28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14683

Kalahkan BPD Aceh, Bank Sumut Juara Sepak Bola

MEDAN-PT Bank Sumut mematahkan dominasi BPD Aceh sebagai juara bertahan dengan merebut medali emas cabang sepakbola pada Pekan Olahraga dan Seni Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia (Porseni BPDSI) IX 2011, setelah di partai final menang 2-0 di Stadion Mini USU Jalan Dr Mansyur Medan, Minggu (25/9).

Keberhasilan anak-anak Bank Sumut disambut gembira ofisial tim termasuk Dirut PT Bank Sumut H Gus Irawan SE Ak MM yang turut menyaksikan perjuangan tim binaannya itu. Baru satu menit pertandingan berjalan, Bank Sumut berhasil leading melalui Ansari dengan shooting keras jarak 20 meter dari mulut gawang.

Gol cepat membuat skuad BPD Aceh yang ditangani pelatih Anwar yang juga adalah arsitek PSAP Sigli ini terkejut. Namun Abdul Musawir Cs berupaya bangkit dengan unggul dalam penguasaan bola. Praktis pada babak pertama Aceh unggul dalam penguasaan bola dengan melahirkan beberapa peluang.

Team work yang dibangun skuad Aceh merepotkan barisan pertahanan Sumut yang mengharuskan Irwin Ramadhan yang berada di bawah mistar Bank Sumut harus jatuh bangun. Tercatat lima peluang emas yang diperoleh Aceh di antaranya dua kali bola membentur mistar gawang dan selebihnya berhasil diantisipasi Irwin Ramadhan.
“BPD Aceh banyak peluang, namun kurang beruntung, terutama di babak pertama,” kata pelatih Anwar seusai pertandingan. Dirut BPD Aceh Muslimuddin yang juga turut memotivasi tim binaannya ini harus berlapang dada lepasnya gelar juara. Memasuki babak kedua, Bank Sumut yang dipoles Abdul Rahman lebih berkonsentrasi dalam pertahanan.

Aceh terus mendominasi dan mengurung pertahanan Bank Sumut. Namun pemain depan Aceh seperti Abdul Musawir, Fahrizal dan Suryadi selalu gagal dalam penyelesaian akhir. Sebaliknya Bank Sumut mengandalkan serangan balik dan berhasil menambah keunggulan melalui Arif Suhendra. Striker andalan Bank Sumut itu memanfaatkan umpan lambung dari sisi luar kanan pertahanan Aceh dan diselesaikan dengan heading yang tidak dapat diantisipasi penjaga gawang Aceh, Dicky Anggriawan.

Unggul 2-0 pada menit ke-64 menambah kepercayaan diri skuad Bank Sumut untuk memperoleh medali emas. “Kunci kemenangan tim Bank Sumut karena para pemain sangat disiplin menjalankan apa yang menjadi instruksi pelatih. Para pemain dapat menjalanka strategi dengan baik, sehingga wajar jika memenangkan pertandingan,” kata Abdul Rahman.
Dia mengakui kalau Aceh dihuni pemain muda yang memperkuat barisan Persiraja dan PSAP Sigli, namun Bank Sumut juga memiliki pemain berpengalaman di kompetisi Liga Indonesia seperti Irwin Ramadhan (kiper), Tri Yudha, Faisal Azmi, Chico Maradona dan Arif Suhendra. Bank Sumut juga diperkuat, Sunardi, Iswanto,Dolly, Arif Budiman, Samiran, Ansari, Surya, Hardi Citra, Joni Saputra dan Andika.

Gus Irawan yang juga sebagai Ketua Umum KONI Sumut menyebutkan bahwa keberhasilan tim sepakbola memperoleh medali emas melengkapi kesuksesan memperoleh juara umum. Bahkan dia menyebutkan bahwa tidak lengkap juara umum kalau cabang sepakbola tidak juara.

Gus Irawan yang turut membawa tim futsal eksekutif memperoleh emas dan sekaligus topskor dengan 19 gol mengakui pemain sepakbola Bank Sumut berjuang tidak kenal menyerah. Aceh unggul dalam penguasaan bola, namun pemain Bank Sumut berhasil membalikkan fakta dan berhasil menjadi juara. Dia juga memuji para duta-duta olahraga dan seni Bank Sumut yang sudah berjuang untuk tampil maksimal.  Medali perunggu (juara tiga bersama)cabang sepakbola diperoleh BPD Riau dan Bank Nagari Sumbar. (jun)

Awalnya Coba-coba, Akhirnya Penasaran dan Ketagihan

Pegolf Bank DKI yang satu ini mengaku baru kali pertama ke Medan. Namun ternyata, pemilik nama Emil Irsan ini merupakan pria kelahiran Medan, Sumut.

Rahmad Sazali, Medan

Wakil Pimpinan Bank DKI Cabang Pembantu Dewi Sartika Cawang ini memang lahir di Medan, namun, ia dibesarkan di Bogor Jabar sejak kecil. “Setelah lahir, saya langsung dibawa ke sana (Bogor, Red). Di sana saya dibesarkan dan baru kali ini saya menginjakkan kaki lagi di Medan. Dan ini ketepatan ada Porseni, kalau tak ada, saya mungkin belum akan datang ke Medan lagi,” jelasnya, Minggu (25/9).

Pria kelahiran 13 Februari 1964 ini mengaku bergelut dalam olahraga yang menurutnya gentleman tersebut sejak 2003 lalu. Awalnya, kata Emil, ia diajak teman-teman bermain golf, dan itu hanya untuk coba-coba. “Loh, akhirnya kok malah jadi penasaran. Masa sih, saya ga bisa? Itu yang saya rasakan awalnya,” ungkapnya.
Nah, lama kelamaan akibat rasa penasaran tersebut, Emil malah jadi ketagihan alias kecanduan dengan olahraga tersebut. Menurutnya, golf adalah olahraga yang memiliki banyak sisi positif, dan yang utama menurutnya gola adalah olahraga yang gentleman.

Dikatakan gentleman karena dalam satu flight (Rombongan, Red) yang maksimal empat orang itu, Emil mengatakan, kunci utamanya adalah ketenangan. “Kita harus tenang, sabar dan harus bisa menahan emosi untuk menjaga permainan yang bagus,” tuturnya.

Selain itu, di golf sendiri para pemainnya dituntut untuk jujur alias tak berbohong dengan apa yang telah dilakukannya, termasuk title yang telah dimiliki. “Ya jika bola kita jatuh ke semak belukar, kita harus konsisten memainkan bola dari tempat jatuhnya bola. Ini meningkatkan skill kita juga, karena kita berusaha bagaimana agar kita bisa memukul bola dengan baik dan hasilnya juga baik,” kata Emil.

Dari sisi kesabaran, akan lebih baik jika bermain golf itu dilakukan dengan berjalan kaki. “Bukan dengan mengendarai golf car. Dengan berjalan, maka waktu juga akan semakin terasa membebani kita. Di sini kita harus bisa memanage emosi agar tetap bisa bermain baik,” kata Emil lagi.

Sejak Porseni VIII BPDSI 2009 Kaltim, Emil menuturkan adanya perubahan sistem permainan dalam golf, yakni tak lagi dengan sistem handicap, melainkan stable force. “Sejak itu semua pegolf bermain dengan nol handicap. Jadi semua kemampuan kita bisa dilihat dari hasil kita bermain,” jelasnya.

Dengan stable force ini, pegolf tak bisa mencuri handicap yang memudahkan pegolf mendapatkan nilai baik. “Dengan sistem ini, kita harus dituntut siap bermain. Karena secara individu kita tak selalu bisa bermain secara konstan dengan hasil yang bagus. Hari ini kita bermain buruk, mungkin besok kita bisa jadi master,” terang Emil.

Melihat permainnan pegolf di ajang Porseni IX BPDSI 2011 Sumut, Emil mengatakan semua bermain cukup fair, khususnya di kelas ia bertanding yakni kelas prestasi. “Kita memang tak memasang target di kelas prestasi, tapi di kelas eksekutif. Persiapan Bank DKI saya akui memang sangat kurang untuk even kali ini. Sementara permainan masing-masing pegolf menurut saya semua rata skillnya,” ujarnya.

Menurutnya, hanya semangat kebersamaan yang dibawa pihaknya pada even kali ini. “Sebenarnya jika kita bisa berlatih empat kali saja, dengan catatan berlatih serius, maka persiapan akan sangat memadai. Tapi kali ini, memang sangat kurang. Dan Medan saya lihat sudah cukup maju prestasinya,” kata Emil.
Mengenai even kali ini, Emil beranggapan, masyarakat Medan memang cukup menyambut baik. Karena di setiap even yang dilakukan, para tamu selalu saja disambut dengan senyuman ikhlas. (*)

Vettel Selangkah Lagi

MARINA BAY- Tampil mendominasi sejak kualifikasi, Sebastian Vettel keluar sebagai juara dalam gelaran GP Singapura 2011 di Sirkuit Marina Bay, Minggu (25/9). Vettel menjadi yang terdepan dengan catatan waktu 1 jam 59,06.537 detik. Posisi Vettel diikuti Jenson Button yang finis di tempat kedua. Di podium terakhir, Mark Webber berdiri dengan rasa bangga setelah bersaing sengit dengan Alonso.

Vettel kini mengoleksi 309 poin. Ia unggul 124 poin atas Button yang mengoleksi 185 poin dan unggul 125 poin atas Alonso yang mengoleksi 184 poin.

Masih ada lima seri tersisa. Satu kemenangan lagi sudah cukup baginya untuk meraih gelar juara kedua dalam kariernya. Sebenarnya Vettel bisa lebih cepat meraih juara dunia keduanya musim ini di Singapura. Hanya saja poin yang diraih dua pesaingnya Button dan Alonso masih menghambat laju pembalap Jerman itu.
Sebastian Vettel mengawali start dengan sempurna dalam balapan di Sirkuit Marina Bay. Mengawali balapan di posisi terdepan, pemuncak klasemen tersebut langsung mengambil alih pimpinan lomba. Sementara, rekan setimnya, Mark Webber harus tercecer di tempat keempat.

Posisi kedua, ditempati driver McLaren, Jenson Button. Fernando Alonso sukses menyodok ke tempat ketiga setelah start di posisi kelima. Dan sudah bisa ditebak, pertarungan sengit antara Vettel dan Button berlangsung di awal balapan. Duel tidak kalah seru juga terjadi antara Alonso dan Webber untuk memperebutkan tempat ketiga.
Sebuah kecelakaan fatal dialami Michael Schumacher yang berada di belakang Sergio Perez. Ban depan Schumi yang menyentuh ban belakang Perez, membuat W02 Schumi langsung terpelanting dan melaju tidak terkandali hingga akhirnya berhenti menabrak dinding pembatas.

Insiden di lap 31 tersebut membuat safety car keluar dan dimanfaatkan Webber untuk masuk pit dan mempertahankan posisinya di tempat ketiga. Baku salip antara Webber dan Alonso menghiasi jalannya lomba. Kali ini, Webber berhasil meng-overtake Alonso jelang tikungan di lap 34. Memasuki sepuluh lap terakhir, Webber terus mempertahankan posisinya di tempat ketiga. Sedangkan, di posisi terdepan, Vettel dan Button tidak mengalami hambatan. Hingga akhir balapan Vettel tidak tergoyahkan dan berkat kemenangan ini, Vettel kian menatap gelar juara dunia. (net/jpnn)

Johar Arifin Sarankan Islah

Kamaluddin Wacanakan SMK Sepak Bola dan Gelar Liga Primer Sumut

Dualisme kepemimpinan yang melanda sepak bola Sumut hingga belum menunjukkan titik terang. Namun begitu, Ir H Kamaluddin Harahap, Ketua PSSI Sumut yang dipilih oleh 23 Pengcab/Klub terus melakukan berbagai gebrakan. Yang teranyar adalah wacana mendirikan sekolah menengah kejuruan (SMK) sepak bola.

Menurut Kamaluddin, wacana mendirikan SMK sepak bola sebagai upaya pihaknya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang ke depan diharapkan menjadi pemain andal bukan saja di pentas nasional, namun juga di ajang internasional.

“Jadi para siswa yang tergabung di sana nanti harus benar-benar memiliki kemampuan yang teruji, baik ditinjau dari sisi skil maupun jika dikaji dari sisi intelektual,” bilang Kamaluddin Harahap usai bertemu dengan Ketua PSSI Prof Johar Arifin Hussein, di ruang VIP Bandara Polonia Medan, Sabtu (24/9).

Selanjutnya pria yang juga pembina klub PS DPRD Sumut ini menandaskan bahwa agar apa yang menjadi tujuan dari berdirinya SMK sepak bola itu tidak melenceng dari apa yang diharapkan, maka dibutuhkan pula orang-orang yang memiliki kemampuan mumpuni.

“Jadi, selain mendapatkan pendidikan formal yang baik, para siswa di sini juga dibekali dengan kemampuan bahasa Inggris sehingga ketika mereka tamat memiliki kemampuan yang baik,” harap Kamaluddin.

Di sisi lain, untuk meningkatkan kemampuan para pemain sekaligus menggali potensi para pemain yang bernaung di Pengcab/Klub di Sumut, Kamaluddin juga berniat menggelar Liga Primer Sumut.

“Ini bukan Liga tandingan, karena selama ini Liga ataupun kompetisi yang mempertandingkan perwakilan Pengcab/Klub di Sumut memang tidak pernah ada. Jadi ini murni ide yang berorintasi pada upaya peningkatan prestasi tim-tim yang ada di Sumut,” bilang Drs Azzam Nasution, tim pemenangan Kamaluddin Harahap yang pada masa kepengurusan Drs Risuddin menjabat sebagai Ketua Biro Kompetisi PSSI Sumut.

“Yang pasti, saat ini kita sedang menggodok konsep kompetisinya terlebih dahulu, baru setelah itu kita sosialisasikan ke Pengcab/Klub yang akan menjadi pesertanya,” ungkap Azzam.

Menanggapi hal tersebut Ketua PSSI Prof Johar Arifin Hussein mendukung penuh semua upaya yang dilakukan atas dasar peningkatan prestasi tim-tim sepak bola asal Sumut.

“Kalau konsepnya bagus harus kita dukung. Jadi, sekarang ini kita tak perlu melihat ke belakang. Kalau perlu dua kubu (kubu Drs Darwin Syamsul dan kubu Kamaluddin Harahap, Red) melakukan islah (perdamaian, Red) agar pembinaan sepak bola di Sumut semakin maju dan berkembang,” saran Johar.

Apa yang diungkapkan oleh Johar Arifin ini seolah dua kubu telah terlibat perselisihan dan permusuhan. Padahal saat berlangsung, hingga berakhirnya Musdalub pekan lalu, kedua kubu tidak pernah saling bermusuhan, karena yang kerap menjadi sumber protes kubu Kamaluddin Harahap adalah perlakukan tidak adil yang didapat dari panitia Musdalub.
“Sudahlah, semuanya harus berfikiran tanang demi kemajuan sepak bola Sumut. Tidak usah lagi diungkit-ungkit yang sudah lalu,” harap Johar Arifin. (jun)

Disbudpar Tegur Manajemen Grand Aston

Terkait Lift Hotel Jatuh

MEDAN- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Medan telah memberikan teguran lisan kepada manajemen Grand Aston City Hall terkait jatuhnya lift dari lantai 2 ke lantai 1, beberapa waktu lalu. Teguran lisan tersebut disampaikan saat Tim Disbudpar Kota Medan melakukan pengecekan terhadap fasilitas hotel berbintang lima yang terletak di jantung Kota Medan tersebut, beberapa hari lalu.

“Tim kita sudah turun ke lokasi (Hotel Grand Aston, Red) untuk melakukan pengecekan. Ternyata memang benar, lift tersebut jatuh dari lantai 2 ke lantai 1. Tapi yang jatuh lift barang, bukan lift pengunjung. Dengan begitu, kita sudah memberikan teguran secara lisan kepada manajemen untuk diperhatikan secara betul-betul seluruh fasilitas yang dipakai untuk pegunjung,” kata Kadisbudpar Kota Medan Busral Manan, kemarin.

Dijelaskannya, kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap fasilitas di seluruh hotel di Kota Medan adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Medan. “Itu sebenarnya kewenangan dari Disperindag. Tapi kita tetap memberikan perhatian dari dalam dan luar terhadap operasional di hotel tersebut,” ucapnya.

Ketua Komisi C DPRD Medan, Jumadi menuturkan, kalau seluruh fasilitas yang ada di hotel harus benar-benar diperhatikan agar tidak membuat keresahan terhadap pengunjung. “Pengawasan dari pihak hotel harus ditingkatkan terhadap seluruh fasilitas yang ada, apalagi fasilitas tersebut menyangkut orang banyak. Untung tak  makan korban,” katanya. (adl)

Oktober, Dilakukan Pembongkaran

Pembebasan Lahan Fly Over Simpang Pos

MEDAN- Pertengahan Oktober mendatang, Tim Pembebasan Lahan (TPL) jembatan layang (fly over) Simpang Pos akan membongkar bangunan yang berdiri di atas lahan yang sudah dibebaskan. Sedangkan untuk sisa persil yang belum dibebaskan, meliputi warga Jalan Ngumban Surbakti, Jalan Jamin Ginting dan Jalan AH Nasution, akan dilakukan pendekatan-pendektan oleh TPL.

“Di pertengahan Oktober akan dilakukan pembongkaran terhadapn bangunan yang sudah dibebaskan Pemko Medan. Sedangkan untuk lainnya akan dilakukan pendekatan dulu,” kata Wali Kota Medan, Rahudman Harahap usai membuka pelaksanaan MNCTV Festival di Lapangan Benteng Medan, Minggu (25/9) pagi.

Dijelaskannya, jika negosiasi yang dilakukan TPL kepada masyarakat tidak menemukan jalan terbaik, Pemko Medan akan menyerahkan uang ke Pengadilan Negeri (PN) Medan untuk membayar ganti rugi lahan tersebut. Menurut Rahudman, langkah ini diambil, agar pembangunan fly over tidak terkendala dan dapat berjalan seperti yang telah ditargetkan, awal 2012.

“Sesuai dengan hasil penentuan harga oleh TPL, itu akan menjadi data untuk menyerahkan uang ke Pengadilan. Mereka (masyarakat, Red) yang harus mengambilnya, kan ada aturannya,” bebernya mengakhiri.
Sementara, Ketua TPL Fly Over Simpang Pos Thomas Sinuhadji menambahkan, ukuran tanah yang diganti rugi untuk pelebaran jalan yakni 4 meter. Sedangkan untuk harga tanah di setiap lokasi berbeda berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dan harga pasar.

“Berdasarkan Surat Keterangan (SK) Wali Kota Medan, untuk harga tanah per meter di Jalan Jamin Ginting dan Abdul Haris Nasution sebesar Rp2,93 juta. Untuk harga tanah per meter di Jalan Ngumban Surbakti sebesar Rp1,96 juta,” jelas Thomas.

Sedangkan mengenai kendala yang dihadapi, lanjut Thomas, banyaknya lahan warga yang disewakan kepada pihak ketiga, karena kawasan tersebut adalah kawasan bisnis.

“Untuk melakukan negoisasi ganti rugi kepada pemiliknya, sering ditutupi oleh pihak ketiga, itu yang menghambat. Sementara pemiik tanah dan bangunan tidak berada di lokasi. Pemilik kebanyakan bertempat tinggal di luar Kota Medan,” katanya.

Sebelumnya, langakh TPL menggandeng PN Medan dimaksudkan agar Wali Kota Medan dapat menyurati Kementerian Pekerjaan Umum (PU) di Jakarta untuk segera melakukan pembangunan fisik fly over Simpang Pos. Namun, bila pada Oktober mendatang tim masih memperoleh 95 persil (bidang tanah) dari 130 persil yang akan dibebaskan, tim akan menerapkan sistem pembayaran konsinyasi.

“Saat ini baru 85 persil yang berhasil dibebaskan dari 130 persil yang akan dibebaskan. Artinya, masih tersisa 45 persil yang belum dibebaskan dan akan selesai Oktober ini. Kita targetkan 70 persen atau sekitar 95 persil, sedangkan sisanya akan kita konsinyasikan ke PN Medan. Jadi, biar PN yang bersikap dan membayarkannya pada warga,” ucap Thomas.(adl)

Oktober, Dilakukan Pembongkaran

Pembebasan Lahan Fly Over Simpang Pos

MEDAN- Pertengahan Oktober mendatang, Tim Pembebasan Lahan (TPL) jembatan layang (fly over) Simpang Pos akan membongkar bangunan yang berdiri di atas lahan yang sudah dibebaskan. Sedangkan untuk sisa persil yang belum dibebaskan, meliputi warga Jalan Ngumban Surbakti, Jalan Jamin Ginting dan Jalan AH Nasution, akan dilakukan pendekatan-pendektan oleh TPL.

“Di pertengahan Oktober akan dilakukan pembongkaran terhadapn bangunan yang sudah dibebaskan Pemko Medan. Sedangkan untuk lainnya akan dilakukan pendekatan dulu,” kata Wali Kota Medan, Rahudman Harahap usai membuka pelaksanaan MNCTV Festival di Lapangan Benteng Medan, Minggu (25/9) pagi.

Dijelaskannya, jika negosiasi yang dilakukan TPL kepada masyarakat tidak menemukan jalan terbaik, Pemko Medan akan menyerahkan uang ke Pengadilan Negeri (PN) Medan untuk membayar ganti rugi lahan tersebut. Menurut Rahudman, langkah ini diambil, agar pembangunan fly over tidak terkendala dan dapat berjalan seperti yang telah ditargetkan, awal 2012.

“Sesuai dengan hasil penentuan harga oleh TPL, itu akan menjadi data untuk menyerahkan uang ke Pengadilan. Mereka (masyarakat, Red) yang harus mengambilnya, kan ada aturannya,” bebernya mengakhiri.
Sementara, Ketua TPL Fly Over Simpang Pos Thomas Sinuhadji menambahkan, ukuran tanah yang diganti rugi untuk pelebaran jalan yakni 4 meter. Sedangkan untuk harga tanah di setiap lokasi berbeda berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dan harga pasar.

“Berdasarkan Surat Keterangan (SK) Wali Kota Medan, untuk harga tanah per meter di Jalan Jamin Ginting dan Abdul Haris Nasution sebesar Rp2,93 juta. Untuk harga tanah per meter di Jalan Ngumban Surbakti sebesar Rp1,96 juta,” jelas Thomas.

Sedangkan mengenai kendala yang dihadapi, lanjut Thomas, banyaknya lahan warga yang disewakan kepada pihak ketiga, karena kawasan tersebut adalah kawasan bisnis.

“Untuk melakukan negoisasi ganti rugi kepada pemiliknya, sering ditutupi oleh pihak ketiga, itu yang menghambat. Sementara pemiik tanah dan bangunan tidak berada di lokasi. Pemilik kebanyakan bertempat tinggal di luar Kota Medan,” katanya.

Sebelumnya, langakh TPL menggandeng PN Medan dimaksudkan agar Wali Kota Medan dapat menyurati Kementerian Pekerjaan Umum (PU) di Jakarta untuk segera melakukan pembangunan fisik fly over Simpang Pos. Namun, bila pada Oktober mendatang tim masih memperoleh 95 persil (bidang tanah) dari 130 persil yang akan dibebaskan, tim akan menerapkan sistem pembayaran konsinyasi.

“Saat ini baru 85 persil yang berhasil dibebaskan dari 130 persil yang akan dibebaskan. Artinya, masih tersisa 45 persil yang belum dibebaskan dan akan selesai Oktober ini. Kita targetkan 70 persen atau sekitar 95 persil, sedangkan sisanya akan kita konsinyasikan ke PN Medan. Jadi, biar PN yang bersikap dan membayarkannya pada warga,” ucap Thomas.(adl)

Berawal dari Iseng, Kini Raup Keuntungan

Berawal dari keisengan membuat kerajinan tangan dari sisa kain atau perca menjadi produk siap pakai, seperti keset kaki, Ibu Tan mampu mengubahnya menjadi peluang usaha. Bahkan, dari hasil keisengannya itu, dia kini memiliki gallery handy craft yang diberi nama TAN Collection.

TAN Collection milik Ibu Tan berlokasi di Jalan Pangeran Dipenogoro Binjai, dibangun lewat sebuah pemikiran yang dilandasi dengan kreatifitas. Bahkan untuk memeriahkan ajang Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia (BPDSI) ke-IX tahun 2011, TAN Collection turut ambil bagian dalam acara pameran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang digelar Sabtu (24/9) hingga Minggu (25/9).

“Sebelumnya saya berdomisili di Aceh, namun pada 2004 saya pindah ke Binjai. Kepindahan saya saat itu seakan tidak memberikan manfaat dengan membiarkan waktu terbuang sia-sia,” sebutnya.

Kondisi itu lantas menarik minatnya untuk memanfaatkan waktunya. Saat itu dia terinspirasi dari sebuah kain perca yang bisa dijadikan produk berguna seperti keset kaki dan lainnnya yang dianggap menguntungkan.

Tidak ingin terpatok dengan satu produk saja, Ibu Tan selanjutnya memanfaatkan kreatifitas dirinya dengan mengikuti pelatihan menyulam yang dilaksanakan Disperindag Kota Binjai.

Dengan keseriusan yang dimilikinya, Ibu Tan mampu menunjukkan kapasitas sebagai peserta terbaik dengan hasil kerajinan yang paling bagus di antara 24 peserta lainnya.

“Karena banyak prestasi yang saya dapat dari program pelatihan, saya sering diajak mengikuti pameran dan memberikan beberapa pelatihan di beberapa tempat tidak hanya di Sumatera Utara, namun juga Pulau Jawa dan beberapa daerah lainnya. Bahkan saya juga pernah ke Penang dan Thailand dalam mengisi pameran rajut sulaman,” terangnya.

Seiring berjalannya waktu dan tingginya minat pasar, pada 2005, Ibu Tan memutuskan untuk membuka gallery pengrajin handy craft.

Alhasil, dengan bakat dan keseriusannya, galery Ibu Tan kini mampu menghasilkan banyak produk kerajinan tangan yang sebahagian bahan dasarnya terbuat dari barang yang tidak terpakai lagi. Di antara produk yang telah dihasilkannya yakni, bantal, sarung bantal, boneka berbahan panel yang kental dengan unsur kebudayaan, tapak gelas berbahan kain, dan produk rumah tangga lainnya.

Tidak hanya mampu menghasilkan produk, ternyata gallery Tan Collection juga memberikan banyak manfaat, yakni mampu menyerap tenaga kerja dari berbagai golongan seperti ibu rumah tangga, tunawicara, serta remaja yang telah putus sekolah.

“Untuk para remaja putus sekolah, mereka juga mendapatkan program pelatihan terlebih dahulu di Kelompok Usia Pemuda Produktif (KUPP) yang dilaksanakan oleh Dispora Prov Binjai. Setelah itu baru diberdayakan dalam proses pembuatan produk yang siap dipasarkan,”sebutnya.(*)

Plt Gubsu Makan Gatot

MEDAN- Kerinduan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Gatot Pujo Nugroho menyantap makanan tradisional gatot akhirnya terobati.

Gatot menyantap makanan tradisional tersebut saat menghadiri halal bi halal dan sepeda santai yang digelar Relawan Syampurno di halaman Koperasi Unit Desa (KUD), Desa Pematang Johar, Labuhan Deli, Deli Serdang, Minggu (25/9).
Plt Gubsu terlihat begitu antusias begitu melihat panganan tersebut terhidang di wadah yang disediakan panitia. Ketika Gatot memasuki area halal bil halal yang dipasangi tenda, di bagian depannya telah tersaji beberapa jenis panganan tradisional. Dan, ternyata Gatot langsung menghampiri wadah tempat panganan yang berisi kue gatot. Gatot langsung mencicipinya dan makan secukupnya. Selanjutnya dia mencicipi panganan tradisional lainnya yakni, tiwul.

“Ya, itu kenangan masa kecil lah. Saya lebih suka pada umbi-umbian,” jawabnya saat dikonfirmasi Sumut Pos usai acara makan Ambeng dan Tumpeng Bersama di acara halal bi halal tersebut.

Terkait rangkaian kegiatan halal bi halal dan sepeda santai tersebut, Gatot mengatakan, kegiatan itu merupakan agenda besar sebagai langkah untuk membangun Sumatera Utara. Kenapa ini menjadi agenda besar? Karena kenyataannya, segenap tenaga dan pikiran relawan Syampurno lah yang menghantarkan Syamsul Arifin dan Gatot Pujo Nugroho menjadi pimpinan di Sumatera Utara.

“Acara halal bil halal dan sepeda santai yang diikuti komunitas sepeda ontel ini, diselenggarakan oleh para relawan Syampurno. Bahwa di 2008 lalu, telah sama-sama berjuang, dan ini ditandai dengan model kerakyaatan,” ujar Gatot.
Model kerakyatan itu, pada substansinya adalah semestinya, tidak perlu ada jarak antara pemimpin dengan orang yang dipimpinnya. Karena, dengan cara itu akan lebih efektif untuk menyalurkan aspirasi, sehingga bisa terserap dan menjadi masukan untuk menjadi program-program yang dihasilkan bagi kepentingan bersama.

“Sebenarnya, antara pemimpin dengan yang dipimpin, tidak ada jarak. Itu agar, komunikasi bisa efektif dan aspiratif. Dari bawah bisa terkomunikasikan secara langsung, Untuk kemudian nantinya, menghasilkan program-program untuk kepentingan bersama,” terang Gatot.

Salah satu contoh ril yang ditunjukan berdasarkan adat dan kebiasaan, yang mencerminkan kebersamaan itu adalah acara makan ambeng yang dalam arti Indonesia nya bermaksud, makan dengan memakai wadah atau tempat yang besar, yang biasa disebut tampah secara bersamaan. “Realisasinya diwujudkan dengan makan ambeng,” katanya.
Apakah, agenda seperti ini nantinya akan berkelanjutan atau menjadi sebuah rutinitas? Terkait hal itu, Gatot menyatakan, Sebenarnya relawan Syampurno akan mengagendakan ini, untuk dibuat secara berkala. “Dengan kegiatan seperti ini, kita ingin bangun kebersamaan dengan masyarakat,” tambahnya.

Saat memberi kata sambutan, Gatot juga sempat mengatakan, sudah saatnya Sumatera Utara komit untuk menjadi daerah yang mandiri, maju, sejahtera. “16 Juni 2013 mendatang, masa kepemimpinan Syampurno berakhir. Kita terus bekerja, untuk membangun Sumut sesuai visi dan misi kita, menjadikan Sumut maju, mandiri dan sejahtera. Agenda ini, menjadi landasan untuk membangun Sumut dengan sebuah keikhlasan,” paparnya.

Sementara itu, Sekretaris Panitia kegiatan tersebut, Chocking Susilo Sakeh mengungkapkan, acara yang mengambil start di Jalan Pulau Penang, Lapangan Merdeka Medan tersebut, diikuti 300-an orang penggemar dan pemilik sepeda ontel, yang akan menempuh jarak sepanjang 13 kilometer menuju Desa Pematang Johar, Kecamatan Labuhan Deli. “Sekitar 300-an orang. Jarak tempuhnya 13 kilometer,” katanya saat dikonfirmasi Sumut Pos.(ari)

Pengusaha Wisma Ditipu Tamu

Karena terlalu percaya kepada tamu yang menginap di wisma miliknya, Ratna br Sembiring (52), warga Jalan Bunga Kemuning Nomor 52, Medan Tuntungan, kehilangan sepeda motor. Pasalnya, sang tamu yang meminjam sepeda motor tersebut untuk membeli makanan, tak kunjung kembali hingga saat ini.

Ceritanya, Jumat (23/9) siang, Ratna sedang duduk di meja kasir Wisma Pinata. Tiba-tiba, dia didatangi seorang tamu wisma yang berniat meminjam sepeda motor Supra Fit BK 3214 HS miliknya yang terparkir di depan wisma tersebut. Tamu tersebut mengaku ingin membeli makanan, karena sedang lapar berat.

Karena sudah percaya, sebab tamu hotel tersebut sudah sering menginap di hotelnya, Ratna langsung memberikan kunci kontak sepeda motornya. Namun setelah ditunggu lebih dari tiga jam, tamu tersebut belum juga kembali. Ratna lantas berusaha mencarinya.

Tapi hingga larut malam, pelaku bersama sepeda motornya belum juga ditemukan. Dengan perasaan kecewa, Ratna pulang ke wisma miliknya, dan siang harinya Ratna ditemani keponakannya mendatangi Mapolsek Pancurbatu guna melaporkan penggelapan sepeda motor miliknya yang dilakukan tamu wismanya tersebut.

“Aku tidak ada rasa curiga sama sekali, karena dia sudah sering kali nginap di sini. Bahkan bulan lalu dia pernah menginap selama dua minggu di wismaku, makanya aku sama sekali tidak curiga. Tapi kemarin, setelah minjam sepeda motorku, eh sampai tadi pagi tidak pulang-pulang. Makanya aku adukan ke polisi. Kalau namanya aku tidak tahu, cuma kalau kulihat dia, pasti kukenal karena sudah sering menginap diwismaku,” ujarnya.

Kapolsek Pancurbatu AKP Ruruh Wicaksono SIK SH MH melalui Kanit Reskrim AKP Simon R Kendek SH saat dikonfirmasi membenarkannya. “Sekarang masih kita periksa sejumlah saksi,” ujar Simon. (roy/smg)