.

Namun saat dikonfirmasi pada Rabu (28/9), MP Nainggolan mengatakan, Gindo telah datang ke gedung Ditreskrimsus Poldasu untuk diperiksa penyidik Tipikor. “Benar semalam diperiksa, tapi sampai jam berapa diperiksanya, saya tidak tahu,” kata Nainggolan.

MP Nainggolan juga menjelaskan, Gindo akan kembali dipanggil pekan depan untuk pemeriksaan lebih lanjut, terkait kasus dugaan korupsi pengadaan alat berat senilai Rp2 miliar tahun anggaran 2009. Walau sudah diperiksa dua kali sebagai tersangka, Gindo belum juga ditahan oleh penyidik Tipikor Polda Sumut.(mag-5)

8 Minggu Belajar Bahasa Inggris

JAKARTA – Kemampuan untuk mempelajari bahasa asing akan terasa lebih mudah ketika kita berada di daerah asal bahasa tersebut. Untuk itu, Indonesian Language Study Program (IELSP) menawarkan program beasiswa untuk mengikuti kursus bahasa Inggris di Amerika Serikat (AS) selama delapan minggu.

Selain bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris para peserta khusunya dalam English for Academic Purpose, kesempatan ini menjadi sarana bagi para peserta untuk mengenal dan mempelajari budaya AS secara langsung.
Bahkan, bukan hanya budaya AS saja yang dapat dipelajari, melainkan berbagai kebudayaan dari berbagai negara lain sebab mereka akan mengikuti program immersion dalam kelas internasional. Pada kelas tersebut mereka akan tergabung bersama peserta lain dari berbagai bangsa dan negara.

Kesempatan ini diberikan bagi kamu yang terdaftar sebagai mahasiswa S-1 aktif di suatu universitas baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Merupakan mahasiswa yang duduk di tahun ketiga atau semester lima ke atas dan belum dinyatakan lulus atau tengah menempuh sidang kelulusan.

Kamu juga harus memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik yang ditunjukkan dengan nilai TOEFL minimal 450 dan tentunya memiliki kemampuan akademis yang baik. Harus memiliki komitmen penuh untuk segera kembali ke Tanah Air setelah program ini berakhir. Nah, bagi kamu yang berusia 19-24 tahun dan tidak memiliki pengalaman belajar di AS atau negara lain selain Indonesia, segera daftarkan diri melalui laman Indonesian International Education Foundation (IIEF), www.iief.or.id. Pendaftaran juga bisa dilakukan dengan mendatangi langsung kantor IIEF di Menara Imperium, Lantai 28 Suite A-B, Jalan H R Rasuna Said, Jakarta Selatan.(net/jpnn)

Kembangkan Bakat Kewirausahaan

SMK Negeri 4 Medan

MEDAN- SMK Negeri 4 Medan terus berupaya mengembangakan bakat dan kreatifitias siswa lewat program produktifitas. Selain mampu memproduksi beragam produk, siswa juga memiliki modal berwirausaha selepas tamat dari lembaga pendidikan yang telah dijalaninya.

Salah satu bentuk keberhasilan lewat produktifitas para siswa untuk program studi las, diantaranya yakni pagar, tempat tidur, meja hias dan produk berbahan dasar besi lainnya.

Hal ini disampaikan bagian kesiswaan SMK Negeri  4 Medan, A Saragih saat ditemui diruang kerjanya, Selasa (27/9).
Melihat tingginya produksi yang dihasilkan para siswa, SMK Negeri 4 berencana memasarkan produk buatan siswanya ke tengah masyarakat.

“Selama ini banyak produk yang telah dihasilkan hanya saja masih dipasarkan dalam internal sekolah seperti guru dan orang tua siswa saja. Untuk kedepannya pihak sekolah rencananya akan berusaha memperluas pasar jaringan dengan menunjuk pembantu kepala sekolah (PKS) hubungan industri,” terangnya.

Pengembangan produk untuk menembus pasar tersebut bilang Saragih dilakukan untuk memenuhi bahan baku yang akan digunakan siswa untuk membuat bahan baku ataupun sebagai bahan praktik.

Mengingat untuk pemenuhan bahan baku dibutuhkan biaya yang cukup besar. “Sejauh ini pemenuhan bahan baku membutuhkan biaya yang sangat besar. Sehingga kita berencana membuka segmen pasar untuk menutupi biaya produksi pembuatan sebuah produk yang diinginkan,” sebutnya.

Hanya saja menurut Saragih pihak sekolah mengaku masih terkendala untuk menumbuhkan kepercayaan pasar dari hasil produksi yang dihasilkan siswa.

Selain belum memiliki merek tersendiri dan hak paten, produksi siswa juga diakui belum mampu menyaingi produk-produk bermerk lainnya.

“Untuk kualitas sebenarnya tidak jauh berbeda dengan yang lainnya, karena proses pembuatannya juga didampingi oleh guru berkompetensi di bidangnya. Bahkan untuk mematok harga, kita jauh lebih murah daripada produk buatan yang lain. Hanya saja kita masih terkendala pemasaran produk saja,” ungkapnya. (uma)

Tujuh Bom Siap Meledak

JAKARTA-Semua personel Detasemen Khusus 88 Mabes Polri sedang berada dalam level siaga merah atau puncak kewaspadaan. Sebab, dari hasil investigasi, masih ada tujuh bom rakitan serupa dengan bom Solo yang siap meledak. Posisi bom-bom pembunuh itu belum bisa dideteksi secara pasti.

“Dari pengakuan tersangka yang terkait dengan bom Cirebon masih ada tujuh rakitan bom yang belum ditemukan,” ujar Kadivhumas Polri Irjen Anton Bachrul Alam saat jumpa pers di kantornya, kemarin (27/09). Bom itu dirakit oleh kelompok Syarif dan juga Ahmad Yosepa Hayat yang meledakkan diri di GBIS Kepunton Minggu (25/09) lalu.
Bom rakitan itu berciri ringan (tak lebih dari 3 kg) mudah dipindahkan, dan bisa dioperasikan secara sederhana. “Ini masih kita cari, biarkan tim bekerja,” kata Anton. Tujuh bom itu diduga disembunyikan atau digunakan sebagai sarana melawan pengejaran aparat.

Ahmad Yosepa Hayat yang meledakkan diri di Solo diduga merakit sendiri bomnya. Jadi, bukan termasuk tujuh yang masih belum ditemukan. “Dalam tasnya masih kita temukan sisa paku, sisa gotri, sisa kabel dan baterai Alkaline 9 volt yang digunakan sebagai pemicu arus,” kata mantan Kapolda Jatim itu.

Apakah tujuh bom yang hilang itu bisa dibawa ke Ambon, Anton mengakui kemungkinan itu bisa saja terjadi. “Karena itu kita cermati kondisi terkini di Ambon, apakah rakitan bom yang ditemukan identik dengan jaringan ini atau tidak,” katanya.

Sumber Jawa Pos (grup Sumut Pos) di lapangan menyebutkan, bom-bom yang dirakit kelompok Syarif sebenarnya mudah diurai. “Partikelnya sederhana, dan bisa dijinakkan dengan mudah,” katanya.

Setelah Syarif meledakkan diri, Densus 88 langsung menyapu tempat-tempat persembunyiannya. Hasilnya, mereka mendapatkan tujuh bom serupa siap ledak. “Dari pengakuan Musola, salah seorang tersangka bom Cirebon mereka sudah merakit 15 buah,” katanya.

Densus menduga sebagian dari tujuh bom ini dibawa oleh Nanang alias Ndut yang juga masuk DPO. “Dia ini istilahnya perwira logistiknya jaringan,” katanya. Merakit bom ala Hayat juga sebenarnya simpel. Kalau sudah belajar, satu jam juga siap dipakai,” tambahnya.

Mungkinkah tujuh bom itu digunakan lagi? Perwira muda ini menilai sangat mungkin. Apalagi, saat ini kelompok ini benar-benar terdesak. “Kita berkejaran dengan waktu. Cepat-cepatan lah istilahnya,” katanya.
Saat ini, sebagian tim pemburu Korps Burung Hantu Densus 88 bergerak ke perbatasan Ngawi-Madiun. “Itu sekarang ya (kemarin, Red) jadi setelah kamu tulis, kita pasti sudah geser,” katanya.

Sebagian yang lain bergerak ke Semarang. “Selain empat DPO lama, ada tiga DPO baru inisialnya  W , H dan B, inisial dulu saja karena nanti teman-temannya baca koran dan monitor,” kata alumni Special Course for Antiterrorism Investigation di Manila ini.

Saat jumpa pers kemarin Kadivhumas Irjen Anton Bachrul Alam juga menyebut adanya kemungkinan pelaku dibantu oleh pihak lain di luar DPO. “Tentu seperti ini berkelompok, tidak mungkin sendirian,” kata jenderal dua bintang ini.
Secara terang-terangan Anton juga menyebut Hayat yang bernama asli Vino Damayanto itu pernah menjadi anggota Jamaah Ansharut Tauhid Cirebon. “Dia juga DPO dalam kasus perusakan swalayan Alfamart,” katanya.
Sesaat setelah Anton mengucapkan itu, anak Abu Bakar Baasyir Abdul Rachim Baasyir langsung mengirimkan SMS pada Jawa Pos yang menyebut Anton telah melakukan fitnah. “Selalu begini, kelemahan Polri ditutupi dengan melempar kesalahan pada JAT. Padahal secara keanggotaan dia tidak tercatat. Kami akan pertimbangkan menuntut Polri,” ujarnya.

Identitas Hayat memang langsung diketahui dua jam setelah peristiwa peledakan setelah dikonfirmasi pada teman-temannya sesama jaringan Cirebon. Sumber Jawa Pos pada 25 September 2011 pukul 18.00 juga memastikan pelaku adalah Hayat.

Kepala Pusat Kedokteran Kesehatan Polri Brigjen Musadeq Ishaq kemarin menuturkan, pemeriksaan DNA mengkonfirmasi 100 persen bahwa pelaku adalah Hayat.

“Bahwa tidak terbantahkan jenazah pelaku di gereja GBIS Kepunton, Solo, Jateng adalah Vino Damayanto, alias Ahmad Urip, karena dia sakit-sakitan jadi dibuat Urip, alias Ahmad Yosefa alias Hayat,” katanya. Hayat dilahirkan di Losari, Cirebon pada 18 Oktober 1980.

Musadeq menjelaskan, identitas Hayat terungkap dari proses identifikasi jenazah. “Kami temukan seorang laki-laki, berumur 25-35 tahun, berkulit sawo matang. Kemudian kita cari data-data fisik medis sesuai data yang dikumpulkan penyidik, ada bekas operasi hernia, ada penebalan, penebalan kulit di pergelangan kaki bagian luar,” katanya .

Selain itu, juga dilakukan pencocokan foto, saat pelaku masih hidup dan setelah meninggal dunia. “Kecocokan signifikan, kami nyatakan match atau cocok,” kata dia. Musadeq menambahkan, identifikasi juga diperkuat data primer berupa sidik jari yang cocok dengan data sidik jari Ahmad Yosepa yang tersimpan di Kepolisian. “Saat yang bersangkutan membuat SIM pada tahun 2005,” katanya.

Yang terakhir, untuk lebih meyakinkan, polisi melakukan pemeriksaan DNA. “Dengan DNA pembanding dari keluarga yang bersangkutan. Ibu dan seorang anaknya yang berusia 4 tahun,” katanya.

Jenazah Vino alias Hayat langsung dimakamkan kemarin sore di TPU Pondok Rangon Jakarta Timur bersebelahan dengan makam M Syarif bomber Cirebon. Tidak ada kerabat yang mengantar. Keluarga Vino berada di dalam mobil dan menolak berkomentar.

Nurlan, pengacara keluarga meminta maaf pada masyarakat atas tindakan Vino. “Dia sebenarnya juga korban pergaulan yang salah. Keluarga sangat terpukul dan meminta maaf,” katanya.

Guru Hayat Ajudan Dr Azhari

Polisi meyakini jaringan Ahmad Yosepa Hayat, bomber Solo, dilatih oleh seorang bernama Soghir alias Heri Sigu. Soghir ini adalah seorang mantan napi kasus peledakan bom Kedubes Australia 2004 yang pernah dibebaskan dari tahanan. “Kami sungguh tak habis pikir bagaimana bisa Soghir ini bermain bom lagi,” kata sumber Jawa Pos (grup Sumut Pos) di lingkungan antiteror, kemarin (27/9)

Setelah keluar dari penjara pada pertengahan 2008, Soghir pernah mengikuti program deradikalisasi oleh pemerintah. Dia berjanji bertobat dan tak mengulangi perbuatannya. “Tapi pertengahan 2009, kita hilang kontak,” katanya.
Para mantan napi teror memang banyak yang ikut program deradikalisasi. Program ini bertujuan mengembalikan kehidupan normalnya di masyarakat. Tokoh mantan teroris yang gencar mengkampanyekan deradikalisasi, di antarannya Nasir Abbas, eks pentolan JI asal Malaysia.

Para napi ini harus selalu “absen” pada petugas yang membinanya. Biasanya dalam pertemuan informal sepekan sekali. “Nah, Soghir ini berbulan-bulan tidak datang, karena itu kita curiga,” katanya.

Benar saja, pada 23 Juni 2010, tim Densus 88 berhasil menemukan Soghir. Di rumahnya, Belangwetan, Klaten, Jawa Tengah, tim menemukan 3.000 komponen elektronik dari tujuh detonator yang jika dirangkai bisa jadi 100 bom. “Ya, 100 bom, tidak main-main,” katanya.

Soghir belajar merangkai bom langsung pada Dr Azhari Husein. Sebagai seorang yang menerima warisan ilmu sepenting itu, Soghir memang bisa dikatakan level kolonel dalam jaringan teroris. “Dia pernah jadi semacam ajudannya Azhari,” katanya.

Dari penangkapan Soghir itu lantas polisi bisa mengendus jaringan teroris Cibiru di Bandung. Pada 7 Agustus sel Cibiru yang dipimpin Fachrur Rozi Tanjung itu diungkap. Pelatihnya sama, Soghir. Kelompok Cibiru bahkan merencanakan melakukan serangan dengan bom mobil. “Jalurnya sama, pernah dilatih Soghir,” katanya.

Lalu pada Desember 2010 serangkaian bom rakitan ditemukan di beberapa gereja di Klaten dan Prambanan. Diketahui, pelakunya sel Klaten yang terdiri dari anak-anak lulusan SMA. Komandannya Atok, seorang tukang parkir di Solo berhasil diringkus dan merembet ke penangkapan anggotanya. “Mereka juga dilatih Soghir,” katanya.

Dari sel Klaten ini, nama Sigit Qurdowi muncul. Belum berhasil dibekuk, tiba-tiba 15 April, Syarif meledakkan diri di Cirebon. “Akhirnya kami sadar bahwa kelompok Soghir ini benar-benar luas jaringannya,” katanya.
Jawa Pos berusaha mewawancarai Soghir yang sekarang di rutan Brimob Kelapa Dua Depok. Namun, pihak Polri belum mengizinkan dengan alasan belum masuk masa persidangan. Kadivhumas Polri Irjen Anton Bachrul Alam mengakui Soghir pernah ikut program pembinaan. “Untuk kasus bom yang terakhir di Solo, masih kami teliti apakah Soghir juga terlibat,” katanya kemarin.

Pengamat terorisme Rakyan Adibrata menduga jaringan Soghir tidak bisa muncul sendirian tanpa dibantu pihak lain dengan akses dan dana besar. “Untuk membuat struktur jaringan yang lintas kota sangat rumit. Juga butuh dana. Pertanyaannya dana darimana jaringan Soghir ini,” katanya.

Alumni Fakultas Hukum UII yang pernah riset anti teror di Perancis ini menambahkan, Polri seharusnya transparan dan memberi penjelasan yang utuh tentang rangkaian bom Solo. “Jangan sepotong-sepotong dan menuding pihak-pihak tertentu. Harus dijelaskan secara runtut kalau perlu hadirkan tersangka yang sudah ditangkap,” katanya. (rdl/iro/jpnn)

SBY Panggil Kapolri dan Panglima

Sementara itu, persoalan keamanan paska peristiwa bom Solo sepertinya masih menjadi perhatian pihak Istana. Tadi malam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara mendadak memanggil Kapolri Jenderal Timur Pradopo dan Panglima TNI Agus Suhartono. Selain itu, juga tampak Menhan Purnomo Yusgiantoro, Wamenhan Sjafrie Sjamsuddin, dan KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo.

Belum diketahui agenda pembicaraan dalam pertemuan yang dilakukan usai presiden bertemu dengan Gubernur Jogjakarta Sri Sultan Hamengkubuwono dan Mendagri Gamawan Fauzi itu. Diprediksi, pertemuan tersebut membahas konstelasi keamanan paska bom, terutama berkaitan dengan situasi Ambon. “Belum tahu saya,” elak Kapolri. (rdl/fal/jpnn)