28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14684

Operator e-KTP Masih Gaptek

MEDAN- Operator e-KTP di kecamatan masih gagap teknologi (Gaptek). Hal ini terungkap saat Ketua Komisi A DPRD Kota Medan Ilhamsyah melakukan sidak ke Kecamatan Medan Sunggal, beberapa waktu lalu. Sia melihat operator e-KTP masih gugup menggunakan perangkat e-KTP.

“Masih gaptek (gagap teknologi) operatornya,” kata Ilhamsyah kepada wartawan koran ini, kemarin. Menurutnya, hal ini menunjukkan, pelatihan yang dilakukan Mendagri terhadap para operator e-KTP dari masing-masing kecamatan hanya sebatas teori, bukan praktik.

Disebutkannya, harusnya para operator itu memahami empat hal dalam membuat e-KTP. “Pertama pengambilan foto, sekalian NIK (Nomor Induk Kependudukan, Red) dari penduduk yang akan dimasukan ke data base. Kedua, scan sidik jari. Ketiga tanda tangan. Keempat retina mata. Semuanya harus dipahami oleh para operator,” cetusnya.

Politisi Partai Golkar tersebut mengungkapkan, tidak maksimalnya kinerja para operator e-KTP juga karena keterbatasan perangkat. “Sebelumnya di setiap kecamatan akan disediakan 8 perangkat komputer, namun setelah kita lihat hanya ada dua komputer. Bahkan, hanya satu komputer yang bisa berfungsi. Tentunya ini akan memperlambat proses pengoperasian e-KTP,” katanya.

Kendala lain dikatakan Ilhamsyah, selain keterbatasan perangkat juga disebabkan karena pendistribusian perangkat ke daerah-daerah yang terlambat. Saat ditanya apakah kecamatan lain mengalami hal serupa yakni kekurangan perangkat? “Pasti kecamatan lain juga demikian, kalau tidak Launching e-KTP ini pasti sudah di seluruh Kecamatan di Kota Medan,” cetunsya.

Dia membantah informasi yang mengatakan proses pembuatan e-KTP ini hanya memakan waktu sekitar 5 menit. “Tidak benar itu, bisa saja pembuatannya sampai 15 menit, mungkin paling cepat 7 menit,” bebernya.

Untuk itu, pihkanya mengimbau Direktorat Jenderal Kependudukan Pusat agar segera mengirimkan peralatan pembuatan e-KTP tersebut agar mempermudah proses pembuatannya. “Untuk penduduk Kota Me dan, saya harapkan agar datang di kecamatan-kecamatan setempat untuk pembuatan e-KTP,” imbuhnya.

Sementara Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Kadisdukcapil) Kota Medan Darussalam Pohan mengaku, tidak ada kendala dalam penerapan e-KTP di Kota Medan. Menurut Darussalam, seluruh perangkat di 17 kecamatan sudah lengkap. Hanya saja, petugas tinggal menghubungkan ke pusat. Diakuinya, ada kendala terhadap jaringan yang sampai kini belum juga tersambung ke pusat.

“Kendala ada pada petugas konsorsium. Hanya saja, kita tak mengetahui berapa jumlah petugas tersebut, karena pusat yang menunjukknya. Jadi kita tidak tahu berapa jumlahnya,” bebernya singkat.(adl)

Bantuan Terus Berdatangan

Listrik di Lokasi Kebakaran Sudah Menyala

MEDAN- Tiga hari empat malam warga Jalan Bahagia Gang Amal dan Gang Sederhana, Kelurahan Sukaraja, Medan Maimun, tidak bisa mempergunakan listrik pasca kebakaran yang menghanguskan 19 rumah.

Namun, Minggu (25/9) pagi sekira pukul 10.00 WIB, warga di sana sudah dapat menggunakan listrik kembali, setelah petugas PLN memperbaiki jaringan listrik di lokasi kebakaran tersebut.

Pantauan Sumut Pos dilokasi kebakakaran, pihak petugas PLN terlihat mulai memperbaiki instalasi listrik di lokasi kebakaran, seorang petugas terlihat memanjat tiang listrik mengganti beberapa kabel listrik yang sudah tidak bisa dipergunakan. Yuzar, Petugas PLN yang ditemui Sumut Pos di lokasi, memastikan warga kembali bisa menikmati listrik.
“Malam ini (tadi malam, Red) warga sudah bisa menggunakan listrik lagi,” terang Yuzar.

Lanjut Yuzar, pihak PLN melakukan pergantian meteran listrik milik warga yang sudah tidak terpakai akibat terbakar. Dalam pergantian meteran listrik tersebut, pihak PLN tidak ada memungut biaya.

“Ada beberapa rumah warga yang tidak ikut terbakar, namun meteran listriknya rusak akibat kebakaran itu, harus kita ganti, pergantian meteran ini tidak ada kita pungut biaya,” terang Yuzar.

Sementara itu, di Kantor Lurah Sukaraja terlihat bantuan masyarakat terus datang ke Posko Bantuan. Aula Kantor Lurah yang dijadikan tempat penyimpanan bantuan, nampak beberapa orang sibuk membungkus dan menyusun bantuan-bantuan dari masyarakat, pemerintah, maupun swasta.

Siswoyo ST, Lurah Kelurahan Sukaraja yang ditemui mengaku, sampai Minggu (25/9) pihaknya masih terus menerima bantuan. Mantan Lurah Sunggal ini mengaku, bantuan yang sudah disalurkan ke para korban kebakaran yang berjumlah 20 KK.(mag-5)

Penertiban Ternak Babi Mengambang

MEDAN-Penertiban ternak babi dan Rumah Potong Hewan (RPH) liar di Kota Medan hingga kini masih tak jelas dan mengambang. Padahal, sesuai janji Wali Kota Medan Rahudman Harahap, penertiban ternak babi dan RPH akan dituntaskan setelah Lebaran.

“Penertiban hewan berkaki empat di Kota Medan masih dalam tahap pembahasan. Dan kita akan melaporkannya dahulu kepada Sekda,” ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Medan, Wahid, kemarin.
Beberapa waktu lalu, Pemko Medan tampak getol melakukan penertiban ternak babi di sejumlah kawasan Kota Medan. Sejumlah kawasan mampu dibersihkan dari ternak babi, namun sempat terjadi perlawanan termasuk di Jalan Tangguk Bongkar dan Medan Labuhan.

Setelah aksi perlawanan itu, penertiban ternak kaki empat terhenti, walaupun Sekda Medan Syaiful Bahri Lubis, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Wahid, dan Kepala Satpol PP, Kriswan, menyatakan penertiban akan terus dilakukan.
Ketua DPRD Medan, Amiruddin mengatakan kalau penertiban ternak kaki empat da RPH liar adalah utang dari Pemko Medan untuk melakukan penertiban untuk menegakkan Perda Nomor 23 tahun 2009 tentang larangan usaha ternak berkaki empat dan Keputusan Walikota Medan Nomor 423/754 K tentang pembentukan tim pengawas usaha ternak kaki empat.

“Pemko Medan harus tegas, penertiban hewan berkaki empat dan RPH liar adalah utang Pemko Medan yang harus dibayar untuk dilaksanakan. Selain itu, Pemko juga sudah melakukan serangkaian sosialisasi sebelum tindakan tegas dilakukan,” bebernya.(adl)

Dirut PD RPH Segera Defenitif

MEDAN- Pemko Medan segera menetapkan Dirut PD Rumah Potong Hewan (RPH) defenitif. Kebijakan ini dilakukan untuk menjawab kondisi RPH yang semakin memprihatinkan.

“Dalam waktu dekat kita akan menunjuk pimpinan PD RPH yang baru dan pimpinan yang baru ini akan melakukan berbagai perubahan-perubahan,” kata Sekda Kota Medan Syaiful Bahri, kemarin.

Disebutkannya, saat ini proses pengangkatan calon direksi BUMD di Medan masih berlangsung. “Pengangkatan calon direksi BUMD masih dalam tahap proses dan akan segera kita laporkan ke wali kota. Kita harapkan dalam waktu dekat akan segera ditunjuk pemimpin PD RPH yang baru,” tegasnya.

Syaiful mengakui, keprihatinannya terhadap kondisi PD RPH saat ini yang ditenggarai juga karena belum defenitif pimpinan PD RPH. Namun, ketika ditanyakan pastinya kapan pengangkatan pimpinan PD RPH ini dilakukan, Sekda Kota Medan belum dapat memastikannya. “Segera akan kita lakukan. Sehingga nanti pemimpin yang baru dapat melakukan perubahan dan dia juga dapat mengusulkan penyertaan modal untuk aset nantinya,” terang Syaiful.

Saat ini, lanjut Syaiful, kondisi PD RPH memang sudah memprihatinkan. Pasca penghentian sapi impor dan banyaknya pemotongan ternak secara ilegal semakin mempersulit kondisi BUMD ini.

Sebelumnya, Plt Direktur Utama PD RPH Medan Adios Gusri juga mengakui kondisi itu. Dia bersama seluruh karyawan hanya mencoba bertahan dengan tetap menerima pemotongan meskipun jumlahnya terus menurun.
“Kami terus berupaya bertahan dengan kondisi seperti sekarang ini. Meskipun pemotongan hanya tujuh atau delapan ekor sapi lokal, karyawan tetap bekerja,” katanya kepada wartawan.

Seperti diberitakan sebelumnya, pasca peristiwa penghentian sapi impor beberapa bulan lalu, pendapatan RPH memang menurun drastis. Retribusi sapi impor yang mencapai Rp55 ribu per ekor memang mendongkrak operasional RPH. Di tambah lagi sapi lokal yang retribusinya mencapai Rp44 ribu per ekor membuat operasional RPH cukup baik. (adl)

42 Napi Tanjung Gusta Kena AIDS

MEDAN-Sebanyak 42 orang narapidana Lembaga Pemasyarakatan Klas I A Tanjung Gusta Medan terjangkit penyakit mematikan AIDS. Umumnya, para napi yang kena pencandu narkoba.

”Dari hasil pengecekan atau tes darah yang kita lakukan terhadap 80 orang narapidana sebagai pecandu narkoba yang menginap di LP Tanjunggusta Medan, 42 diantaranya positif mengidap penyakit AIDS,’’ ujar Ketua Tim AIDS dan Konselor Kesehatan Rumah Tahanan (Rutan), Sakti Siregar kepada wartawan, Sabtu (24/9).

Lebih lanjut dikatakan Sakti Siregar, para pecandu narkoba yang tertular virus yang mematikan ini karena mengunakan jarum suntik yang tidak bersih (steril) dalam pemakaian yang berganti-ganti saat mereka (narapidana) berada di luar.

“Ke 42 orang narapidana ini 90 persen positif tertular penyakit AIDS ketika mereka memakai narkoba jenis suntik ketika mereka masih bebas di luar. Namun demikian kita akan melakukan antisipasi agar penularan virus AIDS ini tidak mengarah pada narapidana yang lainnya,’’ ujar Sakti.

Dalam mengantisipasi dan mencegah kecanduan, pihak konselor kesehatan rumah tahanan penanganannya dengan memberikan methadon, yaitu obat subsitusi pengganti narkoba yang diberikan sesuai dosis dari pecandu tersebut dengan cara diminum.

Pemberian narkoba pengganti ini lanjut Sakti Siregar diberikan secara gratis pada pecandu yang dananya dikeluarkan oleh negara dan bantuan asing seperti Global Fun dari Swiss, HCTI dari Australia yang dinamakan program Amurduction yaitu program penanggulan pasien ketergantungan.

“Penanganannya kita ada pengobatan methadon yaitu substitusi pengganti narkoba. Dia pecandu narkoba kita kasih narkoba tetapi dengan cara diminum. Jadi hal ini kita maintenance dan pengobatan ini gratis negara yang menyiapkan, semuanya bantuan dari negara asing, Global Fun dari Swiss, HCTI dari Australia yang dinamakan program amurduction yaitu program penanggulan pasien ketergantungan,” bebernya. (rud)

Serbu Kantor Gubsu Dengan Atraksi Reok

Ribuan Petani Peringati Hari Tani ke-51

Memperingati Hari Tani Nasional ke-51, Sabtu (24/9), ribuan petani dari berbagai daerah di Sumatera Utara menggelar aksi turun ke jalan. Aksi ini menuntut pemerintah segera melaksanakan pembaharuan agraria untuk memastikan hak setiap petani dalam menguasai tanah pertanian yang mereka kelola.

Rudiansyah, Medan

Mengusung berbagai poster, ribuan orang petani yang mengatasnamakan dirinya Serikat Petani Indonesia (SPI) Sumatera Utara, menggelar aksi long march yang bertitik kumpul di Lapangan Merdeka menuju Kantor Gubernur Sumatera Utara.

Aksi ribuan petani dari berbagai daerah di Sumatera Utara ini juga dimeriahkan dengan atraksi Reok Ponorogo.
Selain itu, massa juga membawa replika tumpeng yang terbuat dari sejumlah sayuran, seperti terong, wartel tomat dan cabai sebagai simbol ketahanan pangan yang diharapkan dapat tercapai pada tahun 2013 mendatang.

Dalam aksi ini, massa mendesak pemerintah segera melaksanakan pembaharuan agraria yang memastikan hak setiap petani untuk menguasai tanah pertanian yang mereka kelola.  Tuntutan ini didasari banyaknya penyerobotan lahan petani oleh sejumlah perkebunan milik swasta maupun pemerintah di Sumatera Utara.

Petani ini juga meminta agar aparatur negara seperti TNI dan Polri tidak bertindak kriminal terhadap petani yang tengah berjuang mempertahankan hak-haknya. Mereka juga meminta aparat lebih berpihak kepada petani.
Unjuk rasa yang kebanyakan diikuti ibu-ibu dan anak-anak ini, diterima langsung oleh Kepala Dinas Pertanian Sumatera Utara Muhammad Roem. Penerimaan ini pun ditandai dengan dituainya padi yang ada di atas replika tumpeng.
Muhammad Roem berjanji berusaha memperujangkan aspirasi massa untuk menjadikan petani Sumatera Utara sejahtera.

“Dengan telah adanya Undang-undang nomor 41 tahun 2009 tentang Perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan dicabutnya pasal 21 jo 47 UU perkebunan no 18 tahun 2004, maka tidak diharapkan tidak ada lagi kriminalisasi terhadap petani. Bila ada lahan pertanian diambil alih oleh siapa pun, maka kita akan bergerak melawannya,” tukas Roem. (*)

Sembilan Menteri Layak Diganti

JAKARTA- Pihak Istana Presiden semakin kencang menyuarakan kepastian adanya reshuffle kabinet. Juru Bicara Presiden Bidang Politik, Daniel Sparingga, menceritakan, niat melakukan reshuffle sudah disampaikan SBY pertama kali saat syukuran hari ulang tahunnya 9 September 2011 di Puri Cikeas.

“Saat ulang tahun 9 September lalu, ada rapat penting, presiden memutuskan akan melakukan reshuffle,” ujar Daniel Sparingga saat diskusi bertema Katanya Ada Reshuffle di Waroeng Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (24/9).

Di tempat yang sama, pengamat politik dari IndoBarometer, M Qodari menduga, jumlah menteri yang akan diganti sebanyak sembilan orang. Alasannya, SBY memang menyukai angka sembilan. Sebelum menentukan siapa saja sembilan menteri yang akan diganti itu, Qodari mengatakan, SBY akan mempertimbangkan setidaknya enam hal. Pertama, surat keterangan dokter mengenai kondisi kesehatan para menteri.

Kedua, penilaian pribadi SBY terhadap para menteri, menyangkut perasaan cocok atau tidak cocok dengan seorang meteri.

“Yang ini bersifat sangat privat,” ujar Qodari. Ketiga, masukan dari Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) yang dipimpin Kuntoro Mangkusubroto. Keempat, evaluasi terhadap kontrak kinerja para menteri. Kelima, apa kata Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menyangkut siapa saja yang terkena masalah korupsi.

Keenam, apa kata media. “Karena SBY sangat memperhatikan aspirasi publik,” imbuh Qodari. Meski mengaku bukan hal gampang untuk memprediksi siapa menteri yang akan diganti, Qodari memperkirakan ada sembilan menteri yang layak dicopot.

Pertama, Menteri BUMN Mustafa Abubakar karena sakit. “Kalau sakit, mau bilang apa?” ucapnya. Ini berdasarkan pengalaman penggantian Mendagri Moh Maruf yang lantaran terserang stroke, lantas diganti Mardiyanto.
Kedua, Menteri ESDM Darwin Zahedi Saleh. Alasannya, target lifting minyak tidak tercapai.

Ketiga, Menkeu Agus Martowardojo. “Kabarnya, komunikasinya tak lancar dengan SBY, termasuk dengan menteri-menteri lainnya. Maka harus dicari yang lebih komunikatif,” kata Qodari.

Keempat, Menakertrans Muhaimin Iskandar. Selain namanya terseret perkara dugaan suap di kementrian yang dipimpinnya, kata Qodari, Muhaimin juga tak mampu membereskan persoalan-persoalan terkait masalah TKI. “Problemnya, karena dia ketua umum partai pendukung koalisi, bahkan paling setia. Bisa saja lantas keluar dari kaolisi. Maka harus dicari partai pengganti, bisa Gerindra. Kemungkinan lain, Muhaimin dirotasi saja,” kata Qodari.

Kelima, Menpora Andi Mallarangeng, yang dinilai tidak becus mengurusi persiapan SEA Games di Palembang. Juga karena nama pria asal Makassar itu disebut-sebut berkaitan dengan perkara dugaan suap sesmenpora Wafid Muharam.
Keenam, Menhub Fredy Numberi. Kegagalan yang paling kentara, banyak kecelakaan terjadi pada masa mudik lebaran tahun ini. “Tapi siapa penggantinya dari Papua? Karena SBY sangat memperhatikan perimbangan daerah,” katanya.
Ketujuh, Menteri PU Joko Kirmanto. “Target pembangunan infrastruktur tidak tercapai. Informasinya, Pak Joko sakit juga, jantung,” kata Qodari memberi alasan.

Kedepalan, Menpora Suharso Monoarfa, yang digugat cerai istrinya lantaran diduga selingkuh. Kesembilan, Menkumham Patrialis Akbar. “Karena begitu tahu dijadikan menteri dulu, dia sujud syukur,” kata Qodari.

Peneliti dari Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS), Sukardi Rinakit, mendukung pernyataan Qodari. Menurutnya, seseorang yang pertama kali tahu dirinya ditunjuk menjadi menteri, mestinya bukan lantas sujud syukur, melainkan takut. “Karena ini tugas berat, mestinya berkeringat. Kalau nanti begitu nama-nama menteri diumumkan langsung ada yang sujud syukur, maka layak langsung direshuffle,” kata Sukardi.

Hal senada dikatakan Wakil Sekjen DPP Partai Golkar, Happy Bone Zulkarnaen. Jabatan menteri, katanya, merupakan tugas berat. Mestinya, lanjut politisi asal Jabar itu, begitu tahu ditunjuk jadi menteri, langsung bicara dengan keluarga dulu. “Kira-kira siap nggak (bukan malah sujud syukur, Red),” kata Happy.

Terkait dengan rencana reshuffle ini, Daniel Sparingga mengatakan, pada pekan depan SBY akan semakin intens membahas masalah ini. “Minggu depan diperluas perbincangannya,” katanya.

Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa mengaku siap direshuffle jika Presiden SBY menghendakinya. Dia mengakui banyak program baru dibidang pembiayaan perumahan yang dia ciptakan tetapi diklaim kandas dalam praktik di lapangan.

“Jika Presiden menghendakinya, saya siap digantikan, saya ini kan hanya bekerja,” kata Suharso di Jakarta belum lama ini. Menteri yang tengah digugat cerai istrinya Carolina binti M Gandhi itu mengaku tidak masalah bila akhirnya ada keputusan dirinya diganti.

“Pekerjaan ya Alhamdulillah saja, Innalillahi wainnailaihi rojiun, kalau direshuffle ya monggo. Saya kerja sajalah,” kata Suharso berulangkali. Dia optimistis keputusan Presiden SBY yang akan mengganti menterinya berdasarkan pertimbangan profesional.

Agung Laksono Juga Terancam

Terkait dengan rencana reshuffle kabinet, pengamat politik dari IndoBarometer, M Qodari, mengutak-atik data reshuffle menteri yang pernah dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yakni pada 7 Desember 2005 dan 9 Mei 2007.

Pada reshuffle pertama, kata Qodari, ada enam menteri yang diganti. Sedang pada reshuffle kedua, yakni 9 Mei 2007, juga ada enam menteri yang diganti, plus Jaksa Agung. Jadi, bisa dibilang yang kedua ada tujuh pos yang diganti orangnya.

Qodari yakin, reshuffle pada Oktober 2011 mendatang, jumlahnya juga tak jauh dari angka itu. Hanya, lantaran SBY begitu dekat dengan angka sembilan, Qodari menyebut, bisa saja jumlahnya mencapai angka itu.

Yang menarik, kata Qodari, dari tiga menko, yakni menko perekonomian, menko polhukam, dan menko kesra, hanya yang terakhir itu saja yang pernah diganti oleh SBY. Yang dimaksud, tentunya Aburizal Bakrie yang diganti Agung Laksono.

“Menko Kesra satu-satunya menko yang pernah direshuffle,” kata Qodari.

Hanya saja, pengamat yang dekat dengan para petinggi Golkar itu tidak menyebut bahwa Agung Laksono layak diganti. Sementara, menurut Peneliti dari Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS), Sukardi Rinakit, dari ketiga menko yang ada sekarang ini, Menko Kesra Agung Laksono yang tidak kelihatan kinerjanya.

“Menko Polhukam, kerja. Menko Perekonomian, kerja. Saya tak pernah melihat Menko Kesra, apa ini?” ujar Sukardi di tempat yang sama.

Wakil Sekjen DPP Partai Golkar, Happy Bone Zulkarnaen yang juga hadir sebagai pembicara, menyahuti, bahwa tidak masalah jika ada menteri dari Golkar yang terkena reshuffle. Katanya, bagi Golkar, reshuffle kabinet bukan sesuatu yang istimewa, asal tujuannya untuk memperbaiki kinerja para menteri. “Golkar kadernya banyak,” tukas Happy. (sam/vit/jpnn)

Ikut Panaskan Bursa Calon Gubsu

Letjen AY Nasution Mau Pulang Kampung

MEDAN-Pemilihan kepala daerah (pilkada) Gubernur Sumatera Utara masih menyisakan dua tahun lagi. Tapi, bursa calon yang bakal maju sudah mulai bermunculan. Meskipun masih malu-malu tapi arahnya sudah nampak. Seperti Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Azmyn Yusri Nasution.
Mantan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVII Cendrawasih itu sudah digadang-gadangkan beberapa kalangan masyarakat Sumatera Utara, untuk maju menjadi calon Gubernur Sumatera Utara dalam Pemilahan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2013 yang akan datang.

‘’Saya ini masih aktif (berdinas). Saya belum bisa memberikan komentar dan saat ini saya juga belum memikirkan ke arah sana (Pilgubsu). Nah, mengenai harapan masyarakat atau aspirasinya yang mengingankan saya untuk bertarung dalam Pilgubsu yang akan datang, saya kira akan saya tampung dulu,’’ujar mantan Aster Panglima TNI ini kepada wartawan, di sela-sela acara halal bi halal keluarga besar Letjen TNI AY Nasution di Griya Dome Jalan Tengku Amir Hamzah Medan, Sabtu (24/9).

AY Nasution mengatakan, akan melihat situasinya. ‘’Saya akan melihat situasinya dan tiba waktunya nanti saya akan memberikan tanggapan. Tapi yang jelas saat ini saya masih dikendalikan oleh TNI,’’ tegas besan mantan Pj Wali Kota Medan Afifuddin Lubis.

Ketika disinggung kalau tidak lagi berdinas di TNI apakah dirinya akan mencalonkan diri sebagai salah satu peserta pilgubsu, AY Nasution hanya mengatakan dirinya akan pulang kampung ke Medan.
‘’Kalau saya tidak bertugas di TNI lagi saya akan pulang kampung ke Medan. Di sini (Medan) saya akan menetap,’’ bebernya.

Sementara itu, Guru Besar Unimed, Prof Dr Usman Pelly dalam pidatonya saat acara itu mengatakan, bahwa Letjen TNI AY Nasution tinggal selangkah lagi menjadi jenderal besar.

“Kesempurnaan itu adalah dua langkah besar. Sukses itu bukan sukses diri tapi sukses masyarakat Sumatera Utara, seperti Jenderal Besar AH Nasution. Untuk itu Pak AY Nasution janganlah lupa tanah Mandailing yang merupakan tanah kedua terbelakang setelah Kabupaten Nias. Kita juga berharap agar Pak AY Nasution, menjadi Gubernur Sumatera Utara,” ucap Usman Pelly.

Prof Dr H Tengku Hasballah MA mengatakan bahwa halal bi halal memperbaiki hubungan yang kusut. ‘’ Pak AY Nasution sebagai penghubung jembatan dari masayarakat. Saya minta agar Pak AY Nasution mencalonkan diri sebagai Gubernur. Yang hadir di sini, setuju Pak AY Nasution menjadi gubernur,” ucap Haballah.

Diupa-upa Wali Kota Medan

Wali Kota Medan Rahudman Harahap mengupa-upa Letnan Jenderal TNI Azmyn Yusri Nasution dan istri dengan adat Tapanuli Selatan di pendopo rumah Dinas Wali Kota Medan Jalan Sudirman Medan,  Sabtu (24/9).
Kegiatan ini merupakan rangkaian silaturahmi sekaligus syukuran atas diangkatnya mantan Aster TNI AD ini menjadi Pangkostrad. Hadir dalam acara itu Wakil Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin, Sekda Kota Medan, Syaiful Bahri, Pangdam I/BB,  Mayjen TNI Lodewijk F Paulus, Ketua DPRD Medan, Amiruddin, sejumlah SKPD Medan, dan tokoh serta pemuka adat Tapsel.

Rahudman Harahap mengatakan, kegiatan syukuran dan upa-upa adat Tapsel ini diharapkan dapat memberikan kekuatan dan keteguhan hati kepada Letjen TNI AY Nasution yang bergelar Mangaraja Endar Muda beserta istri.
“Dengan begitu. Maka visi dan misi yang diemban dapat dicapainya,” kata Rahudman.

Prosesi upa-upa adat Tapsel ini dilakukan oleh pemuka adat Tapsel yang dikoordinatori oleh P Dolok Lubis. Acara dimulai dengan penyambutan Letjen TNI AY Nasution dan istri yang menggunakan pakaian Tapsel diiringi musik gondang dan onang-onang, lalu dilanjutkan dengan hata adat dari raja-raja marga Lubis yang disampaikan Bachnita Nizar Lubis gelar Patuan Singasoro Baringin, hata adat dari raja-raja marga Nasution yang disampaikan H Pandapotan Nasution gelar Patuan Kumala Pandapotan, hata adat dari raja-raja Marga Siregar, hata adat dari raja-raja marga Harahap Padang Bolak yang disampaikan Bangso Alam Harahap gelar Sutan Raja Nahitcat.

Selanjutnya, hata adat dari Hj Yusra Rahudman gelar Namora Oloan dan hata adat dari Raja Panusunan Bulung (Rahudman Harahap gelar Patuan Soripada Sodongoran). Setelah hata adat dari raja-raja, H Hamdan Nasution gelar Mangaraja Parlaungan memberikan nasi pangupa berupa sesajian nasi bersama kepala kerbau, kepada Letjen TNI AY Nasution dan istri.  Kemudian Rahudman dan istri didampingi raja-raja adat mangulosi Letjen TNI AY Nasution dan istri yang dilanjutkan acara manortor yang diiringi gondang dan musik onang-onang.

Letjen TNI AY Nasution mengatakan, kegiatan ini sangat berkesan baginya. Terutama dengan hadirnya sejumlah tokoh-tokoh adat, ini menandakan kalau masyarakat Medan masih mengingat dirinya yang berasal dari Medan.
“Saya mengucapkan terima kasih. Saya hitung sudah lebih 30 tahun saya baru kembali melihat kepala kerbau di hadapan saya. Sebelumnya, tahun 1981 saya juga dihadapkan dengan kepala kerbau di saat menikah dengan isteri saya yang juga bergelar Namora Oloan,” ujar AY Nasution.(rud/adl)

Kepergok Gandeng Cowok

Jessica Iskandar

Kedekatan artis film Jessica Iskandar dengan presenter musik Olga Syahputra yang dikabarkan diam-diam menjalin hubungan asmara sepertinya terbantahkan.

Pasalnya, gadis yang sekarang mengaku sedang mendalami ajaran agama Islam itu terlihat bergandengan dengan cowok tampan berwajah oriental di Java Soulnation 2011, Istora Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (23/9) malam.

Jessica yang mengenakan baju warna hitam panjang dengan rambut tergerai langsung melepaskan diri dari tangan pria yang memegangnya. Bahkan saat hendak diminta foto bersama oleh awak media, Jessica langsung memisahkan diri.
“Nggak dulu ya, maaf,” ucap Jessica singkat sambil memberikan tanda penolakan dengan tangannya.

Saat ditanya siapa sosok pria yang menggandengya, Jessica hanya menjelaskan bahwa yang mendampinginya adalah teman. “Sama teman, sudah ya, maaf,” paparnya.

Namun, usai menghindar dari media pria yang datang bersama Jessica kembali menghampiri dan melingkarkan tangan kanannya ke pinggang Jessica. (net/bbs)

Apa Salah Monyet yang Pergi ke Pasar

Ramadhan Batubara

Praktis tak kurang dari delapan lantun yang tak tertulis. Badan ini terasa begitu lapuk hingga kepala tak lagi bisa menyuarakan kata, kalimat, hingga menjadi tulisan yang seperti biasa Anda baca. Kini, setelah kepala mulai segar dan badan mulai bisa bergerak leluasa, adakah dia bisa menjadi lantun seperti sedia kala?

Entahlah…, yang jelas ada semangat ketika kembali ke kantor. Semacam mahasiswa yang libur semester; ada kerinduan pada kursi di kelas, dosen yang tersenyum genit tanpa sengaja, tumpukan tugas, hingga suasana kantin kampus yang begitu khas. Ya, meski seminggu kemudian sang mahasiswa sudah kembali menatap jendela. “Lama kali pun libur semester lagi’” rintihnya.

Begitulah, kini saya menatap monitor dan mulai menekan keyboard dengan rindu yang mendalam. Tentu ini tentang semangat. Ya sama dengan semangat para siswa sekolah internasional Jakarta International School (JIS) dan Gandhi’s School yang menentang keberadaan topeng monyet. Siswa yang semuanya warga asing itu tampaknya terganggu dengan eksploitasi monyet. Mereka menganggap topeng monyet bukanlah hasil budaya Nusantara melainkan hanya trik dalam mencari uang alias mengemis. Pun mereka berasumsi, monyet yang dijadikan aktor utama dalam kesenian rakyat itu mengalami penyiksaan sebelum tampil di ‘pentas’.

Perbedaan dari semangat saya ke kantor dengan pendemo topeng monyet mungkin lebih pada latar belakangnya; kalau saya karena kewajiban sementara mereka karena pilihan. Tapi sudahlah, saya kini memang sedang semangat kembali ke kantor dan sedang semangat menulis tentang mereka yang semangat mendemo topeng monyet. Bukankah begitu? He he he he.

Terus terang aksi warga asing itu menggelitik otak saya. Muncul sebuah pertanyaan, benarkah topeng monyet adalah aksi untuk sekadar mengemis? Menurut Wikipedia.com topeng monyet adalah kesenian tradisional yang dikenal di berbagai daerah di Indonesia. Topeng monyet juga dapat dijumpai di India, Pakistan, Thailand, Vietnam, China, Jepang, dan Korea. Dijelaskan juga kalau kesenian ini melibatkan seorang pawang yang melatih monyetnya untuk melakukan berbagai aktivitas yang meniru tingkah laku manusia, misalnya mengenakan pakaian, berdandan dan pergi belanja.

Penjelasan di atas seakan membantah asumsi sekelompok warga asing tersebut bukan? Perhatikan kata ‘dilatih’ pada penjelasan di atas. Dilatih berarti sang monyet semacam mendapat pendidikan sebelum aksi. Masalahnya di sini adalah metode latihan yang dilakukan pawang mengandung kekerasan atau tidak? Ya, mungkinkan sang monyet dipukul atau disiksa hingga mau menuruti kemauan sang pawang? Nah, metode inilah yang dimasalahkan pendemo hingga mereka merasa monyet telah digunakan untuk keuntungan pawang semata.

Saya jadi teringat dengan kelompok sirkus yang menggunakan binatang sebagai bintangnya. Adakah metode pelatihan bintang di sirkus itu juga pernah dipermasalahkan? Ayolah, sirkus dan topeng monyet kan sama-sama untuk mencari uang. Dan, kedua pun muncul melalui proses yang panjang hingga menjadi sebuah hasil budaya bukan? Perbedaannya kan hanya pada kelas! Ya, topeng monyet pentas di jalanan, dari kampung ke kampung tanpa memakai ruang penonton dan karcis masuk. Bayaran untuk topeng monyet pun suka rela tidak seperti sirkus yang bertarif.
Saya menjadi berpikir, apakah karena ketidakberdayaan topeng monyet itu maka dia didemo? Bagaimana jika topeng monyet digelar di hall sebuah hotel bintang lima dan penontonnya harus membayar karcis dengan harga selangit, mungkinkah monyet masih dianggap dieksploitasi? Dan, apakah pertunjukkan itu dianggap ajang mengemis?

Saya tidak antiwarga asing, malah saat kuliah saya banyak berinteraksi dengan mereka. Dari pengalaman saya, teman-teman asing saya itu cukup ‘care’ dengan kebudayaan Indonesia. Mereka malah berebut untuk mengambil mata kuliah karawitan dan Khasanah Sastra Melayu Klasik. Jadi, ketika mengetahui ada kelompok warga asing yang mendemo topeng monyet, saya lumayan kecewa. Tapi sudahlah, meski saya merasa mereka tidak ‘fair’ karena sejatinya mereka bangga dengan lumba-lumba yang bisa melompati gelang api di negara mereka sana. Padahal ada cerita miring juga tentang metode pelatihan lumba-lumba bukan? Tapi sekali, sudahlah. Saya hanya mencoba memahami semangat mereka mendemo topeng monyet tadi. Dan, saya merasa mendapat sedikit pemahaman.

Begini, mereka yang demo adalah warga asing yang hidup di Jakarta. Nah, belakangan memang marak topeng monyet yang mangkal di perempatan lampu merah. Kesuntukan mereka bertambah karena Jakarta adalah rajanya macet. Mungkin, kenyataan inilah yang mengganggu mereka. Ukh, jika memang begitu, bukankah lebih bijak jika mereka mendemo Pemerintah Jakarta untuk lebih menertibkan lalu lintas dan pertumbuhan kendaraan. Atau malah, mendemo pemerintah pusat untuk lebih serius mengatur negara. Ya, bukankah kalau pusat sudah serius maka daerah juga akan serius?

Ayolah, Indonesia terkenal ramah dengan warga asing, jadi ketika soal carut marut negara ini didemo oleh mereka, bisa jadi pemerintah akan lebih cepat tanggap? Bayangkan saja jika warga asing mendemo istana agar Presiden Susilo Bambang Yudhono segera melaksanakan reshuffle. Harapannya, warga asing bisa tenang beraktivitas karena menteri yang tidak kerja berganti dengan menteri yang hebat bekerja. Ujung-ujungnya, ketika negara ini nyaman, bukankah warga asing akan nyaman juga?

Tunggu dulu, bukankah itu termasuk intervensi asing? Wah, repot juga. Pasalnya untuk topeng monyet saja warga asing sudah demo kan? Bagaimana itu? Fiuh. (*)