29 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 14561

Ikut Panaskan Bursa Calon Gubsu

Letjen AY Nasution Mau Pulang Kampung

MEDAN-Pemilihan kepala daerah (pilkada) Gubernur Sumatera Utara masih menyisakan dua tahun lagi. Tapi, bursa calon yang bakal maju sudah mulai bermunculan. Meskipun masih malu-malu tapi arahnya sudah nampak. Seperti Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Azmyn Yusri Nasution.
Mantan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVII Cendrawasih itu sudah digadang-gadangkan beberapa kalangan masyarakat Sumatera Utara, untuk maju menjadi calon Gubernur Sumatera Utara dalam Pemilahan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2013 yang akan datang.

‘’Saya ini masih aktif (berdinas). Saya belum bisa memberikan komentar dan saat ini saya juga belum memikirkan ke arah sana (Pilgubsu). Nah, mengenai harapan masyarakat atau aspirasinya yang mengingankan saya untuk bertarung dalam Pilgubsu yang akan datang, saya kira akan saya tampung dulu,’’ujar mantan Aster Panglima TNI ini kepada wartawan, di sela-sela acara halal bi halal keluarga besar Letjen TNI AY Nasution di Griya Dome Jalan Tengku Amir Hamzah Medan, Sabtu (24/9).

AY Nasution mengatakan, akan melihat situasinya. ‘’Saya akan melihat situasinya dan tiba waktunya nanti saya akan memberikan tanggapan. Tapi yang jelas saat ini saya masih dikendalikan oleh TNI,’’ tegas besan mantan Pj Wali Kota Medan Afifuddin Lubis.

Ketika disinggung kalau tidak lagi berdinas di TNI apakah dirinya akan mencalonkan diri sebagai salah satu peserta pilgubsu, AY Nasution hanya mengatakan dirinya akan pulang kampung ke Medan.
‘’Kalau saya tidak bertugas di TNI lagi saya akan pulang kampung ke Medan. Di sini (Medan) saya akan menetap,’’ bebernya.

Sementara itu, Guru Besar Unimed, Prof Dr Usman Pelly dalam pidatonya saat acara itu mengatakan, bahwa Letjen TNI AY Nasution tinggal selangkah lagi menjadi jenderal besar.

“Kesempurnaan itu adalah dua langkah besar. Sukses itu bukan sukses diri tapi sukses masyarakat Sumatera Utara, seperti Jenderal Besar AH Nasution. Untuk itu Pak AY Nasution janganlah lupa tanah Mandailing yang merupakan tanah kedua terbelakang setelah Kabupaten Nias. Kita juga berharap agar Pak AY Nasution, menjadi Gubernur Sumatera Utara,” ucap Usman Pelly.

Prof Dr H Tengku Hasballah MA mengatakan bahwa halal bi halal memperbaiki hubungan yang kusut. ‘’ Pak AY Nasution sebagai penghubung jembatan dari masayarakat. Saya minta agar Pak AY Nasution mencalonkan diri sebagai Gubernur. Yang hadir di sini, setuju Pak AY Nasution menjadi gubernur,” ucap Haballah.

Diupa-upa Wali Kota Medan

Wali Kota Medan Rahudman Harahap mengupa-upa Letnan Jenderal TNI Azmyn Yusri Nasution dan istri dengan adat Tapanuli Selatan di pendopo rumah Dinas Wali Kota Medan Jalan Sudirman Medan,  Sabtu (24/9).
Kegiatan ini merupakan rangkaian silaturahmi sekaligus syukuran atas diangkatnya mantan Aster TNI AD ini menjadi Pangkostrad. Hadir dalam acara itu Wakil Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin, Sekda Kota Medan, Syaiful Bahri, Pangdam I/BB,  Mayjen TNI Lodewijk F Paulus, Ketua DPRD Medan, Amiruddin, sejumlah SKPD Medan, dan tokoh serta pemuka adat Tapsel.

Rahudman Harahap mengatakan, kegiatan syukuran dan upa-upa adat Tapsel ini diharapkan dapat memberikan kekuatan dan keteguhan hati kepada Letjen TNI AY Nasution yang bergelar Mangaraja Endar Muda beserta istri.
“Dengan begitu. Maka visi dan misi yang diemban dapat dicapainya,” kata Rahudman.

Prosesi upa-upa adat Tapsel ini dilakukan oleh pemuka adat Tapsel yang dikoordinatori oleh P Dolok Lubis. Acara dimulai dengan penyambutan Letjen TNI AY Nasution dan istri yang menggunakan pakaian Tapsel diiringi musik gondang dan onang-onang, lalu dilanjutkan dengan hata adat dari raja-raja marga Lubis yang disampaikan Bachnita Nizar Lubis gelar Patuan Singasoro Baringin, hata adat dari raja-raja marga Nasution yang disampaikan H Pandapotan Nasution gelar Patuan Kumala Pandapotan, hata adat dari raja-raja Marga Siregar, hata adat dari raja-raja marga Harahap Padang Bolak yang disampaikan Bangso Alam Harahap gelar Sutan Raja Nahitcat.

Selanjutnya, hata adat dari Hj Yusra Rahudman gelar Namora Oloan dan hata adat dari Raja Panusunan Bulung (Rahudman Harahap gelar Patuan Soripada Sodongoran). Setelah hata adat dari raja-raja, H Hamdan Nasution gelar Mangaraja Parlaungan memberikan nasi pangupa berupa sesajian nasi bersama kepala kerbau, kepada Letjen TNI AY Nasution dan istri.  Kemudian Rahudman dan istri didampingi raja-raja adat mangulosi Letjen TNI AY Nasution dan istri yang dilanjutkan acara manortor yang diiringi gondang dan musik onang-onang.

Letjen TNI AY Nasution mengatakan, kegiatan ini sangat berkesan baginya. Terutama dengan hadirnya sejumlah tokoh-tokoh adat, ini menandakan kalau masyarakat Medan masih mengingat dirinya yang berasal dari Medan.
“Saya mengucapkan terima kasih. Saya hitung sudah lebih 30 tahun saya baru kembali melihat kepala kerbau di hadapan saya. Sebelumnya, tahun 1981 saya juga dihadapkan dengan kepala kerbau di saat menikah dengan isteri saya yang juga bergelar Namora Oloan,” ujar AY Nasution.(rud/adl)

Kepergok Gandeng Cowok

Jessica Iskandar

Kedekatan artis film Jessica Iskandar dengan presenter musik Olga Syahputra yang dikabarkan diam-diam menjalin hubungan asmara sepertinya terbantahkan.

Pasalnya, gadis yang sekarang mengaku sedang mendalami ajaran agama Islam itu terlihat bergandengan dengan cowok tampan berwajah oriental di Java Soulnation 2011, Istora Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (23/9) malam.

Jessica yang mengenakan baju warna hitam panjang dengan rambut tergerai langsung melepaskan diri dari tangan pria yang memegangnya. Bahkan saat hendak diminta foto bersama oleh awak media, Jessica langsung memisahkan diri.
“Nggak dulu ya, maaf,” ucap Jessica singkat sambil memberikan tanda penolakan dengan tangannya.

Saat ditanya siapa sosok pria yang menggandengya, Jessica hanya menjelaskan bahwa yang mendampinginya adalah teman. “Sama teman, sudah ya, maaf,” paparnya.

Namun, usai menghindar dari media pria yang datang bersama Jessica kembali menghampiri dan melingkarkan tangan kanannya ke pinggang Jessica. (net/bbs)

Apa Salah Monyet yang Pergi ke Pasar

Ramadhan Batubara

Praktis tak kurang dari delapan lantun yang tak tertulis. Badan ini terasa begitu lapuk hingga kepala tak lagi bisa menyuarakan kata, kalimat, hingga menjadi tulisan yang seperti biasa Anda baca. Kini, setelah kepala mulai segar dan badan mulai bisa bergerak leluasa, adakah dia bisa menjadi lantun seperti sedia kala?

Entahlah…, yang jelas ada semangat ketika kembali ke kantor. Semacam mahasiswa yang libur semester; ada kerinduan pada kursi di kelas, dosen yang tersenyum genit tanpa sengaja, tumpukan tugas, hingga suasana kantin kampus yang begitu khas. Ya, meski seminggu kemudian sang mahasiswa sudah kembali menatap jendela. “Lama kali pun libur semester lagi’” rintihnya.

Begitulah, kini saya menatap monitor dan mulai menekan keyboard dengan rindu yang mendalam. Tentu ini tentang semangat. Ya sama dengan semangat para siswa sekolah internasional Jakarta International School (JIS) dan Gandhi’s School yang menentang keberadaan topeng monyet. Siswa yang semuanya warga asing itu tampaknya terganggu dengan eksploitasi monyet. Mereka menganggap topeng monyet bukanlah hasil budaya Nusantara melainkan hanya trik dalam mencari uang alias mengemis. Pun mereka berasumsi, monyet yang dijadikan aktor utama dalam kesenian rakyat itu mengalami penyiksaan sebelum tampil di ‘pentas’.

Perbedaan dari semangat saya ke kantor dengan pendemo topeng monyet mungkin lebih pada latar belakangnya; kalau saya karena kewajiban sementara mereka karena pilihan. Tapi sudahlah, saya kini memang sedang semangat kembali ke kantor dan sedang semangat menulis tentang mereka yang semangat mendemo topeng monyet. Bukankah begitu? He he he he.

Terus terang aksi warga asing itu menggelitik otak saya. Muncul sebuah pertanyaan, benarkah topeng monyet adalah aksi untuk sekadar mengemis? Menurut Wikipedia.com topeng monyet adalah kesenian tradisional yang dikenal di berbagai daerah di Indonesia. Topeng monyet juga dapat dijumpai di India, Pakistan, Thailand, Vietnam, China, Jepang, dan Korea. Dijelaskan juga kalau kesenian ini melibatkan seorang pawang yang melatih monyetnya untuk melakukan berbagai aktivitas yang meniru tingkah laku manusia, misalnya mengenakan pakaian, berdandan dan pergi belanja.

Penjelasan di atas seakan membantah asumsi sekelompok warga asing tersebut bukan? Perhatikan kata ‘dilatih’ pada penjelasan di atas. Dilatih berarti sang monyet semacam mendapat pendidikan sebelum aksi. Masalahnya di sini adalah metode latihan yang dilakukan pawang mengandung kekerasan atau tidak? Ya, mungkinkan sang monyet dipukul atau disiksa hingga mau menuruti kemauan sang pawang? Nah, metode inilah yang dimasalahkan pendemo hingga mereka merasa monyet telah digunakan untuk keuntungan pawang semata.

Saya jadi teringat dengan kelompok sirkus yang menggunakan binatang sebagai bintangnya. Adakah metode pelatihan bintang di sirkus itu juga pernah dipermasalahkan? Ayolah, sirkus dan topeng monyet kan sama-sama untuk mencari uang. Dan, kedua pun muncul melalui proses yang panjang hingga menjadi sebuah hasil budaya bukan? Perbedaannya kan hanya pada kelas! Ya, topeng monyet pentas di jalanan, dari kampung ke kampung tanpa memakai ruang penonton dan karcis masuk. Bayaran untuk topeng monyet pun suka rela tidak seperti sirkus yang bertarif.
Saya menjadi berpikir, apakah karena ketidakberdayaan topeng monyet itu maka dia didemo? Bagaimana jika topeng monyet digelar di hall sebuah hotel bintang lima dan penontonnya harus membayar karcis dengan harga selangit, mungkinkah monyet masih dianggap dieksploitasi? Dan, apakah pertunjukkan itu dianggap ajang mengemis?

Saya tidak antiwarga asing, malah saat kuliah saya banyak berinteraksi dengan mereka. Dari pengalaman saya, teman-teman asing saya itu cukup ‘care’ dengan kebudayaan Indonesia. Mereka malah berebut untuk mengambil mata kuliah karawitan dan Khasanah Sastra Melayu Klasik. Jadi, ketika mengetahui ada kelompok warga asing yang mendemo topeng monyet, saya lumayan kecewa. Tapi sudahlah, meski saya merasa mereka tidak ‘fair’ karena sejatinya mereka bangga dengan lumba-lumba yang bisa melompati gelang api di negara mereka sana. Padahal ada cerita miring juga tentang metode pelatihan lumba-lumba bukan? Tapi sekali, sudahlah. Saya hanya mencoba memahami semangat mereka mendemo topeng monyet tadi. Dan, saya merasa mendapat sedikit pemahaman.

Begini, mereka yang demo adalah warga asing yang hidup di Jakarta. Nah, belakangan memang marak topeng monyet yang mangkal di perempatan lampu merah. Kesuntukan mereka bertambah karena Jakarta adalah rajanya macet. Mungkin, kenyataan inilah yang mengganggu mereka. Ukh, jika memang begitu, bukankah lebih bijak jika mereka mendemo Pemerintah Jakarta untuk lebih menertibkan lalu lintas dan pertumbuhan kendaraan. Atau malah, mendemo pemerintah pusat untuk lebih serius mengatur negara. Ya, bukankah kalau pusat sudah serius maka daerah juga akan serius?

Ayolah, Indonesia terkenal ramah dengan warga asing, jadi ketika soal carut marut negara ini didemo oleh mereka, bisa jadi pemerintah akan lebih cepat tanggap? Bayangkan saja jika warga asing mendemo istana agar Presiden Susilo Bambang Yudhono segera melaksanakan reshuffle. Harapannya, warga asing bisa tenang beraktivitas karena menteri yang tidak kerja berganti dengan menteri yang hebat bekerja. Ujung-ujungnya, ketika negara ini nyaman, bukankah warga asing akan nyaman juga?

Tunggu dulu, bukankah itu termasuk intervensi asing? Wah, repot juga. Pasalnya untuk topeng monyet saja warga asing sudah demo kan? Bagaimana itu? Fiuh. (*)

Kapan Bantuan Cair?

081370723xxx
Pak Gubernur Yth, tahun 2010 guru SD dapat bantuan Rp60.000,- per bulan yang diterima per semester apakah tahun ini masih ada? Kalau masih ada kapan cairnya? Pak trims Sumut Pos jaya terus.

Ada yang Sudah Cair
Tidak hanya guru SD, tetapi seluruh guru masih mendapatkan intensif profesi. Untuk pencairannya, Kabupaten/Kota terlebih dahulu mengusulkan DPA ke Pemprovsu yang diteruskan ke bagian keuangan. Setelah itu dikembalikan ke Kabupaten/Kota untuk diserahkan kepada guru yang berhak melalui Dinas Pendidikan masing-masing Kabupaten/Kota. Sampai seminggu terakhir ada  22 Kabupaten/Kota yang sudah dicairkan.

Drs H Bahauddin Manik
Sekretaris Dinas Pendidikan Sumut

——

Pemprovsu dan Kab/Kota Harus Sinkron
Kita sudah anggarkan untuk 2011 insentif guru honor, dan itu sudah diteken oleh dewan.
Tidak tahu entah salah di mana atau hambatannya apa, kenapa dana sebesar Rp60 ribu yang sangat berarti bagi para guru itu belum bisa dicairkan.

Kita dari Komisi E DPRD Sumut yang membidangi para guru berharap Pemprovsu dan Pemkab/Kota untuk bersinkronisasi data sehingga tidak saling menyalahkan. Karena yang paling menderita di sini adalah guru itu sendiri.

Nur Hasanah
Anggota Komisi E DPRD Sumut

Urusan Rapel Guru/Pegawai

081260004xxx
Macam mana perkembangannya urusan rapel guru/pegawai SPM N 1 Delitua karena 13 September 2011 sudah dikirim permohonan dari sekolah tersebut kepada pimpinan redaksi Sumut Pos. Terima kasih, dari SMP N 1 Delitua.

Harap Bersabar
Masalah rapel harap bersabar karena pihak keuangan daerah mengerjakan rapel secara menyeluruh dari semua dinas dan kecamatan se-Deli Serdang. Kalau sejak Oktober 2007 pastinya ada kesalahan. Mungkin pada kepindahan guru atau pegawai yang bersangkutan. Kiranya hal itu coba disesuaikan lagi. dan secepatnya akan kita

Drs Umar Sitorus
Kabid Humas Dinas Infokom Deli Serdang

e-KTP di Sunggal

081263597xxx
Kepada Bapak Bupati Deli Serdang untuk pengurusan e-KTP di Kecamatan Sunggal, apa sudah bisa dan sampai kapan batas pengurusannya? Apa sudah diumumkan secara resmi di media masa? Apa mesti memakai undangan dari kepala desa setempat? Terima kasih Pak.

Langsung di Kantor Kecamatan
Terimakasih atas pertanyaannya. Warga Deli Serdang sudah bisa mengurus KTP dengan sistem e-KTP di seluruh kecamatan yang ada. Pemkab Deli Serdang sudah memberlakukannya mulai minggu kedua September 2011 ini. Setiap warga untuk mendatangi langsung kantor kecamatan sesuai tempat tinggalnya masing-masing

Drs Umar Sitorus
Kabid Humas Dinas Infokom Deli Serdang

Pelaku Budak Seks Ditahan

Polisi Cina berhasil mecokok seorang pria yang diduga memperlakukan enam wanita sebagai budak seks selama dua tahun di sebuah basement. Dua di antara korban tewas dibunuh. Sejumlah laporan menyebutkan pelaku perkosaan itu tak lain adalah Li Hao, pria begundal berusia 34 tahun berprofesi sebagai petugas pemadam kebakaran. Ia memenjarakan seluruh korbannya di gudang bawah tanah rumah yang dibeli dua tahun silam di Kota Luayong, Henan.

Untuk memenuhi hasrat bejatnya, lapor media setempat, dia menculik beberapa wanita selanjutnya dipekerjakan di nightclub dan bar. Dia ditahan berkat laporan salah seorang korban ke kantor polisi. Polisi membenarkan bahwa mereka telah menahan Li pada 6 September 2011 lalu dan sedang melakukan investigasi atas tuduhan yang dialamatkan kepadanya.

Dalam laporannya, Southern Metropolis Daily, menyebutkan sejumlah perempuan ditahan dalam gudang bawah tanah di sebuah rumah di distrik kota. Koran tersebut menjelaskan, Li berkali-kali memerkosa para korbannya dan memberi makan dua kali sehari terhadap korban hingga kondisi mereka lemah.

Para korban diizinkan meninggalkan tempat jika untuk keperluan memuaskan syahwat pelaku. Ketika pelaku lengah, salah seorang perempuan berusia 23 tahun berhasil kabur. Polisi yang tiba di lokasi hanya menemukan tiga korban.(bbc/bbs/net)

Calhaj Medan Dapat Uang Saku dari APBD

MEDAN- Sekitar 2.800 jamaah calon haji (Calhaj) asal Medan bersorak gembira di Asrama Haji Medan, Jumat (23/9). Pasalnya, Wali Kota Medan, Rahudman Harahap menjanjikan bantuan 100 riyal per jamaah yang akan diberikan sebelum berangkat ke tanah suci.

“Banyak jamaah membisikkan pada saya, setiap tahun hanya dibantu tas dan sarung. Makanya untuk tahun ini seluruh jamaah kita bantu 100 riyal per orang, sekadar membeli air zam-zam. Bantuan ini akan dialokasikan dari APBD dan setelah kita hitung-hitung, Pemko Medan mampu melakukan itu,” kata Rahudman.

Rahudman mengingatkan, keberangkatan haji merupakan berkah. Dengan bersyukur diharapkan mampu mengerjakan ibadah haji dengan sehat dan mempersiapkan fisik dan mental sebelum berangkat. “Yang terpenting sebelum berangkat harus mensucikan hati dulu,” ucapnya.

Ke depan, Rahudman akan memperjuangkan penambahan kuota haji asal Medan ke Kementerian Agama RI “Mudah-mudahan harapan ini terpenuhi sehingga tahun depan kuotanya bisa ditambah dan akan kita prioritaskan bagi calhaj yang lanjut usia,” tegas Rahudman.

Turut hadir, Wakil Wali Kota Medan Dzulmi Eldin, Sekda Kota Syaiful Bahri, Ketua DPRD Amiruddin, Ketua MUI Medan M Hatta, Kepala Kantor Kemenag Sumut Syariful Mahya Bandar juga Kepala Kantor Kemenang Medan Abdul Rahim serta beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Medan dan ustad KH Ridwan Hamid yang sekaligus memberikan tausiyah dalam kegiatan itu.

Tepung tawar 2.800 calhaj asal Medan ini diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan, bekerja sama dengan Pemko Medan. Ketua Panitia Kegiatan, Burhanuddin Damanik menyebutkan, kegiatan ini merupakan rangkaian dua kegiatan yang dikemas menjadi satu dan digelar setiap tahun. Selain mempererat jalinan silaturahim antar umat Islam di Medan, acara ini untuk memberikan doa restu kepada calhaj kota Medan yang akan berangkat.

Kepala Kantor Kemenag Medan, Abdul Rahim menyebutkan dari manasik haji yang dilakukan pihaknya telah diikuti sebanyak 2.589 calhaj asal 21 kecamatan di Medan. Data ini katanya belum termasuk calhaj dalam daftar tambahan. Secara rinci disebutkannya dari 2.589 calhaj terdiri dari 1.104 calhaj laki-laki dan 1.485 calhaj wanita. “Keseluruhan calhaj di Medan mendapatkan 14 kloter keberangkatan yang akan dimulai dari tanggal 2 Oktober mendatang,” cetus Abdul Rahim.

Dalam kesempatan itu dikatakannya juga, saat ini daftar tunggu calon jamaah haji di Medan sudah mencapai sebanyak 28 ribu orang. Dan tentu saja jika diperkirakan dengan kuota yang diberikan dari Kementerian Agama, maka daftar tunggu ini bisa sampai tujuh tahun yakni tahun 2018. “Daftar tunggu memang sudah sangat padat. Jika mendaftar tahun ini maka baru akan berangkat tujuh tahun lagi, makanya kita sangat mengharapkan agar kuota jamaah haji di Medan bisa ditambah,” sebut Abdul Rahim.

Ketua MUI Kota Medan, M Hatta menyebutkan keberangkatan haji merupakan momen bagi semua calon jamaah haji untuk persaksikan berbagai manfaat dalam ibadah haji. “Ambillah manfaat dari pertemuan akbar ini agar dapat meningkatkan keimanan diri kita, ambillah manfaat dari keberangkatan haji ini untuk bisa membangun kota kita,” terang Hatta.

Diimbau Divaksin Influenza
Pemerintah Arab Saudi menyarankan kepada Pemerintah Republik Indonesia agar para calhaj diwajibkan diberi vaksin influenza. Hal itu terungkap saat pertemuan antar anggota DPD RI, Kemenag Sumut, Imigrasi, maskapai penerbangan Garuda dan Dinkes Sumut, di Asrama Haji, Medan, Jumat (23/9) siang.

Kasi Wabah Dinas Kesehatan Sumut, Suhadi, mengatakan pemerintah Arab Saudi menyarankan calhaj diberi suntik influenza. Dalam pertemuan itu, Anggota DPD RI, asal Sumut, Prof Darmayanti mengaku adanya keluhan masyarakat kalau vaksin itu mengeluarkan biaya lagi sebesar Rp125 ribu. “Keluhan masyarakat kalau pakai tidak pakai vaksin influenza itu tetap juga terkena. Dinas Kesehatan menyarankan agar vaksin ini disatukan dengan vaksin meningitis dengan harga yang standard,” kata Darmayanti.

Menurutnya, dengan keluhan masyarakat dan saran dinas kesehatan ini, pihaknya harus bersikap adil. “Kita baru menerima aspirasi. Akan kita bahas Senin depan mengenai hal dengan Menteri Agama,” ujarnya.

Suhadi mengatakan, pemerintah belum mewajibkan vaksin influenza ini secara nasional, selain vaksin meningitis. “Tapi kalau masing-masing daerah punya dana dan yang diberikan melalui APBD daerah itu sendiri tidak menjadi masalah. Kalau tidak ada dananya, tidak ada paksaan buat terserah kab/kota,” terangnya.
Mengenai vaksin influenza, Suhadi mengatakan, pihaknya belum memberikan surat resmi kepada kab/kota, hanya saja berupa imbauan. “Belum ada surat dari pusat mengenai hal ini, tetapi kita sudah memberikan imbaun,” ujarnya.

Vaksin Influenza berguna meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit ini saat berada di lingkungan dengan cuaca ekstrim. Bila jamaah yang sudah divaksin terserang flu, akan lebih ringan dan tidak sampai parah dan mengganggu ibadah. Disinggung mengenai vaksin meningitis, ditambahkan Suhadi, 98 persen calhaj sudah divaksin, hanya Madina yang belum. “Sejauh ini Kabupaten Madina saja yang belum, tetapi Senin depan, para calon haji Kabupaten Madinan sudah melaksanakannya,” ucap Suhadi.

Suhadi juga menyarankan agar para calhaj menerapkan pola hidup bersih dan sehat. “Paling disarankan banyak minum walau tidak haus karena kelembaban udara disana paling tinggi 60 persen. Sedangkan di Indonesia, kelembabannya 80 sampai 85 persen,” imbau Suhadi.

Suhadi menjelaskan, kemungkinan dehidraasi bisa saja dialami calhaj jika calhaj jarang minum, walaupun calhaj itu tidak diare. “Jamaah harus lebih disiplin dan lebih banyak minum ini saat ditanah suci nanti,” pungkasnya. (adl/jon)

Kemendagri Paksa Gatot Anulir Kebijakan Mutasi

Pergeseran Eselon II dan III di Pemprovsu

JAKARTA- Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) tidak sekadar gertak sambal. Penjabat Wali Kota Pekanbaru, Syamsurizal, yang telah memutasi terhadap 134 pejabat di sana, kemarin (23/9) tidak berkutik setelah bertemu Sekjen Kemendagri, Diah Anggraeni.

Syamsurizal kepada wartawan menyatakan siap mengevaluasi kebijakan yang telah diambilnya. Para pejabat yang telah dinonjobkan dijanjikan akan segera diberikan jabatan eselon yang setara dengan jabatan semula.
Nantinya, giliran Plt Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho untuk ‘dipaksa’ mencabut kebijakan melakukan mutasi besar-besaran di jajaran Pemprov Sumut, terutama terhadap para pejabat yang dinonjobkan.

Menurut Kapuspen Kemendagri Reydonnyzar Moenek, saat ini Gatot sedang melakukan pemetaan jabatan, sebelum mengambil langkah seperti dilakukan Syamsulrizal. “Untuk Sumut, tidak kurang-kurangnya kita melakukan langkah korektif. Gubernur (Gatot, red) sudah menghadap. Saat ini gubernur sedang melakukan pemetaan juga,” ujar Reydonnyzar Moenek saat menggelar keterangan pers bersama Syamsulrizal dan Sekdaprov Riau, Moh Sardan, di gedung kemendagri.

Jadi, Gatot sudah mematuhi permintaan Mendagri Gamawan Fauzi agar menganulir mutasi? “Sudah, sudah, sedang dilakukan, hanya tak terpublikasi,” ujar Donny, panggilan Reydonnyzar.

Langkah pencabutan mutasi, seperti kasus di Pemko Pekanbaru, menurut Donny, tahapannya adalah dilakukan terlebih dahulu pemetaan jabatan. Jika sudah terpetakan, maka dicarikan posisi jabatan untuk pejabat yang telah dinonjobkan dan diturunkan jabatan eselonnya (demosi).

“Jadi, dikembalikan bukan pada jabatan yang sama, tapi pada eselon yang sama. Kalau dikembalikan ke jabatan yang sama, sulit (karena sudah terisi orang lain, red),” ujar Donny Syamsulrizal sendiri menyatakan siap menjalankan perintah kemendagri. “Kami akan kerjasama dengan Pemprov Riau dan BKD Provinsi, supaya tidak ada yang demosi dan non job,” ujar mantan bupati Bengkalis itu dengan wajah suntuk.

Dijelaskan, pemberian jabatan kepada pejabat yang sebelumnya dinonjobkan dan didemosi, diusahakan tetap di lingkungan Pemko Pekanbaru. Jika ternyata formasi sudah penuh, baru akan dicarikan jabatan di Pemprov. “Kita usahakan tidak sampai nyebrang ke kabupaten/kota lain,” ucapnya.

Donny menjelaskan, setelah melakukan pemetaan dan memeberikan jabatan pada pejabat yang dinonjobkan dan didemosi, kemendagri akan terus melakukan supervisi.

PTT Jangan Berharap Diangkat jadi CPNS
Berbeda dengan tenaga honorer yang sudah bekerja sebelum 1 Januari 2005, para Pegawai Tidak Tetap (PTT) tidak akan diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Jika ingin menjadi CPNS, para PTT harus mengundurkan diri dari PTT dan mengikuti seleksi tertulis masuk CPNS seperti pelamar umum.

Ketentuan tersebut termuat dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang PTT, yang rencananya juga akan diterbitkan dalam waktu dekat ini. “Yang PTT, jangan angkat lagi lah. Nanti akan ada PP yang khusus mengatur PTT. Itu nanti yang akan mengatur,” ujar Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) EE Mangindaan saat menyampaikan sosialisasi RPP tersebut di Jakarta.

Bukan hanya hanya itu, RPP juga mengatur, tidak semua pemda boleh merekrut PTT. Pemda yang memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang tinggi saja yang boleh merekrut PTT. Dan dibatasi maksimal hanya 30 persen dari PAD yang boleh diperuntukkan untuk membayar PTT.

Untuk formasi dan pengadaan PTT, seperi diatur di RPP, terintegrasi dalam formasi PNS, yang diusulkan masing-masing instansi sesuai kebutuhan. Formasi PTT ditetapkan oleh menpan-RB.  Penempatan PTT berdasarkan Surat Keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian, dengan masa penugasan paling lama setahun dan dapat diperpanjang lagi. PTT dapat bekerja hingga usia 56 tahun, kecuali untuk jabatan spesifik dan tertentu, setelah mendapat persetujuan menpan-RB.

Mengenai tempat instansi PTT bekerja, RPP juga mengatur bahwa tempat bekerja PTT adalah instansi pemerintah yang memiliki PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak), Sekretariat Lembaga Negara, perwakilan pemerintah RI di luar negeri, instansi pemda, dan Badan Layanan Umum Pusat dan Daerah yang memiliki PNBP/PAD yang memadai. Bagi instansi pusat tertentu, pembiayaan PTT dapat dibebankan pada APBN berdasarkan keputusan menkeu setelah mendapat pertimbangan dari menpan-RB. (sam)

Tambang Emas Batang Toru Gandeng USU

Serap 70 Persen Pekerja Lokal

MEDAN- Proyek Martabe yang memakan biaya investasi senilai 600 juta dolar AS, dengan prediksi menghasilkan emas sebanyak 250.000 troy ounce emas dan 2 sampai 2,5 juta troy ounce perak per tahun. Potensi produksi ini digaungkan PT Agincourt Resources selaku perusahaan penambang emas di Kecamatan Batangtoru, Tapanuli Selatan (Tapsel). Proyek yang dikenal dengan nama Martabe G-Resources ini akan mempekerjakan 70 persentenaga local dari Batangtoru sekitarnya.

Pernyataan itu dikemukakan Chief Executive Officer (CEO) PT Agincourt Resources Peter Albert, menjawab Sumut Pos,  usai penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan pihak Universitas Sumatera Utara (USU), di ruang Rektor USU Lantai III Gedung Rektorat USU, Jumat (23/9) “Dibutuhkan 1.500 karyawan. Dan 70 persennya adalah tenaga kerja lokal. Tahun lalu saat masih dalam tahapan konstruksi, telah bekerja sebanyak 2.500 orang tenaga kerja, yang bekerja selama 24 jam nonstop. Sabtu dan Minggu tetap kerja,” terang Peter Albert.


Peter Albert yang kemarin didampingi Communications Manager Katarina Hardono, Linda Sianpiar dan Washington Tambunan sebagai konsultan serta staf lainnya, yakin perusahaan ini akan memberikan efek ganda (multiplier effect) yang menguntungkan masyarakat dan tentu saja perusahaan. Selain ada sejumlah perusahaan pendukung yang menyangga segala kebutuhan PT Agincourt yang tentu saja menyerap pekerja, kegiatan ekonomi riel di wilayah produksi. Terutama saat proses produksi mulai berjalan perlahan di akhir kuartal pertama tahun depan.

Meski demikian manajemen PT Agincourt menyadari peluang konflik antara perusahaan dengan masyarakat yang bisa saja terjadi di lokasi tambang. Hal ini lah salah satu alasan PT Agincourt melakukan kerja sama dengan USU yang dikomandoi Prof Urip Harahap dari Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) USU.

“Diharapkan nantinya ada kerjasama untuk menjembatani antara perusahaan dengan masyarakat dengan menjalin hubungan dan komunikasi yang baik,” paparnya.
Selain menjadi mitra independen yang akan memberi rekomendasi maupun menjalankan community development (CD) dari perusahaan untuk masyarakat, USU diharapkan bisa mengarahkan bentuk dan penyerahan CD yang tepat sasaran.

Tak cukup hanya menggandeng USU, perusahaan yang terdaftar di pasar saham Hongkong ini juga sudah menggandeng Universitas Negeri Medan (Unimed) dan sejumlah lembaga independen lain. Sejumlah lembaga independen tersebut diharapkan bisa menjadi jembatan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat dan pihak-pihak lain yang terkait.
Secara khusus, pria yang sudah sekitar 30 tahun merasakan manis pahitnya industri logam mulia ini meminta semua pihak bersama-sama mewujudkan komunikasi yang sehat dan bermanfaat. “Seperti upaya MoU ini, diharapkan nantinya ada kerjasama untuk menjembatani antara perusahaan dengan masyarakat dengan menjalin hubungan dan komunikasi yang baik,” paparnya.

Mengenai wacana permintaan peningkatan share saham dari 5 persen yang diberikan kepada pemprovsu dan pemkab Tapsel, Peter Albert melalui Katarina Hardono menyatakan belum memikirkan hal itu. “Pemberian saham 5 persen merupakan inisiatif perusahaan saat penandatanganan kontrak karya 1997 lalu. Dari saham itu, akan ada deviden yang diharapkan dapat dinikmati masyarakat,” jawab Peter.

“Perusahaan ini telah menandatangani kontrak karya sejak 1997 lalu, dan saat ini merupakan generasi ke enam. Mengenai 5 persen saham itu, merupakan yang diberikan manajemen kepada pemda setempat. Dari share saham itu, diharapkan akan dapat deviden dan itu kembali ke masyarakat,” terangnya berdiplomasi.


Sebelumnya, Rektor USU Prof Syahril Pasaribu seusai penandatanganan MoU tersebut mengingatkan, ciri sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bermanfaat bagi masyarakat.

“Perusahaan yang baik itu yang bermanfaat bagi masyarakat. Di Sumut ini, salah sedikit saja akan terus-terusan disalahkan atau dikritik. Yang terpenting adalah dengan munculnya proyek ini,bisa memberi perubahan nyata kepada masyarakat. Jangan seperti di Aceh, kaya dengan pupuk dan sebagainya tetapi terjadi kesenjangan,” tegasnya. (ari)